Share

Bab 4

Penulis: Daun Jahe
Semua orang tahu bahwa Javier adalah tamu kehormatan keluarga kerajaan Negara Sahara. Dia juga merupakan teman dari putri Negara Sahara. Tentu saja, dia pernah melihat lencana dari keluarga kerajaan.

Kalaupun Claire memalsukannya, tetap saja akan ketahuan!

Claire tertawa sambil berkata, "Mana mungkin kutunjukkan benda berharga seperti itu kepadamu?"

Dengan kata lain, Kayla tidak pantas melihatnya!

Kayla kesal hingga tubuhnya gemetar, tetapi wajahnya tetap menunjukkan senyuman. "Bilang saja kamu nggak berani?"

"Javier, lihat saja, dia itu pembohong. Jelas sekali, dia tahu kamu adalah tamu kehormatan keluarga kerajaan dan bisa mengenali lencana yang asli. Makanya, dia nggak berani menunjukkannya."

Sikap Kayla sangat berbeda ketika berhadapan dengan Javier.

Javier mengerucutkan bibirnya dengan dingin dan berkata, "Dua triliun itu memang uangku. Aku juga yang mengusulkan untuk merekrut desainer bernama Zora. Kalau kamu bisa membuktikan bahwa kamu adalah Zora, aku nggak akan mempermasalahkan kejadian hari ini."

"Tapi, kalau kamu nggak bisa membuktikannya ...." Javier berjalan mendekatinya dan mengucapkan kata demi kata, "Kamu nggak akan bisa lagi tinggal di ibu kota ini."

Ketika Javier mendekatinya, wangi parfum di badannya membuat Claire menjadi tegang.

Parfum Gucci pria!

Kenapa dia bisa menggunakan parfum yang sama dengan pria dari 6 tahun lalu?

Melihat wajah Claire yang memucat, Javier tidak lagi memberikannya kesempatan, "Karena kamu nggak bisa membuktikannya, silakan pergi sekarang juga. Jangan sampai aku menyuruh orang untuk mengusirmu."

Kayla mencibir dengan bangga.

Dasar Claire! Padahal sudah 6 tahun berlalu, kenapa dia harus pulang untuk cari perkara sendiri?

Tiba-tiba, Claire mendongak dan tersenyum. "Tuan, kamu yakin?"

Javier memicingkan matanya menatap Claire tanpa berkata apa-apa.

"Tuan, kalau aku bisa membuktikan identitasku, lalu bagaimana dengan tamparan Nona Kayla tadi?"

Raut wajah Kayla berubah drastis, dia menatap Javier dengan hati-hati.

Statusnya memang pacar Javier, tetapi selama beberapa tahun ini, Javier tidak pernah menyentuhnya sama sekali.

Jika bukan karena rencana Kayla 6 tahun yang lalu itu sangat cermat, ditambah lagi dia memesan kamar dengan namanya, Javier pasti sudah curiga.

"Javier ...."

"Aku akan menyuruhnya minta maaf," ujar Javier dengan datar.

Tangan Claire yang sedang merogoh tasnya itu langsung berhenti. Dia mendongak dan berkata, "Aku ditampar olehnya, tapi malah cuma dapat minta maaf?"

Tatapan Javier menjadi agak redup, dia bertanya, "Lantas apa maumu?"

Claire menaikkan pandangannya menjawab, "Mata dibalas dengan mata, seharusnya aku menamparnya juga baru bisa dianggap impas, 'kan?"

Penonton di sekitar mereka tidak berani bersuara sama sekali.

Melihat ucapannya yang begitu yakin, bahkan orang-orang di sekitarnya juga curiga bahwa wanita ini benar-benar adalah Zora.

Bibir Javier terkatup melihat sikap wanita ini yang begitu angkuh. Baru pertama kali dia bertemu dengan wanita yang berani berbicara seperti itu padanya.

Sesaat kemudian, Javier menggertakkan gigi dan berkata, "Kamu jangan dikasih hati minta jantung."

"Kalau begitu, kalian cari desainer lain saja. Aku nggak suka rugi."

Claire meletakkan lencana itu di hadapannya, lalu menambahkan, "Kalau kamu memang pernah melihat lencana keluarga kerajaan, lihatlah lencana ini baik-baik."

Setelah menyimpan kembali lencananya, Claire pergi dengan santai.

Kayla menundukkan kepalanya sambil menggertakkan gigi. Kenapa bisa begitu? Mana mungkin wanita berengsek itu ....

Zora adalah desainer yang direkrut oleh Javier sendiri dari Perusahaan Luxury. Kalau bukan karena dia menawarkan harga 2 triliun, Kayla juga tidak mungkin akan sanggup menyebutkan harga ini.

Namun, tak disangka yang datang malah Claire!

Kalau begitu, bukankah perlakuannya hari ini terhadap Claire telah mempermalukan Javier?

"Javier, aku ...."

Kayla mengulurkan tangan ingin meraihnya, tetapi tangannya malah ditepis oleh Javier. Dia berbalik dan menatap Kayla dengan dingin. "Kamu selesaikan sendiri."

Usai berbicara, dia langsung pergi tanpa menoleh sama sekali.

Javier berjalan keluar dari gedung perusahaan. Para pengawal berbaju hitam yang berjaga di samping mobil Rolls-Royce langsung membukakan pintu untuknya.

Setelah naik ke mobil, Javier berkata pada pria yang duduk di kursi penumpang depan. "Dalam dua hari, aku harus mendapatkan semua data tentang desainer bernama Zora."

Di Vila Kandara.

"Huh, wanita bernama Kayla ini benar-benar jahat!"

Jessie memeluk bonekanya, lalu bergabung dengan Jerry dan Jody untuk menatap foto di layar komputer. Ekspresinya tampak jijik ketika melihat wanita di dalam layar komputer. "Jelek sekali wanita ini."

Jody menoleh ke adik-adiknya dan berkata, "Wanita ini melukai Ibu. Kita nggak boleh membiarkannya."

Jessie menopang dagunya sambil bertanya, "Tapi, gimana kita mau menghadapinya?"

Mereka harus mencari cara untuk merahasiakan hal ini dari ibu mereka.

Jody merenung sejenak, lalu menjentikkan jarinya sambil mengusulkan, "Bukankah Bu Candice bilang wanita ini punya pacar kaya? Kalau begitu, kita hadapi pacarnya itu dulu."

"Siapa namanya kata Bu Candice?" tanya Jessie sambil berpikir.

"Javier Fernando!" Jerry mengetikkan nama ini di keyboard komputer. Beberapa saat kemudian, informasi mengenai pria itu langsung muncul.

Ketika Jerry mengeklik laman informasi mengenai pria ini dan melihat fotonya, ketiga anak ini terdiam cukup lama.

"Kenapa pria ini ... mirip sekali dengan kita?"

Jody tercengang menatap foto itu sekian lama.

Ibu mereka tidak pernah mengungkit soal ayah mereka sama sekali. Jangan-jangan pria ini ... ayah mereka?

Dengan tatapan jahil, Jerry mengusulkan, "Kalau dia memang ayah kita, masalahnya jadi lebih mudah lagi."

Jody merasa ragu, dia bertanya, "Tapi, bagaimana kita bisa mendekati pria ini?"

"Tenang saja, Kak. Serahkan saja padaku. Salah satu merek pakaian anak-anak Grup Angkasa sedang mencari duta produk, aku pasti bisa mendapatkannya!"

Jessie menepuk dadanya dengan yakin. Dari ketiga anak ini, dia memang yang paling banyak akal. Kalau dia turun tangan, pasti tidak akan gagal.

"Anak-anakku sayang, Ibu sudah pulang!"

Mendengar suara ibunya, ketiga bocah itu langsung menutup layar komputer.

"Ibu! Ibunda Ratu!"

Ketiganya langsung berlari keluar dari kamar dan menghambur ke pelukan ibunya.

Melihat anak-anaknya menyambutnya dengan gembira, Claire berjongkok sambil tersenyum. "Kalian nggak menyusahkan ibu angkat kalian, 'kan?"

"Ibu mencurigai kami menindas Bu Candice?" tanya Jerry sambil memiringkan kepalanya.

Jessie mengangguk dan berkata, "Ya, ya, kami nggak akan menindas Bu Candice. Dia nanti mau membelikan kue untuk kami!"

Claire hanya tertawa getir. Ketiga bocah ini adalah anaknya, mana mungkin dia tidak paham dengan mereka?

Di antara ketiganya, Jerry adalah yang paling nakal. Sifatnya yang licik itu sudah pasti bukan diturunkan dari ibunya. Sifat Jody lebih tenang dan hangat, tentu saja dia sangat melindungi adik-adiknya.

Sementara putri bungsunya, Jessie, paling banyak akal di antara ketiganya. Dia sering memberikan ide-ide nakal kepada kakak-kakaknya.

"Ibu, raut wajahmu sangat buruk. Apa kamu ditindas orang lagi?" Jody yang pandai menilai raut wajah seseorang, langsung menyadari ada yang tidak beres dengan ibunya.

Claire terdiam sejenak. Entah mengapa, dia merasa tidak asing dengan pria yang ditemuinya hari ini. Apalagi, penampilan dan wangi parfum pria itu mirip dengan pria dari 6 tahun yang lalu.

"Ibu, kamu menyembunyikan sesuatu dari kami!"

Melihat Jody menanyakannya lagi, Claire hanya berdiri dan berkata sambil tersenyum, "Kalian nggak perlu ikut campur urusan orang dewasa. Ibu akan siapkan makanan untuk kalian."

Ketika baru saja hendak berjalan ke dapur, ponsel Claire tiba-tiba berbunyi.

Melihat serangkaian nomor di layar ponsel, Claire menyunggingkan sebuah senyuman. Sesuai dugaan, Kayla meneleponnya.
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Susi
Makin penasaran
goodnovel comment avatar
andrian rekson
mon maaf. kenapa ceritanya sama kya yg di sebelah. beda nama aja. yg mana yg asli ini...
goodnovel comment avatar
Just Rara
dih gak tau malu bgt wi kayla,mau ngapain dia telfon claire?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 5

    Claire berjalan ke arah balkon dengan ponselnya dan menjawab, "Ada apa? Apa Direktur Kayla sudah menyesal sekarang?"Mendengar ucapannya, Kayla menggertakkan gigi sambil berkata, "Claire, kamu jangan keterlaluan. Kami sudah cukup menghargaimu dengan menawarkan harga 2 triliun!""Oh ya? Kenapa kedengarannya seolah-olah aku sangat membutuhkan 2 triliun kalian ini?" Claire bersandar di pegangan balkon dan berkata dengan tersenyum, "Kalau kamu nggak tulus mau kerja sama, nggak usah telepon aku lagi.""Tunggu!" teriak Kayla.Dia duduk di belakang meja kerjanya dan berkata dengan sudut bibir terangkat, "Claire, jangan lupa kamu masih ada video itu di tanganku."Ketika mengungkit masalah "video", ekspresi Claire langsung menjadi muram.Lantaran tidak mendengar respons apa pun dari ujung telepon, Kayla berkata sambil tertawa, "Kalau kamu nggak mau aku membocorkan kejadian 6 tahun lalu, sebaiknya kamu datang ke sini besok pagi."Claire menarik napas dalam-dalam dan mengangguk. "Oke, aku ke sana

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 6

    Minta maaf? Dia mau Claire meminta maaf kepada Kayla?Claire mencibir, lalu menatapnya lekat-lekat sambil berkata, "Nggak mungkin."Javier tidak menyangka wanita ini tidak hanya sombong, tetapi juga sangat keras kepala. Wajahnya menjadi kaku saat berkata, "Kalau kamu nggak mau minta maaf, nama Zora besok akan hilang dari dunia mode perhiasan."Awalnya, Javier tidak mau mempersulit Claire. Hanya saja, Kayla bisa dianggap "penyelamat" baginya. Enam tahun lalu, jika bukan karena Kayla, dia sudah masuk dalam perangkap.Meskipun dia tidak punya perasaan apa pun terhadap Kayla, selama beberapa tahun ini Javier tetap memenuhi kebutuhan materi Kayla tanpa syarat.Bisnis Vienna sedang menghadapi kesulitan dalam beberapa tahun terakhir, jadi dia mengeluarkan biaya 2 triliun untuk merekrut Zora ke dalam negeri.Javier memang tahu bahwa Kayla yang duluan memukulnya dan bersalah. Dia bisa menyuruh Kayla untuk meminta maaf.Javier tidak akan peduli bagaimana mereka menyelesaikan masalah ini secara p

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 7

    "Tante Cantik, kami datang untuk wawancara model ...," ujar Jessie seraya mendongak. Kedua matanya tampak jernih dan cerah bagaikan bintang.Darlene menarik napas untuk menenangkan suasana hatinya. Mana mungkin anak seimut dan selucu ini milik Tuan Javier?Javier yang dikenalnya itu tidak mungkin bisa punya anak selucu ini.Dia berjongkok sambil mengelus kepala kedua anak itu dan bertanya, "Siapa nama kalian?""Namaku Jessie.""Namaku Jody."Kedua anak itu menjawab dengan serempak.Darlene hampir saja meleleh melihat keimutan kedua anak ini. Selain imut, keduanya bahkan sangat tampan dan cantik.Kalau diletakkan di depan kamera ....Darlene tiba-tiba tersadar. Dia menoleh kepada staf yang sedang bekerja di samping dan berteriak, "Kalian! Cepat bawa dua model ini untuk ganti pakaian!"Darlene sudah tidak sabar ingin melihat hasilnya!Di bawah gedung Grup Angkasa, mobil Maybach yang terparkir itu membuat para pengawal berbaju hitam di sana buru-buru menyingkirkan orang di sekitarnya. Kem

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 8

    "Ibu bilang, siapa pun yang menanyakan namanya, kami hanya boleh memberi tahu mereka bahwa nama ibu adalah Ibunda Ratu," ujar Jessie sambil tertawa terkikik-kikik."Pfftt ...." Darlene juga tidak kuasa menahan tawanya, tetapi dia segera menghentikannya.Hahaha! Lucu sekali kedua anak ini! Siapa sebenarnya ibu mereka?Tatapan Javier bergetar melihat Jody yang matanya mirip dengan dirinya.Jika bukan karena dia hanya pernah berhubungan badan dengan Kayla, Javier bahkan mencurigai bahwa kedua anak ini adalah miliknya.Jessie melirik jam tangannya sekilas, lalu berkata, "Paman Tampan, kami sudah mau pulang. Kalau nggak, nanti Ibunda Ratu khawatir."Javier menurunkan Jessie, lalu berpesan pada Roger, "Antar dua anak ini pulang."Roger mengangguk dan menjawab, "Baik.""Paman Tampan, sampai jumpa!" Jessie melambaikan tangannya, lalu menggandeng kakaknya untuk mengikuti Roger.Ketika keluar dari pintu, dia langsung memamerkan sehelai rambut kepada Jody dengan bangga.Begitu keluar dari gerbang

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 9

    Keesokan harinya di Perusahaan Perhiasan Vienna.Claire duduk di ruangannya sambil melihat-lihat desain perhiasan Vienna selama beberapa tahun ini. Kemudian, dia melemparkan dokumennya ke atas meja."Nggak kreatif! Bahkan esensi desain saja nggak ngerti! Perhiasan yang dirancang Vienna selama beberapa tahun ini cuma asal-asalan saja, ya?"Ekspresi staf yang berada di dalam ruangannya tampak canggung. Dia berkata, "Nona Zora, Direktur Kayla yang bilang bahwa gaya desain Vienna cukup mengikuti gaya selama ini saja."Claire melingkarkan kedua tangannya di depan dada dan bersandar di kursi. Dia tertawa kecil dan berkata, "Memangnya gaya selama ini itu gaya yang bagaimana?"Dia mengangkat perhiasan yang ada dalam berkas itu dan berkata, "Semua ini hanya tumpukan sampah yang nggak menarik di dunia mode perhiasan. Hebat sekali direktur kalian itu. Setelah naik jabatan, dia langsung memecat semua elite perusahaan. Sekarang Vienna bahkan nggak bisa menciptakan produk sendiri dan hanya bisa menj

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 10

    Mendengar bahwa Javier dan Claire mendatangi gudang material, bahkan Pak Chairul juga telah dipanggil ke sana, Kayla sangat khawatir rahasianya akan terbongkar. Oleh karena itu, dia juga bergegas ke ruangan tersebut.Sambil berusaha menenangkan diri, Kayla berpura-pura tidak tahu apa-apa dan bertanya, "Apa yang terjadi? Javier, kenapa kamu ada di sini?"Sialan, si berengsek Claire ini pasti pulang hanya untuk mempersulitnya. Dia bahkan mencari sampai ke gudang material!Pada saat itu, demi menghemat uang, dia meminta seseorang membawa sejumlah bahan baku yang kurang baik. Dia tidak pernah mengira wanita sialan ini sengaja mencari masalah begitu kembali!Javier menatapnya, lalu bertanya dengan acuh tak acuh, "Kenapa batu mentah ini bisa tercampur dengan batu palsu?"Kayla mengepal tangannya dengan erat. Namun, dia menunjukkan wajah tak bersalah ketika berkata, "Aku nggak tahu. Kamu juga tahu kan, aku memang nggak mengerti soal batu mentah. Selama beberapa tahun ini, memang aku yang mela

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 11

    Keesokan harinya.Foto produk merek "Belia" yang dibintangi oleh Jessie dan Jody langsung viral di internet. Kedua anak ini masuk ke dalam peringkat pencarian terhangat ketiga karena penampilan mereka yang tampan dan cantik.#KesenanganTakTerbatas#:[ Gila, foto ini luar biasa sekali! ]#BijiWijen#:[ Astaga, mukanya seperti titisan dewa! Irinya ... huhuhu .... ]#MusimPanas#:[ Aku penasaran sama tampang orang tuanya! ]#MalaikatAwan#:[ Padahal cuma baju anak-anak, tapi kalau mereka yang pakai jadi elegan. Faktor muka ya? ]Kolom komentar di bawahnya sangat ramai, hampir semua isi komentarnya sedang memuji paras kedua anak ini.Javier yang duduk di kantor presdir Grup Angkasa juga kebetulan melihat pencarian terhangat ini.Kedua anak di dalam foto itu tidak tampak gugup ketika pemotretan. Selain itu, mereka juga bersikap sangat kooperatif, seolah-olah memang dilahirkan untuk tampil di atas panggung.Hanya saja, entah mengapa, Javier tidak bisa menahan diri untuk memperhatikan mereka.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 12

    Desainer?Raut wajah Javier menjadi suram, dia tak kuasa menatap Jerry dan bertanya, "Siapa namanya?""Ibu kami nggak terkenal, kalau kuberi tahu juga Paman nggak akan kenal. Oh ya, Paman punya pacar?"Jerry dengan cepat mengalihkan topiknya.Javier memicingkan matanya. Pacar?Memang ada seorang wanita di sisinya, tetapi dia tidak pernah mengakui wanita itu sebagai pacarnya.Jerry tersenyum ketika berkata, "Gimana kalau kami mengenalkan Ibu kami? Meski nggak terkenal, Ibu kami sangat hebat, lho! Penampilannya juga cantik, lihat saja dari tampang kami saja sudah ketahuan."Javier mengatupkan bibirnya tidak bersuara.Memang, penampilan kedua anak ini sangat memesona. Wanita yang bisa melahirkan anak secantik ini juga tidak akan terlalu jelek.Hanya saja, entah mengapa , dia sangat sulit untuk percaya bahwa kedua anak ini tidak ada hubungan darah dengannya. Akan tetapi, Kayla juga tidak pernah hamil dan melahirkan.Selain itu, wajah anak perempuan itu juga makin dilihat, makin terasa fami

Bab terbaru

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2605

    Ariel memang tidak mengancam mereka.Mana mungkin Ariel melakukan hal seperti itu?Yogi juga tidak mengatakan apa-apa lagi.Satu minggu kemudian, balai seni bela resmi pindah ke tempat baru. Selain ruang pribadi Yogi di lantai tiga, lantai satu dan dua sudah disusun dengan rapi. Mereka pun sudah bisa mulai beroperasi.Pada hari ini, Riko dan Hendra membawa anggotanya untuk ikut meramaikan. Mereka juga membawa banyak papan bunga dipajang di depan pintu untuk memberi ucapan selamat atas pembukaan balai mereka. Suasana terasa sangat meriah.Ariel melihat orang-orang yang keluar-masuk untuk memindahkan barang dan juga anggota yang sedang sibuk di dalam ruangan, tiba-tiba dia merasa sangat gembira. Sebab, semuanya terlihat sangat kompak.Tiba-tiba pandangan Ariel tertuju pada mobil yang berhenti di luar sana. Jendela kaca pintu baris belakang diturunkan. Orang yang duduk di dalam mobil adalah Jodhiva.“Kak, mau dipindahkan ke mana?” tanya Hendra. Ariel menoleh untuk melihat peralatan yang c

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2604

    Tidak mungkin! Balai seni bela diri ini adalah jerih payah Bos Yogi!“Bukan mau ditutup.” Yogi menjelaskan dengan perlahan, “Tapi mau pindah.”“Pin … pindah?” Devin merasa kaget.Yogi mengangguk, lalu memalingkan kepalanya untuk melihat mereka. Kali ini, dia tidak bisa tersenyum lagi. “Ganti lingkungan baru.”“Jangan-jangan kita dikomplain sama mereka? Tapi, kita mau pindah ke mana? Kita sudah di sini selama 10 tahun. Lagi pula, apa ada tempat yang lebih bagus dari sini?”Tidak lama kemudian, Devin pun tertampar dengan ucapannya. Mereka tiba di depan pintu gedung baru yang memiliki tiga lantai. Tempat ini lebih luas berkali-kali lipat daripada balai mereka sebelumnya!“Bos, besar sekali!”“Iya, lokasinya juga cukup bagus. Yang paling penting, tempat ini menghadap jalan raya. Lokasinya sangat mencolok dan gampang untuk ditemukan. Begitu keluar dari kereta bawah tanah, langsung bisa melihat balai kita.”Tadinya mereka semua khawatir lokasi balai baru tidak sebagus balai sebelumnya. Siapa

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2603

    Saat Ariel hendak pergi, Yogi menghentikannya, “Sebentar.”Ariel memalingkan kepalanya dengan tersenyum. “Apa kamu setuju untuk pindah?”Yogi meletakkan gelasnya. “Aku hanya ingin bertanya, kenapa kamu ingin membantuku?”Ariel tertegun sejenak, lalu menjawab dengan perlahan, “Mungkin karena aku menganggapmu sebagai temanku.”Yogi merasa syok. “Teman?”“Iya, Yogi, kamu itu temanku. Berhubung aku menganggapmu sebagai temanku, tentu saja aku mesti setia kawan.”Usai berbicara, Ariel meninggalkan ruang kerja.Yogi menunduk dengan tersenyum. Teman … sepertinya hubungan itu lumayan bagus.Di sisi lain, Sulivan dan Emiko melihat gadis berambut merah mengembalikan segepok uang tunai kepada mereka. Mereka berdua saling bertukar pandang. Ekspresi bingung terlukis di atas wajah mereka.“Ambillah! Ke depannya aku nggak akan cari masalah sama kalian lagi. Aku kembalikan uang kepada kalian.” Si Rambut Merah menyerahkan uang ke tangan Emiko. Kemudian, dia mengenakan helm, lalu mengendarai sepeda moto

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2602

    “Emm?”“Kata Devin, tadinya pemilik toko nggak berencana sewa tempat kepada Yogi untuk buka balai seni bela diri. Yogi yang membujuk pemilik toko hingga dia setuju. Tapi, Devin nggak beri tahu aku masalah batas waktu sewa toko mereka.”Ariel berpikir sejenak. “Tadi, pemilik bilang sama aku kalau mereka hanya sewa 15 tahun saja. Sekarang hanya sisa 5 tahun lagi. Bukannya itu berarti nggak peduli balai seni bela dirinya bikin masalah atau nggak, pada akhirnya balai itu juga mesti ditutup?”Jodhiva memutar bola matanya. Dia tidak berbicara sama sekali.Ariel melingkari leher Jodhiva, lalu mendekati wajah si pria. “Tuan tanah itu juga menawarkan aku untuk melihat tempat yang lebih baru dan juga besar. Lokasinya bahkan sangat bagus kalau dibandingkan dengan lokasi balai seni bela diri yang sekarang.”“Menurutmu, meski klinik kecantikan yang sudah menyewa selama enam tahun mengakhiri masa sewanya, seharusnya ada yang akan lanjut menyewa tempat sebagus itu, ‘kan? Tapi tempat itu malah dibiark

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2601

    Usai berbicara, Riko melanjutkan lagi, “Tapi kamu tenang saja. Aku bisa bayar separuh.” Kemudian, Riko melihat ke sisi Hendra. “Kenapa kamu malah diam?”Hendra juga menunjukkan sikap royalnya. “Tenang saja. Aku masih sanggup untuk mengeluarkan uang satu miliar.”Ketika Ariel mendengar mereka berdua sedang membahas soal pembagian porsi pembayaran toko, dia langsung tertawa sembari melipat kedua lengan di depan dada. Saat menoleh, dia melihat mereka berdua. “Nggak disangka, kalian cukup setia kawan juga.”Riko berkata, “Aku sudah menganggapmu sebagai kakakku. Bukannya sudah seharusnya aku bersikap seperti ini?”Ariel menepuk lengannya. “Bagus! Mulai sekarang, kita lupakan apa yang pernah terjadi sebelumnya. Ke depannya ada aku yang akan melindungi kalian berdua.”Riko dan Hendra saling bertukar pandang, lalu berkata dengan serempak, “Baik, Kak!”Di Grup Angkasa.Jodhiva sedang duduk di depan meja kerja sembari membaca dokumen. Pada saat ini, dia menerima sebuah pesan masuk di ponselnya.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2600

    Ariel mengangkat kelopak matanya. “Bagus, baru beberapa saat nggak ketemu, Tuan Riko sudah bisa mengakui kesalahannya dengan tulus. Didikanku memang bagus.”Riko tersenyum. “Mesti, dong.”Ariel meletakkan gelas jusnya. Riko menyadari Ariel sudah menghabiskan setengah gelas, dia segera memanggil pelayan untuk mengisinya hingga penuh, lalu berkata, “Layani kakakku dengan baik. Nanti aku akan beri hadiah buat kalian.”Ariel memalingkan matanya, lalu menatap Riko. Riko juga menatapnya. “Kak, ada masalah apa?”Ariel pun tersenyum. “Apa kamu familier dengan lokasi di balai seni bela diri?”Riko langsung menjawab, “Tentu saja aku familier.”Ariel berdiri, kemudian berjalan ke sisi Riko untuk menariknya dan menepuk-nepuk pundaknya. “Baguslah kalau kamu familier. Tuan Riko, sudah saatnya kamu membantuku.”Riko merasa bingung.…Pemilik menatap kontrak pembelian toko yang diserahkan Riko. Dia menaikkan kacamatanya, lalu menatap Riko, Ariel, dan Hendra yang duduk di hadapannya.Riko berdeham. “Ka

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2599

    Hendra mengintip orang di belakang Ariel. Pria di belakang itu membangkitkan tubuhnya dengan perlahan, kemudian mengeluarkan sebilah pisau buah dari sakunya. Dia segera berlari ke sisi Ariel.Tiba-tiba Ariel melakukan tendangan dari samping, lalu segera menghantam leher pria itu. Si pria terbang terpelanting ke belakang. Kepalanya masuk ke dalam pot kosong di dalam ruangan.Hendra kembali tertegun.Ariel menoleh untuk melihatnya. Kali ini, Hendra tidak bisa tersenyum lagi. Dia malah ingin menangis. “Aku, aku ….”Ariel pun tersenyum. Raut wajahnya seketika menjadi serius. Dia menginjak paha Hendra, lalu menjerit kesakitan, “Aku bersalah ….”Ariel membungkukkan tubuhnya menatap Hendra. Senyuman di wajahnya semakin mengerikan. “Dengar-dengar Riko itu sandaranmu?”Pada saat yang sama, di kolam renang pribadi.“Tuan Riko, aku di sini. Ayo, cepat tangkap aku.”“Tuan Riko, di sini!”Saat ini, ada banyak wanita cantik di dalam kolam renang.Riko menutup matanya sedang bermain petak umpat denga

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2598

    “Kak ….” Saat Emiko hendak mengatakan sesuatu, Ariel mengusap kepalanya. “Kamu masuk kelas dulu. Jangan sampai terlambat.”Emiko menggigit bibirnya. Dia berjalan sembari terus menoleh.Setelah Emiko memasuki sekolah, Ariel mengangkat tangannya menepuk-nepuk wajah si Rambut Merah dengan tersenyum. “Bawa aku pergi temui kakakmu.”Para gadis nakal itu terbengong. Ini pertama kalinya mereka bertemu ada yang berani mencari abang mereka. Hanya saja, semua sesuai dengan keinginan mereka.Beberapa gadis itu membawa Ariel ke ruang biliar. Ruangan diselimuti dengan asap rokok dan bau menyengat.Pandangan dari belasan pria yang ada di sana segera tertuju pada mereka. Seorang pria berambut cepak yang sedang bermain biliar mengalihkan perhatiannya saat melihat mereka masuk bersama seorang wanita. Dia berdiri tegak dan meletakkan tongkat biliarnya.Si Rambut Merah berjalan mendekat. “Kak Hendra, ini wanitanya.”Ariel mengamati sekeliling. Beberapa dari mereka sedang dipasang gips lantaran terluka.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2597

    Usai berbicara, amarah di diri Devin masih belum surut. Dia melanjutkan, “Tentu saja, kamu ada Tuan Jody sebagai sandaranmu di ibu kota. Wajar kalau kamu tidak khawatir dengan masalah ini. Tapi, semua uang Bos Yogi ada di dalam balai ini.”“Apa? Katamu, Yogi taruh semua uangnya ke dalam balai ini?”Seingat Ariel, keluarga Yogi cukup kaya. Jangan-jangan setelah dia meninggalkan rumah, dia pun memutuskan hubungannya dengan anggota keluarganya?Devin memalingkan wajahnya. Sikapnya masih kelihatan ketus. “Menurutmu? Bos Yogi sudah mengelola balai seni bela diri selama 10 tahun. Dia bahkan tinggal di sini. Waktu itu, tempat ini tidak disewakan untuk pendatang dari luar kota karena takut merepotkan.”“Bos Yogi pun mencari penyewa selama seminggu. Setelah mereka merasakan ketulusan hati Bos Yogi, mereka baru setuju untuk menyewakan tempat untuk kami. Mereka juga memaksa Bos Yogi untuk menandatangani perjanjian. Kalau ketahuan balai seni bela diri kami membuat masalah, mereka akan mengakhiri p

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status