Share

Bab 11

Penulis: Daun Jahe
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Keesokan harinya.

Foto produk merek "Belia" yang dibintangi oleh Jessie dan Jody langsung viral di internet. Kedua anak ini masuk ke dalam peringkat pencarian terhangat ketiga karena penampilan mereka yang tampan dan cantik.

#KesenanganTakTerbatas#:

[ Gila, foto ini luar biasa sekali! ]

#BijiWijen#:

[ Astaga, mukanya seperti titisan dewa! Irinya ... huhuhu .... ]

#MusimPanas#:

[ Aku penasaran sama tampang orang tuanya! ]

#MalaikatAwan#:

[ Padahal cuma baju anak-anak, tapi kalau mereka yang pakai jadi elegan. Faktor muka ya? ]

Kolom komentar di bawahnya sangat ramai, hampir semua isi komentarnya sedang memuji paras kedua anak ini.

Javier yang duduk di kantor presdir Grup Angkasa juga kebetulan melihat pencarian terhangat ini.

Kedua anak di dalam foto itu tidak tampak gugup ketika pemotretan. Selain itu, mereka juga bersikap sangat kooperatif, seolah-olah memang dilahirkan untuk tampil di atas panggung.

Hanya saja, entah mengapa, Javier tidak bisa menahan diri untuk memperhatikan mereka.

Pada saat ini, Roger mengetuk pintu ruangan dan berjalan masuk. "Tuan Javier, penjualan produk 'Belia' mendadak melonjak drastis. Kelihatannya, tidak salah kita memilih kedua anak ini untuk menjadi duta produk."

Javier mengangguk, tetapi pandangannya masih tetap menatap ke layar.

Roger tiba-tiba kepikiran akan sesuatu, dia melanjutkan, "Satu lagi, katanya Agensi Majestik hari ini menelepon dan mengatakan ingin mengontrak kedua anak ini."

Agensi Majestik adalah perusahaan hiburan terbesar di ibu kota. Perusahaan ini juga merupakan satu-satunya anak perusahaan Grup Angkasa yang bergerak di industri hiburan.

Banyak tokoh besar dalam dunia hiburan yang dibina oleh Agensi Majestik. Artis yang diakui oleh mereka memiliki potensi besar di masa depan.

Javier menyipitkan matanya ketika berkata, "Sebaiknya kita tanyakan dulu pada orang tua anak ini. Bagaimanapun, mereka masih terlalu muda, kita tidak bisa mengambil keputusan untuk mereka."

Roger terdiam. "Tapi, di data pribadi mereka tidak tertulis nomor kontak orang tua mereka."

Barulah pada saat ini, Javier mendongak. "Tidak ada nomor yang bisa dihubungi?"

"Memang ada sebuah nomor telepon di sini, tapi entah benar tidak nomor orang tuanya," ucap Roger sambil memeriksa dokumen yang ada di tangannya. Dengan cepat, dia telah menemukan nomor anonim yang ditinggalkan oleh kedua anak itu.

Di Vila Kandara.

"Anak-anakku sayang, Ibu berangkat kerja dulu ya. Kalian harus patuh di rumah. Kalau ada apa-apa, kalian telepon saja ibu angkat kalian," pesan Claire sambil mengenakan sepatunya sebelum keluar rumah.

Ketiga anak itu melambaikan tangan mereka dan berkata, "Sampai jumpa, Ibu ...."

Claire tersenyum dan melemparkan sebuah ciuman ke arah mereka, lalu berangkat kerja dengan bersemangat.

Begitu Claire keluar dari rumah, telepon di samping mereka berdering.

Ketiga anak itu berlari ke depan telepon itu dan melihat ternyata panggilan dari nomor tak dikenal. Hanya satu kemungkinan yang terpikirkan oleh mereka. Sebab, mereka menuliskan nomor ini di data pribadi yang diberikan ke Grup Angkasa.

Jessie mengangkat telepon itu dan menjawabnya dengan suara manja sambil berjinjit, "Halo, di sini rumah Ibunda Ratu. Ini siapa ya?"

"Aku ...." Javier berhenti sejenak, lalu menjawab dengan nada lembut, "Paman yang kemarin menggendongmu."

"Oh, Paman Tampan ya ...," balas Jessie.

"Apa orang tuamu ada di rumah?"

"Ibu sudah berangkat kerja. Apa Paman Tampan punya urusan?" tanya Jessie dengan santai sambil menopang kepalanya dengan kedua tangan.

Sudut bibir Javier membentuk sebuah senyuman. "Kalian di mana? Biar kujemput."

Melihat Javier yang tersenyum dan merendahkan gengsinya untuk menjemput kedua anak itu, Roger sontak merasa takjub.

Setelah Jessie memberikan alamatnya, Javier langsung menutup panggilan dan berdiri sambil mengambil kunci mobil.

"Tuan Javier, bagaimana kalau saya yang menjemput mereka?" Roger tidak mungkin membiarkan Tuan Javier yang menjemput mereka secara pribadi.

Javier melemparkan kunci mobil padanya dan berkata, "Kamu yang bawa mobilnya."

Roger hanya terdiam.

Sesampainya di Vila Kandara nomor 9, Roger memarkirkan mobilnya di luar pintu. Setelah itu, mereka melihat kedua anak itu keluar dari rumah dengan gembira.

Roger merasa getir dalam hatinya. Dilihat sekilas, Tuan Javier seolah-olah mau menculik anak orang?

Jessie dan Jerry naik ke mobilnya, lalu Jessie duduk di samping Javier. Hari ini, dia mengikat dua kucir kuda dan mengenakan rok kembang bergambar bunga matahari. Penampilannya terlihat sangat imut.

Jerry mengenakan pakaian yang bermodel sama dengan adiknya. Hari ini, dia menyamar sebagai Jody untuk menemani adiknya bertemu dengan pria ini.

"Paman mau bawa kami ke mana?" tanya Jerry dengan penasaran.

Javier berpikir sejenak, lalu melihat Jerry yang berada di samping. Dia merasa anak ini agak berbeda dengan kemarin.

"Apa kalian sudah makan siang?"

"Belum, apa Paman mau mentraktir kami?" tanya Jerry sambil mengedipkan mata.

Javier memperhatikan bahwa di sudut mata anak ini ada sebuah tahi lalat. Akan tetapi, Javier juga tidak yakin apakah dia yang tidak menyadarinya kemarin. Kemudian, dia mengelus kepala Jerry sambil berkata, "Kamu sangat waspada padaku kemarin."

Jerry menggaruk pipinya dan menjulurkan lidahnya sambil berkata, "Itu karena aku pikir Paman orang jahat."

"Kalau Kakak mengira itu orang jahat, dia akan sangat galak," timpal Jessie menjelaskan.

Sudut bibir Javier terangkat ketika berkata pada Roger, "Ke Hotel Oriental."

Restoran eksekutif di Hotel Oriental telah dipesan semuanya oleh Javier. Jadi, saat ini mereka adalah tamu satu-satunya.

Javier menatap kedua anak itu sambil tersenyum tipis. Dia berkata, "Pesan saja semua yang kalian inginkan."

Setelah mengambil buku menu dan melihatnya sekilas, ternyata hidangan di sini semuanya sangat mahal. Namun, Jessie malah menunjuk ke gambar hidangan yang paling mahal.

"Kak, aku mau makan ini."

"Hm, kalau begitu pesan saja."

"Ini juga!"

"Pesan saja."

"Ini dan ini!"

Jerry mengejeknya, "Kamu ini sudah kelaparan berapa hari?"

Jessie memalingkan kepalanya dengan kesal. Kalau ini Kak Jody, dia pasti akan menuruti semua keinginan Jessie.

Javier meminum seteguk air, entah kenapa rasanya dia makin suka dengan kedua anak ini.

Manajer restoran yang sedang berdiri di samping kedua anak itu merasa agak kesulitan ketika melihat mereka memesan lobster Australia. "Maaf, Dik. Hari ini lobster Australia sedang kosong. Bukan hanya restoran kami yang kekurangan bahan, restoran lainnya juga sama."

"Eh?" Jessie merasa agak kecewa.

Sama seperti ibunya, Jessie paling menyukai lobster.

Javier mendongak, lalu bertanya, "Kalau dikirim dari Kota Oseania ke sini lewat udara butuh berapa lama?"

Roger berdecak. Yang benar saja, masa Tuan Javier mau menghabiskan uang untuk mengirimkan lobster demi kedua anak ini? Wajah mereka memang mirip, tetapi apa dia benar-benar menganggap mereka ini anaknya?

Manajer restoran menjawab dengan tersenyum, "Tuan Javier, kalau dikirim lewat udara dari Kota Oseania butuh dua jam."

"Kalau begitu kirimkan saja."

"Baik," jawab manajer restoran sambil mengangguk. Setelah itu, dia pergi setelah menulis semua pesanan mereka.

Jessie dan Jerry menatapnya dengan serempak. "Paman kaya sekali, ya ...."

Roger hanya terdiam melihat bosnya ini menghambur-hamburkan uang.

Javier bertanya sambil tersenyum, "Kalian pernah kepikiran mau jadi artis?"

"Paman, apa ada perusahaan hiburan yang mau mengontrak kami?" tanya Jessie seraya memiringkan kepalanya.

"Iya, tapi tentu saja aku tidak akan memaksa kalau kalian tidak mau." Bagaimanapun, kedua anak ini masih terlalu muda. Selain itu, kalau kedua orang tuanya tidak setuju, Javier juga tidak akan memaksakannya.

Ketika mengungkit soal orang tua, Javier merasa sangat penasaran.

"Aku mau!" seru Jessie.

Kalau bisa mendapatkan uang untuk membantu ibunya, tentu saja dia mau.

Javier tertegun, tetapi ekspresinya langsung berubah seperti semula lagi. "Apa orang tua kalian juga setuju?"

"Kami nggak punya ayah, hanya punya Ibunda Ratu. Ibunda Ratu harus bekerja keras untuk menghidupi kami, kasihan sekali. Kalau kami bisa membantu Ibu, Ibu juga nggak akan terlalu kesulitan lagi."

Tidak ada ayah?

Sorot mata Javier meredup mendengar ucapan ini.

"Apa pekerjaan ibu kalian?" tanya Javier lagi.

Jerry menopang kepalanya dengan kedua tangan, lalu berkata dengan tersenyum, "Ibu kami hebat, lho! Dia adalah seorang desainer."
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Susi
Bener2 sesayang itu mereka k ibunda ratu
goodnovel comment avatar
Just Rara
lucu ni anak2 nya,pintar ya mereka,apa yg dikasih tau sm ibunya benar2 mereka terapkan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 12

    Desainer?Raut wajah Javier menjadi suram, dia tak kuasa menatap Jerry dan bertanya, "Siapa namanya?""Ibu kami nggak terkenal, kalau kuberi tahu juga Paman nggak akan kenal. Oh ya, Paman punya pacar?"Jerry dengan cepat mengalihkan topiknya.Javier memicingkan matanya. Pacar?Memang ada seorang wanita di sisinya, tetapi dia tidak pernah mengakui wanita itu sebagai pacarnya.Jerry tersenyum ketika berkata, "Gimana kalau kami mengenalkan Ibu kami? Meski nggak terkenal, Ibu kami sangat hebat, lho! Penampilannya juga cantik, lihat saja dari tampang kami saja sudah ketahuan."Javier mengatupkan bibirnya tidak bersuara.Memang, penampilan kedua anak ini sangat memesona. Wanita yang bisa melahirkan anak secantik ini juga tidak akan terlalu jelek.Hanya saja, entah mengapa , dia sangat sulit untuk percaya bahwa kedua anak ini tidak ada hubungan darah dengannya. Akan tetapi, Kayla juga tidak pernah hamil dan melahirkan.Selain itu, wajah anak perempuan itu juga makin dilihat, makin terasa fami

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 13

    Melihat Javier yang tampaknya benar-benar marah, Imelda sadar bahwa tidak ada keuntungan baginya menyinggung pria itu.Dia menggertakkan gigi dan membungkuk pada kedua anak itu. "Maaf, Adik Kecil. Ini semua salah Tante, kalian maafkan Tante ya."Imelda membatin, 'Sialan, nggak boleh lengah sebelum semuanya jelas.'Kalau mereka benar-benar anak Claire si berengsek itu, anak-anak ini tidak boleh ada di sini!Setelah Imelda pergi, Javier menatap Jessie. Raut wajah Jessie menjadi cemberut, dia menarik tangan Jerry dan berkata, "Maaf, Paman. Kami nggak ingin makan lagi, kami mau pulang."Javier agak tertegun. Namun, mengingat kejadian barusan, kedua anak ini mungkin kaget. "Oke, aku antar kalian pulang.""Nggak usah, kami pulang sendiri saja," ujar Jessie sambil menarik tangan Jerry untuk pergi.Roger terlihat bingung. "Tuan Javier, kenapa sikap kedua anak ini cepat sekali berubah ...."Javier tidak berkata-kata, dia hanya melihat sosok kedua anak itu dari belakang. Entah apa yang sedang di

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 14

    Setelah gagal melampiaskan kemarahannya pada Claire, Imelda menjadi makin uring-uringan. Sepulangnya ke rumah, dia langsung mengadu pada Rendy.Rendy meletakkan koran yang sedang dibacanya dan bertanya dengan terkejut, "Claire sudah pulang?""Iya, dia sekarang sudah menjadi desainer perhiasan internasional yang terkenal, Zora. Jangankan aku dan Kayla, katanya dia bahkan berani bersikap lancang terhadap Tuan Javier."Sejak Rendy mengetahui bahwa Kayla berpacaran dengan Javier, Rendy menjadi makin sayang dengan putrinya itu.Claire malah selancang itu berani melawan Javier, tentu saja Rendy tidak akan berpangku tangan.Bagaimanapun, Rendy masih ingin dihargai dan dia juga tidak ingin menyinggung Keluarga Fernando. Jadi, mana mungkin dia akan diam saja melihat menantunya yang kaya itu dibuat kesal?Rendy melipat kembali koran itu dan berkata, "Setelah 6 tahun nggak bertemu, gadis ini malah berani cari masalah dengan Tuan Javier?"Imelda duduk di samping Rendy sambil memegang lengannya den

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 15

    Claire menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan hatinya, lalu tersenyum, "Aku tidak mengerti sikap apa yang ingin dilihat Tuan Javier. Kalau Anda menginginkan permintaan maaf, aku bisa mewakilinya minta maaf."Bukankah pria ini hanya menginginkan permintaan maaf darinya?Claire membungkuk dengan sopan kepadanya dan berkata, "Maaf, Tuan Javier."Melihat Claire merendahkan dirinya, Javier malah merasa agak sinis. "Tak kusangka, Nona Claire bisa meminta maaf demi temannya, tetapi malah tega melukai kakaknya sendiri."Claire berdiri tegak, lalu bertanya, "Apa maksud ucapan Tuan Javier?Melukai kakaknya sendiri? Maksudnya Kayla?Javier berjalan mendekati Claire, lalu berkata dengan nada dingin, "Kukira kamu orang yang berani bertanggung jawab atas perbuatanmu sendiri. Sekarang kelihatannya tidak seperti itu."Sambil berbicara, Javier menoleh dengan acuh tak acuh. "Lupakan saja masalah hari ini."Melihat kepergian mereka, beban di hati Candice langsung terangkat. Namun, mengingat perka

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 16

    Claire kehabisan kata-kata melihat mereka bersusah payah mengundangnya pulang untuk makan malam. Selain itu, mereka juga mengundang Javier dan bersikeras menyuruh Claire untuk makan malam di sana.Claire justru ingin melihat apa yang ingin dilakukan oleh ibu dan anak ini.Dia mendongak dan tersenyum tipis sambil berkata, "Baiklah, kalau begitu aku ikut makan."Kayla dan Imelda tidak menyangka bahwa Claire akan menyetujuinya. Namun, hal ini justru sesuai dengan rencana mereka.Sepanjang makan malam, Claire hanya menunduk dan menyantap makanannya. Mungkin karena ada Javier yang hadir, Rendy dan Imelda juga tampak agak pendiam.Javier tidak banyak makan. Awalnya ketika Kayla menyuruhnya untuk menemani makan malam di kediaman Keluarga Adhitama, Javier sebenarnya ingin menolak. Namun, Kayla mengungkit tentang Claire.Lantaran Kayla mengatakan bahwa Claire yang mengundangnya, Javier ingin melihat apa yang ingin dilakukan oleh Claire."Claire, bagaimana kehidupanmu di luar negeri selama ini?"

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 17

    "Tuan Javier, maksudnya sengaja apaan? Bukankah aku berbaik hati menjodohkanmu dengan Kayla?" Sambil berbicara, Claire berusaha melepaskan tangannya.Javier menariknya kembali dengan kuat, membuat Claire hampir saja menabrak dada Javier.Pria itu mendengus, lalu berkata, "Ini tujuannya kamu menyuruh Kayla mengundangku makan di Keluarga Adhitama?"Claire tertegun dan merasa heran. Dia menatap Javier dengan geli, "Aku menyuruh Kayla mengundangmu ke Keluarga Adhitama? Hebat sekali aku?"Tatapan Javier tampak dingin ketika berkata, "Claire, kamu tidak berhak ikut campur dalam hubunganku dan Kayla. Apa pun tujuanmu, jangan sok pintar.""Javier, biar kutegaskan sekali lagi. Aku nggak menyuruh Kayla untuk mengundangmu. Meski aku nggak tahu apa yang dibilang Kayla padamu, aku sama sekali nggak ada hubungannya dengan hal ini."Claire menepis tangannya, lalu berkata dengan serius, "Aku juga nggak peduli dengan hubungan kalian. Beri tahu wanita itu, jangan lemparkan semua kesalahan padaku. Aku bu

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 18

    Claire menatapnya dengan kedua tangan yang disilangkan di depan dadanya. "Kenapa kamu nggak tanya pacarmu saja? Untuk apa kamu tanya padaku?"Menggelikan sekali, seolah-olah Claire ingin merebut pacarnya saja!Kayla kesal hingga wajahnya memucat. "Claire, kamu nggak akan bisa sombong terlalu lama, tunggu saja!"Setelah mengancamnya, Kayla langsung berbalik dan pergi.Melihat kepergian Kayla, Claire tersenyum dan membatin, 'Masih belum tentu siapa yang akan menang nantinya.'Di ruangan kantor.Claire duduk di depan komputer sedang memeriksa sesuatu. Tiba-tiba, seorang staf masuk ke ruangannya dengan tergesa-gesa dan berkata, "Nona Zora, gawat!"Melihat kepanikan staf itu, Claire malah mendongak dengan tenang dan bertanya, "Ada apa?""Ada beberapa pelanggan yang membeli perhiasan di toko kita dan menyadari bahwa semuanya adalah barang palsu. Sekarang mereka datang ke perusahaan untuk membuat perhitungan. Staf bagian pembelian bilang, semua bahan mentah dibeli sesuai dengan daftar yang An

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 19

    Claire menatap Kayla sekilas, lalu meletakkan kembali gelang mutiara itu. Kemudian, dia berkata sambil menyunggingkan senyuman, "Bukan aku yang memesan barang palsu, jadi aku nggak akan menanggung kesalahannya."Kayla mendekatinya dan menarik tangan Claire. "Claire, sebaiknya kamu jujur saja. Bagaimanapun, Perusahaan Vienna ini adalah jerih payah ayahmu. Nggak mungkin kamu akan menghancurkannya, 'kan?""Yang kukatakan tadi semua jujur." Claire menarik kembali tangannya dengan ekspresi datar, lalu mengambil gelang mutiara itu ke hadapan wanita paruh baya tersebut. "Nyonya, aku mengerti perasaan kalian. Setelah menghabiskan begitu banyak uang, malah mendapatkan barang palsu, wajar saja marah.""Tapi, kalian tenang saja. Aku nggak akan membiarkan nama Vienna tercoreng karena masalah barang palsu ini. Setelah kebenarannya terbukti, aku jamin akan mengembalikan uang kalian, sekaligus memberikan kalian perhiasan yang asli."Wanita itu tertegun sejenak. Bukan hanya uangnya yang bisa kembali,

Bab terbaru

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2345

    Ariel berjalan ke sisi dapur, lalu meletakkan mie dan telur. Mungkin karena keberadaan Jodhiva, dia menjadi gugup. Dia hanya berdiri tidak tahu harus melakukan apa lagi.Jodhiva berhenti di belakang Ariel, lalu menunduk bersandar di samping telinganya. “Masak air.”Telinga Ariel terasa gemetar. Seketika terbayang gambaran memalukan di dalam benaknya. Dia membalikkan tubuhnya mendorong Jodhiva keluar dapur. “Kamu pergi tidur sana. Jangan ganggu aku.”Jodhiva mengulurkan tangan memasukkan Ariel ke dalam pelukannya. “Aku takut kamu meledakkan dapurku. Nanti aku malah harus membereskannya.”Kening Ariel berkerut. “Apa kamu lagi meremehkanku?”Apa susah untuk memasak mie?Jodhiva mengusap ujung bibir Ariel. “Ariel, apa kamu menghindariku karena masalah tadi?”Wajah Ariel langsung memanas. Dia memaksa dirinya untuk tetap bersikap tenang. “Siapa juga yang menghindarimu? Aku takut kamu akan merasa canggung ketika bertemu aku.”Jodhiva tersenyum. “Untuk apa aku merasa canggung?”Tatapan Ariel

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2344

    Jessie tertawa. “Sepertinya Ariel takut Kak Jody akan dirampas orang lain.”Jules mendekatinya. “Bagaimana cara kamu berterima kasih sama aku?”Jessie langsung mengecup bibir Jules.Jules pun tersenyum, lalu mencubit dagu Jessie. “Kamu semakin berani saja.”Dulu ketika Jessie dicium, wajahnya pasti akan merona. Sekarang, dia malah bersikap begitu agresif.Jessie menatapnya. “Apa kamu nggak puas?”Jules semakin mendekatinya. “Tidak tergolong terlalu puas.”Jessie berkata dengan suara manja, “Semakin menjadi-jadi saja!”Di sisi lain, Jodhiva dan Ariel kembali ke vila. Jodhiva melepaskan jasnya, lalu menggantungnya. Ariel menoleh melihat ke sisi Jodhiva. “Untuk apa kamu buka jasmu?”Jodhiva menjawab, “Aku kepanasan.”Ariel tertegun sejenak. Dia langsung kepikiran dengan anggur merah yang diminumnya tadi. “Siapa suruh kamu minum anggur merah itu?”Gerakan tangan Jodhiva berhenti. Dia mengangkat kelopak matanya. “Memangnya kenapa kalau aku minum anggur itu?”“Apa kamu nggak takut dia menaru

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2343

    Kening Ariel berkerut. “Apa yang bisa dia lakukan sama kakakmu?”Jessie menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan meremehkan seorang wanita yang mencintai seorang pria. Bisa jadi dia akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan Kak Jody.”Ariel sungguh merasa syok. “Menghalalkan segala cara?”Jessie mengangguk. “Iya, bisa jadi dia akan beri obat ke Kak Jody, kemudian Kak Jody kehilangan kesadarannya. Dia pun akan menjalankan rencananya. Kalau sampai Nona Alicia hamil nanti, dia pasti akan memaksa Kak Jody untuk menikahinya. Nantinya kalian berdua pun nggak ada harapan lagi.”Ariel menarik napas dalam-dalam. “Apa mungkin dia melakukan hal seperti itu?”Jessie membalas dengan raut serius, “Aku nggak lagi bohongi kamu. Sekarang Kak Jody itu incaran dari Nona Alicia. Kamu percaya nggak dia pasti pesan anggur merah nanti.”Ariel merasa ragu. Jessie segera merangkul lengan Ariel. “Kalau nggak percaya, coba kita lihat bersama.”“Hei, Jessie, sebentar ….” Ariel ditarik Jessie ke dalam.Mereka

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2342

    Ariel menggigit bibirnya. “Kakakmu lagi di restoran mana?”Jessie mengatakan alamatnya.Setelah panggilan diakhiri, Ariel segera mengambil jaketnya, lalu meninggalkan rumah.Jessie bersembunyi di belakang dinding. Dia menoleh untuk melihat Jules sekilas. “Kak Jules, apa trikmu benar-benar berguna?”Jules menurunkan topi Jessie. “Turunkan topimu. Jangan sampai ketahuan.”Tak lama kemudian, Jodhiva muncul di restoran. Namun, dia malah tidak menemukan Jessie. Tiba-tiba salah seorang wanita memanggilnya, “Tuan Muda Jody?”Kening Jody berkerut. Dia menoleh melihat wanita yang duduk di dekat jendela. Wanita itu tak lain adalah Alicia.Jodhiva berjalan mendekat, lalu berhenti di hadapannya. “Nona Alicia, kenapa kamu bisa ada di sini?”Alicia merasa kaget. “Bukannya kamu yang janjian sama aku?”Jodhiva menyipitkan matanya. “Aku?”Tatapan Jodhiva tiba-tiba tertuju pada sosok orang yang bersembunyi di belakang tembok. Dia kepikiran lagi dengan pesan yang dikirim Jessie tadi pagi. Sepertinya dia

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2341

    Selesai makan malam, Jodhiva menyuruh Ariel kembali ke Kompleks Galatta duluan. Jessie dan Jules pun mengantarnya pulang. Di dalam mobil, Jessie menatap sosok Ariel yang terus memandang keluar jendela tanpa bersuara itu. Dia menggigit bibirnya. “Ariel, menurutmu, Kak Jody orangnya gimana?”Ariel merasa kaget. Dia pun menoleh. “Baik, memangnya kenapa?”“Apa kamu nggak suka sama dia?”“Aku … nggak bilang aku nggak suka sama dia.”Ariel menunduk. “Pernikahan itu kan seharusnya atas dasar suka sama suka. Sekarang aku nggak ingin menikah.”Ariel saja tidak tahu kenapa dia bisa mendaftarkan pernikahannya. Sekarang dia malah didesak untuk mengadakan resepsi pernikahan. Dia masih tidak jelas dengan perasaannya. Jadi, dia tidak ingin melanjutkan hubungan mereka ke jenjang berikutnya.Jessie juga tidak berbicara lagi.Mobil berhenti di depan Kompleks Galatta. Ariel duluan menuruni mobil. Setelah memasuki mobil, Jessie bersandar di bangkunya. “Kak Jules, menurutmu, perbuatan Tuan Tobias menjodoh

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2340

    “Nggak boleh. Ini masalah aku sama kamu. Nggak ada hubungannya sama ayahku.”Berwin malah ingin mengadu. Tidak mungkin!Kali ini, Steven tersenyum. “Ayah, untuk apa kamu persulit seorang wanita?”“Sepertinya dia yang persulit aku. Dia malah tidak menghormatiku. Apa aku tidak punya harga diri?” Berwin kelihatan kesal.Ariel bergumam, “Aku juga punya harga diri.”Ketika mendengar, Berwin sungguh merasa syok. “Coba kamu dengar! Dia malah membantahku. Arogan sekali. Aku mesti mengadu ke orang tuanya.”Kedua mata Ariel terbelalak lebar. “Kamu memang susah untuk diajak bicara!”Berwin mengangguk. “Iya, aku memang susah diajak bicara. Memangnya apa yang bisa kamu lakukan?”Ariel menarik napas dalam-dalam, lalu berusaha untuk tersenyum. “Paling-paling aku akan minta maaf sama kamu. Semua ini salahku.”Berwin memalingkan kepalanya dengan arogan. “Sekarang baru tahu minta maaf? Terlambat.”Baru saja Ariel hendak berbicara, Jennie yang berada di dalam pelukan Dacia tiba-tiba menangis keras. Suara

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2339

    “Kenapa aku nggak boleh perhitungan?” Berwin merasa tidak puas. “Coba kamu lihat sikapnya. Dia malah tidak mau jadi istrinya Jody. Coba dengar apa katanya! Persyaratan Jody sangat bagus. Wanita lain juga tidak ada kesempatan untuk mendekatinya. Sekarang kamu malah merasa risi?”Ariel melipat kedua lengan di depan dadanya. Sepertinya pria tua ini sedang mencari masalah. “Sejak kapan aku merasa risi? Bukannya kamu merasa aku nggak sanggup untuk menduduki posisi itu? Kalau begitu, aku memang nggak sanggup.”“Kamu ….”“Aku apaan? Selama ini, aku nggak pernah diperlakukan seperti sekarang. Seolah-olah aku ingin menjilat Keluarga Fernando saja. Kalau tahu akan seperti ini, aku pasti tidak akan kemari.”Usai berbicara, Ariel langsung memalingkan kepalanya sembari mendengus. Pokoknya dia sungguh merasa kesal.Berwin menarik napas dalam-dalam, lalu menoleh untuk membelalaki Jodhiva. “Ini wanita yang kamu cari?”Jodhiva menatap Ariel yang sedang merajuk, lalu berkata, “Kakek Buyut, kamu sendiri

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2338

    Jerremy menurunkan kelopak matanya untuk melihat kesayangannya. “Anak perempuan. Namanya Jennie.”Berwin memajukan tubuhnya, lalu mencoba untuk menggandeng tangan si kecil. “Biar aku lihat anak dari cicitku.”Berwin menggendong Jennie ke dalam pelukannya. Saat ini, Jennie masih belum tidur. Dia melebarkan bola mata lebarnya sembari mengisap jarinya.“Astaga, kenapa malah isap jari? Kotor! Kotor! Keluarkan!”Berwin menarik tangan Jennie dari mulutnya. Si kecil mulai mengerucutkan bibirnya. Tiba-tiba terdengar suara tangis yang sangat keras. Saking kerasnya suara tangisan Jennie, Berwin pun tidak tahu harus berbuat apa.Dacia mengeluarkan dot yang sudah dipersiapkannya untuk diemut Jennie. Kali ini, Jennie pun tidak menangis lagi.Berwin menatap kedua mata berkilauan si kecil. Hati yang tadinya keras sudah mulai melembut.Jerremy berjalan ke sisi sofa. “Ayah, Kakek, apa Kak Jody masih belum pulang?”Berwin menyerahkan Jennie kepada Dacia, lalu membalikkan tubuhnya. “Iya, di mana bocah te

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2337

    Selama ini Jessie mengira Hiro adalah seorang abang yang berhati lembut, selalu perhatian terhadap orang lain. Namun setelah mengetahui semua ini, Jessie menyadari sikap egois Hiro sangat menyeramkan.Mengenai masalah Lisa, Hiro memang berbuat seperti itu demi Jessie. Hanya saja, dia tidak pernah memberi tahu masalah itu kepada Jessie. Meskipun Jessie tidak berteman lagi dengan Lisa, dia juga tidak pernah kepikiran untuk mengeluarkan Lisa dari sekolah.Sementara dalam masalah kali ini, karena Mutya ingin menentangnya, Hiro pun memanfaatkan Mutya. Hiro memang tidak berniat untuk melukai Jessie, hanya ingin menentang Jules saja, tetapi apa bedanya sikap egois Hiro dengan melukainya secara tidak langsung?Jules menarik Jessie ke dalam pelukannya. Dia menyandarkan dagu ke atas kepalanya. “Aku nggak turun tangan sama dia karena dia nggak benar-benar pernah melukaimu. Kali ini, aku akan lepaskan dia. Kalau ada lain kali lagi, aku akan beri pelajaran atas semua yang pernah dia lakukan.”Jessi

DMCA.com Protection Status