แชร์

Bab 11

ผู้เขียน: Daun Jahe
Keesokan harinya.

Foto produk merek "Belia" yang dibintangi oleh Jessie dan Jody langsung viral di internet. Kedua anak ini masuk ke dalam peringkat pencarian terhangat ketiga karena penampilan mereka yang tampan dan cantik.

#KesenanganTakTerbatas#:

[ Gila, foto ini luar biasa sekali! ]

#BijiWijen#:

[ Astaga, mukanya seperti titisan dewa! Irinya ... huhuhu .... ]

#MusimPanas#:

[ Aku penasaran sama tampang orang tuanya! ]

#MalaikatAwan#:

[ Padahal cuma baju anak-anak, tapi kalau mereka yang pakai jadi elegan. Faktor muka ya? ]

Kolom komentar di bawahnya sangat ramai, hampir semua isi komentarnya sedang memuji paras kedua anak ini.

Javier yang duduk di kantor presdir Grup Angkasa juga kebetulan melihat pencarian terhangat ini.

Kedua anak di dalam foto itu tidak tampak gugup ketika pemotretan. Selain itu, mereka juga bersikap sangat kooperatif, seolah-olah memang dilahirkan untuk tampil di atas panggung.

Hanya saja, entah mengapa, Javier tidak bisa menahan diri untuk memperhatikan mereka.

Pada saat ini, Roger mengetuk pintu ruangan dan berjalan masuk. "Tuan Javier, penjualan produk 'Belia' mendadak melonjak drastis. Kelihatannya, tidak salah kita memilih kedua anak ini untuk menjadi duta produk."

Javier mengangguk, tetapi pandangannya masih tetap menatap ke layar.

Roger tiba-tiba kepikiran akan sesuatu, dia melanjutkan, "Satu lagi, katanya Agensi Majestik hari ini menelepon dan mengatakan ingin mengontrak kedua anak ini."

Agensi Majestik adalah perusahaan hiburan terbesar di ibu kota. Perusahaan ini juga merupakan satu-satunya anak perusahaan Grup Angkasa yang bergerak di industri hiburan.

Banyak tokoh besar dalam dunia hiburan yang dibina oleh Agensi Majestik. Artis yang diakui oleh mereka memiliki potensi besar di masa depan.

Javier menyipitkan matanya ketika berkata, "Sebaiknya kita tanyakan dulu pada orang tua anak ini. Bagaimanapun, mereka masih terlalu muda, kita tidak bisa mengambil keputusan untuk mereka."

Roger terdiam. "Tapi, di data pribadi mereka tidak tertulis nomor kontak orang tua mereka."

Barulah pada saat ini, Javier mendongak. "Tidak ada nomor yang bisa dihubungi?"

"Memang ada sebuah nomor telepon di sini, tapi entah benar tidak nomor orang tuanya," ucap Roger sambil memeriksa dokumen yang ada di tangannya. Dengan cepat, dia telah menemukan nomor anonim yang ditinggalkan oleh kedua anak itu.

Di Vila Kandara.

"Anak-anakku sayang, Ibu berangkat kerja dulu ya. Kalian harus patuh di rumah. Kalau ada apa-apa, kalian telepon saja ibu angkat kalian," pesan Claire sambil mengenakan sepatunya sebelum keluar rumah.

Ketiga anak itu melambaikan tangan mereka dan berkata, "Sampai jumpa, Ibu ...."

Claire tersenyum dan melemparkan sebuah ciuman ke arah mereka, lalu berangkat kerja dengan bersemangat.

Begitu Claire keluar dari rumah, telepon di samping mereka berdering.

Ketiga anak itu berlari ke depan telepon itu dan melihat ternyata panggilan dari nomor tak dikenal. Hanya satu kemungkinan yang terpikirkan oleh mereka. Sebab, mereka menuliskan nomor ini di data pribadi yang diberikan ke Grup Angkasa.

Jessie mengangkat telepon itu dan menjawabnya dengan suara manja sambil berjinjit, "Halo, di sini rumah Ibunda Ratu. Ini siapa ya?"

"Aku ...." Javier berhenti sejenak, lalu menjawab dengan nada lembut, "Paman yang kemarin menggendongmu."

"Oh, Paman Tampan ya ...," balas Jessie.

"Apa orang tuamu ada di rumah?"

"Ibu sudah berangkat kerja. Apa Paman Tampan punya urusan?" tanya Jessie dengan santai sambil menopang kepalanya dengan kedua tangan.

Sudut bibir Javier membentuk sebuah senyuman. "Kalian di mana? Biar kujemput."

Melihat Javier yang tersenyum dan merendahkan gengsinya untuk menjemput kedua anak itu, Roger sontak merasa takjub.

Setelah Jessie memberikan alamatnya, Javier langsung menutup panggilan dan berdiri sambil mengambil kunci mobil.

"Tuan Javier, bagaimana kalau saya yang menjemput mereka?" Roger tidak mungkin membiarkan Tuan Javier yang menjemput mereka secara pribadi.

Javier melemparkan kunci mobil padanya dan berkata, "Kamu yang bawa mobilnya."

Roger hanya terdiam.

Sesampainya di Vila Kandara nomor 9, Roger memarkirkan mobilnya di luar pintu. Setelah itu, mereka melihat kedua anak itu keluar dari rumah dengan gembira.

Roger merasa getir dalam hatinya. Dilihat sekilas, Tuan Javier seolah-olah mau menculik anak orang?

Jessie dan Jerry naik ke mobilnya, lalu Jessie duduk di samping Javier. Hari ini, dia mengikat dua kucir kuda dan mengenakan rok kembang bergambar bunga matahari. Penampilannya terlihat sangat imut.

Jerry mengenakan pakaian yang bermodel sama dengan adiknya. Hari ini, dia menyamar sebagai Jody untuk menemani adiknya bertemu dengan pria ini.

"Paman mau bawa kami ke mana?" tanya Jerry dengan penasaran.

Javier berpikir sejenak, lalu melihat Jerry yang berada di samping. Dia merasa anak ini agak berbeda dengan kemarin.

"Apa kalian sudah makan siang?"

"Belum, apa Paman mau mentraktir kami?" tanya Jerry sambil mengedipkan mata.

Javier memperhatikan bahwa di sudut mata anak ini ada sebuah tahi lalat. Akan tetapi, Javier juga tidak yakin apakah dia yang tidak menyadarinya kemarin. Kemudian, dia mengelus kepala Jerry sambil berkata, "Kamu sangat waspada padaku kemarin."

Jerry menggaruk pipinya dan menjulurkan lidahnya sambil berkata, "Itu karena aku pikir Paman orang jahat."

"Kalau Kakak mengira itu orang jahat, dia akan sangat galak," timpal Jessie menjelaskan.

Sudut bibir Javier terangkat ketika berkata pada Roger, "Ke Hotel Oriental."

Restoran eksekutif di Hotel Oriental telah dipesan semuanya oleh Javier. Jadi, saat ini mereka adalah tamu satu-satunya.

Javier menatap kedua anak itu sambil tersenyum tipis. Dia berkata, "Pesan saja semua yang kalian inginkan."

Setelah mengambil buku menu dan melihatnya sekilas, ternyata hidangan di sini semuanya sangat mahal. Namun, Jessie malah menunjuk ke gambar hidangan yang paling mahal.

"Kak, aku mau makan ini."

"Hm, kalau begitu pesan saja."

"Ini juga!"

"Pesan saja."

"Ini dan ini!"

Jerry mengejeknya, "Kamu ini sudah kelaparan berapa hari?"

Jessie memalingkan kepalanya dengan kesal. Kalau ini Kak Jody, dia pasti akan menuruti semua keinginan Jessie.

Javier meminum seteguk air, entah kenapa rasanya dia makin suka dengan kedua anak ini.

Manajer restoran yang sedang berdiri di samping kedua anak itu merasa agak kesulitan ketika melihat mereka memesan lobster Australia. "Maaf, Dik. Hari ini lobster Australia sedang kosong. Bukan hanya restoran kami yang kekurangan bahan, restoran lainnya juga sama."

"Eh?" Jessie merasa agak kecewa.

Sama seperti ibunya, Jessie paling menyukai lobster.

Javier mendongak, lalu bertanya, "Kalau dikirim dari Kota Oseania ke sini lewat udara butuh berapa lama?"

Roger berdecak. Yang benar saja, masa Tuan Javier mau menghabiskan uang untuk mengirimkan lobster demi kedua anak ini? Wajah mereka memang mirip, tetapi apa dia benar-benar menganggap mereka ini anaknya?

Manajer restoran menjawab dengan tersenyum, "Tuan Javier, kalau dikirim lewat udara dari Kota Oseania butuh dua jam."

"Kalau begitu kirimkan saja."

"Baik," jawab manajer restoran sambil mengangguk. Setelah itu, dia pergi setelah menulis semua pesanan mereka.

Jessie dan Jerry menatapnya dengan serempak. "Paman kaya sekali, ya ...."

Roger hanya terdiam melihat bosnya ini menghambur-hamburkan uang.

Javier bertanya sambil tersenyum, "Kalian pernah kepikiran mau jadi artis?"

"Paman, apa ada perusahaan hiburan yang mau mengontrak kami?" tanya Jessie seraya memiringkan kepalanya.

"Iya, tapi tentu saja aku tidak akan memaksa kalau kalian tidak mau." Bagaimanapun, kedua anak ini masih terlalu muda. Selain itu, kalau kedua orang tuanya tidak setuju, Javier juga tidak akan memaksakannya.

Ketika mengungkit soal orang tua, Javier merasa sangat penasaran.

"Aku mau!" seru Jessie.

Kalau bisa mendapatkan uang untuk membantu ibunya, tentu saja dia mau.

Javier tertegun, tetapi ekspresinya langsung berubah seperti semula lagi. "Apa orang tua kalian juga setuju?"

"Kami nggak punya ayah, hanya punya Ibunda Ratu. Ibunda Ratu harus bekerja keras untuk menghidupi kami, kasihan sekali. Kalau kami bisa membantu Ibu, Ibu juga nggak akan terlalu kesulitan lagi."

Tidak ada ayah?

Sorot mata Javier meredup mendengar ucapan ini.

"Apa pekerjaan ibu kalian?" tanya Javier lagi.

Jerry menopang kepalanya dengan kedua tangan, lalu berkata dengan tersenyum, "Ibu kami hebat, lho! Dia adalah seorang desainer."
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
ความคิดเห็น (3)
goodnovel comment avatar
ORTYA POI
anak duplikat papa yang ingin tahu besar
goodnovel comment avatar
Susi
Bener2 sesayang itu mereka k ibunda ratu
goodnovel comment avatar
Just Rara
lucu ni anak2 nya,pintar ya mereka,apa yg dikasih tau sm ibunya benar2 mereka terapkan
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 12

    Desainer?Raut wajah Javier menjadi suram, dia tak kuasa menatap Jerry dan bertanya, "Siapa namanya?""Ibu kami nggak terkenal, kalau kuberi tahu juga Paman nggak akan kenal. Oh ya, Paman punya pacar?"Jerry dengan cepat mengalihkan topiknya.Javier memicingkan matanya. Pacar?Memang ada seorang wanita di sisinya, tetapi dia tidak pernah mengakui wanita itu sebagai pacarnya.Jerry tersenyum ketika berkata, "Gimana kalau kami mengenalkan Ibu kami? Meski nggak terkenal, Ibu kami sangat hebat, lho! Penampilannya juga cantik, lihat saja dari tampang kami saja sudah ketahuan."Javier mengatupkan bibirnya tidak bersuara.Memang, penampilan kedua anak ini sangat memesona. Wanita yang bisa melahirkan anak secantik ini juga tidak akan terlalu jelek.Hanya saja, entah mengapa , dia sangat sulit untuk percaya bahwa kedua anak ini tidak ada hubungan darah dengannya. Akan tetapi, Kayla juga tidak pernah hamil dan melahirkan.Selain itu, wajah anak perempuan itu juga makin dilihat, makin terasa fami

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 13

    Melihat Javier yang tampaknya benar-benar marah, Imelda sadar bahwa tidak ada keuntungan baginya menyinggung pria itu.Dia menggertakkan gigi dan membungkuk pada kedua anak itu. "Maaf, Adik Kecil. Ini semua salah Tante, kalian maafkan Tante ya."Imelda membatin, 'Sialan, nggak boleh lengah sebelum semuanya jelas.'Kalau mereka benar-benar anak Claire si berengsek itu, anak-anak ini tidak boleh ada di sini!Setelah Imelda pergi, Javier menatap Jessie. Raut wajah Jessie menjadi cemberut, dia menarik tangan Jerry dan berkata, "Maaf, Paman. Kami nggak ingin makan lagi, kami mau pulang."Javier agak tertegun. Namun, mengingat kejadian barusan, kedua anak ini mungkin kaget. "Oke, aku antar kalian pulang.""Nggak usah, kami pulang sendiri saja," ujar Jessie sambil menarik tangan Jerry untuk pergi.Roger terlihat bingung. "Tuan Javier, kenapa sikap kedua anak ini cepat sekali berubah ...."Javier tidak berkata-kata, dia hanya melihat sosok kedua anak itu dari belakang. Entah apa yang sedang di

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 14

    Setelah gagal melampiaskan kemarahannya pada Claire, Imelda menjadi makin uring-uringan. Sepulangnya ke rumah, dia langsung mengadu pada Rendy.Rendy meletakkan koran yang sedang dibacanya dan bertanya dengan terkejut, "Claire sudah pulang?""Iya, dia sekarang sudah menjadi desainer perhiasan internasional yang terkenal, Zora. Jangankan aku dan Kayla, katanya dia bahkan berani bersikap lancang terhadap Tuan Javier."Sejak Rendy mengetahui bahwa Kayla berpacaran dengan Javier, Rendy menjadi makin sayang dengan putrinya itu.Claire malah selancang itu berani melawan Javier, tentu saja Rendy tidak akan berpangku tangan.Bagaimanapun, Rendy masih ingin dihargai dan dia juga tidak ingin menyinggung Keluarga Fernando. Jadi, mana mungkin dia akan diam saja melihat menantunya yang kaya itu dibuat kesal?Rendy melipat kembali koran itu dan berkata, "Setelah 6 tahun nggak bertemu, gadis ini malah berani cari masalah dengan Tuan Javier?"Imelda duduk di samping Rendy sambil memegang lengannya den

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 15

    Claire menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan hatinya, lalu tersenyum, "Aku tidak mengerti sikap apa yang ingin dilihat Tuan Javier. Kalau Anda menginginkan permintaan maaf, aku bisa mewakilinya minta maaf."Bukankah pria ini hanya menginginkan permintaan maaf darinya?Claire membungkuk dengan sopan kepadanya dan berkata, "Maaf, Tuan Javier."Melihat Claire merendahkan dirinya, Javier malah merasa agak sinis. "Tak kusangka, Nona Claire bisa meminta maaf demi temannya, tetapi malah tega melukai kakaknya sendiri."Claire berdiri tegak, lalu bertanya, "Apa maksud ucapan Tuan Javier?Melukai kakaknya sendiri? Maksudnya Kayla?Javier berjalan mendekati Claire, lalu berkata dengan nada dingin, "Kukira kamu orang yang berani bertanggung jawab atas perbuatanmu sendiri. Sekarang kelihatannya tidak seperti itu."Sambil berbicara, Javier menoleh dengan acuh tak acuh. "Lupakan saja masalah hari ini."Melihat kepergian mereka, beban di hati Candice langsung terangkat. Namun, mengingat perka

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 16

    Claire kehabisan kata-kata melihat mereka bersusah payah mengundangnya pulang untuk makan malam. Selain itu, mereka juga mengundang Javier dan bersikeras menyuruh Claire untuk makan malam di sana.Claire justru ingin melihat apa yang ingin dilakukan oleh ibu dan anak ini.Dia mendongak dan tersenyum tipis sambil berkata, "Baiklah, kalau begitu aku ikut makan."Kayla dan Imelda tidak menyangka bahwa Claire akan menyetujuinya. Namun, hal ini justru sesuai dengan rencana mereka.Sepanjang makan malam, Claire hanya menunduk dan menyantap makanannya. Mungkin karena ada Javier yang hadir, Rendy dan Imelda juga tampak agak pendiam.Javier tidak banyak makan. Awalnya ketika Kayla menyuruhnya untuk menemani makan malam di kediaman Keluarga Adhitama, Javier sebenarnya ingin menolak. Namun, Kayla mengungkit tentang Claire.Lantaran Kayla mengatakan bahwa Claire yang mengundangnya, Javier ingin melihat apa yang ingin dilakukan oleh Claire."Claire, bagaimana kehidupanmu di luar negeri selama ini?"

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 17

    "Tuan Javier, maksudnya sengaja apaan? Bukankah aku berbaik hati menjodohkanmu dengan Kayla?" Sambil berbicara, Claire berusaha melepaskan tangannya.Javier menariknya kembali dengan kuat, membuat Claire hampir saja menabrak dada Javier.Pria itu mendengus, lalu berkata, "Ini tujuannya kamu menyuruh Kayla mengundangku makan di Keluarga Adhitama?"Claire tertegun dan merasa heran. Dia menatap Javier dengan geli, "Aku menyuruh Kayla mengundangmu ke Keluarga Adhitama? Hebat sekali aku?"Tatapan Javier tampak dingin ketika berkata, "Claire, kamu tidak berhak ikut campur dalam hubunganku dan Kayla. Apa pun tujuanmu, jangan sok pintar.""Javier, biar kutegaskan sekali lagi. Aku nggak menyuruh Kayla untuk mengundangmu. Meski aku nggak tahu apa yang dibilang Kayla padamu, aku sama sekali nggak ada hubungannya dengan hal ini."Claire menepis tangannya, lalu berkata dengan serius, "Aku juga nggak peduli dengan hubungan kalian. Beri tahu wanita itu, jangan lemparkan semua kesalahan padaku. Aku bu

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 18

    Claire menatapnya dengan kedua tangan yang disilangkan di depan dadanya. "Kenapa kamu nggak tanya pacarmu saja? Untuk apa kamu tanya padaku?"Menggelikan sekali, seolah-olah Claire ingin merebut pacarnya saja!Kayla kesal hingga wajahnya memucat. "Claire, kamu nggak akan bisa sombong terlalu lama, tunggu saja!"Setelah mengancamnya, Kayla langsung berbalik dan pergi.Melihat kepergian Kayla, Claire tersenyum dan membatin, 'Masih belum tentu siapa yang akan menang nantinya.'Di ruangan kantor.Claire duduk di depan komputer sedang memeriksa sesuatu. Tiba-tiba, seorang staf masuk ke ruangannya dengan tergesa-gesa dan berkata, "Nona Zora, gawat!"Melihat kepanikan staf itu, Claire malah mendongak dengan tenang dan bertanya, "Ada apa?""Ada beberapa pelanggan yang membeli perhiasan di toko kita dan menyadari bahwa semuanya adalah barang palsu. Sekarang mereka datang ke perusahaan untuk membuat perhitungan. Staf bagian pembelian bilang, semua bahan mentah dibeli sesuai dengan daftar yang An

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 19

    Claire menatap Kayla sekilas, lalu meletakkan kembali gelang mutiara itu. Kemudian, dia berkata sambil menyunggingkan senyuman, "Bukan aku yang memesan barang palsu, jadi aku nggak akan menanggung kesalahannya."Kayla mendekatinya dan menarik tangan Claire. "Claire, sebaiknya kamu jujur saja. Bagaimanapun, Perusahaan Vienna ini adalah jerih payah ayahmu. Nggak mungkin kamu akan menghancurkannya, 'kan?""Yang kukatakan tadi semua jujur." Claire menarik kembali tangannya dengan ekspresi datar, lalu mengambil gelang mutiara itu ke hadapan wanita paruh baya tersebut. "Nyonya, aku mengerti perasaan kalian. Setelah menghabiskan begitu banyak uang, malah mendapatkan barang palsu, wajar saja marah.""Tapi, kalian tenang saja. Aku nggak akan membiarkan nama Vienna tercoreng karena masalah barang palsu ini. Setelah kebenarannya terbukti, aku jamin akan mengembalikan uang kalian, sekaligus memberikan kalian perhiasan yang asli."Wanita itu tertegun sejenak. Bukan hanya uangnya yang bisa kembali,

บทล่าสุด

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2769

    “Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2768

    Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2767

    Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2766

    Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2765

    Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2764

    Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2763

    Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2762

    Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2761

    Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status