Share

Bab 11

Penulis: Daun Jahe
Keesokan harinya.

Foto produk merek "Belia" yang dibintangi oleh Jessie dan Jody langsung viral di internet. Kedua anak ini masuk ke dalam peringkat pencarian terhangat ketiga karena penampilan mereka yang tampan dan cantik.

#KesenanganTakTerbatas#:

[ Gila, foto ini luar biasa sekali! ]

#BijiWijen#:

[ Astaga, mukanya seperti titisan dewa! Irinya ... huhuhu .... ]

#MusimPanas#:

[ Aku penasaran sama tampang orang tuanya! ]

#MalaikatAwan#:

[ Padahal cuma baju anak-anak, tapi kalau mereka yang pakai jadi elegan. Faktor muka ya? ]

Kolom komentar di bawahnya sangat ramai, hampir semua isi komentarnya sedang memuji paras kedua anak ini.

Javier yang duduk di kantor presdir Grup Angkasa juga kebetulan melihat pencarian terhangat ini.

Kedua anak di dalam foto itu tidak tampak gugup ketika pemotretan. Selain itu, mereka juga bersikap sangat kooperatif, seolah-olah memang dilahirkan untuk tampil di atas panggung.

Hanya saja, entah mengapa, Javier tidak bisa menahan diri untuk memperhatikan mereka.

Pada saat ini, Roger mengetuk pintu ruangan dan berjalan masuk. "Tuan Javier, penjualan produk 'Belia' mendadak melonjak drastis. Kelihatannya, tidak salah kita memilih kedua anak ini untuk menjadi duta produk."

Javier mengangguk, tetapi pandangannya masih tetap menatap ke layar.

Roger tiba-tiba kepikiran akan sesuatu, dia melanjutkan, "Satu lagi, katanya Agensi Majestik hari ini menelepon dan mengatakan ingin mengontrak kedua anak ini."

Agensi Majestik adalah perusahaan hiburan terbesar di ibu kota. Perusahaan ini juga merupakan satu-satunya anak perusahaan Grup Angkasa yang bergerak di industri hiburan.

Banyak tokoh besar dalam dunia hiburan yang dibina oleh Agensi Majestik. Artis yang diakui oleh mereka memiliki potensi besar di masa depan.

Javier menyipitkan matanya ketika berkata, "Sebaiknya kita tanyakan dulu pada orang tua anak ini. Bagaimanapun, mereka masih terlalu muda, kita tidak bisa mengambil keputusan untuk mereka."

Roger terdiam. "Tapi, di data pribadi mereka tidak tertulis nomor kontak orang tua mereka."

Barulah pada saat ini, Javier mendongak. "Tidak ada nomor yang bisa dihubungi?"

"Memang ada sebuah nomor telepon di sini, tapi entah benar tidak nomor orang tuanya," ucap Roger sambil memeriksa dokumen yang ada di tangannya. Dengan cepat, dia telah menemukan nomor anonim yang ditinggalkan oleh kedua anak itu.

Di Vila Kandara.

"Anak-anakku sayang, Ibu berangkat kerja dulu ya. Kalian harus patuh di rumah. Kalau ada apa-apa, kalian telepon saja ibu angkat kalian," pesan Claire sambil mengenakan sepatunya sebelum keluar rumah.

Ketiga anak itu melambaikan tangan mereka dan berkata, "Sampai jumpa, Ibu ...."

Claire tersenyum dan melemparkan sebuah ciuman ke arah mereka, lalu berangkat kerja dengan bersemangat.

Begitu Claire keluar dari rumah, telepon di samping mereka berdering.

Ketiga anak itu berlari ke depan telepon itu dan melihat ternyata panggilan dari nomor tak dikenal. Hanya satu kemungkinan yang terpikirkan oleh mereka. Sebab, mereka menuliskan nomor ini di data pribadi yang diberikan ke Grup Angkasa.

Jessie mengangkat telepon itu dan menjawabnya dengan suara manja sambil berjinjit, "Halo, di sini rumah Ibunda Ratu. Ini siapa ya?"

"Aku ...." Javier berhenti sejenak, lalu menjawab dengan nada lembut, "Paman yang kemarin menggendongmu."

"Oh, Paman Tampan ya ...," balas Jessie.

"Apa orang tuamu ada di rumah?"

"Ibu sudah berangkat kerja. Apa Paman Tampan punya urusan?" tanya Jessie dengan santai sambil menopang kepalanya dengan kedua tangan.

Sudut bibir Javier membentuk sebuah senyuman. "Kalian di mana? Biar kujemput."

Melihat Javier yang tersenyum dan merendahkan gengsinya untuk menjemput kedua anak itu, Roger sontak merasa takjub.

Setelah Jessie memberikan alamatnya, Javier langsung menutup panggilan dan berdiri sambil mengambil kunci mobil.

"Tuan Javier, bagaimana kalau saya yang menjemput mereka?" Roger tidak mungkin membiarkan Tuan Javier yang menjemput mereka secara pribadi.

Javier melemparkan kunci mobil padanya dan berkata, "Kamu yang bawa mobilnya."

Roger hanya terdiam.

Sesampainya di Vila Kandara nomor 9, Roger memarkirkan mobilnya di luar pintu. Setelah itu, mereka melihat kedua anak itu keluar dari rumah dengan gembira.

Roger merasa getir dalam hatinya. Dilihat sekilas, Tuan Javier seolah-olah mau menculik anak orang?

Jessie dan Jerry naik ke mobilnya, lalu Jessie duduk di samping Javier. Hari ini, dia mengikat dua kucir kuda dan mengenakan rok kembang bergambar bunga matahari. Penampilannya terlihat sangat imut.

Jerry mengenakan pakaian yang bermodel sama dengan adiknya. Hari ini, dia menyamar sebagai Jody untuk menemani adiknya bertemu dengan pria ini.

"Paman mau bawa kami ke mana?" tanya Jerry dengan penasaran.

Javier berpikir sejenak, lalu melihat Jerry yang berada di samping. Dia merasa anak ini agak berbeda dengan kemarin.

"Apa kalian sudah makan siang?"

"Belum, apa Paman mau mentraktir kami?" tanya Jerry sambil mengedipkan mata.

Javier memperhatikan bahwa di sudut mata anak ini ada sebuah tahi lalat. Akan tetapi, Javier juga tidak yakin apakah dia yang tidak menyadarinya kemarin. Kemudian, dia mengelus kepala Jerry sambil berkata, "Kamu sangat waspada padaku kemarin."

Jerry menggaruk pipinya dan menjulurkan lidahnya sambil berkata, "Itu karena aku pikir Paman orang jahat."

"Kalau Kakak mengira itu orang jahat, dia akan sangat galak," timpal Jessie menjelaskan.

Sudut bibir Javier terangkat ketika berkata pada Roger, "Ke Hotel Oriental."

Restoran eksekutif di Hotel Oriental telah dipesan semuanya oleh Javier. Jadi, saat ini mereka adalah tamu satu-satunya.

Javier menatap kedua anak itu sambil tersenyum tipis. Dia berkata, "Pesan saja semua yang kalian inginkan."

Setelah mengambil buku menu dan melihatnya sekilas, ternyata hidangan di sini semuanya sangat mahal. Namun, Jessie malah menunjuk ke gambar hidangan yang paling mahal.

"Kak, aku mau makan ini."

"Hm, kalau begitu pesan saja."

"Ini juga!"

"Pesan saja."

"Ini dan ini!"

Jerry mengejeknya, "Kamu ini sudah kelaparan berapa hari?"

Jessie memalingkan kepalanya dengan kesal. Kalau ini Kak Jody, dia pasti akan menuruti semua keinginan Jessie.

Javier meminum seteguk air, entah kenapa rasanya dia makin suka dengan kedua anak ini.

Manajer restoran yang sedang berdiri di samping kedua anak itu merasa agak kesulitan ketika melihat mereka memesan lobster Australia. "Maaf, Dik. Hari ini lobster Australia sedang kosong. Bukan hanya restoran kami yang kekurangan bahan, restoran lainnya juga sama."

"Eh?" Jessie merasa agak kecewa.

Sama seperti ibunya, Jessie paling menyukai lobster.

Javier mendongak, lalu bertanya, "Kalau dikirim dari Kota Oseania ke sini lewat udara butuh berapa lama?"

Roger berdecak. Yang benar saja, masa Tuan Javier mau menghabiskan uang untuk mengirimkan lobster demi kedua anak ini? Wajah mereka memang mirip, tetapi apa dia benar-benar menganggap mereka ini anaknya?

Manajer restoran menjawab dengan tersenyum, "Tuan Javier, kalau dikirim lewat udara dari Kota Oseania butuh dua jam."

"Kalau begitu kirimkan saja."

"Baik," jawab manajer restoran sambil mengangguk. Setelah itu, dia pergi setelah menulis semua pesanan mereka.

Jessie dan Jerry menatapnya dengan serempak. "Paman kaya sekali, ya ...."

Roger hanya terdiam melihat bosnya ini menghambur-hamburkan uang.

Javier bertanya sambil tersenyum, "Kalian pernah kepikiran mau jadi artis?"

"Paman, apa ada perusahaan hiburan yang mau mengontrak kami?" tanya Jessie seraya memiringkan kepalanya.

"Iya, tapi tentu saja aku tidak akan memaksa kalau kalian tidak mau." Bagaimanapun, kedua anak ini masih terlalu muda. Selain itu, kalau kedua orang tuanya tidak setuju, Javier juga tidak akan memaksakannya.

Ketika mengungkit soal orang tua, Javier merasa sangat penasaran.

"Aku mau!" seru Jessie.

Kalau bisa mendapatkan uang untuk membantu ibunya, tentu saja dia mau.

Javier tertegun, tetapi ekspresinya langsung berubah seperti semula lagi. "Apa orang tua kalian juga setuju?"

"Kami nggak punya ayah, hanya punya Ibunda Ratu. Ibunda Ratu harus bekerja keras untuk menghidupi kami, kasihan sekali. Kalau kami bisa membantu Ibu, Ibu juga nggak akan terlalu kesulitan lagi."

Tidak ada ayah?

Sorot mata Javier meredup mendengar ucapan ini.

"Apa pekerjaan ibu kalian?" tanya Javier lagi.

Jerry menopang kepalanya dengan kedua tangan, lalu berkata dengan tersenyum, "Ibu kami hebat, lho! Dia adalah seorang desainer."
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Susi
Bener2 sesayang itu mereka k ibunda ratu
goodnovel comment avatar
Just Rara
lucu ni anak2 nya,pintar ya mereka,apa yg dikasih tau sm ibunya benar2 mereka terapkan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 12

    Desainer?Raut wajah Javier menjadi suram, dia tak kuasa menatap Jerry dan bertanya, "Siapa namanya?""Ibu kami nggak terkenal, kalau kuberi tahu juga Paman nggak akan kenal. Oh ya, Paman punya pacar?"Jerry dengan cepat mengalihkan topiknya.Javier memicingkan matanya. Pacar?Memang ada seorang wanita di sisinya, tetapi dia tidak pernah mengakui wanita itu sebagai pacarnya.Jerry tersenyum ketika berkata, "Gimana kalau kami mengenalkan Ibu kami? Meski nggak terkenal, Ibu kami sangat hebat, lho! Penampilannya juga cantik, lihat saja dari tampang kami saja sudah ketahuan."Javier mengatupkan bibirnya tidak bersuara.Memang, penampilan kedua anak ini sangat memesona. Wanita yang bisa melahirkan anak secantik ini juga tidak akan terlalu jelek.Hanya saja, entah mengapa , dia sangat sulit untuk percaya bahwa kedua anak ini tidak ada hubungan darah dengannya. Akan tetapi, Kayla juga tidak pernah hamil dan melahirkan.Selain itu, wajah anak perempuan itu juga makin dilihat, makin terasa fami

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 13

    Melihat Javier yang tampaknya benar-benar marah, Imelda sadar bahwa tidak ada keuntungan baginya menyinggung pria itu.Dia menggertakkan gigi dan membungkuk pada kedua anak itu. "Maaf, Adik Kecil. Ini semua salah Tante, kalian maafkan Tante ya."Imelda membatin, 'Sialan, nggak boleh lengah sebelum semuanya jelas.'Kalau mereka benar-benar anak Claire si berengsek itu, anak-anak ini tidak boleh ada di sini!Setelah Imelda pergi, Javier menatap Jessie. Raut wajah Jessie menjadi cemberut, dia menarik tangan Jerry dan berkata, "Maaf, Paman. Kami nggak ingin makan lagi, kami mau pulang."Javier agak tertegun. Namun, mengingat kejadian barusan, kedua anak ini mungkin kaget. "Oke, aku antar kalian pulang.""Nggak usah, kami pulang sendiri saja," ujar Jessie sambil menarik tangan Jerry untuk pergi.Roger terlihat bingung. "Tuan Javier, kenapa sikap kedua anak ini cepat sekali berubah ...."Javier tidak berkata-kata, dia hanya melihat sosok kedua anak itu dari belakang. Entah apa yang sedang di

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 14

    Setelah gagal melampiaskan kemarahannya pada Claire, Imelda menjadi makin uring-uringan. Sepulangnya ke rumah, dia langsung mengadu pada Rendy.Rendy meletakkan koran yang sedang dibacanya dan bertanya dengan terkejut, "Claire sudah pulang?""Iya, dia sekarang sudah menjadi desainer perhiasan internasional yang terkenal, Zora. Jangankan aku dan Kayla, katanya dia bahkan berani bersikap lancang terhadap Tuan Javier."Sejak Rendy mengetahui bahwa Kayla berpacaran dengan Javier, Rendy menjadi makin sayang dengan putrinya itu.Claire malah selancang itu berani melawan Javier, tentu saja Rendy tidak akan berpangku tangan.Bagaimanapun, Rendy masih ingin dihargai dan dia juga tidak ingin menyinggung Keluarga Fernando. Jadi, mana mungkin dia akan diam saja melihat menantunya yang kaya itu dibuat kesal?Rendy melipat kembali koran itu dan berkata, "Setelah 6 tahun nggak bertemu, gadis ini malah berani cari masalah dengan Tuan Javier?"Imelda duduk di samping Rendy sambil memegang lengannya den

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 15

    Claire menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan hatinya, lalu tersenyum, "Aku tidak mengerti sikap apa yang ingin dilihat Tuan Javier. Kalau Anda menginginkan permintaan maaf, aku bisa mewakilinya minta maaf."Bukankah pria ini hanya menginginkan permintaan maaf darinya?Claire membungkuk dengan sopan kepadanya dan berkata, "Maaf, Tuan Javier."Melihat Claire merendahkan dirinya, Javier malah merasa agak sinis. "Tak kusangka, Nona Claire bisa meminta maaf demi temannya, tetapi malah tega melukai kakaknya sendiri."Claire berdiri tegak, lalu bertanya, "Apa maksud ucapan Tuan Javier?Melukai kakaknya sendiri? Maksudnya Kayla?Javier berjalan mendekati Claire, lalu berkata dengan nada dingin, "Kukira kamu orang yang berani bertanggung jawab atas perbuatanmu sendiri. Sekarang kelihatannya tidak seperti itu."Sambil berbicara, Javier menoleh dengan acuh tak acuh. "Lupakan saja masalah hari ini."Melihat kepergian mereka, beban di hati Candice langsung terangkat. Namun, mengingat perka

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 16

    Claire kehabisan kata-kata melihat mereka bersusah payah mengundangnya pulang untuk makan malam. Selain itu, mereka juga mengundang Javier dan bersikeras menyuruh Claire untuk makan malam di sana.Claire justru ingin melihat apa yang ingin dilakukan oleh ibu dan anak ini.Dia mendongak dan tersenyum tipis sambil berkata, "Baiklah, kalau begitu aku ikut makan."Kayla dan Imelda tidak menyangka bahwa Claire akan menyetujuinya. Namun, hal ini justru sesuai dengan rencana mereka.Sepanjang makan malam, Claire hanya menunduk dan menyantap makanannya. Mungkin karena ada Javier yang hadir, Rendy dan Imelda juga tampak agak pendiam.Javier tidak banyak makan. Awalnya ketika Kayla menyuruhnya untuk menemani makan malam di kediaman Keluarga Adhitama, Javier sebenarnya ingin menolak. Namun, Kayla mengungkit tentang Claire.Lantaran Kayla mengatakan bahwa Claire yang mengundangnya, Javier ingin melihat apa yang ingin dilakukan oleh Claire."Claire, bagaimana kehidupanmu di luar negeri selama ini?"

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 17

    "Tuan Javier, maksudnya sengaja apaan? Bukankah aku berbaik hati menjodohkanmu dengan Kayla?" Sambil berbicara, Claire berusaha melepaskan tangannya.Javier menariknya kembali dengan kuat, membuat Claire hampir saja menabrak dada Javier.Pria itu mendengus, lalu berkata, "Ini tujuannya kamu menyuruh Kayla mengundangku makan di Keluarga Adhitama?"Claire tertegun dan merasa heran. Dia menatap Javier dengan geli, "Aku menyuruh Kayla mengundangmu ke Keluarga Adhitama? Hebat sekali aku?"Tatapan Javier tampak dingin ketika berkata, "Claire, kamu tidak berhak ikut campur dalam hubunganku dan Kayla. Apa pun tujuanmu, jangan sok pintar.""Javier, biar kutegaskan sekali lagi. Aku nggak menyuruh Kayla untuk mengundangmu. Meski aku nggak tahu apa yang dibilang Kayla padamu, aku sama sekali nggak ada hubungannya dengan hal ini."Claire menepis tangannya, lalu berkata dengan serius, "Aku juga nggak peduli dengan hubungan kalian. Beri tahu wanita itu, jangan lemparkan semua kesalahan padaku. Aku bu

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 18

    Claire menatapnya dengan kedua tangan yang disilangkan di depan dadanya. "Kenapa kamu nggak tanya pacarmu saja? Untuk apa kamu tanya padaku?"Menggelikan sekali, seolah-olah Claire ingin merebut pacarnya saja!Kayla kesal hingga wajahnya memucat. "Claire, kamu nggak akan bisa sombong terlalu lama, tunggu saja!"Setelah mengancamnya, Kayla langsung berbalik dan pergi.Melihat kepergian Kayla, Claire tersenyum dan membatin, 'Masih belum tentu siapa yang akan menang nantinya.'Di ruangan kantor.Claire duduk di depan komputer sedang memeriksa sesuatu. Tiba-tiba, seorang staf masuk ke ruangannya dengan tergesa-gesa dan berkata, "Nona Zora, gawat!"Melihat kepanikan staf itu, Claire malah mendongak dengan tenang dan bertanya, "Ada apa?""Ada beberapa pelanggan yang membeli perhiasan di toko kita dan menyadari bahwa semuanya adalah barang palsu. Sekarang mereka datang ke perusahaan untuk membuat perhitungan. Staf bagian pembelian bilang, semua bahan mentah dibeli sesuai dengan daftar yang An

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 19

    Claire menatap Kayla sekilas, lalu meletakkan kembali gelang mutiara itu. Kemudian, dia berkata sambil menyunggingkan senyuman, "Bukan aku yang memesan barang palsu, jadi aku nggak akan menanggung kesalahannya."Kayla mendekatinya dan menarik tangan Claire. "Claire, sebaiknya kamu jujur saja. Bagaimanapun, Perusahaan Vienna ini adalah jerih payah ayahmu. Nggak mungkin kamu akan menghancurkannya, 'kan?""Yang kukatakan tadi semua jujur." Claire menarik kembali tangannya dengan ekspresi datar, lalu mengambil gelang mutiara itu ke hadapan wanita paruh baya tersebut. "Nyonya, aku mengerti perasaan kalian. Setelah menghabiskan begitu banyak uang, malah mendapatkan barang palsu, wajar saja marah.""Tapi, kalian tenang saja. Aku nggak akan membiarkan nama Vienna tercoreng karena masalah barang palsu ini. Setelah kebenarannya terbukti, aku jamin akan mengembalikan uang kalian, sekaligus memberikan kalian perhiasan yang asli."Wanita itu tertegun sejenak. Bukan hanya uangnya yang bisa kembali,

Bab terbaru

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2713

    Pengasuh melanjutkan omongannya, “Bagaimanapun, kebanyakan pria beranggapan menjaga anak itu adalah tugas wanita. Kalau ada pria yang terkadang bantu menjaga anak, para wanita sudah cukup bersyukur. Ada juga pria yang tidak bersedia untuk menjaga anaknya sama sekali. Tuan juga tahu betapa menderitanya kamu saat melahirkan. Jadi, aku percaya dia akan menjadi ayah yang baik.”Jessie merasa kaget. Setelah mendengar ucapan itu, ternyata dia memang begitu beruntung. Setidaknya orang yang lebih banyak menjaga anak-anak adalah Jules.Terkadang saat anak-anak menangis di tengah malam, Jules juga yang menyeduhkan susu dan menghibur mereka.Jessie menatap ketiga anak-anaknya dengan tersenyum. “Dia memang adalah seorang ayah yang baik.”Sore harinya, setelah Jules pulang, dia pun ke lantai atas untuk melihat istrinya. Istrinya tidak sedang berada di kamar. Dia pun bergegas ke kamar anak. Kali ini, dia baru menyadari Jessie sedang tidur terlelap bersama ketiga anak-anaknya.Jules meletakkan jas di

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2712

    Ingga berkata dengan tersenyum, “Cukup orangnya saja yang kemari. Mengenai hadiah pertemuan, semua itu tidak usah.”Moris dan Ingga mengajak Levin ke ruang tamu. Bagaimanapun, Levin sengaja meluangkan waktu syutingnya untuk ke rumah. Jadi, mereka segera menyuruh pelayan untuk mempersiapkan makan siang.Makan siang hari ini harus sangat mewah.Ingga bertanya film apa yang sedang disyuting Levin. Levin pun menjawab satu per satu. Ingga menyadari Levin sangat gampang untuk diajak bicara, anaknya juga merendah, dia pun semakin menyukainya. “Apa syuting itu melelahkan?”Jari tangan Levin saling bertautan. Dia pun tersenyum. “Jadwalnya cukup padat, tapi apa ada pekerjaan yang tidak melelahkan?”“Tidak apa-apa. Kami mengerti profesi kalian yang berasal dari dunia hiburan. Tapi, kamu tetap jangan lupa untuk jaga kesehatan.” Sikap Ingga sangat lembut.Entah kenapa ketika dihadapkan dengan sikap baik kedua orang tua Yunita, Levin pun merasa bersalah. Sebab, sebenarnya dia dan Yunita bukanlah pas

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2711

    Masa kontrak selama tiga tahun itu sudah lebih dari cukup. Setidaknya dia tidak perlu berkencan buta dengan pria lainnya lagi.Seandainya pada masa kontrak mereka, mereka menemukan kandidat yang lebih cocok atau menemukan pujaan hati mereka, kontrak itu pun akan dibatalkan. Intinya, mereka berdua bersama demi saling memanfaatkan menjadi tameng.“Ayah, Ibu, kalian sudah berpikir kebanyakan. Kami bersedia mencoba untuk berpacaran. Kami juga masih butuh waktu untuk mengenal satu sama lagi. Seandainya kalian suruh kami untuk menikah sekarang, gimana kalau ternyata kami nggak cocok? Aku mesti cerai, dong?”Ucapan Yunita memang masuk akal. Moris dan Ingga pun tidak curiga lagi.Yunita berdiri. “Sudahlah, kalian nggak usah khawatir dengan masalah kami.”Kemudian, Yunita berjalan ke lantai atas.Ingga dan suaminya saling bertukar pandang. Mereka pun kelihatan tidak berdaya.…Di dalam lokasi syuting, Levin mencari Proto di ruang istirahatnya. “Emm, Pak Proto ….”Ketika melihat Levin yang terba

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2710

    Setelah memasuki mobil, Yura memasang sabuk pengaman. Bastian juga memasuki mobil, lalu mengendarainya meninggalkan bandara.Sepanjang perjalanan, Yura tidak berbicara sama sekali, hanya memandang pemandangan di luar jendela.Bastian menatapnya sekilas. “Kamu gampang percaya sama orang lain? Apa kamu tidak takut akan kujual?”Yura memalingkan kepala untuk menatap Bastian. “Kamu nggak akan melakukannya.”“Kenapa kamu tahu aku tidak akan melakukannya? Jangan terlalu gampang percaya sama cowok.”“Termasuk kamu?” tanya Yura.Bastian berdeham. “Termasuk aku juga tidak masalah.”Tiba-tiba Yura tertawa. “Kamu bisa berteman dengan Jody, berarti kamu itu punya etika yang baik. Lagi pula, malam itu kamu juga nggak mencari kesempatan dalam kesempitan, makanya aku berani percaya sama kamu.”Bastian tertegun sejenak. Dia berkata dengan ketus, “Kamu masih berani ungkit masalah malam itu.”Seumur hidupnya, penghinaan terbesar yang pernah Bastian terima, sepertinya adalah kejadian di malam hari itu!S

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2709

    Grace menimpali, “Tadi saja ayahku kupas kulit udang buat Ibu. Kalian orang dewasa memangnya nggak tahu malu?”Cherry terdiam.Candice dan Claire langsung tertawa.Rembulan menggantung di atas langit. Lampu jalan terang benderang. Semua orang larut dalam suasana gembira.…Setelah pernikahan berakhir, Dacia membawa putrinya dan Jerremy ke lokasi syuting di Area Homa. Mereka berdua juga sekalian berlibur.Jodhiva dan Ariel belajar merawat anak di Kompleks Amara. Jadi setelah anak mereka lahir, mereka pun tidak akan kewalahan.Sekarang Jules sedang magang menjadi ayah yang teladan, sedangkan Jodhiva sudah menjadi ayah yang profesional. Mereka berdua bahkan sempat berlomba satu sama lain. Jessie dan Ariel yang berada di samping sampai kehabisan kata-kata.Ariel bertanya padanya, “Apa kalian masih belum memikirkan nama anak kalian?”Jessie menggeleng, lalu berkata, “Aku ingin panggil Satu Dolar, Dua Dolar, dan Tiga Dolar.”Ujung bibir Ariel langsung berkedut. “Asal-asalan sekali?”Jessie m

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2708

    “Oke.” Grace mengambil remote. “Clara, aku belajar dulu. Nanti aku baru ajari kamu.”Clara mengangguk. “Oke.”Ariel dan Jodhiva berjalan keluar. “Dengar-dengar malam ini ada pesta BBQ. Kenapa aku hamil pada saat seperti ini? Aku jadi nggak bisa makan apa-apa.”Ariel sungguh menginginkannya.Jessie berkata dengan tersenyum, “Kamu bisa makan daging panggang yang nggak terlalu gosong, biar Kak Jody panggang buat kamu, dijamin bersih dan sehat. Tapi, kamu jangan makan kebanyakan, nanti kamu malah panas dalam.”Begitu mendengar, Ariel langsung merasa gembira. “Serius?” Kemudian, dia melihat ke sisi Jodhiva. “Malam ini kamu masak buat aku!”Jodhiva sungguh kehabisan kata-kata. Ketika melihat Ariel begitu menginginkannya, dia pun mengangguk. “Oke, malam ini aku akan masak buat kamu.”Langit semakin gelap. Lampu di balkon sudah terang benderang. Ada panggangan, makanan lezat, minuman beralkohol di sana. Terlihat juga anak-anak sedang bermain dengan gembira.Jodhiva berubah profesi menjadi koki

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2707

    Candice pun tertawa. “Ayo, kita tebak sekali lagi. Kita tebak anaknya Jody.”“Aku nggak percaya aku bakal kalah lagi. Aku tetap taruhan kembar dua!”“Kalau begitu, aku tetap kembar tiga!”Cherry berkata, “Kali ini 20 juta!”Kedua mata Candice langsung berkilauan. “Royal sekali?” Usai berbicara, dia berjalan ke hadapan Cahya. “Kak Cahya, istrimu lagi hambur-hamburin uang. Kamu nggak atur dia?”Cahya pun tersenyum. “Aku taruhan 200 juta.”Candice terdiam membisu.Louis bertatapan dengan Cahya. “Aku ikut apa kata istriku. Aku juga taruhan 200 juta.”Cahya berkata, “Berhubung taruhannya lumayan banyak, sekalian saja taruhan jenis kelaminnya.”Louis dan Candice tertegun sejenak. Mereka berdua pun sepakat. “Setuju.”Setelah mereka berdua selesai berdiskusi, mereka berdua bertarih duanya anak laki-laki dan satunya lagi anak perempuan. Sementara, Cahya dan Cherry bertaruh dua-duanya anak laki-laki.Ketika melihat taruhan para senior, Jodhiva dan Ariel melihat ke sisi perut buncit sembari terse

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2706

    Di lorong pintu masuk menuju acara, meja-meja yang tertata rapi menggantikan pilar bunga yang menciptakan suasana unik. Di area pendaftaran, lukisan cat minyak dipajang selaras dengan tema warna acara, memberikan sentuhan kreatif dan menarik.Bahkan papan penyambutan pun terbuat dari kulit, kelihatan berbeda dari biasa, tetapi memancarkan kesan mewah dan elegan.Setiap tamu yang memasuki acara sungguh terpukau oleh dekorasi yang luar biasa.Anggota Keluarga Fernando dan Herbert berdiri di area pendaftaran untuk menyambut para tamu.Sementara itu, Jerremy, sang mempelai pria sebagai pemeran utama hari ini, tampil memukau dalam setelan jas putih yang sempurna membingkai postur tubuhnya yang tinggi dan proporsional.“Mempelai pria hari ini ganteng sekali.”Jessie dan Jules berjalan mendekat.Jerremy pun tertawa, lalu menyerahkan satu kantongan suvenir pernikahan kepadanya. “Mulutmu manis sekali.”Jessie yang menerima suvenir pernikahan tersenyum. “Aku pergi lihat kakak iparku dulu.”Kemud

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2705

    Setelah berpikir sejenak, terlintas kilauan di dalam mata Levin. Dia mencondongkan tubuhnya. “Kalau menikahnya palsu, apa perlu … aku beri nafkah batin?”Yunita terdiam sejenak. “Nggak usah.”Levin pun tersenyum, lalu mengambil pena. “Oke! Aku hanya khawatir suatu hari kamu menagihnya dariku. Aku itu seorang tokoh publik, nanti aku bisa curhat sama siapa?”Yunita terdiam. Sepertinya Levin sudah berpikir kebanyakan?Setelah Levin tanda tangan surat perjanjian, Yunita baru menandatanganinya.Levin melihatnya. “Kalau tidak pakai cap sidik jari, hanya tanda tangan saja, sepertinya ….”Belum sempat Levin menyelesaikan omongannya, Levin melihat Yunita mengeluarkan lipstik, lalu menempelkan jari tangannya di atas lipstik, lalu menempelkannya di atas kertas.Setelah itu, lipstik diserahkan kepada Levin. Levin menarik napas dalam-dalam sembari mengangguk. Dia juga mencap sidik jarinya.Kemudian, lipstik itu pun dipatahkan oleh Yunita.Kening Levin pun berkerut.Yunita merapikan lembaran surat p

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status