Share

Bab 10

Author: Daun Jahe
Mendengar bahwa Javier dan Claire mendatangi gudang material, bahkan Pak Chairul juga telah dipanggil ke sana, Kayla sangat khawatir rahasianya akan terbongkar. Oleh karena itu, dia juga bergegas ke ruangan tersebut.

Sambil berusaha menenangkan diri, Kayla berpura-pura tidak tahu apa-apa dan bertanya, "Apa yang terjadi? Javier, kenapa kamu ada di sini?"

Sialan, si berengsek Claire ini pasti pulang hanya untuk mempersulitnya. Dia bahkan mencari sampai ke gudang material!

Pada saat itu, demi menghemat uang, dia meminta seseorang membawa sejumlah bahan baku yang kurang baik. Dia tidak pernah mengira wanita sialan ini sengaja mencari masalah begitu kembali!

Javier menatapnya, lalu bertanya dengan acuh tak acuh, "Kenapa batu mentah ini bisa tercampur dengan batu palsu?"

Kayla mengepal tangannya dengan erat. Namun, dia menunjukkan wajah tak bersalah ketika berkata, "Aku nggak tahu. Kamu juga tahu kan, aku memang nggak mengerti soal batu mentah. Selama beberapa tahun ini, memang aku yang melakukan pengadaan batu mentah, tapi aku kira semuanya masih seperti sebelumnya."

Faktanya, dia memang tidak mengerti tentang batu mentah. Hal ini menjadi keuntungan baginya.

Claire malah tertawa, lalu berkata, "Hebat sekali Ayah bisa menyerahkan perusahaan kepada orang yang nggak tahu apa-apa. Memangnya dia nggak takut perusahaan akan bangkrut?"

"Aku ... benar-benar nggak tahu." Kayla merasa tidak berdaya, dia hanya bisa menatap Javier dan meyakinkannya, "Javier, kamu harus percaya padaku."

Wanita sialan, suatu hari, dia pasti akan mengusir wanita ini!

Javier bukannya tidak percaya dengan keraguan Claire. Selama beberapa tahun ini, jika ada hal tentang perhiasan yang tidak dimengerti Kayla, dia akan selalu menanyakannya kepada Javier dengan rendah hati. Javier paling jelas bahwa Kayla bukanlah orang yang suka berpura-pura.

Javier menoleh ke arah Chairul dan berkata, "Kamu dipecat."

Chairul tercengang sesaat, tetapi dia menerimanya dengan Ikhlas. Sebab, Javier bukanlah orang yang bisa disinggungnya.

Melihat Chairul dipecat, Kayla menggigit bibirnya dan membatin, 'Untung saja Javier percaya denganku.'

Javier berbalik kepada Claire, lalu berkata, "Kelak, kamu yang bertugas melakukan pengadaan batu mentah."

Usai berbicara, dia pun langsung meninggalkan gudang material tersebut.

Sesampainya di ruangan Claire, Kayla menarik tangan Claire dan menuduhnya, "Claire, kamu sengaja, 'kan?"

Claire merasa lucu, lantas dia membalasnya, "Sengaja apanya?"

"Kamu ... sengaja mendekati Javier, 'kan? Kamu bahkan memancingnya ke gudang material? Huh, kamu kira Javier akan percaya denganmu?

Terlintas rasa bangga di mata Kayla ketika berkata, "Kamu sudah lihat, 'kan? Orang yang dipercaya Javier itu aku, kamu nggak usah susah payah lagi."

"Oh, maksudmu, aku membawanya ke gudang material karena ingin merusak hubungan kalian? Aku memberitahukannya batu mentah itu tercampur dengan batu palsu karena ingin membuatnya curiga padamu?"

Melihat ekspresi Kayla yang kesal, Claire melipat kedua tangannya dan mencibir, "Memangnya aku senggang sekali ya ikut campur hubungan kalian berdua? Dia sendiri yang mau ikut aku ke gudang material, apa hubungannya denganku?"

"Claire, jangan kira aku akan percaya dengan ucapanmu."

"Kalau nggak mau percaya, ya sudah. Untuk apa bicara panjang lebar?"

Claire tidak bisa bersabar lagi, dia kembali menambahkan, "Masalah memalsukan batu mentah itu nggak akan kubiarkan begitu saja. Kalau bukan karena Vienna adalah jerih payah ibuku dan aku nggak tega menyebarkan hal ini, mana aku peduli ada berapa banyak Javier di belakangmu?"

Javier memang sangat berkuasa, tetapi Claire juga bukan orang yang bisa ditindas dengan sesuka hati.

Ketika baru saja hendak pergi, Kayla kembali menarik tangannya. "Claire, jangan kira kamu bisa berbuat semena-mena setelah kembali ke sini. Jangan lupa, videomu ...."

Claire tidak bisa bersabar lagi, dia berbalik dan merebut ponsel Kayla.

"Apa yang kamu lakukan?!"

Kayla ingin merebutnya, tetapi Claire malah berhasil menghindar darinya.

Melihat tampang Kayla yang ketakutan, Claire tertawa dan berkata, "Kamu suka mengancamku dengan video, 'kan?"

Dia berjalan ke jendela di ruang koridor, lalu membuang ponsel Kayla keluar jendela.

Kayla melihat ponselnya dijatuhkan dari lantai 19 dengan mata dan kepalanya sendiri. Sudah pasti ponselnya itu akan hancur berkeping-keping.

"Kamu ...."

"Bukankah kamu suka sekali mengancamku dengan video? Sekarang nggak ada video lagi, mau gimana lagi kamu mengancamku?"

Usai berbicara, Claire langsung masuk ke ruangannya kembali tanpa menoleh sama sekali.

Kayla merasa kesal setengah mati melihat videonya dihancurkan. Namun, hatinya malah merasa sedikit lega.

Dengan begitu, Javier tidak akan pernah tahu siapa wanita di malam itu selamanya.

Kejadian hari ini sepertinya akan membuat Javier merasa kecewa terhadapnya. Oleh karena itu, Kayla tidak bisa lagi terus menunggu.

Asalkan malam ini dia bisa menaklukkan Javier, Kayla akan menjadi miliknya secara resmi!

Malam pun tiba.

Di ruang kerja Kediaman Keluarga Fernando.

"Tuan Javier, saya sudah mendapatkan informasinya. Claire adalah anak Rendy dengan istri pertamanya, dia adalah Nona Besar Keluarga Adhitama. Ibu Claire adalah desainer perhiasan."

"Perusahaan Perhiasan Vienna dirintis oleh ibunya dan Rendy. Setelah ibunya meninggal, semua sahamnya dialihkan ke tangan Rendy. Entah apa alasannya, enam tahun yang lalu Claire pergi ke luar negeri."

Suara Roger terdengar dari ponsel yang diletakkan di sampingnya.

Sambil Javier memegang dokumen Zora di tangannya, tatapan Javier meredup ketika mendengar penjelasan Roger.

Apakah dia sengaja menentang Kayla karena merasa tidak rela perusahaan ini diserahkan kepada Kayla?

Akan tetapi, jika dia memang merupakan anggota Keluarga Adhitama, lantas mengapa Kayla tidak mau mengakuinya sedari awal?

Waktu sudah larut, Javier menyingkirkan semua masalah dan kembali ke kamarnya. Ketika menyadari ada seseorang di atas tempat tidur, dia menyalakan lampu dan melihat Kayla yang sedang duduk di atas tempat tidur mengenakan piama yang tipis.

Dengan sorot mata yang dingin, dia bertanya, "Kenapa kamu ada di kamarku?"

Javier memang membiarkannya tinggal di Kediaman Keluarga Fernando, tetapi dia tidak mengizinkan Kayla tidur di kamarnya.

Padahal, Kayla sudah sengaja mengenakan baju seperti itu dan memberi kode padanya dengan jelas. Akan tetapi, Javier kelihatannya tidak terlalu senang.

Kayla menggigit bibirnya dan memprotes, "Javier, setelah terakhir kali kita tidur bersama 6 tahun yang lalu, kamu nggak pernah membiarkanku mendekatimu lagi. Apakah aku melakukan kesalahan?"

Ekspresi Kayla tampak polos dan tidak berdaya.

Bagaimanapun, Javier adalah pria normal. Bohong jika mengatakan bahwa dia tidak merasakan apa pun.

Melihatnya tidak bersuara lagi, Kayla mengambil inisiatif untuk turun dari ranjang dan memeluk pria itu. Kedua tangannya melingkari leher Javier, lalu dia menjinjit dan hendak menciumnya.

Saat bibir mereka hampir bersentuhan, dalam benak Javier malah terlintas wajah Claire. Seketika, dia mendorong Kayla dan tatapannya tampak kesal.

"Javier ...."

Kayla yang didorongnya merasa kebingungan. "Javier ... apa kamu sebenci itu padaku?"

Kenapa? Kenapa dia bisa tidur dengan Claire 6 tahun yang lalu, tetapi sekarang malah tidak bisa melakukannya dengan Kayla?

"Enam tahun yang lalu itu hanyalah sebuah kecelakaan. Aku bisa membiarkanmu tetap di sisiku dan memberikan apa pun kepadamu sebagai kompensasi, tapi masalah malam ini nggak boleh terjadi lagi."

Ketika Javier berbalik, dia tiba-tiba teringat dengan sesuatu. Kemudian, dia bertanya kepada Kayla, "Claire adalah anggota Keluarga Adhitama, bukan?"

Kayla terdiam sejenak. Kenapa dia malah mengungkit Claire? Jangan-jangan, dia mengetahui sesuatu?

"Dia adikku ...."

"Lalu, waktu pertama kali dia ke perusahaan, kenapa kamu nggak mengakuinya dan malah memukulnya?" Awalnya, Javier mengira bahwa Claire yang duluan memprovokasi Kayla, makanya Kayla memukulnya.

Namun, setelah menyelidiki identitas wanita itu, Javier baru tahu bahwa ternyata dia adalah anggota Keluarga Adhitama. Perusahaan Vienna bahkan dirintis dengan menggunakan nama ibu wanita itu. Rendy hanyalah pemilik saham perusahaan itu.

Kayla menggigit bibirnya dengan perlahan dan mengepalkan tangannya. Namun, wajahnya malah memasang ekspresi tak bersalah. "Sebenarnya, aku punya masalah dengan adikku dulu."

"Masalah apa?"

Kayla tiba-tiba mendapat ide, lalu dia bercerita dengan mata berkaca-kaca, "Enam tahun yang lalu, malam itu dia menaruh obat dalam minumanku. Aku tahu, dia tidak suka dengan statusku sebagai anak haram. Sejak aku dan ibuku tiba di Keluarga Adhitama, Claire selalu menentang kami."

"Awalnya, Perusahaan Vienna ini akan diwariskan kepadanya. Namun, karena insiden itu, Ayah sangat marah dan mengusirnya keluar dari rumah."

Wajah Javier menjadi murung. Ternyata, 6 tahun yang lalu dia juga dijebak orang?

Wanita itu benar-benar melakukan hal seperti itu kepada Kayla? Dengan sikapnya yang sombong, sepertinya tidak heran kalau dia melakukan hal seperti itu.

Namun, entah mengapa, Javier malah merasa gusar karena hal ini.

"Kamu tidur saja dulu," ujar Javier. Kemudian, dia pun keluar dari kamar dengan acuh tak acuh.

Melihat pintu kamar yang tertutup, tatapan Kayla berubah menjadi bengis. Claire, Claire, lagi-lagi Claire! Keberadaan Claire memang sebuah ancaman baginya.

Dia tidak akan pernah membiarkan Claire terus tinggal di Vienna!
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Just Rara
pintar sekali ya si kayla ini membolak balikkan fakta,jangan berbesar hati dulu kayla,krn sepentar2 nya km menutupi kebohongan pasti akan terbongkar juga
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 11

    Keesokan harinya.Foto produk merek "Belia" yang dibintangi oleh Jessie dan Jody langsung viral di internet. Kedua anak ini masuk ke dalam peringkat pencarian terhangat ketiga karena penampilan mereka yang tampan dan cantik.#KesenanganTakTerbatas#:[ Gila, foto ini luar biasa sekali! ]#BijiWijen#:[ Astaga, mukanya seperti titisan dewa! Irinya ... huhuhu .... ]#MusimPanas#:[ Aku penasaran sama tampang orang tuanya! ]#MalaikatAwan#:[ Padahal cuma baju anak-anak, tapi kalau mereka yang pakai jadi elegan. Faktor muka ya? ]Kolom komentar di bawahnya sangat ramai, hampir semua isi komentarnya sedang memuji paras kedua anak ini.Javier yang duduk di kantor presdir Grup Angkasa juga kebetulan melihat pencarian terhangat ini.Kedua anak di dalam foto itu tidak tampak gugup ketika pemotretan. Selain itu, mereka juga bersikap sangat kooperatif, seolah-olah memang dilahirkan untuk tampil di atas panggung.Hanya saja, entah mengapa, Javier tidak bisa menahan diri untuk memperhatikan mereka.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 12

    Desainer?Raut wajah Javier menjadi suram, dia tak kuasa menatap Jerry dan bertanya, "Siapa namanya?""Ibu kami nggak terkenal, kalau kuberi tahu juga Paman nggak akan kenal. Oh ya, Paman punya pacar?"Jerry dengan cepat mengalihkan topiknya.Javier memicingkan matanya. Pacar?Memang ada seorang wanita di sisinya, tetapi dia tidak pernah mengakui wanita itu sebagai pacarnya.Jerry tersenyum ketika berkata, "Gimana kalau kami mengenalkan Ibu kami? Meski nggak terkenal, Ibu kami sangat hebat, lho! Penampilannya juga cantik, lihat saja dari tampang kami saja sudah ketahuan."Javier mengatupkan bibirnya tidak bersuara.Memang, penampilan kedua anak ini sangat memesona. Wanita yang bisa melahirkan anak secantik ini juga tidak akan terlalu jelek.Hanya saja, entah mengapa , dia sangat sulit untuk percaya bahwa kedua anak ini tidak ada hubungan darah dengannya. Akan tetapi, Kayla juga tidak pernah hamil dan melahirkan.Selain itu, wajah anak perempuan itu juga makin dilihat, makin terasa fami

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 13

    Melihat Javier yang tampaknya benar-benar marah, Imelda sadar bahwa tidak ada keuntungan baginya menyinggung pria itu.Dia menggertakkan gigi dan membungkuk pada kedua anak itu. "Maaf, Adik Kecil. Ini semua salah Tante, kalian maafkan Tante ya."Imelda membatin, 'Sialan, nggak boleh lengah sebelum semuanya jelas.'Kalau mereka benar-benar anak Claire si berengsek itu, anak-anak ini tidak boleh ada di sini!Setelah Imelda pergi, Javier menatap Jessie. Raut wajah Jessie menjadi cemberut, dia menarik tangan Jerry dan berkata, "Maaf, Paman. Kami nggak ingin makan lagi, kami mau pulang."Javier agak tertegun. Namun, mengingat kejadian barusan, kedua anak ini mungkin kaget. "Oke, aku antar kalian pulang.""Nggak usah, kami pulang sendiri saja," ujar Jessie sambil menarik tangan Jerry untuk pergi.Roger terlihat bingung. "Tuan Javier, kenapa sikap kedua anak ini cepat sekali berubah ...."Javier tidak berkata-kata, dia hanya melihat sosok kedua anak itu dari belakang. Entah apa yang sedang di

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 14

    Setelah gagal melampiaskan kemarahannya pada Claire, Imelda menjadi makin uring-uringan. Sepulangnya ke rumah, dia langsung mengadu pada Rendy.Rendy meletakkan koran yang sedang dibacanya dan bertanya dengan terkejut, "Claire sudah pulang?""Iya, dia sekarang sudah menjadi desainer perhiasan internasional yang terkenal, Zora. Jangankan aku dan Kayla, katanya dia bahkan berani bersikap lancang terhadap Tuan Javier."Sejak Rendy mengetahui bahwa Kayla berpacaran dengan Javier, Rendy menjadi makin sayang dengan putrinya itu.Claire malah selancang itu berani melawan Javier, tentu saja Rendy tidak akan berpangku tangan.Bagaimanapun, Rendy masih ingin dihargai dan dia juga tidak ingin menyinggung Keluarga Fernando. Jadi, mana mungkin dia akan diam saja melihat menantunya yang kaya itu dibuat kesal?Rendy melipat kembali koran itu dan berkata, "Setelah 6 tahun nggak bertemu, gadis ini malah berani cari masalah dengan Tuan Javier?"Imelda duduk di samping Rendy sambil memegang lengannya den

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 15

    Claire menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan hatinya, lalu tersenyum, "Aku tidak mengerti sikap apa yang ingin dilihat Tuan Javier. Kalau Anda menginginkan permintaan maaf, aku bisa mewakilinya minta maaf."Bukankah pria ini hanya menginginkan permintaan maaf darinya?Claire membungkuk dengan sopan kepadanya dan berkata, "Maaf, Tuan Javier."Melihat Claire merendahkan dirinya, Javier malah merasa agak sinis. "Tak kusangka, Nona Claire bisa meminta maaf demi temannya, tetapi malah tega melukai kakaknya sendiri."Claire berdiri tegak, lalu bertanya, "Apa maksud ucapan Tuan Javier?Melukai kakaknya sendiri? Maksudnya Kayla?Javier berjalan mendekati Claire, lalu berkata dengan nada dingin, "Kukira kamu orang yang berani bertanggung jawab atas perbuatanmu sendiri. Sekarang kelihatannya tidak seperti itu."Sambil berbicara, Javier menoleh dengan acuh tak acuh. "Lupakan saja masalah hari ini."Melihat kepergian mereka, beban di hati Candice langsung terangkat. Namun, mengingat perka

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 16

    Claire kehabisan kata-kata melihat mereka bersusah payah mengundangnya pulang untuk makan malam. Selain itu, mereka juga mengundang Javier dan bersikeras menyuruh Claire untuk makan malam di sana.Claire justru ingin melihat apa yang ingin dilakukan oleh ibu dan anak ini.Dia mendongak dan tersenyum tipis sambil berkata, "Baiklah, kalau begitu aku ikut makan."Kayla dan Imelda tidak menyangka bahwa Claire akan menyetujuinya. Namun, hal ini justru sesuai dengan rencana mereka.Sepanjang makan malam, Claire hanya menunduk dan menyantap makanannya. Mungkin karena ada Javier yang hadir, Rendy dan Imelda juga tampak agak pendiam.Javier tidak banyak makan. Awalnya ketika Kayla menyuruhnya untuk menemani makan malam di kediaman Keluarga Adhitama, Javier sebenarnya ingin menolak. Namun, Kayla mengungkit tentang Claire.Lantaran Kayla mengatakan bahwa Claire yang mengundangnya, Javier ingin melihat apa yang ingin dilakukan oleh Claire."Claire, bagaimana kehidupanmu di luar negeri selama ini?"

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 17

    "Tuan Javier, maksudnya sengaja apaan? Bukankah aku berbaik hati menjodohkanmu dengan Kayla?" Sambil berbicara, Claire berusaha melepaskan tangannya.Javier menariknya kembali dengan kuat, membuat Claire hampir saja menabrak dada Javier.Pria itu mendengus, lalu berkata, "Ini tujuannya kamu menyuruh Kayla mengundangku makan di Keluarga Adhitama?"Claire tertegun dan merasa heran. Dia menatap Javier dengan geli, "Aku menyuruh Kayla mengundangmu ke Keluarga Adhitama? Hebat sekali aku?"Tatapan Javier tampak dingin ketika berkata, "Claire, kamu tidak berhak ikut campur dalam hubunganku dan Kayla. Apa pun tujuanmu, jangan sok pintar.""Javier, biar kutegaskan sekali lagi. Aku nggak menyuruh Kayla untuk mengundangmu. Meski aku nggak tahu apa yang dibilang Kayla padamu, aku sama sekali nggak ada hubungannya dengan hal ini."Claire menepis tangannya, lalu berkata dengan serius, "Aku juga nggak peduli dengan hubungan kalian. Beri tahu wanita itu, jangan lemparkan semua kesalahan padaku. Aku bu

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 18

    Claire menatapnya dengan kedua tangan yang disilangkan di depan dadanya. "Kenapa kamu nggak tanya pacarmu saja? Untuk apa kamu tanya padaku?"Menggelikan sekali, seolah-olah Claire ingin merebut pacarnya saja!Kayla kesal hingga wajahnya memucat. "Claire, kamu nggak akan bisa sombong terlalu lama, tunggu saja!"Setelah mengancamnya, Kayla langsung berbalik dan pergi.Melihat kepergian Kayla, Claire tersenyum dan membatin, 'Masih belum tentu siapa yang akan menang nantinya.'Di ruangan kantor.Claire duduk di depan komputer sedang memeriksa sesuatu. Tiba-tiba, seorang staf masuk ke ruangannya dengan tergesa-gesa dan berkata, "Nona Zora, gawat!"Melihat kepanikan staf itu, Claire malah mendongak dengan tenang dan bertanya, "Ada apa?""Ada beberapa pelanggan yang membeli perhiasan di toko kita dan menyadari bahwa semuanya adalah barang palsu. Sekarang mereka datang ke perusahaan untuk membuat perhitungan. Staf bagian pembelian bilang, semua bahan mentah dibeli sesuai dengan daftar yang An

Latest chapter

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2740

    “Terima kasih, Kak. Kak, kamu memang nggak pelit.”Baru saja Yelena selesai berbicara dan melihat sup di dalam mangkuk itu, senyumannya langsung terkaku. Dia langsung menjulingkan bola matanya.Sudah sesedikit ini? Serius?Si aktor yang memerani tokoh polisi memergoki ekspresi Yelena, dia pun spontan tersenyum, kemudian berkata, “Dik, itu memang sup dari keluarganya, tapi belum tentu masakan ibunya.”Akhirnya Yelena mengerti maksudnya. “Haih, rupanya begitu. Pantas saja pelit sekali ….”Kata terakhir dikatakan dengan suara yang sangat kecil.Usai meminum sup, Levin menyadari tatapan aneh dari mereka berdua. Dia spontan mengerutkan keningnya. “Kenapa?”“Nggak kenapa-napa. Kamu minum saja. Aku dan Yelena nggak ganggu kamu lagi.”Mereka berdua saling bertukar pandang, lalu kembali menyibukkan diri.Di sisi lain, saat Yunita kembali ke apartemen, Ingga pun bertanya, “Apa kamu sudah antar supnya?”“Sudah.”Ingga merasa gembira. “Levin sangat capek untuk syuting di Area Homa. Kamu mesti seri

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2739

    Di sisi lain, Levin yang sedang menjalankan syuting di kantor polisi tidak berhenti bersin-bersin. Tokoh polisi yang menjadi lawan mainnya mengangkat kepalanya. “Cuaca panas sekali, kamu malah flu?”“Aku merasa pasti ada yang lagi maki aku dari belakang.”Polisi itu bercanda. “Bisa jadi ada yang merindukanmu.”Merindukannya?Levin tertegun sejenak. Terlintas wajah wanita itu di dalam benaknya. Dia seketika merinding. Sepertinya tidak mungkin.Setelah mereka berdua mengobrol sejenak, syuting resmi dimulai. Saat Proto memulai syuting, aktor yang memerani tokoh polisi langsung menghayati perannya. Dia membanting buku catatan di atas meja. “Kamu masih mau pura-pura lagi. Ada sidik jarimu di gelas korban. Apa benar kamu yang memasukkan obat tidur itu? Jujur!”Sepertinya Levin tidak menyangka lawan mainnya akan begitu profesional, tiba-tiba Levin tersenyum. Namun, dia menyadari Proto malah tidak menghentikan syuting. Dia pun menggembungkan pipinya, lalu berusaha untuk menyimpan ekspresinya.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2738

    Ariel mengangkat kepalanya sembari menggigit sendoknya. “Maksudnya, aku lebih … istimewa, ya?”Jodhiva mencedok sup untuknya. “Kamu juga rakus sekali. Kalau aku tidak menghentikanmu, kamu pasti akan makan apa pun.”Ariel pun menggigit bibirnya dan tidak berbicara.Steven tersenyum. “Baguslah kalau ibu hamil bisa makan. Waktu itu saat nenekmu hamil ayahmu, dia juga sama seperti Ariel, banyak yang ingin disantapnya. Dia bahkan diam-diam menyembunyikan banyak camilan.”Ketika membahas soal menyembunyikan camilan, tiba-tiba Ariel merasa bersalah. Jodhiva memergoki ekspresinya, lalu menyipitkan matanya. “Kamu juga sembunyikan camilan?”Ariel berterus terang. “Nggak kok, kata siapa aku menyembunyikan camilan. Aku nggak mungkin melakukan hal seperti itu!”Semua orang di depan meja pun tertawa.Dalam sekejap mata, sudah sampai ke awal bulan Juli. Saat Clara libur sekolah, Daniel menjemputnya ke Negara Hyugana. Dacia juga sekalian pergi mengunjungi Carly dan Nordin.Mereka berdua juga telah tam

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2737

    Jodhiva berjalan ke depan penjual es krim. Saat hendak mengeluarkan dompet, beberapa anak kecil menengadah kepalanya untuk menatap Jodhiva. “Paman, kamu mesti antre, nggak boleh potong baris.”Jodhiva tertegun sejenak, lalu membungkukkan tubuhnya untuk menatap mereka. “Begini saja, Paman belikan es krim buat kalian. Gimana kalau kalian perbolehin Paman untuk potong baris?”Anak-anak saling bertukar pandang. Mereka merasa transaksi ini cukup menguntungkan! Kemudian, anak-anak pun setuju.Jodhiva membeli es krim, sekalian membelikan es krim kepada anak-anak. Setelah bayar, dia pun mengambil es krim ke sisi Ariel. Ariel spontan tertawa. “Kamu malah kepikiran cara seperti ini demi memotong antrean?”Jodhiva menyerahkan es krim ke tangan Ariel. “Hanya beliin es krim saja, bukan masalah besar.”Ariel membuka bungkusan es krim, lalu mencicipinya.Rasa dingin di musim panas ini memang adalah hal yang cukup menggembirakan!Jodhiva menerima sebuah pesan. Dia spontan merangkul pinggang Ariel. “Ay

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2736

    Setelah ucapan dilontarkan, Yura muncul dengan tampilan memukau. Dia mengenakan gaun panjang ketat berwarna sampanye dengan potongan leher rendah.Di bawah cahaya remang-remang, Yura yang melangkah dengan perlahan kelihatan semakin jelas lagi. Riasannya kelihatan indah. Tubuhnya juga kelihatan elok.Bastian spontan menyipitkan matanya. Pandangannya mengikuti langkah kaki Yura.“Maaf sudah membuat kalian menunggu lama.” Yura tersenyum, lalu berdiri di hadapan mereka.Bastian langsung tersadar dari bengongnya, lalu berdeham dengan ringan. Tiba-tiba dia melepaskan jasnya untuk membungkus tubuh Yura.Yura terdiam membisu.Bastian menjelaskan dengan serius, “AC di sini agak besar. Aku takut kamu masuk angin dan flu.”Yura hendak melepaskan jas Bastian. “Tapi aku merasa panas.”“Tidak. Kamu kedinginan.” Bastian menahan tangan Yura, tidak membiarkan Yura melepaskannya.Jodhiva bertukar pandang dengan Ariel. Dia pun tersenyum tidak berdaya.“Yura.” Cooper berjalan mendekat, lalu menatap Jodhiv

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2735

    Hiro spontan mengangkat kepalanya. Dia sungguh tidak tahu bagaimana memperlakukan kucing ini.Emilia menggigit sedotannya. “Kiumi itu terlalu ramah. Paman, kamu nggak keberatan, ‘kan?”Hiro menahan Kiumi yang terus bergerak. Keningnya tiba-tiba berkerut. “Paman?”“Kamu memang kelihatan muda, tapi seharusnya kamu hampir sebaya dengan pemilik penginapan ini, ‘kan?”Hiro terdiam membisu. Apa Emilia telah salah paham terhadap umurnya?Hiro menunduk menatap Kiumi di dalam pelukannya, lalu membelai bulu lembut Kiumi. “Mike lebih besar empat tahun dari aku.”“Coba aku pikir, Bos lebih besar empat tahun dari kamu. Seharusnya kamu juga sudah berusia 30 tahun, lebih besar 11 tahun daripada aku. Benar dong kalau kupanggil Paman?”Emilia berpikir. Saat Hiro berusia 11 tahun, dirinya saja belum lahir.Hiro melirik Emilia sekilas. Dia memang masih gadis. “Meong ….” Cakar gendut Kiumi menarik pakaiannya, hendak masuk ke dalam pakaian Hiro.Emilia terkejut segera menggendong Kiumi. Dia merasa canggun

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2734

    Berhubung ada bar di penginapan, karyawan sif malam akan bekerja dari jam lima sore hingga jam dua dini hari.Pekerja paruh waktu di penginapan hanya Emilia saja. Biasanya dia hanya bernyanyi di malam hari saja. Siang harinya jika tidak ada kelas, dia juga akan membantu di penginapan. Berhubung usianya masih muda, anggota di restoran juga sangat menjaga Emilia.Seandainya Emilia pulang kerja terlalu malam, tidak gampang untuk memanggil mobil di tengah malam, dia pun diperbolehkan untuk tinggal di penginapan.Setiap wajah yang tadinya tidak familier menjadi familier di sini. Hubungan mereka menjadi sangat akrab juga.Sementara, Mike juga akan mengatur makan bersama dengan karyawan di setiap festival. Itulah sebabnya mereka semua dapat merasakan kehangatan di penginapan ini.Hiro berjalan ke dalam halaman. Mike sedang merapikan dedaunan di pekarangan. Dia memalingkan kepalanya menatap ke sisi Hiro. “Cuaca hari ini lumayan bagus. Kenapa kamu tidak pergi jalan-jalan?”“Tidak ada yang seru.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2733

    Kiumi makan dengan lahapnya.“Emilia, bukannya hari ini kamu ada kelas?”“Sepertinya dosen lagi ada urusan, jadi nggak ada kelas hari ini.” Emilia melihat ke sisi Mike. “Aku bisa keluar juga karena nggak ada kelas.”Mike pun tersenyum.Pada saat ini, Emilia baru memperhatikan Hiro. Dia terbengong beberapa detik. “Eh, bukannya kamu itu …. Oh, kamu yang tinggal di kamar sebelah, ‘kan?”Mike melihat ke sisi Hiro. “Kalian kenal?”“Bukan, bukan, semalam Kiumi masuk ke balkon kamarnya. Sepertinya Kiumi sudah mengganggu istirahatnya.” Emilia tersenyum canggung. Dia kepikiran sesuatu, lalu berkata, “Ngomong-ngomong, Kak Mike, sepertinya sudah lama dia tinggal di sini.”Mike tersenyum. “Iya, sudah cukup lama. Temanku ini berasal dari ibu kota. Dia datang ke sini buat liburan.”“Ibu kota?” Saat ini, Emilia sudah duduk di sofa. Dia menatap Hiro dengan rasa penasaran. “Apa ibu kota itu seru?”Hiro berkata dengan datar, “Lumayan.”“Temanku juga pergi ke ibu kota. Dia masuk ke akademi perfilman. Den

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2732

    Ketika melihat kucingnya berlari ke balkon kamar lain dan ditangkap, Emilia spontan menarik napas dalam-dalam. Dia mengatupkan kedua telapak tangannya sembari menunjukkan sikap tulusnya. “Maaf sekali. Kiumi-ku sudah bikin masalah buat kamu. Aku akan bawa dia kembali. Bisa nggak … kamu gendong kemari?”Balkon mereka hanya terpisah sejauh 1,5 meter saja. Emilia mengulurkan kedua tangannya bermaksud untuk menangkapnya.Hiro tidak berbicara, langsung mengangkat kucing kepadanya.Emilia segera menerima, lalu memeluknya dengan buru-buru. “Terima kasih. Maaf, sudah merepotkanmu.”Kemudian, Emilia membalikkan tubuhnya menepuk-nepuk Kiumi yang berada di dalam pelukannya. “Kalau kamu sembarangan lari lagi, aku akan sterilkan kamu!”Kiumi mengeong tanda dirinya menolak.Hiro menarik lengan pakaiannya, lalu menepuk-nepuk bulu kucing yang menempel di pakaiannya. Dia juga kembali ke kamar.Keesokan harinya, Hiro mengenakan pakaian tidur longgar berjalan menuruni tangga. Biasanya penginapan akan memp

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status