Share

Bab 6

Author: Daun Jahe
Minta maaf? Dia mau Claire meminta maaf kepada Kayla?

Claire mencibir, lalu menatapnya lekat-lekat sambil berkata, "Nggak mungkin."

Javier tidak menyangka wanita ini tidak hanya sombong, tetapi juga sangat keras kepala. Wajahnya menjadi kaku saat berkata, "Kalau kamu nggak mau minta maaf, nama Zora besok akan hilang dari dunia mode perhiasan."

Awalnya, Javier tidak mau mempersulit Claire. Hanya saja, Kayla bisa dianggap "penyelamat" baginya. Enam tahun lalu, jika bukan karena Kayla, dia sudah masuk dalam perangkap.

Meskipun dia tidak punya perasaan apa pun terhadap Kayla, selama beberapa tahun ini Javier tetap memenuhi kebutuhan materi Kayla tanpa syarat.

Bisnis Vienna sedang menghadapi kesulitan dalam beberapa tahun terakhir, jadi dia mengeluarkan biaya 2 triliun untuk merekrut Zora ke dalam negeri.

Javier memang tahu bahwa Kayla yang duluan memukulnya dan bersalah. Dia bisa menyuruh Kayla untuk meminta maaf.

Javier tidak akan peduli bagaimana mereka menyelesaikan masalah ini secara pribadi. Namun, dia tidak akan membiarkan siapa pun yang memukul Kayla di hadapannya.

Tangan Claire yang dicengkeram oleh Javier terasa sakit, seolah-olah terkilir. Meski merasa sedih, Claire tidak akan pernah meneteskan setitik air mata pun di hadapan musuhnya!

"Aku nggak bersalah, aku nggak mau minta maaf!"

Melihat sikapnya yang begitu keras kepala, Javier tertawa kecil ketika berkata, "Dengan kemampuan Keluarga Fernando, kamu bukan hanya akan kehilangan posisi di Negara Makronesia. Bahkan namamu juga akan dicoret dari Negara Sahara. Kamu yakin mau begitu?"

Keluarga Fernando ....

Claire menggertakkan giginya. Pantas saja, tadinya dia masih bertanya-tanya, atas dasar apa pria ini mengancamnya.

Ternyata dia orang Keluarga Fernando!

Claire sendiri tidak takut diboikot, tetapi anak-anaknya masih harus bersekolah di ibu kota ini. Dia juga masih harus merebut kembali Perusahaan Perhiasan Vienna milik ibunya.

Dia tidak boleh mengacaukan rencana besar hanya demi masalah kecil. Claire tidak perlu bertengkar dengan pria ini.

"Kamu lepaskan dulu tanganku."

Javier melepaskan tangan Claire sambil menatapnya. "Sebaiknya kamu pikirkan baik-baik."

"Cuma minta maaf, 'kan?" ujar Claire sambil mengangkat alisnya dan berjalan keluar.

Setibanya di ruangan kantor, dia berjalan ke hadapan Kayla dan berkata, "Maaf."

Kayla tidak menyangka bahwa Claire akan minta maaf padanya. Dia tahu bahwa pasti Javier yang membantunya.

Dalam hatinya merasa bangga, tetapi dia hanya tersenyum dan berkata, "Nggak apa-apa, kalau begitu masalah kontrak ...."

Claire melirik sekilas pria yang berada di luar pintu, kemudian mengambil pena dan menandatangani kontrak itu. Namun, tidak ada yang tahu bahwa dia sedang menyunggingkan senyuman sekarang.

Dia bisa kembali ke Perusahaan Perhiasan Vienna juga karena "dipaksa" oleh mereka. Padahal, Claire sudah jelas-jelas mengatakan bahwa dia tidak sudi untuk kembali.

Kelak, Claire akan memberikan pelajaran kepada mereka tentang "mengundang pencuri ke dalam rumah".

Usai tanda tangan, Claire meletakkan kembali penanya dan pergi begitu saja.

Javier berjalan ke depan meja dan melihat kontrak itu. Kayla berjalan ke sisinya dan berkata, "Javier, terima kasih."

"Jangan bertemu dengannya sendirian," ujar Javier dengan nada datar.

Kemudian, dia meletakkan kembali kontrak itu dan pergi dengan asistennya.

Setelah kepergian Javier, Kayla mengambil kontrak itu dengan bangga. "Claire, pada akhirnya kamu tetap saja mati di tanganku."

Di luar gerbang, terparkir sebuah mobil Mercedes-Maybach. Asistennya yang bernama Roger Johansen membukakan pintu untuknya. Setelah Javier naik ke mobil, barulah asistennya mengikutinya.

"Data yang kusuruh kamu cari, sudah dapat belum?"

Roger mengangguk, lalu berbalik menyerahkan sebuah laptop padanya. "Tuan Javier, semua ada di sini."

Javier mengeklik layar laptop untuk melihat-lihat data tersebut. Namun, perhatiannya malah tertuju pada nama "Claire Adhitama".

Alamat yang tertera juga merupakan alamat Keluarga Adhitama saat ini.

Tatapan Javier menjadi meredup.

Di Grup Angkasa.

Jessie dan Jody sedang berdiri di luar gerbang menatap bangunan megah yang ikonik ini. Tempat ini memang pantas menyandang nama perusahaan nomor satu di ibu kota.

Kedua anak itu melangkah masuk ke lobi perusahaan. Terlihat orang-orang berpakaian rapi yang sedang berlalu-lalang. Ada yang sedang mengambil dokumen, ada juga beberapa resepsionis dengan bahasa pengantar yang berbeda-beda.

Dalam kesibukan ini, sosok kedua anak kecil ini menarik perhatian banyak orang.

Melihat kedua anak kecil yang imut ini, seorang gadis resepsionis menghampiri mereka dan bertanya dengan sopan, "Dik, kalian cari siapa?"

Jessie mengeluarkan berkas data pribadi dari tas bebeknya dan berkata dengan nada manja, "Kakak, kami terpilih menjadi duta produk untuk merek 'Belia'. Paman itu menyuruh kami datang untuk wawancara ...."

Mendengar suaranya yang begitu imut, gadis itu merasa ingin meleleh. "Kalau begitu, apa orang tua kalian nggak datang bersama kalian?"

Jody menjawab, "Nggak perlu merepotkan Ibu, kami bisa sendiri."

"Wah, pintar sekali ya! Baiklah, Kakak akan bawa kalian ke sana ya."

"Makasih, Kakak Cantik!" ujar keduanya sambil membungkukkan badan.

Gadis itu menggandeng tangan kecil mereka menuju studio rekaman. "Belia" adalah merek pakaian mewah anak-anak yang merupakan anak perusahaan Grup Angkasa. Mereka memang sedang mencari duta produk anak-anak yang berpenampilan menarik dan tidak demam panggung.

Gadis resepsionis itu mengantarkan mereka sampai di depan studio. Di dalam studio itu, ada beberapa rak baju dan kamera beserta backdrop layar.

Di dalam sana juga ada banyak anak-anak lain yang datang untuk wawancara.

Terlihat seorang wanita paruh baya berpenampilan rapi yang tampak tidak puas dengan hasil fotonya. Dia berkata dengan tidak sabaran, "Gimana sih fotonya! Aku butuh sentuhan kamera! Harus ada feel-nya! Mengerti nggak?"

"Kak Darlene, dua anak ini ...."

"Duh, jangan menggangguku ...." Ketika baru saja Darlene Juanda ingin mengatakan sesuatu, dia tiba-tiba melihat kedua anak kecil yang berdiri di samping gadis resepsionis itu.

Seketika, dia tertegun melihat keduanya. Kenapa dua anak ini begitu mirip dengan Tuan Javier?!
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Susi
Menuju titik terang ...
goodnovel comment avatar
Just Rara
karena kedua anak itu adalah anaknya javier darlene
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 7

    "Tante Cantik, kami datang untuk wawancara model ...," ujar Jessie seraya mendongak. Kedua matanya tampak jernih dan cerah bagaikan bintang.Darlene menarik napas untuk menenangkan suasana hatinya. Mana mungkin anak seimut dan selucu ini milik Tuan Javier?Javier yang dikenalnya itu tidak mungkin bisa punya anak selucu ini.Dia berjongkok sambil mengelus kepala kedua anak itu dan bertanya, "Siapa nama kalian?""Namaku Jessie.""Namaku Jody."Kedua anak itu menjawab dengan serempak.Darlene hampir saja meleleh melihat keimutan kedua anak ini. Selain imut, keduanya bahkan sangat tampan dan cantik.Kalau diletakkan di depan kamera ....Darlene tiba-tiba tersadar. Dia menoleh kepada staf yang sedang bekerja di samping dan berteriak, "Kalian! Cepat bawa dua model ini untuk ganti pakaian!"Darlene sudah tidak sabar ingin melihat hasilnya!Di bawah gedung Grup Angkasa, mobil Maybach yang terparkir itu membuat para pengawal berbaju hitam di sana buru-buru menyingkirkan orang di sekitarnya. Kem

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 8

    "Ibu bilang, siapa pun yang menanyakan namanya, kami hanya boleh memberi tahu mereka bahwa nama ibu adalah Ibunda Ratu," ujar Jessie sambil tertawa terkikik-kikik."Pfftt ...." Darlene juga tidak kuasa menahan tawanya, tetapi dia segera menghentikannya.Hahaha! Lucu sekali kedua anak ini! Siapa sebenarnya ibu mereka?Tatapan Javier bergetar melihat Jody yang matanya mirip dengan dirinya.Jika bukan karena dia hanya pernah berhubungan badan dengan Kayla, Javier bahkan mencurigai bahwa kedua anak ini adalah miliknya.Jessie melirik jam tangannya sekilas, lalu berkata, "Paman Tampan, kami sudah mau pulang. Kalau nggak, nanti Ibunda Ratu khawatir."Javier menurunkan Jessie, lalu berpesan pada Roger, "Antar dua anak ini pulang."Roger mengangguk dan menjawab, "Baik.""Paman Tampan, sampai jumpa!" Jessie melambaikan tangannya, lalu menggandeng kakaknya untuk mengikuti Roger.Ketika keluar dari pintu, dia langsung memamerkan sehelai rambut kepada Jody dengan bangga.Begitu keluar dari gerbang

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 9

    Keesokan harinya di Perusahaan Perhiasan Vienna.Claire duduk di ruangannya sambil melihat-lihat desain perhiasan Vienna selama beberapa tahun ini. Kemudian, dia melemparkan dokumennya ke atas meja."Nggak kreatif! Bahkan esensi desain saja nggak ngerti! Perhiasan yang dirancang Vienna selama beberapa tahun ini cuma asal-asalan saja, ya?"Ekspresi staf yang berada di dalam ruangannya tampak canggung. Dia berkata, "Nona Zora, Direktur Kayla yang bilang bahwa gaya desain Vienna cukup mengikuti gaya selama ini saja."Claire melingkarkan kedua tangannya di depan dada dan bersandar di kursi. Dia tertawa kecil dan berkata, "Memangnya gaya selama ini itu gaya yang bagaimana?"Dia mengangkat perhiasan yang ada dalam berkas itu dan berkata, "Semua ini hanya tumpukan sampah yang nggak menarik di dunia mode perhiasan. Hebat sekali direktur kalian itu. Setelah naik jabatan, dia langsung memecat semua elite perusahaan. Sekarang Vienna bahkan nggak bisa menciptakan produk sendiri dan hanya bisa menj

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 10

    Mendengar bahwa Javier dan Claire mendatangi gudang material, bahkan Pak Chairul juga telah dipanggil ke sana, Kayla sangat khawatir rahasianya akan terbongkar. Oleh karena itu, dia juga bergegas ke ruangan tersebut.Sambil berusaha menenangkan diri, Kayla berpura-pura tidak tahu apa-apa dan bertanya, "Apa yang terjadi? Javier, kenapa kamu ada di sini?"Sialan, si berengsek Claire ini pasti pulang hanya untuk mempersulitnya. Dia bahkan mencari sampai ke gudang material!Pada saat itu, demi menghemat uang, dia meminta seseorang membawa sejumlah bahan baku yang kurang baik. Dia tidak pernah mengira wanita sialan ini sengaja mencari masalah begitu kembali!Javier menatapnya, lalu bertanya dengan acuh tak acuh, "Kenapa batu mentah ini bisa tercampur dengan batu palsu?"Kayla mengepal tangannya dengan erat. Namun, dia menunjukkan wajah tak bersalah ketika berkata, "Aku nggak tahu. Kamu juga tahu kan, aku memang nggak mengerti soal batu mentah. Selama beberapa tahun ini, memang aku yang mela

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 11

    Keesokan harinya.Foto produk merek "Belia" yang dibintangi oleh Jessie dan Jody langsung viral di internet. Kedua anak ini masuk ke dalam peringkat pencarian terhangat ketiga karena penampilan mereka yang tampan dan cantik.#KesenanganTakTerbatas#:[ Gila, foto ini luar biasa sekali! ]#BijiWijen#:[ Astaga, mukanya seperti titisan dewa! Irinya ... huhuhu .... ]#MusimPanas#:[ Aku penasaran sama tampang orang tuanya! ]#MalaikatAwan#:[ Padahal cuma baju anak-anak, tapi kalau mereka yang pakai jadi elegan. Faktor muka ya? ]Kolom komentar di bawahnya sangat ramai, hampir semua isi komentarnya sedang memuji paras kedua anak ini.Javier yang duduk di kantor presdir Grup Angkasa juga kebetulan melihat pencarian terhangat ini.Kedua anak di dalam foto itu tidak tampak gugup ketika pemotretan. Selain itu, mereka juga bersikap sangat kooperatif, seolah-olah memang dilahirkan untuk tampil di atas panggung.Hanya saja, entah mengapa, Javier tidak bisa menahan diri untuk memperhatikan mereka.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 12

    Desainer?Raut wajah Javier menjadi suram, dia tak kuasa menatap Jerry dan bertanya, "Siapa namanya?""Ibu kami nggak terkenal, kalau kuberi tahu juga Paman nggak akan kenal. Oh ya, Paman punya pacar?"Jerry dengan cepat mengalihkan topiknya.Javier memicingkan matanya. Pacar?Memang ada seorang wanita di sisinya, tetapi dia tidak pernah mengakui wanita itu sebagai pacarnya.Jerry tersenyum ketika berkata, "Gimana kalau kami mengenalkan Ibu kami? Meski nggak terkenal, Ibu kami sangat hebat, lho! Penampilannya juga cantik, lihat saja dari tampang kami saja sudah ketahuan."Javier mengatupkan bibirnya tidak bersuara.Memang, penampilan kedua anak ini sangat memesona. Wanita yang bisa melahirkan anak secantik ini juga tidak akan terlalu jelek.Hanya saja, entah mengapa , dia sangat sulit untuk percaya bahwa kedua anak ini tidak ada hubungan darah dengannya. Akan tetapi, Kayla juga tidak pernah hamil dan melahirkan.Selain itu, wajah anak perempuan itu juga makin dilihat, makin terasa fami

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 13

    Melihat Javier yang tampaknya benar-benar marah, Imelda sadar bahwa tidak ada keuntungan baginya menyinggung pria itu.Dia menggertakkan gigi dan membungkuk pada kedua anak itu. "Maaf, Adik Kecil. Ini semua salah Tante, kalian maafkan Tante ya."Imelda membatin, 'Sialan, nggak boleh lengah sebelum semuanya jelas.'Kalau mereka benar-benar anak Claire si berengsek itu, anak-anak ini tidak boleh ada di sini!Setelah Imelda pergi, Javier menatap Jessie. Raut wajah Jessie menjadi cemberut, dia menarik tangan Jerry dan berkata, "Maaf, Paman. Kami nggak ingin makan lagi, kami mau pulang."Javier agak tertegun. Namun, mengingat kejadian barusan, kedua anak ini mungkin kaget. "Oke, aku antar kalian pulang.""Nggak usah, kami pulang sendiri saja," ujar Jessie sambil menarik tangan Jerry untuk pergi.Roger terlihat bingung. "Tuan Javier, kenapa sikap kedua anak ini cepat sekali berubah ...."Javier tidak berkata-kata, dia hanya melihat sosok kedua anak itu dari belakang. Entah apa yang sedang di

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 14

    Setelah gagal melampiaskan kemarahannya pada Claire, Imelda menjadi makin uring-uringan. Sepulangnya ke rumah, dia langsung mengadu pada Rendy.Rendy meletakkan koran yang sedang dibacanya dan bertanya dengan terkejut, "Claire sudah pulang?""Iya, dia sekarang sudah menjadi desainer perhiasan internasional yang terkenal, Zora. Jangankan aku dan Kayla, katanya dia bahkan berani bersikap lancang terhadap Tuan Javier."Sejak Rendy mengetahui bahwa Kayla berpacaran dengan Javier, Rendy menjadi makin sayang dengan putrinya itu.Claire malah selancang itu berani melawan Javier, tentu saja Rendy tidak akan berpangku tangan.Bagaimanapun, Rendy masih ingin dihargai dan dia juga tidak ingin menyinggung Keluarga Fernando. Jadi, mana mungkin dia akan diam saja melihat menantunya yang kaya itu dibuat kesal?Rendy melipat kembali koran itu dan berkata, "Setelah 6 tahun nggak bertemu, gadis ini malah berani cari masalah dengan Tuan Javier?"Imelda duduk di samping Rendy sambil memegang lengannya den

Latest chapter

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2740

    “Terima kasih, Kak. Kak, kamu memang nggak pelit.”Baru saja Yelena selesai berbicara dan melihat sup di dalam mangkuk itu, senyumannya langsung terkaku. Dia langsung menjulingkan bola matanya.Sudah sesedikit ini? Serius?Si aktor yang memerani tokoh polisi memergoki ekspresi Yelena, dia pun spontan tersenyum, kemudian berkata, “Dik, itu memang sup dari keluarganya, tapi belum tentu masakan ibunya.”Akhirnya Yelena mengerti maksudnya. “Haih, rupanya begitu. Pantas saja pelit sekali ….”Kata terakhir dikatakan dengan suara yang sangat kecil.Usai meminum sup, Levin menyadari tatapan aneh dari mereka berdua. Dia spontan mengerutkan keningnya. “Kenapa?”“Nggak kenapa-napa. Kamu minum saja. Aku dan Yelena nggak ganggu kamu lagi.”Mereka berdua saling bertukar pandang, lalu kembali menyibukkan diri.Di sisi lain, saat Yunita kembali ke apartemen, Ingga pun bertanya, “Apa kamu sudah antar supnya?”“Sudah.”Ingga merasa gembira. “Levin sangat capek untuk syuting di Area Homa. Kamu mesti seri

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2739

    Di sisi lain, Levin yang sedang menjalankan syuting di kantor polisi tidak berhenti bersin-bersin. Tokoh polisi yang menjadi lawan mainnya mengangkat kepalanya. “Cuaca panas sekali, kamu malah flu?”“Aku merasa pasti ada yang lagi maki aku dari belakang.”Polisi itu bercanda. “Bisa jadi ada yang merindukanmu.”Merindukannya?Levin tertegun sejenak. Terlintas wajah wanita itu di dalam benaknya. Dia seketika merinding. Sepertinya tidak mungkin.Setelah mereka berdua mengobrol sejenak, syuting resmi dimulai. Saat Proto memulai syuting, aktor yang memerani tokoh polisi langsung menghayati perannya. Dia membanting buku catatan di atas meja. “Kamu masih mau pura-pura lagi. Ada sidik jarimu di gelas korban. Apa benar kamu yang memasukkan obat tidur itu? Jujur!”Sepertinya Levin tidak menyangka lawan mainnya akan begitu profesional, tiba-tiba Levin tersenyum. Namun, dia menyadari Proto malah tidak menghentikan syuting. Dia pun menggembungkan pipinya, lalu berusaha untuk menyimpan ekspresinya.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2738

    Ariel mengangkat kepalanya sembari menggigit sendoknya. “Maksudnya, aku lebih … istimewa, ya?”Jodhiva mencedok sup untuknya. “Kamu juga rakus sekali. Kalau aku tidak menghentikanmu, kamu pasti akan makan apa pun.”Ariel pun menggigit bibirnya dan tidak berbicara.Steven tersenyum. “Baguslah kalau ibu hamil bisa makan. Waktu itu saat nenekmu hamil ayahmu, dia juga sama seperti Ariel, banyak yang ingin disantapnya. Dia bahkan diam-diam menyembunyikan banyak camilan.”Ketika membahas soal menyembunyikan camilan, tiba-tiba Ariel merasa bersalah. Jodhiva memergoki ekspresinya, lalu menyipitkan matanya. “Kamu juga sembunyikan camilan?”Ariel berterus terang. “Nggak kok, kata siapa aku menyembunyikan camilan. Aku nggak mungkin melakukan hal seperti itu!”Semua orang di depan meja pun tertawa.Dalam sekejap mata, sudah sampai ke awal bulan Juli. Saat Clara libur sekolah, Daniel menjemputnya ke Negara Hyugana. Dacia juga sekalian pergi mengunjungi Carly dan Nordin.Mereka berdua juga telah tam

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2737

    Jodhiva berjalan ke depan penjual es krim. Saat hendak mengeluarkan dompet, beberapa anak kecil menengadah kepalanya untuk menatap Jodhiva. “Paman, kamu mesti antre, nggak boleh potong baris.”Jodhiva tertegun sejenak, lalu membungkukkan tubuhnya untuk menatap mereka. “Begini saja, Paman belikan es krim buat kalian. Gimana kalau kalian perbolehin Paman untuk potong baris?”Anak-anak saling bertukar pandang. Mereka merasa transaksi ini cukup menguntungkan! Kemudian, anak-anak pun setuju.Jodhiva membeli es krim, sekalian membelikan es krim kepada anak-anak. Setelah bayar, dia pun mengambil es krim ke sisi Ariel. Ariel spontan tertawa. “Kamu malah kepikiran cara seperti ini demi memotong antrean?”Jodhiva menyerahkan es krim ke tangan Ariel. “Hanya beliin es krim saja, bukan masalah besar.”Ariel membuka bungkusan es krim, lalu mencicipinya.Rasa dingin di musim panas ini memang adalah hal yang cukup menggembirakan!Jodhiva menerima sebuah pesan. Dia spontan merangkul pinggang Ariel. “Ay

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2736

    Setelah ucapan dilontarkan, Yura muncul dengan tampilan memukau. Dia mengenakan gaun panjang ketat berwarna sampanye dengan potongan leher rendah.Di bawah cahaya remang-remang, Yura yang melangkah dengan perlahan kelihatan semakin jelas lagi. Riasannya kelihatan indah. Tubuhnya juga kelihatan elok.Bastian spontan menyipitkan matanya. Pandangannya mengikuti langkah kaki Yura.“Maaf sudah membuat kalian menunggu lama.” Yura tersenyum, lalu berdiri di hadapan mereka.Bastian langsung tersadar dari bengongnya, lalu berdeham dengan ringan. Tiba-tiba dia melepaskan jasnya untuk membungkus tubuh Yura.Yura terdiam membisu.Bastian menjelaskan dengan serius, “AC di sini agak besar. Aku takut kamu masuk angin dan flu.”Yura hendak melepaskan jas Bastian. “Tapi aku merasa panas.”“Tidak. Kamu kedinginan.” Bastian menahan tangan Yura, tidak membiarkan Yura melepaskannya.Jodhiva bertukar pandang dengan Ariel. Dia pun tersenyum tidak berdaya.“Yura.” Cooper berjalan mendekat, lalu menatap Jodhiv

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2735

    Hiro spontan mengangkat kepalanya. Dia sungguh tidak tahu bagaimana memperlakukan kucing ini.Emilia menggigit sedotannya. “Kiumi itu terlalu ramah. Paman, kamu nggak keberatan, ‘kan?”Hiro menahan Kiumi yang terus bergerak. Keningnya tiba-tiba berkerut. “Paman?”“Kamu memang kelihatan muda, tapi seharusnya kamu hampir sebaya dengan pemilik penginapan ini, ‘kan?”Hiro terdiam membisu. Apa Emilia telah salah paham terhadap umurnya?Hiro menunduk menatap Kiumi di dalam pelukannya, lalu membelai bulu lembut Kiumi. “Mike lebih besar empat tahun dari aku.”“Coba aku pikir, Bos lebih besar empat tahun dari kamu. Seharusnya kamu juga sudah berusia 30 tahun, lebih besar 11 tahun daripada aku. Benar dong kalau kupanggil Paman?”Emilia berpikir. Saat Hiro berusia 11 tahun, dirinya saja belum lahir.Hiro melirik Emilia sekilas. Dia memang masih gadis. “Meong ….” Cakar gendut Kiumi menarik pakaiannya, hendak masuk ke dalam pakaian Hiro.Emilia terkejut segera menggendong Kiumi. Dia merasa canggun

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2734

    Berhubung ada bar di penginapan, karyawan sif malam akan bekerja dari jam lima sore hingga jam dua dini hari.Pekerja paruh waktu di penginapan hanya Emilia saja. Biasanya dia hanya bernyanyi di malam hari saja. Siang harinya jika tidak ada kelas, dia juga akan membantu di penginapan. Berhubung usianya masih muda, anggota di restoran juga sangat menjaga Emilia.Seandainya Emilia pulang kerja terlalu malam, tidak gampang untuk memanggil mobil di tengah malam, dia pun diperbolehkan untuk tinggal di penginapan.Setiap wajah yang tadinya tidak familier menjadi familier di sini. Hubungan mereka menjadi sangat akrab juga.Sementara, Mike juga akan mengatur makan bersama dengan karyawan di setiap festival. Itulah sebabnya mereka semua dapat merasakan kehangatan di penginapan ini.Hiro berjalan ke dalam halaman. Mike sedang merapikan dedaunan di pekarangan. Dia memalingkan kepalanya menatap ke sisi Hiro. “Cuaca hari ini lumayan bagus. Kenapa kamu tidak pergi jalan-jalan?”“Tidak ada yang seru.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2733

    Kiumi makan dengan lahapnya.“Emilia, bukannya hari ini kamu ada kelas?”“Sepertinya dosen lagi ada urusan, jadi nggak ada kelas hari ini.” Emilia melihat ke sisi Mike. “Aku bisa keluar juga karena nggak ada kelas.”Mike pun tersenyum.Pada saat ini, Emilia baru memperhatikan Hiro. Dia terbengong beberapa detik. “Eh, bukannya kamu itu …. Oh, kamu yang tinggal di kamar sebelah, ‘kan?”Mike melihat ke sisi Hiro. “Kalian kenal?”“Bukan, bukan, semalam Kiumi masuk ke balkon kamarnya. Sepertinya Kiumi sudah mengganggu istirahatnya.” Emilia tersenyum canggung. Dia kepikiran sesuatu, lalu berkata, “Ngomong-ngomong, Kak Mike, sepertinya sudah lama dia tinggal di sini.”Mike tersenyum. “Iya, sudah cukup lama. Temanku ini berasal dari ibu kota. Dia datang ke sini buat liburan.”“Ibu kota?” Saat ini, Emilia sudah duduk di sofa. Dia menatap Hiro dengan rasa penasaran. “Apa ibu kota itu seru?”Hiro berkata dengan datar, “Lumayan.”“Temanku juga pergi ke ibu kota. Dia masuk ke akademi perfilman. Den

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2732

    Ketika melihat kucingnya berlari ke balkon kamar lain dan ditangkap, Emilia spontan menarik napas dalam-dalam. Dia mengatupkan kedua telapak tangannya sembari menunjukkan sikap tulusnya. “Maaf sekali. Kiumi-ku sudah bikin masalah buat kamu. Aku akan bawa dia kembali. Bisa nggak … kamu gendong kemari?”Balkon mereka hanya terpisah sejauh 1,5 meter saja. Emilia mengulurkan kedua tangannya bermaksud untuk menangkapnya.Hiro tidak berbicara, langsung mengangkat kucing kepadanya.Emilia segera menerima, lalu memeluknya dengan buru-buru. “Terima kasih. Maaf, sudah merepotkanmu.”Kemudian, Emilia membalikkan tubuhnya menepuk-nepuk Kiumi yang berada di dalam pelukannya. “Kalau kamu sembarangan lari lagi, aku akan sterilkan kamu!”Kiumi mengeong tanda dirinya menolak.Hiro menarik lengan pakaiannya, lalu menepuk-nepuk bulu kucing yang menempel di pakaiannya. Dia juga kembali ke kamar.Keesokan harinya, Hiro mengenakan pakaian tidur longgar berjalan menuruni tangga. Biasanya penginapan akan memp

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status