Abu rokok jatuh mengenai punggung tangan Jerremy. Jelas-jelas terasa sangat panas. Dia malah bagai tidak merasakan apa pun.Pada saat ini, Jerremy menerima sebuah pesan masuk dari Mellisa.[ Tuan Muda Jerry, apa kamu ada waktu besok? Aku sudah meneliti metode pengobatan baru. Aku ingin bahas denganmu. ]Raut wajah Jerremy semakin muram lagi. Dia mematikan rokok di atas asbak.Di sisi lain, Mellisa yang tidak berhasil mendapat balasan dari Jerremy merasa tidak senang. Seorang pria memeluknya dari belakang. “Mellisa, kamu lagi ngobrol sama siapa?”Mellisa menutup layar ponselnya. Terlintas rasa risi di dalam matanya. “Hanya beri tahu keluarga pasien soal metode pengobatan saja.”Kemudian, Mellisa membalikkan tubuhnya untuk memeluk si pria. “Kak Manuel, bagaimana dengan berita itu?”Manuel membungkukkan tubuh untuk mencium Mellisa. “Tenang saja, aku sudah menghabiskan uang 600 juta untuk memviralkan berita itu. Besok berita itu pasti akan viral di semua media sosial.”Mellisa pun tersenyu
Mellisa mengulurkan tangannya. Belum sempat tersentuh, Jerremy langsung menepis tangannya. Dia mengambil tisu sendiri. Tidak dapat terlihat ekspresi apa pun di wajahnya. “Apa Nona Mellisa pintar dalam melakukan hal seperti ini?”Mellisa terbengong sejenak. “Tuan Muda Jerry, maksudmu dalam hal apa?”Jerremy mengangkat kelopak matanya. “Menggoda lelaki.”Raut wajah Mellisa seketika berubah. Senyuman di wajahnya juga terkaku. “Tuan Muda Jerry, kamu salah paham ….”Tatapan Jerremy menjadi muram. Senyuman di wajahnya juga datar. “Hanya ada kita berdua di sini. Jadi, seharusnya tidak ada salah paham. Kalau Nona Mellisa memiliki maksud lain terhadapku, aku juga bisa beri kesempatan itu kepada Nona Mellisa.”Mellisa sungguh merasa syok. Sepertinya semua di luar dugaannya. Apa Jerremy sudah hampir terpancing?Heh! Ternyata semua pria sama saja. Sepertinya Mellisa tidak perlu capek-capek untuk menggodanya lagi. Mellisa berlagak serbasalah. “Tuan Muda Jerry …. Kamu sudah punya calon istri.”Jerr
Ekspresi Siska kelihatan galak. “Kamu yang turun tangan untuk memukulku. Semua luka yang aku alami itu akibat dari perbuatanmu. Bukti sudah sangat kuat. Kamu malah berani melempar kesalahan ke diriku. Sekarang kita lagi di kantor polisi. Kamu masih saja bersikap arogan!”“Aku duluan yang turun tangan atau kamu yang duluan turun tangan? Kenapa? Apa kamu lupa kamu sudah memukul anak di bawah umur? Kamu itu manusia bukan, sih?” Tatapan Ariel kelihatan dingin.Raut wajah Siska seketika berubah. Dia berjalan maju, lalu menampar Ariel. “Kamu jangan sembarangan bicara. Kamu itu wanita jalang! Kamu bukan cuma menggoda suamiku saja, kamu juga melahirkan anak haram suamiku. Memangnya kenapa kalau aku pukul kamu?”Terlihat bekas merah di salah satu pipi Ariel. Dia memiringkan kepala untuk menatap Siska. Tiba-tiba dia tersenyum. “Pak Polisi, adik iparmu ini memukulku. Apa kamu mau biarkan dia begitu saja?”Polisi mendengus dingin. “Ini area kekuasaanku.”Siska merasa bangga. “Sudah dengar belum? N
Siska menangis di hadapan reporter. Dia mengatakan ada yang membantu Ariel dari belakang, itulah sebabnya Ariel bisa terbebas dari jeratan hukum. Dia juga mengatakan Ariel adalah pihak ketiga yang sudah merusak rumah tangganya, bahkan telah melahirkan anak perempuan dengan suaminya.Berita “pelakor memukul istri sah” menjadi viral di media sosial. Warganet yang tidak mengetahui keaslian berita mulai memaki Ariel, bahkan menghinanya dengan kata-kata yang tidak enak untuk didengar.Saat ini, Ariel yang tidak memperhatikan berita di internet menjemput Clara keluar rumah sakit. Saat mereka berdua berjalan keluar rumah sakit, tiba-tiba ada yang melempar sebotol air ke sisi mereka. Ariel segera menarik Clara untuk menghindar.“Dia itu pelakor yang nggak tahu malu itu! Dia sudah keluar!”“Pelakor ada di sini!”Sekelompok orang berkumpul di depan rumah sakit, bahkan reporter juga ikut kemari. Ariel dan Clara dikepung di tengah. Ada yang melempar telur ayam. “Dasar wanita jalang! Mati sana!”Ar
Reporter berbisik, “Tapi Siska beri tahu langsung ….”Tiba-tiba Jodhiva tersenyum. “Coba kalian baca komentar di internet.”Para reporter dan orang-orang di samping langsung mengeluarkan ponsel. Semuanya sungguh merasa syok. Ternyata arah opini publik sudah berubah. Rekaman lengkap terekam oleh CCTV taman. Siska duluan yang memukul seorang anak kecil dengan gilanya, itulah sebabnya dia bisa ditendang oleh Ariel.Namun, saat di hadapan media, Siska tidak pernah sekali pun mengungkit masalah dia telah memukul anak. Siska hanya mengatakan masalah dia dipukul saja.Sementara itu, komentar publik juga mulai menjadi dua suara. Satunya merasa Siska memang pantas untuk dipukul. Kemudian, tak sedikit orang merasa pelakor dan anak haram itu yang pantas untuk dipukul. Pelakor tidak seharusnya dikasihani.Sebuah informasi mengejutkan keluar lagi. Identitas dari anak perempuan yang dipukul itu telah terbongkar. Dia adalah keponakan dari calon istri Jerremy. Kenyataan ini telah menampar wajah banya
Usai berbicara, Ariel melihat Clara. “Kelak Cara juga mesti setegar Kakak.”Clara mengangguk. “Emm, pasti.”Ariel meninggalkan kamar Clara. Kebetulan dia melihat Jodhiva sedang berdiri di koridor. Dia meletakkan tangan di belakang punggung, kemudian berjalan maju. “Clara cukup suka dengan kamar yang kamu persiapkan untuknya.”Jodhiva mengangkat kelopak matanya. “Baguslah kalau dia suka.”Ariel mengamatinya. “Aku nggak menyangka ternyata kamu tahu model yang disukai anak perempuan.”Jodhiva tersenyum tipis. Dia menundukkan kepala untuk mendekati Ariel. “Bagaimanapun, aku mesti mempersiapkannya untuk putri kita nanti.”Kali ini Ariel kehabisan kata-kata. Wajahnya seketika merona. “Kamu … kamu jangan asal bicara. Siapa juga yang mau melahirkan anak buat kamu. Dasar nggak waras.”Saat Ariel hendak melarikan diri, Jodhiva langsung menindih Ariel ke sisi dinding. Belum sempat Ariel berbicara, dia langsung menempelkan bibirnya di atas bibir Ariel. Jodhiva menguasai napas Ariel. Tubuh Jodhiva
“Bukannya kamu cuma bisa melahirkan saja? Setelah melahirkan, kamu merasa dirimu sangat hebat? Semua orang mesti mengikuti kemauanmu? Bahkan ketika kamu sakit, semua orang juga mesti melayanimu?”Siska memelototi Manuel dengan marah. “Manuel, kamu kurang ajar!”Manuel menepis tangan Siska. Siska pun terjatuh ke lantai. “Aku kurang ajar? Kalau kamu tidak puas, kita bisa tanda tangan surat cerai sekarang.”Selesai berbicara, Manuel langsung melempar surat cerai ke tubuh Siska. “Hak asuh anak boleh kuberikan kepadamu, tapi persyaratannya kamu mesti bercerai tanpa mengambil sepeser pun. Kalau tidak, aku akan membuatmu tidak mendapatkan apa pun.”Kemudian, Manuel pergi dengan membanting pintu.Siska masih terbengong menatap surat cerai di hadapannya. Seketika dia merasa tidak berdaya. Wajahnya juga mulai memucat.Sepertinya Siska memang sudah buta. Kenapa dia bisa menyukai pria seperti ini?Setelah Manuel meninggalkan rumah, dia langsung pergi ke tempat tinggalnya Mellisa. Namun, Mellisa ma
Jodhiva tersenyum. “Dia pernah menjadi psikiater Siska. Siska sangat percaya sama dia. Tentu saja dia tidak akan mencurigai Mellisa.”Ariel menyipitkan matanya. “Aku hanya memarahi wanita itu. Dia malah turun tangan sama aku dan memfitnahku?”Ariel sungguh tidak habis pikir. Bagaimanapun, Ariel tidak tergolong telah menyinggung Mellisa. Kenapa Mellisa bisa menggunakan cara kotor ini untuk menjebaknya?Jari tangan Jodhiva memainkan ujung rambut Ariel. “Dia bukan lagi menentangmu, lebih tepatnya lagi menentang Clara. Sasaran Mellisa itu Jerry.”Ariel tertegun sejenak. Ekspresi wajahnya spontan berubah.Ternyata Mellisa menyukai Jerremy. Pantas saja ketika di vila waktu itu, Mellisa membantah ucapannya dengan panik. Tiba-tiba Ariel kepikiran sesuatu, dia pun berkata dengan nada menyindir, “Kalian berdua bukan cuma punya wajah yang mirip saja, bahkan juga sama-sama kecantolan banyak wanita?”Jodhiva pun tersenyum. Dia merentangkan tangannya di belakang bangku, lalu mendekatinya. “Kalau ka
“Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d
Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m
Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik
Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.
Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak
Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi
Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba
Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan
Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me