“Tentu saja,” balas Ariel dengan serius, “Clara bisa masuk rumah sakit karena kelalaianku. Apa pun ceritanya, aku punya tanggung jawab besar dalam masalah ini.”Jodhiva memasukkan Ariel ke dalam pelukannya. Ariel pun merasa syok. Saking dekatnya, bibir Jodhiva hampir menempel di atas kening Ariel. “Ada aku. Kamu tidak usah khawatir.”Bulu mata Ariel bergetar. Dia segera mengalihkan pandangannya. “Kamu nggak usah bantu aku ….”Jodhiva mencubit dagu Ariel. “Kamu pikirkan sendiri. Sekarang Dacia sedang mengandung. Kalau dia tahu terjadi sesuatu sama Clara dan terjadi sesuatu dengan kandungannya, apa kamu sanggup menanggung akibatnya?”Ariel langsung terbengong. Kelihatan sekali dia tidak memikirkan masalah ini. Ibu hamil paling tidak boleh emosi. Seandainya terjadi sesuatu dengan Dacia, bisa jadi Keluarga Fernando akan mencincang Ariel!Ariel menggigit bibirnya. “Bagaimana kamu membantuku?”Jodhiva tersenyum. “Namanya keluarga sendiri. Semuanya bisa dibicarakan.”Ariel menatapnya beberapa
Abu rokok jatuh mengenai punggung tangan Jerremy. Jelas-jelas terasa sangat panas. Dia malah bagai tidak merasakan apa pun.Pada saat ini, Jerremy menerima sebuah pesan masuk dari Mellisa.[ Tuan Muda Jerry, apa kamu ada waktu besok? Aku sudah meneliti metode pengobatan baru. Aku ingin bahas denganmu. ]Raut wajah Jerremy semakin muram lagi. Dia mematikan rokok di atas asbak.Di sisi lain, Mellisa yang tidak berhasil mendapat balasan dari Jerremy merasa tidak senang. Seorang pria memeluknya dari belakang. “Mellisa, kamu lagi ngobrol sama siapa?”Mellisa menutup layar ponselnya. Terlintas rasa risi di dalam matanya. “Hanya beri tahu keluarga pasien soal metode pengobatan saja.”Kemudian, Mellisa membalikkan tubuhnya untuk memeluk si pria. “Kak Manuel, bagaimana dengan berita itu?”Manuel membungkukkan tubuh untuk mencium Mellisa. “Tenang saja, aku sudah menghabiskan uang 600 juta untuk memviralkan berita itu. Besok berita itu pasti akan viral di semua media sosial.”Mellisa pun tersenyu
Mellisa mengulurkan tangannya. Belum sempat tersentuh, Jerremy langsung menepis tangannya. Dia mengambil tisu sendiri. Tidak dapat terlihat ekspresi apa pun di wajahnya. “Apa Nona Mellisa pintar dalam melakukan hal seperti ini?”Mellisa terbengong sejenak. “Tuan Muda Jerry, maksudmu dalam hal apa?”Jerremy mengangkat kelopak matanya. “Menggoda lelaki.”Raut wajah Mellisa seketika berubah. Senyuman di wajahnya juga terkaku. “Tuan Muda Jerry, kamu salah paham ….”Tatapan Jerremy menjadi muram. Senyuman di wajahnya juga datar. “Hanya ada kita berdua di sini. Jadi, seharusnya tidak ada salah paham. Kalau Nona Mellisa memiliki maksud lain terhadapku, aku juga bisa beri kesempatan itu kepada Nona Mellisa.”Mellisa sungguh merasa syok. Sepertinya semua di luar dugaannya. Apa Jerremy sudah hampir terpancing?Heh! Ternyata semua pria sama saja. Sepertinya Mellisa tidak perlu capek-capek untuk menggodanya lagi. Mellisa berlagak serbasalah. “Tuan Muda Jerry …. Kamu sudah punya calon istri.”Jerr
Ekspresi Siska kelihatan galak. “Kamu yang turun tangan untuk memukulku. Semua luka yang aku alami itu akibat dari perbuatanmu. Bukti sudah sangat kuat. Kamu malah berani melempar kesalahan ke diriku. Sekarang kita lagi di kantor polisi. Kamu masih saja bersikap arogan!”“Aku duluan yang turun tangan atau kamu yang duluan turun tangan? Kenapa? Apa kamu lupa kamu sudah memukul anak di bawah umur? Kamu itu manusia bukan, sih?” Tatapan Ariel kelihatan dingin.Raut wajah Siska seketika berubah. Dia berjalan maju, lalu menampar Ariel. “Kamu jangan sembarangan bicara. Kamu itu wanita jalang! Kamu bukan cuma menggoda suamiku saja, kamu juga melahirkan anak haram suamiku. Memangnya kenapa kalau aku pukul kamu?”Terlihat bekas merah di salah satu pipi Ariel. Dia memiringkan kepala untuk menatap Siska. Tiba-tiba dia tersenyum. “Pak Polisi, adik iparmu ini memukulku. Apa kamu mau biarkan dia begitu saja?”Polisi mendengus dingin. “Ini area kekuasaanku.”Siska merasa bangga. “Sudah dengar belum? N
Siska menangis di hadapan reporter. Dia mengatakan ada yang membantu Ariel dari belakang, itulah sebabnya Ariel bisa terbebas dari jeratan hukum. Dia juga mengatakan Ariel adalah pihak ketiga yang sudah merusak rumah tangganya, bahkan telah melahirkan anak perempuan dengan suaminya.Berita “pelakor memukul istri sah” menjadi viral di media sosial. Warganet yang tidak mengetahui keaslian berita mulai memaki Ariel, bahkan menghinanya dengan kata-kata yang tidak enak untuk didengar.Saat ini, Ariel yang tidak memperhatikan berita di internet menjemput Clara keluar rumah sakit. Saat mereka berdua berjalan keluar rumah sakit, tiba-tiba ada yang melempar sebotol air ke sisi mereka. Ariel segera menarik Clara untuk menghindar.“Dia itu pelakor yang nggak tahu malu itu! Dia sudah keluar!”“Pelakor ada di sini!”Sekelompok orang berkumpul di depan rumah sakit, bahkan reporter juga ikut kemari. Ariel dan Clara dikepung di tengah. Ada yang melempar telur ayam. “Dasar wanita jalang! Mati sana!”Ar
Reporter berbisik, “Tapi Siska beri tahu langsung ….”Tiba-tiba Jodhiva tersenyum. “Coba kalian baca komentar di internet.”Para reporter dan orang-orang di samping langsung mengeluarkan ponsel. Semuanya sungguh merasa syok. Ternyata arah opini publik sudah berubah. Rekaman lengkap terekam oleh CCTV taman. Siska duluan yang memukul seorang anak kecil dengan gilanya, itulah sebabnya dia bisa ditendang oleh Ariel.Namun, saat di hadapan media, Siska tidak pernah sekali pun mengungkit masalah dia telah memukul anak. Siska hanya mengatakan masalah dia dipukul saja.Sementara itu, komentar publik juga mulai menjadi dua suara. Satunya merasa Siska memang pantas untuk dipukul. Kemudian, tak sedikit orang merasa pelakor dan anak haram itu yang pantas untuk dipukul. Pelakor tidak seharusnya dikasihani.Sebuah informasi mengejutkan keluar lagi. Identitas dari anak perempuan yang dipukul itu telah terbongkar. Dia adalah keponakan dari calon istri Jerremy. Kenyataan ini telah menampar wajah banya
Usai berbicara, Ariel melihat Clara. “Kelak Cara juga mesti setegar Kakak.”Clara mengangguk. “Emm, pasti.”Ariel meninggalkan kamar Clara. Kebetulan dia melihat Jodhiva sedang berdiri di koridor. Dia meletakkan tangan di belakang punggung, kemudian berjalan maju. “Clara cukup suka dengan kamar yang kamu persiapkan untuknya.”Jodhiva mengangkat kelopak matanya. “Baguslah kalau dia suka.”Ariel mengamatinya. “Aku nggak menyangka ternyata kamu tahu model yang disukai anak perempuan.”Jodhiva tersenyum tipis. Dia menundukkan kepala untuk mendekati Ariel. “Bagaimanapun, aku mesti mempersiapkannya untuk putri kita nanti.”Kali ini Ariel kehabisan kata-kata. Wajahnya seketika merona. “Kamu … kamu jangan asal bicara. Siapa juga yang mau melahirkan anak buat kamu. Dasar nggak waras.”Saat Ariel hendak melarikan diri, Jodhiva langsung menindih Ariel ke sisi dinding. Belum sempat Ariel berbicara, dia langsung menempelkan bibirnya di atas bibir Ariel. Jodhiva menguasai napas Ariel. Tubuh Jodhiva
“Bukannya kamu cuma bisa melahirkan saja? Setelah melahirkan, kamu merasa dirimu sangat hebat? Semua orang mesti mengikuti kemauanmu? Bahkan ketika kamu sakit, semua orang juga mesti melayanimu?”Siska memelototi Manuel dengan marah. “Manuel, kamu kurang ajar!”Manuel menepis tangan Siska. Siska pun terjatuh ke lantai. “Aku kurang ajar? Kalau kamu tidak puas, kita bisa tanda tangan surat cerai sekarang.”Selesai berbicara, Manuel langsung melempar surat cerai ke tubuh Siska. “Hak asuh anak boleh kuberikan kepadamu, tapi persyaratannya kamu mesti bercerai tanpa mengambil sepeser pun. Kalau tidak, aku akan membuatmu tidak mendapatkan apa pun.”Kemudian, Manuel pergi dengan membanting pintu.Siska masih terbengong menatap surat cerai di hadapannya. Seketika dia merasa tidak berdaya. Wajahnya juga mulai memucat.Sepertinya Siska memang sudah buta. Kenapa dia bisa menyukai pria seperti ini?Setelah Manuel meninggalkan rumah, dia langsung pergi ke tempat tinggalnya Mellisa. Namun, Mellisa ma
Dacia sedang bertaruh. Dia bertaruh apakah kekasih Jane dan dua pria ini bodoh atau tidak? Sesuai dugaan, kekasih Jane menatapnya. “Jangan-jangan kamu sengaja bawa dia ke vilaku? Kalau terjadi apa-apa, kamu akan jadikan aku sebagai kambing hitam?”Jane meminta dicarikan teman pria untuk menghadapi seorang wanita. Dia pun memperkenalkan kedua teman prianya kepada Jane. Hanya saja, saat mereka menculik Dacia kemari, dia mengira Dacia akan bungkam.Namun, siapa sangka identitas suami wanita ini tidaklah sederhana. Ditambah lagi dengan ucapan Dacia tadi, dia mesti berpikir dua kali. Bagaimanapun, dia tidak ingin masa depannya hancur hanya karena seorang wanita.“Bukan. Sayang, kamu dengar penjelasanku. Dia sengaja lagi takuti kamu. Dia nggak berani ….”“Kalau kamu bodoh, kamu jangan anggap semua orang itu juga sama bodohnya dengan kamu. Apa kamu merasa kekasihmu bersedia mempertaruhkan nasibnya demi kamu? Keuntungan apa yang bisa kamu datangkan untuk kekasihmu?”Usai berbicara, Dacia meli
Kekasih Jane tersenyum menyeringai. Dia memalingkan kepalanya, lalu berkata kepada kedua temannya, “Sudah dengar belum? Wanita ini hadiah dari kesayanganku buat kalian.”Jane menimpali, “Kalian harus main dengan seru, ya.”Sekarang hati kedua pria itu semakin menggebu-gebu. Mereka mendekati Dacia dengan motif jahat.Dacia berusaha untuk meronta, tetapi dia diikat dengan sangat ketat. Dacia menggertakkan giginya, lalu berusaha menenangkan dirinya untuk memikirkan cara.Saat mereka berdua hendak menyentuh Dacia, tiba-tiba Dacia tertawa. Jika dia ketakutan dan menangis, bisa jadi mereka berdua akan semakin bersemangat lagi. Suara tawa Dacia membuat mereka kebingungan.Jane memelototinya. “Kamu sudah jatuh ke tangan kami. Kamu malah tertawa?”“Apa kalian sentuh ponselku?”Kedua pria saling bertukar pandang, lalu melihat ke sisi Jane. Jane membalas dengan arogan, “Memangnya kenapa kalau aku sentuh ponselmu?”“Jangan-jangan kamu matikan ponselku?”“Sebenarnya kamu mau ngomong apa, sih!” Dac
Pada zaman sekarang ini, jarang ada orang yang tidak tergoda dengan kekayaan dan kekuasaan.Pada saat ini, Jane berdiri tidak jauh di sana. Ketika melihat hubungan Carly dan Dacia semakin dekat, dia pun merasa sangat tidak puas.Jelas-jelas sebelumnya Carly selalu menuruti apa kata Jane. Dia merasa tidak peduli apa yang dia perbuat, Carly tidak akan memutuskan hubungannya dengan Jane. Semua ini pasti gara-gara Dacia.Jane tidak akan membuat Dacia hidup tenang. Siang harinya, Dacia meninggalkan akademi. Tiba-tiba Jane memanggilnya, lalu berjalan menghampirinya dengan buru-buru, “Dacia, sudah terjadi sesuatu dengan Carly!”Kening Dacia berkerut. “Terjadi sesuatu?”Jane berkata dengan buru-buru, “Tadi aku pergi cari dia. Aku melihat dia sedang diganggu sama beberapa orang lelaki. Sekarang mereka ada di parkiran.”Dacia memang merasa curiga, tetapi berhubung masalah ini bersangkutan dengan keselamatan Carly, dia pun mengikuti langkah Jane ke area parkiran.Namun setibanya di area parkiran
Apalagi Perusahaan Teknologi Yarnis adalah perusahaan yang baru didirikan Jules. Dengan adanya dukungan dari pihak kerajaan, Perusahaan Teknologi Yarnis juga tidak perlu mencari mitra kerja sama lagi. Calon mitra kerja sama akan berbondong-bondong mencari mereka.Filbert merasa bingung. “Jadi ….”Jules meletakkan gelas teh. “Sekarang aku tidak buru-buru dalam mencari mitra kerja sama. Kita cukup fokus dalam mencari teknisi saja. Sisanya diundur dulu.”Filbert terbengong, tetapi dia terpaksa mengangguk. “Oke.”Pada saat ini, televisi, koran, majalah, dan media sosial sedang menyiarkan kabar Silvia sibuk mempersiapkan acara penobatannya.Para murid di akademi perfilman juga sedang membahas masalah kerajaan. Saat Dacia melewati koridor, beberapa murid pun sedang melihatnya sembari berbisik-bisik. “Sepertinya dia punya sedikit hubungan dengan keluarga kerajaan. Aku juga dengar kabar, Raja Willie mempersiapkan dua set surat wasiat sebelum dia meninggal. Seharusnya salah satunya milik dia.”
Jules merangkul Jessie di dalam dekapannya. “Apa benar kamu tidak takut?”Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kamu juga nggak pernah lukai aku.”Dagu Jules bersandar di atas kepala Jessie. Dia pun tersenyum. “Kamu sudah mempertaruhkan nyawamu demi menemaniku. Apa mungkin aku tega untuk melukaimu? Jessie, ada yang ingin aku tanyakan sama kamu. Waktu itu, saat mereka menculikku ke Area Andes, apa kamu tidak takut ketika mengikutiku?”Jessie mengangkat kepalanya untuk menatap Jules. Senyumannya sangat lebar. “Aku nggak takut. Karena aku tahu ayahku pasti akan datang untuk menyelamatkan kita. Lagi pula, kamu juga bakal lindungi aku.”Jules tertegun sejenak, lalu menurunkan kelopak mata untuk menatapnya. “Aku melindungimu? Jelas-jelas kamu yang melindungiku?”Jessie berkata dengan tersenyum, “Sebenarnya aku juga nggak tahu kenapa aku bisa mengambil risiko untuk mengikutimu. Tapi setahuku, aku nggak menyesal.”Jules memeluk Jessie dengan erat, lalu menempelkan bibir di atas kening Jessie.
Yura tidak berbicara, tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan.Di sisi lain, Jules menghentikan mobilnya di depan Vila Laguna. Jessie menuruni mobil, lalu memandang vila dengan nuansa klasik dengan kaget. “Jangan-jangan vila ini ditinggalkan Kakek untuk kamu?”Jules mengangguk. “Vila ini tempat tinggal nenekku. Setelah dia meninggal, hak milik vila ini jatuh ke tangan kakekku. Kakekku tidak tega untuk melelangnya, makanya vila ini dibiarkan kosong.”Usai berbicara, Jules mengulurkan tangannya ke sisi Jessie. “Aku bawa kamu pergi jalan-jalan.”Jessie menggandeng tangan Jules dengan tersenyum, lalu bersamanya berjalan di taman bunga yang luas ini.Vila ini berjarak sangat dekat dengan istana. Dari sini, mereka bisa melihat jam di atas menara istana. Lokasi ini juga berada di pusat bisnis.Di dalam taman terdapat kolam buatan dan jembatan kecil, serta beberapa gazebo. Air mancur, patung, jalan setapak yang dikelilingi pohon phoenix, serta kebun mawar saling melengkapi di bawah sinar matah
Pintu diketuk. Hiro melihat dari celah jari tangannya. “Masuk.”Saat melihat Yura memasuki ruangan, Hiro pun merasa kaget. “Kenapa kamu ke sini?”Yura mengangkat kantongan plastik. Di dalamnya berisi camilan dan juga bir. “Aku khawatir kamu akan bosan. Jadi, aku datang untuk melihatmu.”Yura meletakkan botol bir di atas meja, lalu mengeluarkan camilan. “Pada saat seperti ini, kamu pasti ingin minum alkohol, ‘kan?”Hiro tersenyum datar. “Kamu sudah baca berita?”“Sepertinya selain orang buta, semuanya sudah membaca berita itu.” Yura membuka sekaleng bir, lalu menyerahkannya kepada Hiro.Hiro mengambil kaleng bir, lalu meminumnya.Yura duduk di seberang Hiro. “Apa lukamu sudah sembuh?”Hiro mengiakan dengan acuh tak acuh.Yura mengangkat kepala untuk menatap Hiro. Beberapa saat kemudian, dia pun berkata, “Jujur saja, aku merasa sudah seharusnya kamu melepaskan Jessie. Dia sudah menikah. Kamu juga nggak bisa mengubah kenyataan itu.”“Jadi?” Hiro memutar bola matanya. “Tujuan kamu kemari m
“Sebenarnya bukan, mungkin karena dia tidak ingin menambah rasa sedih setelah dia meninggal nanti. Meskipun kamu bertemu dia untuk yang terakhir kalinya, kamu juga tidak bisa mengubah apa pun. Kamu juga akan bersedih dan tidak bisa menerima kenyataan ini. Kalau dia melihatmu yang seperti itu, bisa jadi dia akan semakin merasa bersalah dan semakin tidak tenang lagi.”Dacia menurunkan kelopak matanya dan tidak berbicara. Beberapa saat kemudian, Dacia pun menunjukkan senyuman di wajahnya. “Terima kasih sudah menghiburku.”Di dalam vila, Daniel menyadari kepulangan mereka. Dia berdiri dengan perlahan. Saat dia menyadari kedua mata merah Dacia, dia yakin Dacia sudah mengetahui masalah kematian Raja Willie.“Dacia.”“Ayah, kamu nggak usah khawatir. Aku baik-baik saja.”Usai berbicara, Dacia membalikkan tubuhnya untuk naik ke lantai atas.Daniel menatap bayangan punggung Dacia yang menaiki tangga dengan raut cemas. Jerremy memalingkan kepalanya untuk menatap Daniel. “Tadi dia pergi ke istana.
Carly berjalan ke sisi Dacia. “Dacia, kamu … apa kamu baik-baik saja?”Dacia menggeleng. Saat ini, dia sudah tidak bisa berkata-kata lagi.Carly berusaha menenangkan Dacia di samping hingga kedatangan Jerremy. Jerremy menebak Dacia sudah mengetahui kabar itu. Itulah sebabnya dia bergegas ke akademi untuk mencari Dacia.Jerremy merangkul Dacia. “Terima kasih. Serahkan saja dia kepadaku.”Carly mengangguk.Jerremy membawa Dacia ke dalam mobil, lalu bergegas meninggalkan akademi. Dia membawa Dacia ke istana. Saat Dacia merasa bingung, kebetulan Jessie dan Jules berjalan keluar istana. “Dacia, beri penghormatan terakhir kepada kakekmu.”Dacia mengepal erat kedua tangannya, lalu bergegas berlari ke dalam istana.Saat ini, istana kedatangan banyak pejabat dan politikus dari seluruh penjuru. Jasad Raja Willie diletakkan di dalam kotak kaca. Raut wajahnya terlihat sangat santai, seolah-olah sedang tidur saja.Dacia muncul di depan aula, kemudian disusul dengan Jules. Dia melangkahkan kakinya p