“Bukannya kamu cuma bisa melahirkan saja? Setelah melahirkan, kamu merasa dirimu sangat hebat? Semua orang mesti mengikuti kemauanmu? Bahkan ketika kamu sakit, semua orang juga mesti melayanimu?”Siska memelototi Manuel dengan marah. “Manuel, kamu kurang ajar!”Manuel menepis tangan Siska. Siska pun terjatuh ke lantai. “Aku kurang ajar? Kalau kamu tidak puas, kita bisa tanda tangan surat cerai sekarang.”Selesai berbicara, Manuel langsung melempar surat cerai ke tubuh Siska. “Hak asuh anak boleh kuberikan kepadamu, tapi persyaratannya kamu mesti bercerai tanpa mengambil sepeser pun. Kalau tidak, aku akan membuatmu tidak mendapatkan apa pun.”Kemudian, Manuel pergi dengan membanting pintu.Siska masih terbengong menatap surat cerai di hadapannya. Seketika dia merasa tidak berdaya. Wajahnya juga mulai memucat.Sepertinya Siska memang sudah buta. Kenapa dia bisa menyukai pria seperti ini?Setelah Manuel meninggalkan rumah, dia langsung pergi ke tempat tinggalnya Mellisa. Namun, Mellisa ma
Jodhiva tersenyum. “Dia pernah menjadi psikiater Siska. Siska sangat percaya sama dia. Tentu saja dia tidak akan mencurigai Mellisa.”Ariel menyipitkan matanya. “Aku hanya memarahi wanita itu. Dia malah turun tangan sama aku dan memfitnahku?”Ariel sungguh tidak habis pikir. Bagaimanapun, Ariel tidak tergolong telah menyinggung Mellisa. Kenapa Mellisa bisa menggunakan cara kotor ini untuk menjebaknya?Jari tangan Jodhiva memainkan ujung rambut Ariel. “Dia bukan lagi menentangmu, lebih tepatnya lagi menentang Clara. Sasaran Mellisa itu Jerry.”Ariel tertegun sejenak. Ekspresi wajahnya spontan berubah.Ternyata Mellisa menyukai Jerremy. Pantas saja ketika di vila waktu itu, Mellisa membantah ucapannya dengan panik. Tiba-tiba Ariel kepikiran sesuatu, dia pun berkata dengan nada menyindir, “Kalian berdua bukan cuma punya wajah yang mirip saja, bahkan juga sama-sama kecantolan banyak wanita?”Jodhiva pun tersenyum. Dia merentangkan tangannya di belakang bangku, lalu mendekatinya. “Kalau ka
Siska menggigit bibirnya. Dia memutuskan untuk melihatnya.Edwin meletakkan ponsel di depan meja. Siska mengambil, lalu membuka video itu. Tiba-tiba Siska tertegun di tempat. Dia kelihatan sangat kaget. “Bagaimana mungkin ….”Siska berulang kali melihat isi video. Wajahnya kelihatan pucat. Bahkan, tangannya juga gemetar. Ternyata selingkuhan Manuel adalah Mellisa!Siska bergumam sendiri. Dia sungguh tidak percaya dengan apa yang terjadi. “Bagaimana bisa begini? Kenapa dia orangnya?”Mellisa adalah orang yang paling dipercayai Siska. Selama beberapa tahun ini, kalau tidak ada pengobatan Mellisa, dia sama sekali tidak bisa melewati hari suram itu.Mellisa yang dianggap “penyelamat” dan “sahabat” ternyata adalah simpanan Manuel! Kenyataan ini bagai air dingin yang menyiram wajah Mellisa. Dia sungguh merasa terpukul.“Bu Siska, aku sungguh penasaran. Kenapa kamu bisa datang ke Kota Warma mencari Dokter Mellisa untuk mengobati depresi? Bukannya ada psikiater di ibu kota?”Wajah Siska semaki
Johnson mengangkat cangkir kopinya. “Kamu selingkuh dan sudah melakukan kekerasan terhadap istrimu. Sekarang istrimu sedang mengidap depresi yang lumayan serius. Seandainya masalah ini sampai ke pengadilan, sepertinya kamu akan kehilangan lebih banyak lagi.”Manuel tertegun sejenak. Kedua tangan dikepalkan. “Kamu bilang kamu itu pengacaranya. Jadi, kenapa kamu mencariku?”Johnson meminum kopi dengan perlahan. “Sebenarnya Bu Mellisa minta aku membantumu.”Kening Johnson berkerut. “Apa hubungan kamu dengan Mellisa?”“Kamu jangan salah paham.” Johnson tersenyum. “Aku tidak punya hubungan apa-apa dengan Nona Mellisa. Hanya saja, berhubung Bu Mellisa memintaku untuk membantumu, tentu saja aku mesti menjalankan pekerjaan ini dengan baik.”Tentu saja Johnson mengerti. Rautnya kelihatan lebih bagus. “Ternyata begitu. Tadi kamu bilang aku akan mengalami kerugian yang lebih besar lagi kalau masalah ini sampai ke pengadilan. Jadi, apa yang harus aku lakukan untuk menghindari semua itu?”Manuel ti
Ariel tersadar. Orang yang sedang memeluknya dari belakang itu ....Dia menarik napas dalam, memindahkan tangan pria itu dengan hati-hati, lalu berbalik.Benaran Jodhiva!Mungkin karena terusik gerakannya, Jodhiva terbangun dan segera menarik Ariel ke dalam pelukan. Lalu, dia berbisik di sebelah telinga Ariel, "Jangan lasak, ayo tidur."Ariel membalas dengan suara pelan, "Dasar tidak tahu malu!"Sudut bibir Jodhiva sedikit terangkat, tapi matanya masih terpejam. "Asalkan ada kamu saja."Padahal Ariel tidur di kamar Clara, berani-beraninya Jodhiva kemari! Kini Ariel melihat sendiri sisi "tidak tahu malu" dari pria ini!Namun, dia tidak berani membuat Clara terbangun. Setelah menarik napas, Ariel berkata dengan suara yang sangat kecil, "Kembali ke kamarmu."Jangan sampai Clara melihat orang ini!Jodhiva membuka mata dan menyandarkan kepalanya dengan satu tangan. "Kamu ikut?"Ariel tercengang. Kalau bukan karena pencahayaan di ruangan itu begitu gelap, wajahnya yang memerah pasti ketahuan
Dacia memejamkan mata. "Aku tidak mengerti, tapi aku tahu dia tidak tulus mau mengobati Clara."Clara setuju. "Dia memang tidak tulus. Dia mendekati Clara cuma buat memanfaatkan Clara untuk mencelakaimu."Merasa kaget, Dacia membalas, " Memanfaatkan Clara untuk mencelakaiku?""Benar! Target Mellisa itu Jerry. Dia mau memanfaatkan Clara buat mencelakai kamu dan bayimu. Mungkin dia merasa kalau kamu tidak punya anak ini, dia jadi punya kesempatan."Dacia terdiam. Dia teringat dengan pesan dan rumor yang muncul mendadak itu. Mungkin itu juga ulah Mellisa.Sore hari, saat Jerremy pulang, dia mendapati Dacia sedang menyiram bunga di taman.Sambil sedikit mengerutkan alis, dia berjalan ke arah Dacia dan memakaikan mantel padanya. "Kok keluar?""Aku terlalu bosan di rumah, jadi cari kerjaan sebentar di luar." Dacia meletakkan pot siram, lalu menoleh ke arah Jerremy. "Oh ya, malam ini Clara tinggal di sini."Jerremy terdiam. "Bukannya dia di Kompleks Galatta?""Kamu berharap dia di sana terus?
Di Grup Angkasa.Jerremy beristirahat sebentar di atas sofa. Hingga Edwin mengetuk pintu, dia baru membuka mata dengan pelan. "Masuk."Edwin membuka pintu dan masuk. "Anda kurang tidur, Pak?"Jerremy menyilangkan tangannya dan bersandar di kursi. Bukan kurang tidur lagi, tapi sama sekali tidak tidur. "Bagaimana perkembangan masalah yang diurus Pak Johnson?"Edwin membalas, "Pak Johnson sudah menjemput anak Manuel. Saat ini, anak Manuel sedang ditempatkan di sebuah vila di pinggiran kota."Jerremy mengiakan pelan. "Oke, deh."Melihatnya, Edwin berkomentar, "Tuan Muda, apa kamu tidak mau istirahat sebentar?" Edwin merasa heran, apa masalahnya seserius ini, sampai tidak tidur gara-gara mau menghukum Manuel?Sambil mengusap hidungnya, Jerremy bertanya, "Anak-anak suka apa, ya?"Edwin yang mendengarnya jadi terheran. "Tuan Muda tanya aku?"Jerremy mendelik. "Tentu saja. Memangnya siapa lagi yang ada di sini selain kamu?"Setelah berpikir, Edwin menjawab, "Aku tidak punya anak, mana tahu apa
Namun, apa Manuel benar-benar mau melepaskan semua uang itu demi anaknya?Tidak. Manuel berkata pada dirinya, dia tidak boleh menyerah atas semua uang itu.Kalau anaknya hilang, Mellisa masih bisa melahirkan untuknya.Setelah meninggalkan sekolah, Manuel pergi ke tempat Mellisa. Saat ini, Mellisa sedang memakai perawatan kulit di depan meja rias. Melihat kedatangan Manuel, Mellisa mengerutkan alis. "Kenapa kamu kemari lagi? Apa kamu tidak takut ketahuan istrimu?""Mellisa." Manuel berjalan ke belakang Mellisa dan menatapnya. "Zayden dibawa orang."Mellisa berhenti sesaat, lalu menutup tutup krim wajah. "Anakmu dibawa orang?"Manuel mengerutkan alis. "Bukan kamu yang membawanya?"Orang itu tahu nama Zayden, juga punya nomor kontak Manuel, bahkan tahu nama Siska. Dia pasti orang yang dikenal Manuel. Sepanjang perjalanan tadi, Manuel terus menebak siapa orang yang membawa pergi Zayden. Namun yang pasti, bukan wanita bodoh itu karena alih-alih meminta orang lain, dia cuma bakal menjemputny
Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba
Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan
Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me
Menjelang malam, di Kompleks Amara.Jessie sedang berkemas di kamarnya, menyiapkan barang-barang untuk perjalanan, termasuk panduan perjalanan darat serta berbagai perlengkapan yang mungkin dibutuhkan.Jules baru saja selesai mandi dan keluar dari kamar mandi. Melihat Jessie yang begitu serius mencari informasi tentang perjalanan, dia tidak bisa menahan tawanya. “Kita hanya pergi jalan-jalan, kenapa seperti mau pindah rumah saja?”“Barang cewek memang banyak! Mulai dari kosmetik, perawatan wajah, perlengkapan sehari-hari, camilan, oh ya, juga kamera, drone, dan payung. Semua sudah aku bawa!”Jules menyipitkan mata. “Bawa payung juga?”Jessie mengangkat kepala untuk melihat Jules, lalu berkata dengan serius, “Bagaimana kalau turun hujan? Bukannya akan terasa canggung?”Jules merasa tidak berdaya.Dua koper besar dan satu koper kecil sudah selesai dikemas. Jessie berdiri dan menatap barang bawaannya. Sepertinya memang agak berlebihan. Dia pun menggaruk pipinya sambil berkata, “Sepertinya
Jodhiva menggenggam tangannya. “Kita bicarakan nanti.”Claire melihat ke sisi Jessie dan Jules. “Jody dan Jerry sudah mengadakan resepsi pernikahan. Bagaimana dengan kalian?”Jessie membalas, “Kata Kak Jules, cocoknya di tanggal 9 September. Karena cuaca di awal bulan September nggak tergolong dingin, cuaca di siang hari tergolong hangat. Kalau malam, cuaca akan terasa dingin.”Ariel merasa syok. “Cuaca bulan September di sini masih panas? Nggak, biasanya di Pulau Persia, bulan September itu musim panas.”Jessie tersenyum. “Musim dingin di Pulau Persia sama seperti musim gugur di sini. Kalau kamu tidak suka musim salju, kamu bisa kembali ke Pulau Persia.”Steven meletakkan cangkir tehnya sembari berpikir sejenak. “Tanggal 9 September. Bukannya hanya tersisa 13 hari saja? Cepat juga.”Claire mengangguk dengan tersenyum. “Cukup cepat juga.”Jodhiva melihat ke sisi Jules. “Pernikahan keluarga kerajaan pasti meriah?”Jules merangkul pundak Jessie. “Tentu saja. Pada saat itu, pernikahan aka
Yogi mengangguk. “Aku akan melakukannya.”Setelah berpamitan dengan Shawn, mereka bertiga memasuki bandara.Pada saat bersamaan, di bandara Kota Jimbar.Mike dan Emilia mengantar Hiro di depan pintu. Mike menyerahkan koper kepadanya. “Kalau ada waktu, sering main ke sini.”Hiro mengambil kopernya sembari mengangguk. Kemudian, dia membalikkan tubuhnya, berjalan ke dalam bandara.Emilia yang sedang menggendong kucing menggigit bibirnya. Dia menundukkan kepalanya menatap Kiumi. “Kelak mungkin kamu tidak akan bertemu Paman lagi.”Mike melirik Emilia sekilas. “Astaga, masih tidak merelakannya?”“Kiumi yang nggak merelakannya.”“Aku rasa kamu yang tidak merelakannya.” Mike membalikkan tubuhnya dengan tersenyum, kemudian berjalan ke depan mobil. Emilia mengikuti di belakang. Mike membuka pintu. “Kamu ini masih kecil. Kamu selesaikan sekolahmu, lalu usahakan untuk kuliah di ibu kota.”Emilia duduk di bangku samping pengemudi. Ketika mendengar kuliah di ibu kota, dia langsung memalingkan kepala
Seperti kata pepatah, setiap kerugian pasti akan disertai dengan keuntungan. Lagi pula, dari dermaga itu, Keluarga Amkasa hanya akan mendapat pemasukan dari biaya singgah kapal dagang Organisasi Naga.Sekarang, setelah kaki putra Sorox patah akibat dipukul oleh Anton, Keluarga Amkasa sama sekali tidak menunjukkan respons apa pun, itu berarti mereka telah sepenuhnya menyinggung Sorox.Jangan harap mereka bisa berbisnis seperti biasa di masa depan. Bahkan, Organisasi Naga mungkin akan menjadi musuh Keluarga Amkasa. Meskipun mereka tidak lagi menggunakan dermaga Keluarga Amkasa, mereka tetap bisa membuka jalur baru dengan cara mereka sendiri.Pada akhirnya, Keluarga Amkasa justru mempersempit jalan mereka sendiri hanya demi mempertahankan keuntungan kecil ini.Yogi membalikkan kepalanya untuk melihat Dessy. “Ayo, kita pergi.”“Yogi, sebenarnya apa maksudmu? Sebenarnya kamu mau bantu atau tidak!” jerit Febri.Tanpa menoleh, Yogi berkata, “Tunggu kabar saja.”Kemudian, Yogi meninggalkan tem
Pada saat ini, pengurus rumah bergegas ke dalam rumah. “Tuan, ada yang melapor, katanya mereka melihat Tuan Yogi di dalam kota.”Benny spontan berdiri. “Apa benar?”Apa Yogi telah kembali?“Iya, dia lagi berada di Kediaman Keluarga Tanoto.”Ketika mendengar Yogi pergi ke Kediaman Keluarga Tanoto, Benny langsung menggebrak meja. “Begitu pulang, malah langsung ke Kediaman Keluarga Tanoto, sepertinya dia benar-benar tidak menganggap dirinya sebagai bagian dari Keluarga Amkasa!”Sekarang Febri sangat panik. Dia hanya berharap putranya bisa kembali. “Suamiku, berhubung dia sudah kembali, biarkan dia pergi tebus Anton. Bukannya Yogi itu anak sulungmu? Sekarang nyawa Anton sangat penting!”Kening Benny berkerut. Tangannya dikepal erat.Tidak lama kemudian, Yogi dan Dessy berada di halaman luar. Begitu Benny melihat kepulangannya, Benny pun terbengong sejenak. Ekspresinya seketika berubah muram. “Bukannya kamu tidak bersedia untuk pulang?”Tidak terlihat ekspresi apa pun di wajah Yogi. “Kalau
Shawn kelihatan tidak senang.Tobias tersenyum. “Kata siapa kaki Yogi akan dipertaruhkan? Daripada Sorox membuat Anton cacat, lebih baik Yogi turun tangan sendiri saja.”Shawn terbengong sejenak. “Suruh Yogi turun tangan sendiri?”Tobias mencondongkan tubuhnya ke depan. “Sekarang satu kaki Jomin sudah dipatahkan, tapi nyawanya baik-baik saja. Setelah istirahat selama setengah tahun, dia masih bisa turun dari ranjang dan berjalan secara normal. Aku dengar-dengar Sorox sangat sadis, tapi sekarang dia hanya mengancam Keluarga Amkasa untuk mengalah dengan Jomin. Kenapa dia tidak turun tangan?”Shawn kembali terbengong. “Apa maksudmu, Sorox punya maksud lain?”Tobias menuang air ke dalam gelasnya. “Sorox adalah seorang penguasa lokal di Miamar yang memiliki kekuasaan besar. Bisnis yang dia jalankan tidak bersih dan asal-usulnya juga tidak jelas. Selain itu, barang-barang mereka biasanya dikirim melalui jalur air, yang mana harus melewati wilayah Keluarga Amkasa.”“Lagi pula, nyawa Jomin tid