Share

Bab 2271

Penulis: Daun Jahe
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-05 18:00:01
Ariel tersadar. Orang yang sedang memeluknya dari belakang itu ....

Dia menarik napas dalam, memindahkan tangan pria itu dengan hati-hati, lalu berbalik.

Benaran Jodhiva!

Mungkin karena terusik gerakannya, Jodhiva terbangun dan segera menarik Ariel ke dalam pelukan. Lalu, dia berbisik di sebelah telinga Ariel, "Jangan lasak, ayo tidur."

Ariel membalas dengan suara pelan, "Dasar tidak tahu malu!"

Sudut bibir Jodhiva sedikit terangkat, tapi matanya masih terpejam. "Asalkan ada kamu saja."

Padahal Ariel tidur di kamar Clara, berani-beraninya Jodhiva kemari! Kini Ariel melihat sendiri sisi "tidak tahu malu" dari pria ini!

Namun, dia tidak berani membuat Clara terbangun. Setelah menarik napas, Ariel berkata dengan suara yang sangat kecil, "Kembali ke kamarmu."

Jangan sampai Clara melihat orang ini!

Jodhiva membuka mata dan menyandarkan kepalanya dengan satu tangan. "Kamu ikut?"

Ariel tercengang. Kalau bukan karena pencahayaan di ruangan itu begitu gelap, wajahnya yang memerah pasti ketahuan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2272

    Dacia memejamkan mata. "Aku tidak mengerti, tapi aku tahu dia tidak tulus mau mengobati Clara."Clara setuju. "Dia memang tidak tulus. Dia mendekati Clara cuma buat memanfaatkan Clara untuk mencelakaimu."Merasa kaget, Dacia membalas, " Memanfaatkan Clara untuk mencelakaiku?""Benar! Target Mellisa itu Jerry. Dia mau memanfaatkan Clara buat mencelakai kamu dan bayimu. Mungkin dia merasa kalau kamu tidak punya anak ini, dia jadi punya kesempatan."Dacia terdiam. Dia teringat dengan pesan dan rumor yang muncul mendadak itu. Mungkin itu juga ulah Mellisa.Sore hari, saat Jerremy pulang, dia mendapati Dacia sedang menyiram bunga di taman.Sambil sedikit mengerutkan alis, dia berjalan ke arah Dacia dan memakaikan mantel padanya. "Kok keluar?""Aku terlalu bosan di rumah, jadi cari kerjaan sebentar di luar." Dacia meletakkan pot siram, lalu menoleh ke arah Jerremy. "Oh ya, malam ini Clara tinggal di sini."Jerremy terdiam. "Bukannya dia di Kompleks Galatta?""Kamu berharap dia di sana terus?

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-05
  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2273

    Di Grup Angkasa.Jerremy beristirahat sebentar di atas sofa. Hingga Edwin mengetuk pintu, dia baru membuka mata dengan pelan. "Masuk."Edwin membuka pintu dan masuk. "Anda kurang tidur, Pak?"Jerremy menyilangkan tangannya dan bersandar di kursi. Bukan kurang tidur lagi, tapi sama sekali tidak tidur. "Bagaimana perkembangan masalah yang diurus Pak Johnson?"Edwin membalas, "Pak Johnson sudah menjemput anak Manuel. Saat ini, anak Manuel sedang ditempatkan di sebuah vila di pinggiran kota."Jerremy mengiakan pelan. "Oke, deh."Melihatnya, Edwin berkomentar, "Tuan Muda, apa kamu tidak mau istirahat sebentar?" Edwin merasa heran, apa masalahnya seserius ini, sampai tidak tidur gara-gara mau menghukum Manuel?Sambil mengusap hidungnya, Jerremy bertanya, "Anak-anak suka apa, ya?"Edwin yang mendengarnya jadi terheran. "Tuan Muda tanya aku?"Jerremy mendelik. "Tentu saja. Memangnya siapa lagi yang ada di sini selain kamu?"Setelah berpikir, Edwin menjawab, "Aku tidak punya anak, mana tahu apa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-05
  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2274

    Namun, apa Manuel benar-benar mau melepaskan semua uang itu demi anaknya?Tidak. Manuel berkata pada dirinya, dia tidak boleh menyerah atas semua uang itu.Kalau anaknya hilang, Mellisa masih bisa melahirkan untuknya.Setelah meninggalkan sekolah, Manuel pergi ke tempat Mellisa. Saat ini, Mellisa sedang memakai perawatan kulit di depan meja rias. Melihat kedatangan Manuel, Mellisa mengerutkan alis. "Kenapa kamu kemari lagi? Apa kamu tidak takut ketahuan istrimu?""Mellisa." Manuel berjalan ke belakang Mellisa dan menatapnya. "Zayden dibawa orang."Mellisa berhenti sesaat, lalu menutup tutup krim wajah. "Anakmu dibawa orang?"Manuel mengerutkan alis. "Bukan kamu yang membawanya?"Orang itu tahu nama Zayden, juga punya nomor kontak Manuel, bahkan tahu nama Siska. Dia pasti orang yang dikenal Manuel. Sepanjang perjalanan tadi, Manuel terus menebak siapa orang yang membawa pergi Zayden. Namun yang pasti, bukan wanita bodoh itu karena alih-alih meminta orang lain, dia cuma bakal menjemputny

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-05
  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2275

    Manuel yang sedang bercumbu dengannya membalas, "Biar saja."Suara ketukan pintu tidak berhenti, membuat Manuel jadi malas melanjutkan aksinya. Dia berteriak dengan marah, "Sial! Siapa, sih?"Dia memakai celana dengan seadanya, lalu beranjak untuk membuka pintu. Ketika melihat wanita yang berdiri di depan pintu, raut wajah Manuel sontak berubah.Siska langsung masuk dan menampar wajah Manuel. "Dasar manusia tak berhati! Kembalikan Zayden padaku!"Segera, pandangan matanya mendarat pada sofa tempat Mellisa yang sedang menutupi badannya dengan baju itu. Mellisa tampak terkejut karena tidak menyangka Siska bakal datang.Pada dasarnya, Siska sudah tahu soal perselingkuhan ini. Namun, dia tetap merasa seperti tercekik saat melihatnya dengan mata kepala sendiri. Dia bergegas ke arah sofa dan mengambil sesuatu darii meja untuk menghantam Mellisa. "Wanita kurang ajar! Berani-beraninya menipuku!""Aaah!!! Kak Manuel, tolong aku!!"Siska menjambak rambut Mellisa dan terus menamparnya. Sementara

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2276

    Manuel hendak menutup pintu, tapi tangan orang itu langsung menahannya. "Berselisih pendapat? Tapi suaranya kencang sekali."Manuel hampir memaki sebelum terdengar suara Mellisa yang berseru, "Kakakku terjatuh! Napasnya masih ada, tolong panggilkan ambulans!"Tentu saja Mellisa enggan divonis menjadi komplotan kriminal demi Manuel. Sekalipun Siksa mati, dia berharap matinya bukan di rumahnya.Manuel tidak menyangka Mellisa berniat menolong Siska. Namun, dia tidak boleh mengamuk sekarang.Pria asing itu masuk ke dalam rumah dan memeriksa keadaan Siska. Masih bernapas. Dia pun mengeluarkan ponsel untuk menghubungi UGD rumah sakit.Tidak lama kemudian, ambulans tiba. Setelah tim medis membawa Siska ke dalam ambulans, Mellisa diam-diam menghela napas lega. Lalu, dia menoleh ke arah Manuel dan mendapati raut wajah pria itu terlihat sangat masam. Setelah berpikir sejenak, Mellisa menarik napas. "Kak Manuel, jangan marah. Jangan sampai kita divonis jadi pembunuh gara-gara dia. Kalau kamu dit

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2277

    Jerremy segera menutup berkas dokumennya dan spontan menjelaskan, "Aku ... aku kira Edwin."Dacia membuka kotak bekalnya.Melihat kotak bekal itu, Jerremy bertanya dengan ragu, "Kamu datang untuk mengantarkan makan siang padaku?""Terserah kamu mau memakannya atau tidak." Dacia hendak menutup kembali kotak bekalnya, tapi langsung direbut Jerremy. "Aku tidak bilang tidak mau makan kok."Saat hendak mulai makan, Jerremy teringat akan sesuatu dan dia pun tertawa. "Bukannya kamu bilang tidak mau menggubrisku selama seminggu? Kenapa baik sekali mengantarkan makanan padaku?"Jerremy mengira kali ini Dacia bakal merajuk cukup lama, ternyata emosinya lumayan cepat surut. Tidak sia-sia dirinya tidur di ruang baca tadi malam.Dacia memicingkan mata dan tersenyum sinis. "Kamu tahu apa itu makanan terakhir sebelum vonis mati?"Jerremy langsung terdiam.Dacia menyandarkan tangannya di meja dan menatap Jerremy. "Ini makanan terakhirmu."Jerremy lantas meneguk sesendok sup. "Ada racunnya?" Lalu dia m

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2278

    Jerremy berjalan mondar-mandir di koridor rawat inap bagian kebidanan dan kandungan rumah sakit. Edwin yang mengamatinya berujar, "Tuan Muda, jangan khawatir. Aku rasa itu cuma tanda-tanda Ibu sudah mau melahirkan."Jerremy terkejut. Sudah mau melahirkan?Dia menoleh dan bertanya pada Edwin, "Kalau sudah mau lahir, perutnya sakit?"Edwin hanya bisa mengangkat bahu dengan tak berdaya. "Mana aku tahu, aku juga bukan wanita." Usai berkata, dia menambahkan, "Tapi yang kudengar, gejala ini memang gejala melahirkan. Lagian, perut Ibu sudah lumayan besar. Seharusnya memang sudah tiba waktu bersalin.""Jerry."Jerremy mendengar suara seseorang, dia pun menoleh. "Ibu, Ayah?"Claire dan Javier berjalan ke arah mereka. "Bagaimana keadaan Dacia?"Jerremy menunduk. "Masih di dalam ...."Saat ini, dokter berjalan keluar. "Yang mana pasangan Bu Dacia?"Jerremy lekas menyahut. "Aku."Dokter menatap Jerremy dengan tatapan serius. "Bu Dacia mungkin akan melahirkan dalam waktu beberapa hari ini. Tapi, ha

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2279

    Merasa tidak tahan dengan sikap Jerremy, Dacia jadi tertawa. Dia menepis tangan Jerremy dan berkata, "Jangan melucu."Sementara itu, Jerremy menempelkan tangan Dacia di pipi Jerremy. "Habis perutmu lagi sakit. Aku terpaksa menghiburmu."Dacia dibuat tertawa lagi. "Terpaksa? Memangnya aku menyuruhmu menghiburku?"Jerremy menghela napas. "Sudah tidak menghiburku tadi, sekarang tidak mau aku hibur lagi.""Harus banget ya perhitungan sama ibu hamil? Apa kamu tidak bisa mengalah saja? Kesal sekali, rasanya anak ini juga hampir keluar saking kesalnya." Dacia hampir menangis saking kesalnya.Jerremy yang mendengarnya jadi tertawa. Dia beranjak dan duduk di tepi tempat tidur, lalu memeluk Dacia. "Iya, setelah anak kita lahir nanti, aku akan selalu mengalah padamu."Ucapan ini malah membuat Dacia mendorongnya. "Jadi kamu cuma peduli sama anak?"Sekali lagi, Jerremy mendekapkan Dacia ke dalam pelukan. "Bukannya kamu juga cuma peduli sama Clara dulu?"Dacia jadi terdiam.Jerremy memegang wajah Da

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07

Bab terbaru

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2488

    Jules merangkul Jessie di dalam dekapannya. “Apa benar kamu tidak takut?”Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kamu juga nggak pernah lukai aku.”Dagu Jules bersandar di atas kepala Jessie. Dia pun tersenyum. “Kamu sudah mempertaruhkan nyawamu demi menemaniku. Apa mungkin aku tega untuk melukaimu? Jessie, ada yang ingin aku tanyakan sama kamu. Waktu itu, saat mereka menculikku ke Area Andes, apa kamu tidak takut ketika mengikutiku?”Jessie mengangkat kepalanya untuk menatap Jules. Senyumannya sangat lebar. “Aku nggak takut. Karena aku tahu ayahku pasti akan datang untuk menyelamatkan kita. Lagi pula, kamu juga bakal lindungi aku.”Jules tertegun sejenak, lalu menurunkan kelopak mata untuk menatapnya. “Aku melindungimu? Jelas-jelas kamu yang melindungiku?”Jessie berkata dengan tersenyum, “Sebenarnya aku juga nggak tahu kenapa aku bisa mengambil risiko untuk mengikutimu. Tapi setahuku, aku nggak menyesal.”Jules memeluk Jessie dengan erat, lalu menempelkan bibir di atas kening Jessie.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2487

    Yura tidak berbicara, tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan.Di sisi lain, Jules menghentikan mobilnya di depan Vila Laguna. Jessie menuruni mobil, lalu memandang vila dengan nuansa klasik dengan kaget. “Jangan-jangan vila ini ditinggalkan Kakek untuk kamu?”Jules mengangguk. “Vila ini tempat tinggal nenekku. Setelah dia meninggal, hak milik vila ini jatuh ke tangan kakekku. Kakekku tidak tega untuk melelangnya, makanya vila ini dibiarkan kosong.”Usai berbicara, Jules mengulurkan tangannya ke sisi Jessie. “Aku bawa kamu pergi jalan-jalan.”Jessie menggandeng tangan Jules dengan tersenyum, lalu bersamanya berjalan di taman bunga yang luas ini.Vila ini berjarak sangat dekat dengan istana. Dari sini, mereka bisa melihat jam di atas menara istana. Lokasi ini juga berada di pusat bisnis.Di dalam taman terdapat kolam buatan dan jembatan kecil, serta beberapa gazebo. Air mancur, patung, jalan setapak yang dikelilingi pohon phoenix, serta kebun mawar saling melengkapi di bawah sinar matah

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2486

    Pintu diketuk. Hiro melihat dari celah jari tangannya. “Masuk.”Saat melihat Yura memasuki ruangan, Hiro pun merasa kaget. “Kenapa kamu ke sini?”Yura mengangkat kantongan plastik. Di dalamnya berisi camilan dan juga bir. “Aku khawatir kamu akan bosan. Jadi, aku datang untuk melihatmu.”Yura meletakkan botol bir di atas meja, lalu mengeluarkan camilan. “Pada saat seperti ini, kamu pasti ingin minum alkohol, ‘kan?”Hiro tersenyum datar. “Kamu sudah baca berita?”“Sepertinya selain orang buta, semuanya sudah membaca berita itu.” Yura membuka sekaleng bir, lalu menyerahkannya kepada Hiro.Hiro mengambil kaleng bir, lalu meminumnya.Yura duduk di seberang Hiro. “Apa lukamu sudah sembuh?”Hiro mengiakan dengan acuh tak acuh.Yura mengangkat kepala untuk menatap Hiro. Beberapa saat kemudian, dia pun berkata, “Jujur saja, aku merasa sudah seharusnya kamu melepaskan Jessie. Dia sudah menikah. Kamu juga nggak bisa mengubah kenyataan itu.”“Jadi?” Hiro memutar bola matanya. “Tujuan kamu kemari m

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2485

    “Sebenarnya bukan, mungkin karena dia tidak ingin menambah rasa sedih setelah dia meninggal nanti. Meskipun kamu bertemu dia untuk yang terakhir kalinya, kamu juga tidak bisa mengubah apa pun. Kamu juga akan bersedih dan tidak bisa menerima kenyataan ini. Kalau dia melihatmu yang seperti itu, bisa jadi dia akan semakin merasa bersalah dan semakin tidak tenang lagi.”Dacia menurunkan kelopak matanya dan tidak berbicara. Beberapa saat kemudian, Dacia pun menunjukkan senyuman di wajahnya. “Terima kasih sudah menghiburku.”Di dalam vila, Daniel menyadari kepulangan mereka. Dia berdiri dengan perlahan. Saat dia menyadari kedua mata merah Dacia, dia yakin Dacia sudah mengetahui masalah kematian Raja Willie.“Dacia.”“Ayah, kamu nggak usah khawatir. Aku baik-baik saja.”Usai berbicara, Dacia membalikkan tubuhnya untuk naik ke lantai atas.Daniel menatap bayangan punggung Dacia yang menaiki tangga dengan raut cemas. Jerremy memalingkan kepalanya untuk menatap Daniel. “Tadi dia pergi ke istana.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2484

    Carly berjalan ke sisi Dacia. “Dacia, kamu … apa kamu baik-baik saja?”Dacia menggeleng. Saat ini, dia sudah tidak bisa berkata-kata lagi.Carly berusaha menenangkan Dacia di samping hingga kedatangan Jerremy. Jerremy menebak Dacia sudah mengetahui kabar itu. Itulah sebabnya dia bergegas ke akademi untuk mencari Dacia.Jerremy merangkul Dacia. “Terima kasih. Serahkan saja dia kepadaku.”Carly mengangguk.Jerremy membawa Dacia ke dalam mobil, lalu bergegas meninggalkan akademi. Dia membawa Dacia ke istana. Saat Dacia merasa bingung, kebetulan Jessie dan Jules berjalan keluar istana. “Dacia, beri penghormatan terakhir kepada kakekmu.”Dacia mengepal erat kedua tangannya, lalu bergegas berlari ke dalam istana.Saat ini, istana kedatangan banyak pejabat dan politikus dari seluruh penjuru. Jasad Raja Willie diletakkan di dalam kotak kaca. Raut wajahnya terlihat sangat santai, seolah-olah sedang tidur saja.Dacia muncul di depan aula, kemudian disusul dengan Jules. Dia melangkahkan kakinya p

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2483

    Jules menatapnya. “Bagaimana kondisi tubuhmu?”Willie membalas dengan tersenyum, “Tidak apa-apa. Namanya juga sudah tua, wajar kalau sering sakit. Aku sudah bekerja selama bertahun-tahun. Aku selalu mendedikasikan diriku dalam urusan negara. Aku tidak merasa bersalah terhadap rakyatku, tapi aku merasa aku bersalah terhadap kalian.”Jules menggigit bibirnya dan tidak berbicara.Tatapan Raja Willie tertuju pada luar jendela. Tatapannya kelihatan datar. “Aku bersalah terhadap nenekmu, juga bersalah terhadap ibumu, kamu, dan juga Dacia.”Willie merasa sakit hati dengan perbuatan yang dilakukan ibunya Dacia. Bagaimanapun, Lidya juga adalah putrinya. Terlebih, sebenarnya Dacia juga tidak bersalah.Jessie memutar sedikit bola matanya. “Kakek, kamu mesti jaga kesehatanmu dengan baik. Jadi, kamu bakal punya kesempatan untuk menebus kesalahanmu. Dacia juga nggak bakal salahin kamu.”Ketika mendengar ucapan Jessie, Willie pun tersenyum. “Semoga saja seperti itu.”Willie mulai terbatuk-batuk. Jule

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2482

    Jules merangkul pundak Jessie. Dia menggigit bagian yang sudah digigit Jessie tadi. “Emm, manis sekali, seperti aroma Jessie.”Wajah Jessie terasa panas. “Kamu … aku suruh kamu coba ubinya. Kenapa kamu sembarangan bicara, sih?”Senyuman di wajah Jules semakin lebar lagi. “Tadi kamu baru makan di rumah Kak Jerry. Sekarang kamu malah mau makan ubi.”“Putramu lagi lapar, bukan aku.”“Putra kita jago makan juga, sepertinya kelak dia akan menjadi bocah gendut.”Jessie mengusap perutnya sembari tersenyum. “Bisa jadi dia itu gadis gendut.”Jules mengesampingkan rambut Jessie. Dia melihat Jessie yang semakin rakus itu dengan tersenyum. “Tidak masalah. Aku suka dua-duanya.”Pada saat ini, ponsel Jessie tiba-tiba berdering. Dia mengambil ponsel, lalu melihat sekilas. Ternyata ada panggilan masuk dari Silvia.“Ibu?”Silvia berkata dengan tersenyum, “Sayangku, malam ini aku dan ayahmu tinggal di istana, tidak pulang ke rumah. Ingat bantu aku sampaikan kepada Jules. Oh, ya, kalau Jules berani menin

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2481

    Jules tersenyum. “Mereka semua baik-baik saja. Bagaimana dengan Paman?”Daniel mengangguk sembari mengangkat gelas teh. “Aku juga baik-baik saja.”Jerremy berjalan menuruni tangga. Ketika melihat keberadaan Jules, dia pun berkata, “Pintar juga, datangnya saat jam makan.”Jessie mencondongkan kepalanya keluar dapur. “Jangan tindas suamiku!”Jerremy terdiam membisu.Daniel pun tersenyum, lalu mengalihkan topik pembicaraan. “Hari ini kita makan hotpot saja?”Jessie segera menimpali, “Iya, hotpot enak, kok!”Jules mengatakan, “Aku ikut istriku saja.”Saat Daniel hendak berbicara, Jerremy malah menunjukkan rasa tidak puasnya. “Masa makan ….”Dacia langsung berdeham.Jerremy berlagak merenung, lalu memiringkan kepalanya. “Iya, makan hotpot saja.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi.Pada jam lima sore, meja makan sudah dipenuhi dengan bahan makanan, seperti daging sapi, daging ayam, daging ikan, daging udang, dan berbagai jenis sayur hijau. Bukan hanya itu saja, ada juga camilan di s

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2480

    Jodhiva berjalan keluar. “Apa kamu tidak pernah berendam?”“Nggak ada musim dingin di Pulau Persia. Siapa juga yang akan berendam?” Ariel menoleh. Ketika melihat Jodhiva hanya membungkus setengah tubuhnya dengan handuk, dia segera mengalihkan pandangannya.Jodhiva berjalan ke belakang Ariel, lalu mengulurkan tangan untuk memeluk Ariel. “Bukannya kamu mau berendam air panas?”Ariel menarik napas dalam-dalam. “Aku memang mau berendam, tapi kamu malah menggodaku.”Jodhiva pun tersenyum. “Sekalian.”Usai berbicara, Jodhiva langsung menggendong Ariel.Ariel memeluk leher Jodhiva sembari memejamkan matanya. “Jangan ceburin aku!”Jodhiva membawanya turun ke dalam pemandian air panas. Seiring dengan suara “byur”, air memercik ke segala arah. Ariel muncul ke permukaan. Rambut panjangnya yang basah menempel di punggungnya.Ariel mengusap air di wajahnya dan berteriak, “Dasar berengsek!”Jodhiva memeluk Ariel di dalam pelukannya. “Ariel.”Ariel hanya merasa jari tangannya terasa dingin. Dia pun t

DMCA.com Protection Status