Share

Bab 2276

Manuel hendak menutup pintu, tapi tangan orang itu langsung menahannya. "Berselisih pendapat? Tapi suaranya kencang sekali."

Manuel hampir memaki sebelum terdengar suara Mellisa yang berseru, "Kakakku terjatuh! Napasnya masih ada, tolong panggilkan ambulans!"

Tentu saja Mellisa enggan divonis menjadi komplotan kriminal demi Manuel. Sekalipun Siksa mati, dia berharap matinya bukan di rumahnya.

Manuel tidak menyangka Mellisa berniat menolong Siska. Namun, dia tidak boleh mengamuk sekarang.

Pria asing itu masuk ke dalam rumah dan memeriksa keadaan Siska. Masih bernapas. Dia pun mengeluarkan ponsel untuk menghubungi UGD rumah sakit.

Tidak lama kemudian, ambulans tiba. Setelah tim medis membawa Siska ke dalam ambulans, Mellisa diam-diam menghela napas lega. Lalu, dia menoleh ke arah Manuel dan mendapati raut wajah pria itu terlihat sangat masam.

Setelah berpikir sejenak, Mellisa menarik napas. "Kak Manuel, jangan marah. Jangan sampai kita divonis jadi pembunuh gara-gara dia. Kalau kamu dit
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status