Share

Bab 2272

Penulis: Daun Jahe
Dacia memejamkan mata. "Aku tidak mengerti, tapi aku tahu dia tidak tulus mau mengobati Clara."

Clara setuju. "Dia memang tidak tulus. Dia mendekati Clara cuma buat memanfaatkan Clara untuk mencelakaimu."

Merasa kaget, Dacia membalas, " Memanfaatkan Clara untuk mencelakaiku?"

"Benar! Target Mellisa itu Jerry. Dia mau memanfaatkan Clara buat mencelakai kamu dan bayimu. Mungkin dia merasa kalau kamu tidak punya anak ini, dia jadi punya kesempatan."

Dacia terdiam. Dia teringat dengan pesan dan rumor yang muncul mendadak itu. Mungkin itu juga ulah Mellisa.

Sore hari, saat Jerremy pulang, dia mendapati Dacia sedang menyiram bunga di taman.

Sambil sedikit mengerutkan alis, dia berjalan ke arah Dacia dan memakaikan mantel padanya. "Kok keluar?"

"Aku terlalu bosan di rumah, jadi cari kerjaan sebentar di luar." Dacia meletakkan pot siram, lalu menoleh ke arah Jerremy. "Oh ya, malam ini Clara tinggal di sini."

Jerremy terdiam. "Bukannya dia di Kompleks Galatta?"

"Kamu berharap dia di sana terus?
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2273

    Di Grup Angkasa.Jerremy beristirahat sebentar di atas sofa. Hingga Edwin mengetuk pintu, dia baru membuka mata dengan pelan. "Masuk."Edwin membuka pintu dan masuk. "Anda kurang tidur, Pak?"Jerremy menyilangkan tangannya dan bersandar di kursi. Bukan kurang tidur lagi, tapi sama sekali tidak tidur. "Bagaimana perkembangan masalah yang diurus Pak Johnson?"Edwin membalas, "Pak Johnson sudah menjemput anak Manuel. Saat ini, anak Manuel sedang ditempatkan di sebuah vila di pinggiran kota."Jerremy mengiakan pelan. "Oke, deh."Melihatnya, Edwin berkomentar, "Tuan Muda, apa kamu tidak mau istirahat sebentar?" Edwin merasa heran, apa masalahnya seserius ini, sampai tidak tidur gara-gara mau menghukum Manuel?Sambil mengusap hidungnya, Jerremy bertanya, "Anak-anak suka apa, ya?"Edwin yang mendengarnya jadi terheran. "Tuan Muda tanya aku?"Jerremy mendelik. "Tentu saja. Memangnya siapa lagi yang ada di sini selain kamu?"Setelah berpikir, Edwin menjawab, "Aku tidak punya anak, mana tahu apa

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2274

    Namun, apa Manuel benar-benar mau melepaskan semua uang itu demi anaknya?Tidak. Manuel berkata pada dirinya, dia tidak boleh menyerah atas semua uang itu.Kalau anaknya hilang, Mellisa masih bisa melahirkan untuknya.Setelah meninggalkan sekolah, Manuel pergi ke tempat Mellisa. Saat ini, Mellisa sedang memakai perawatan kulit di depan meja rias. Melihat kedatangan Manuel, Mellisa mengerutkan alis. "Kenapa kamu kemari lagi? Apa kamu tidak takut ketahuan istrimu?""Mellisa." Manuel berjalan ke belakang Mellisa dan menatapnya. "Zayden dibawa orang."Mellisa berhenti sesaat, lalu menutup tutup krim wajah. "Anakmu dibawa orang?"Manuel mengerutkan alis. "Bukan kamu yang membawanya?"Orang itu tahu nama Zayden, juga punya nomor kontak Manuel, bahkan tahu nama Siska. Dia pasti orang yang dikenal Manuel. Sepanjang perjalanan tadi, Manuel terus menebak siapa orang yang membawa pergi Zayden. Namun yang pasti, bukan wanita bodoh itu karena alih-alih meminta orang lain, dia cuma bakal menjemputny

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2275

    Manuel yang sedang bercumbu dengannya membalas, "Biar saja."Suara ketukan pintu tidak berhenti, membuat Manuel jadi malas melanjutkan aksinya. Dia berteriak dengan marah, "Sial! Siapa, sih?"Dia memakai celana dengan seadanya, lalu beranjak untuk membuka pintu. Ketika melihat wanita yang berdiri di depan pintu, raut wajah Manuel sontak berubah.Siska langsung masuk dan menampar wajah Manuel. "Dasar manusia tak berhati! Kembalikan Zayden padaku!"Segera, pandangan matanya mendarat pada sofa tempat Mellisa yang sedang menutupi badannya dengan baju itu. Mellisa tampak terkejut karena tidak menyangka Siska bakal datang.Pada dasarnya, Siska sudah tahu soal perselingkuhan ini. Namun, dia tetap merasa seperti tercekik saat melihatnya dengan mata kepala sendiri. Dia bergegas ke arah sofa dan mengambil sesuatu darii meja untuk menghantam Mellisa. "Wanita kurang ajar! Berani-beraninya menipuku!""Aaah!!! Kak Manuel, tolong aku!!"Siska menjambak rambut Mellisa dan terus menamparnya. Sementara

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2276

    Manuel hendak menutup pintu, tapi tangan orang itu langsung menahannya. "Berselisih pendapat? Tapi suaranya kencang sekali."Manuel hampir memaki sebelum terdengar suara Mellisa yang berseru, "Kakakku terjatuh! Napasnya masih ada, tolong panggilkan ambulans!"Tentu saja Mellisa enggan divonis menjadi komplotan kriminal demi Manuel. Sekalipun Siksa mati, dia berharap matinya bukan di rumahnya.Manuel tidak menyangka Mellisa berniat menolong Siska. Namun, dia tidak boleh mengamuk sekarang.Pria asing itu masuk ke dalam rumah dan memeriksa keadaan Siska. Masih bernapas. Dia pun mengeluarkan ponsel untuk menghubungi UGD rumah sakit.Tidak lama kemudian, ambulans tiba. Setelah tim medis membawa Siska ke dalam ambulans, Mellisa diam-diam menghela napas lega. Lalu, dia menoleh ke arah Manuel dan mendapati raut wajah pria itu terlihat sangat masam. Setelah berpikir sejenak, Mellisa menarik napas. "Kak Manuel, jangan marah. Jangan sampai kita divonis jadi pembunuh gara-gara dia. Kalau kamu dit

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2277

    Jerremy segera menutup berkas dokumennya dan spontan menjelaskan, "Aku ... aku kira Edwin."Dacia membuka kotak bekalnya.Melihat kotak bekal itu, Jerremy bertanya dengan ragu, "Kamu datang untuk mengantarkan makan siang padaku?""Terserah kamu mau memakannya atau tidak." Dacia hendak menutup kembali kotak bekalnya, tapi langsung direbut Jerremy. "Aku tidak bilang tidak mau makan kok."Saat hendak mulai makan, Jerremy teringat akan sesuatu dan dia pun tertawa. "Bukannya kamu bilang tidak mau menggubrisku selama seminggu? Kenapa baik sekali mengantarkan makanan padaku?"Jerremy mengira kali ini Dacia bakal merajuk cukup lama, ternyata emosinya lumayan cepat surut. Tidak sia-sia dirinya tidur di ruang baca tadi malam.Dacia memicingkan mata dan tersenyum sinis. "Kamu tahu apa itu makanan terakhir sebelum vonis mati?"Jerremy langsung terdiam.Dacia menyandarkan tangannya di meja dan menatap Jerremy. "Ini makanan terakhirmu."Jerremy lantas meneguk sesendok sup. "Ada racunnya?" Lalu dia m

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2278

    Jerremy berjalan mondar-mandir di koridor rawat inap bagian kebidanan dan kandungan rumah sakit. Edwin yang mengamatinya berujar, "Tuan Muda, jangan khawatir. Aku rasa itu cuma tanda-tanda Ibu sudah mau melahirkan."Jerremy terkejut. Sudah mau melahirkan?Dia menoleh dan bertanya pada Edwin, "Kalau sudah mau lahir, perutnya sakit?"Edwin hanya bisa mengangkat bahu dengan tak berdaya. "Mana aku tahu, aku juga bukan wanita." Usai berkata, dia menambahkan, "Tapi yang kudengar, gejala ini memang gejala melahirkan. Lagian, perut Ibu sudah lumayan besar. Seharusnya memang sudah tiba waktu bersalin.""Jerry."Jerremy mendengar suara seseorang, dia pun menoleh. "Ibu, Ayah?"Claire dan Javier berjalan ke arah mereka. "Bagaimana keadaan Dacia?"Jerremy menunduk. "Masih di dalam ...."Saat ini, dokter berjalan keluar. "Yang mana pasangan Bu Dacia?"Jerremy lekas menyahut. "Aku."Dokter menatap Jerremy dengan tatapan serius. "Bu Dacia mungkin akan melahirkan dalam waktu beberapa hari ini. Tapi, ha

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2279

    Merasa tidak tahan dengan sikap Jerremy, Dacia jadi tertawa. Dia menepis tangan Jerremy dan berkata, "Jangan melucu."Sementara itu, Jerremy menempelkan tangan Dacia di pipi Jerremy. "Habis perutmu lagi sakit. Aku terpaksa menghiburmu."Dacia dibuat tertawa lagi. "Terpaksa? Memangnya aku menyuruhmu menghiburku?"Jerremy menghela napas. "Sudah tidak menghiburku tadi, sekarang tidak mau aku hibur lagi.""Harus banget ya perhitungan sama ibu hamil? Apa kamu tidak bisa mengalah saja? Kesal sekali, rasanya anak ini juga hampir keluar saking kesalnya." Dacia hampir menangis saking kesalnya.Jerremy yang mendengarnya jadi tertawa. Dia beranjak dan duduk di tepi tempat tidur, lalu memeluk Dacia. "Iya, setelah anak kita lahir nanti, aku akan selalu mengalah padamu."Ucapan ini malah membuat Dacia mendorongnya. "Jadi kamu cuma peduli sama anak?"Sekali lagi, Jerremy mendekapkan Dacia ke dalam pelukan. "Bukannya kamu juga cuma peduli sama Clara dulu?"Dacia jadi terdiam.Jerremy memegang wajah Da

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2280

    Manuel menjatuhkan kamera mereka, lalu menunjuk mereka sambil memaki, "Aku ingatkan, kalian tak perlu ikut campur urusanku! Enyah sekarang! Jangan sampai kuhajar!""Pak Manuel jadi marah karena merasa malu? Yang kami dengar, kekasihmu ini adalah psikiater dari istrimu? Sejak kapan kalian punya hubungan seperti ini?"Para wartawan itu mengabaikan peringatan Manuel. Setelah kameranya dirusak, mereka langsung merekam dengan ponsel.Koridor di rumah sakit dipenuhi orang-orang. Para dokter pun segera datang untuk membubarkan keramaian. Bahkan, pasien dan pendamping yang ada di kamar-kamar sebelah pun melihat ke sana."Apa yang terjadi di sana?""Aku dengar, ada pria yang membawa pelakor ke kamar pasien tempat istrinya dirawat dan berselingkuh dengan terang-terangan di sana.""Buat malu kaum pria saja. Bisa-bisanya dia melakukan hal terkutuk seperti ini!"Berita ini menyebar dengan cepat di internet. Tajuk "pria terkutuk berlaku tak senonoh dengan selingkuhan di kamar tempat istri dirawat" l

Bab terbaru

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2763

    Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2762

    Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2761

    Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2760

    Menjelang malam, di Kompleks Amara.Jessie sedang berkemas di kamarnya, menyiapkan barang-barang untuk perjalanan, termasuk panduan perjalanan darat serta berbagai perlengkapan yang mungkin dibutuhkan.Jules baru saja selesai mandi dan keluar dari kamar mandi. Melihat Jessie yang begitu serius mencari informasi tentang perjalanan, dia tidak bisa menahan tawanya. “Kita hanya pergi jalan-jalan, kenapa seperti mau pindah rumah saja?”“Barang cewek memang banyak! Mulai dari kosmetik, perawatan wajah, perlengkapan sehari-hari, camilan, oh ya, juga kamera, drone, dan payung. Semua sudah aku bawa!”Jules menyipitkan mata. “Bawa payung juga?”Jessie mengangkat kepala untuk melihat Jules, lalu berkata dengan serius, “Bagaimana kalau turun hujan? Bukannya akan terasa canggung?”Jules merasa tidak berdaya.Dua koper besar dan satu koper kecil sudah selesai dikemas. Jessie berdiri dan menatap barang bawaannya. Sepertinya memang agak berlebihan. Dia pun menggaruk pipinya sambil berkata, “Sepertinya

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2759

    Jodhiva menggenggam tangannya. “Kita bicarakan nanti.”Claire melihat ke sisi Jessie dan Jules. “Jody dan Jerry sudah mengadakan resepsi pernikahan. Bagaimana dengan kalian?”Jessie membalas, “Kata Kak Jules, cocoknya di tanggal 9 September. Karena cuaca di awal bulan September nggak tergolong dingin, cuaca di siang hari tergolong hangat. Kalau malam, cuaca akan terasa dingin.”Ariel merasa syok. “Cuaca bulan September di sini masih panas? Nggak, biasanya di Pulau Persia, bulan September itu musim panas.”Jessie tersenyum. “Musim dingin di Pulau Persia sama seperti musim gugur di sini. Kalau kamu tidak suka musim salju, kamu bisa kembali ke Pulau Persia.”Steven meletakkan cangkir tehnya sembari berpikir sejenak. “Tanggal 9 September. Bukannya hanya tersisa 13 hari saja? Cepat juga.”Claire mengangguk dengan tersenyum. “Cukup cepat juga.”Jodhiva melihat ke sisi Jules. “Pernikahan keluarga kerajaan pasti meriah?”Jules merangkul pundak Jessie. “Tentu saja. Pada saat itu, pernikahan aka

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2758

    Yogi mengangguk. “Aku akan melakukannya.”Setelah berpamitan dengan Shawn, mereka bertiga memasuki bandara.Pada saat bersamaan, di bandara Kota Jimbar.Mike dan Emilia mengantar Hiro di depan pintu. Mike menyerahkan koper kepadanya. “Kalau ada waktu, sering main ke sini.”Hiro mengambil kopernya sembari mengangguk. Kemudian, dia membalikkan tubuhnya, berjalan ke dalam bandara.Emilia yang sedang menggendong kucing menggigit bibirnya. Dia menundukkan kepalanya menatap Kiumi. “Kelak mungkin kamu tidak akan bertemu Paman lagi.”Mike melirik Emilia sekilas. “Astaga, masih tidak merelakannya?”“Kiumi yang nggak merelakannya.”“Aku rasa kamu yang tidak merelakannya.” Mike membalikkan tubuhnya dengan tersenyum, kemudian berjalan ke depan mobil. Emilia mengikuti di belakang. Mike membuka pintu. “Kamu ini masih kecil. Kamu selesaikan sekolahmu, lalu usahakan untuk kuliah di ibu kota.”Emilia duduk di bangku samping pengemudi. Ketika mendengar kuliah di ibu kota, dia langsung memalingkan kepala

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2757

    Seperti kata pepatah, setiap kerugian pasti akan disertai dengan keuntungan. Lagi pula, dari dermaga itu, Keluarga Amkasa hanya akan mendapat pemasukan dari biaya singgah kapal dagang Organisasi Naga.Sekarang, setelah kaki putra Sorox patah akibat dipukul oleh Anton, Keluarga Amkasa sama sekali tidak menunjukkan respons apa pun, itu berarti mereka telah sepenuhnya menyinggung Sorox.Jangan harap mereka bisa berbisnis seperti biasa di masa depan. Bahkan, Organisasi Naga mungkin akan menjadi musuh Keluarga Amkasa. Meskipun mereka tidak lagi menggunakan dermaga Keluarga Amkasa, mereka tetap bisa membuka jalur baru dengan cara mereka sendiri.Pada akhirnya, Keluarga Amkasa justru mempersempit jalan mereka sendiri hanya demi mempertahankan keuntungan kecil ini.Yogi membalikkan kepalanya untuk melihat Dessy. “Ayo, kita pergi.”“Yogi, sebenarnya apa maksudmu? Sebenarnya kamu mau bantu atau tidak!” jerit Febri.Tanpa menoleh, Yogi berkata, “Tunggu kabar saja.”Kemudian, Yogi meninggalkan tem

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2756

    Pada saat ini, pengurus rumah bergegas ke dalam rumah. “Tuan, ada yang melapor, katanya mereka melihat Tuan Yogi di dalam kota.”Benny spontan berdiri. “Apa benar?”Apa Yogi telah kembali?“Iya, dia lagi berada di Kediaman Keluarga Tanoto.”Ketika mendengar Yogi pergi ke Kediaman Keluarga Tanoto, Benny langsung menggebrak meja. “Begitu pulang, malah langsung ke Kediaman Keluarga Tanoto, sepertinya dia benar-benar tidak menganggap dirinya sebagai bagian dari Keluarga Amkasa!”Sekarang Febri sangat panik. Dia hanya berharap putranya bisa kembali. “Suamiku, berhubung dia sudah kembali, biarkan dia pergi tebus Anton. Bukannya Yogi itu anak sulungmu? Sekarang nyawa Anton sangat penting!”Kening Benny berkerut. Tangannya dikepal erat.Tidak lama kemudian, Yogi dan Dessy berada di halaman luar. Begitu Benny melihat kepulangannya, Benny pun terbengong sejenak. Ekspresinya seketika berubah muram. “Bukannya kamu tidak bersedia untuk pulang?”Tidak terlihat ekspresi apa pun di wajah Yogi. “Kalau

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2755

    Shawn kelihatan tidak senang.Tobias tersenyum. “Kata siapa kaki Yogi akan dipertaruhkan? Daripada Sorox membuat Anton cacat, lebih baik Yogi turun tangan sendiri saja.”Shawn terbengong sejenak. “Suruh Yogi turun tangan sendiri?”Tobias mencondongkan tubuhnya ke depan. “Sekarang satu kaki Jomin sudah dipatahkan, tapi nyawanya baik-baik saja. Setelah istirahat selama setengah tahun, dia masih bisa turun dari ranjang dan berjalan secara normal. Aku dengar-dengar Sorox sangat sadis, tapi sekarang dia hanya mengancam Keluarga Amkasa untuk mengalah dengan Jomin. Kenapa dia tidak turun tangan?”Shawn kembali terbengong. “Apa maksudmu, Sorox punya maksud lain?”Tobias menuang air ke dalam gelasnya. “Sorox adalah seorang penguasa lokal di Miamar yang memiliki kekuasaan besar. Bisnis yang dia jalankan tidak bersih dan asal-usulnya juga tidak jelas. Selain itu, barang-barang mereka biasanya dikirim melalui jalur air, yang mana harus melewati wilayah Keluarga Amkasa.”“Lagi pula, nyawa Jomin tid

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status