Masalah ini juga sudah diterbitkan di surat kabar.Gabriana telah mengetahui kabar putra sulungnya ditangkap dan kemungkinan besar aset di Kota Jimbar akan disita. Dia pun memohon bantuan dari putranya yang satu lagi.“Rendy, kamu harus bantu kakakmu. Sekarang dia sudah ditangkap. Hanya kamu yang bisa membantunya!”Rendy melihat ibunya yang sedang menangis, dia pun merasa tidak sabar. “Dia sudah melakukan pencucian uang. Bagaimana aku bisa membantunya? Dulu aku pernah bilang sama Kak Riandy, jangan lakukan hal itu. Tapi Kak Riandy tidak mendengar omonganku. Sekarang dia diperiksa, kamu malah memintaku untuk membantunya? Bagaimana aku bisa membantunya?”Rendy sungguh tidak berdaya.Waktu itu, Rendy memilih untuk merintis kariernya di ibu kota juga demi menciptakan kariernya sendiri. Dia tahu ibunya lebih menyayangi Riandy. Namun, apa yang telah dilakukan Riandy di Kota Jimbar? Apa mungkin Rendy tidak mengetahuinya?Gabriana terdiam sejenak. Dia kepikiran sesuatu, lalu berkata, “Bukankah
Claire menggigit bibir bawahnya, lalu menambahkan, “Kamu cukup melepaskan Riandy saja. Aku juga nggak peduli sama nasib resor pemandian air panas mereka.”Claire bisa membantu mengeluarkan Paman Riandy dari penjara. Namun, dia tidak bisa melupakan apa yang pernah dilakukan Gabriana dan juga Anita. Claire hanya ingin memenuhi janjinya terhadap sang ayah. Mengenai masalah lain, Claire tidak akan ikut campur. Tentu saja, jika mereka masih tidak tahu diri, semua itu lain cerita ….Javier berdiri, lalu berjalan ke hadapan Claire. Dia duduk di depan meja untuk bertatapan dengan Claire. “Tentu saja aku bisa membebaskan dia, tapi ….” Javier mengulurkan tangan menarik Claire ke dalam pelukannya. “Setidaknya kamu mesti beri aku keuntungan?”Kali ini, Claire menarik napas dalam-dalam. Apa tebakan Claire? Lelaki ini pasti akan meminta permintaan!Lagi pula mereka juga pernah berciuman berkali-kali, sepertinya tidak masalah jika Claire menciumnya sekali lagi. Jarang-jarang Claire mengambil inisiati
“Ibu, Perusahaan Vienna dirintis oleh ibunya Claire. Aku tidak bisa menyerahkannya kepada keponakanku.”“Kenapa tidak bisa?” Gabriana sungguh kesal. “Vina sudah mati bertahun-tahun. Sekarang perusahaan adalah milikmu. Terserah kamu mau memberikannya kepada siapa. Untuk apa kamu memedulikan perasaan seorang wanita yang sudah meninggal …. Lagi pula, sewaktu Vina hidup, dia juga tidak memperlakukanmu dengan baik. Jadi, untuk apa kamu memedulikan perasaannya?”Claire berjalan ke arah ruang baca. Kebetulan dia mendengar Gabriana sedang merendahkan ibunya. Ekspresinya berubah murung dalam sesaat. Dia pun masuk ke ruangan. “Nek, apa maksud ucapanmu?”Rendy sungguh syok. Apa Claire telah mendengar semuanya?Gabriana sungguh tidak menyangka Claire akan pulang pada saat ini. Dia pun bertanya, “Kenapa kamu pulang ke sini?”“Aku sudah mengabulkan permintaanmu untuk membebaskan Paman Riandy. Jadi, aku datang untuk memberi selamat kepada Nenek. Tapi aku malah mendengar Nenek sedang merendahkan ibuku
Di Studio Soul.“Berhubung Bu Gabriana sudah menunjukkan maksudnya, kenapa kamu tidak gunakan kesempatan ini untuk mengambil saham Perusahaan Vienna?”Fendra melihat Claire dengan bingung. Bagaimanapun, jika Claire mengajukan untuk mengambil alih saham Perusahaan Vienna, Rendy pasti akan memberikannya.Claire tersenyum. “Sekarang Studio Soul masih belum stabil. Kalau aku mengambil saham Perusahaan Vienna sekarang, aku akan kekurangan banyak waktu untuk mengelola Soul. Tapi ayahku sudah berjanji nggak bakal menyerahkan perusahaan kepada Hendri. Itulah yang membuatku tenang.”Entah sejak kapan, hubungan Claire dengan Rendy tidak setegang dulu lagi. Claire memang pernah merasa kesal terhadap ayahnya, pada akhirnya dia tetap adalah ayah kandungnya sendiri.Roger membawa sebuah kotak hadiah muncul di depan kantor. Dia mengetuk pintu, lalu masuk dengan tersenyum. “Nona Claire.”Claire tertegun. Tatapannya tertuju pada kotak hadiah berwarna biru di tangannya. “Apa itu?”“Ini gaun dari Tuan Ja
Javier merendahkan suaranya. “Aku tidak ingin menunggu lagi.”Kemudian, Javier menundukkan kepalanya untuk mengecup bibir Claire.…Di dalam ruangan hotel, Javier membaringkan Claire di atas ranjang yang dipenuhi dengan kelopak bunga mawar merah. Dia mulai menyantap bibir Claire dengan ganas dan penuh semangat.Rambut Claire digerai panjang bagai rumput laut yang membelai hatinya.“Dasar siluman penggoda, hukuman apa yang seharusnya kuberikan kepadamu?” Suara rendah dan serak Javier terdengar sangat memesona. “Bolehkah?” bisik Javier di samping telinganya.Wajah Claire langsung merona. “Dasar, kamu … malah nanya lagi … uhm!”Javier memeluk pinggang langsingnya, sudah tidak sabaran ingin memilikinya. Hanya saja, ponsel yang diletakkan di dalam tas malah tiba-tiba berdering.Suara dering ponsel itu menyadarkan diri Claire, dia mendorong pundak Javier. “Javier, teleponku ….”“Biarkan dia berbunyi saja.”Jujur saja, Javier sungguh kesal. Siapa yang mengganggunya di saat seperti ini?Namun
“Kenapa tidak pantas? Kamu telah menyelamatkan nyawaku, kamu adalah penyelamat Keluarga Adhitama.” Hingga saat ini, Gabriana masih merasa trauma. Jika bukan Imelda datang untuk mendorongnya, sepertinya Gabriana sudah mati dilindas ban mobil.“Nak, kamu sudah setua ini, tidak usah memikirkan masalah perceraian lagi. Imelda dan kamu sudah menikah selama ini, meski dia tidak benar-benar mengandung, dia juga hanya ingin melahirkan anak laki-laki buat kamu. Apa salah dia?”Gabriana berbicara, lalu melirik Claire sekilas. “Kita semua satu keluarga. Untuk apa saling mempersulit?”Ucapan ini dilontarkan khusus untuk Claire.Claire mengangkat kepalanya, lalu berkata dengan tersenyum, “Kebetulan sekali, Nenek bisa diselamatkan oleh Bu Imelda?”Imelda diam-diam merasa geram. Claire sialan! Sepertinya dia datang untuk menentangnya.“Claire, aku tahu kamu tidak menyukaiku, tapi aku menyelamatkan nenekmu juga tidak ada maksud lain. Aku tidak berencana untuk kembali ke Kediaman Adhitama lagi. Aku jug
Javier malah menjelaskan dengan sangat serius, “Claire, kalau aku menahannya terus, tidak bagus buat kamu ….”Setelah kembali ke vila, Javier langsung mengangkat Claire ke lantai atas, lalu membuangnya ke atas ranjang.Claire segera mendorong tubuh yang menindihnya. “Emm … anak-anak lagi di rumah, sepertinya ….”“Tenang, jam segini mereka sudah tidur.” Javier mulai melepaskan pakaian Claire.“Emm … uang hotelnya sia-sia, dong!”“Aku juga tidak kekurangan uang.”“Javier … uhm!” Saat Claire hendak berbicara, Javier langsung menundukkan kepalanya menyumpal mulutnya.Claire kehabisan napas. Tiba-tiba Javier menghentikan aksinya, alhasil Claire merasa agak canggung.Javier berdiri membelakanginya. Wajah tampan itu terlihat terkaku.Claire pun terbengong. Ada apa ini? Dia memiringkan kepalanya untuk melihat Javier. Jangan-jangan lelaki tampan dan bertubuh indah ini memiliki penyakit kelamin? Itulah sebabnya dia tidak menyentuh Kayla selama enam tahun. Masalah enam tahun sebelumnya juga hanya
Di rumah sakit.Imelda berjalan keluar kamar pasien. Dia mengeluarkan ponselnya, lalu menelepon di pinggir tangga. “Kayla, kamu tenang saja, sekarang nenekmu sudah percaya sama Ibu. Setelah Ibu kembali ke Kediaman Adhitama, aku akan suruh ayahmu untuk menjemputmu pulang.”“Tunggu lagi? Mau tunggu sampai kapan lagi? Aku nggak ingin tinggal di sini lagi!”Kayla sungguh muak untuk tinggal di rumah kos yang murah ini. Jika tahu nasibnya akan seperti ini, waktu itu, Kayla juga tidak mungkin akan memancing emosi ayahnya. Setidaknya, dia bisa tinggal di Kediaman Adhitama, tidak perlu tinggal di rumah rongsokan seperti ini!Menyadari Kayla sudah tidak bisa bersabar lagi, Imelda pun berusaha untuk menenangkannya, “Sudahlah, Kayla, kamu cukup bersabar sebentar lagi, kita pasti akan kepikiran cara untuk menghadapi wanita murahan itu. Kamu juga tahu wanita murahan itu punya aib Ibu. Kalau kita gagal lagi, kita berdua hanya bisa hidup sengsara!”Setelah mendengar ucapan ibunya, Kayla pun berusaha m