“Ibu, Perusahaan Vienna dirintis oleh ibunya Claire. Aku tidak bisa menyerahkannya kepada keponakanku.”“Kenapa tidak bisa?” Gabriana sungguh kesal. “Vina sudah mati bertahun-tahun. Sekarang perusahaan adalah milikmu. Terserah kamu mau memberikannya kepada siapa. Untuk apa kamu memedulikan perasaan seorang wanita yang sudah meninggal …. Lagi pula, sewaktu Vina hidup, dia juga tidak memperlakukanmu dengan baik. Jadi, untuk apa kamu memedulikan perasaannya?”Claire berjalan ke arah ruang baca. Kebetulan dia mendengar Gabriana sedang merendahkan ibunya. Ekspresinya berubah murung dalam sesaat. Dia pun masuk ke ruangan. “Nek, apa maksud ucapanmu?”Rendy sungguh syok. Apa Claire telah mendengar semuanya?Gabriana sungguh tidak menyangka Claire akan pulang pada saat ini. Dia pun bertanya, “Kenapa kamu pulang ke sini?”“Aku sudah mengabulkan permintaanmu untuk membebaskan Paman Riandy. Jadi, aku datang untuk memberi selamat kepada Nenek. Tapi aku malah mendengar Nenek sedang merendahkan ibuku
Di Studio Soul.“Berhubung Bu Gabriana sudah menunjukkan maksudnya, kenapa kamu tidak gunakan kesempatan ini untuk mengambil saham Perusahaan Vienna?”Fendra melihat Claire dengan bingung. Bagaimanapun, jika Claire mengajukan untuk mengambil alih saham Perusahaan Vienna, Rendy pasti akan memberikannya.Claire tersenyum. “Sekarang Studio Soul masih belum stabil. Kalau aku mengambil saham Perusahaan Vienna sekarang, aku akan kekurangan banyak waktu untuk mengelola Soul. Tapi ayahku sudah berjanji nggak bakal menyerahkan perusahaan kepada Hendri. Itulah yang membuatku tenang.”Entah sejak kapan, hubungan Claire dengan Rendy tidak setegang dulu lagi. Claire memang pernah merasa kesal terhadap ayahnya, pada akhirnya dia tetap adalah ayah kandungnya sendiri.Roger membawa sebuah kotak hadiah muncul di depan kantor. Dia mengetuk pintu, lalu masuk dengan tersenyum. “Nona Claire.”Claire tertegun. Tatapannya tertuju pada kotak hadiah berwarna biru di tangannya. “Apa itu?”“Ini gaun dari Tuan Ja
Javier merendahkan suaranya. “Aku tidak ingin menunggu lagi.”Kemudian, Javier menundukkan kepalanya untuk mengecup bibir Claire.…Di dalam ruangan hotel, Javier membaringkan Claire di atas ranjang yang dipenuhi dengan kelopak bunga mawar merah. Dia mulai menyantap bibir Claire dengan ganas dan penuh semangat.Rambut Claire digerai panjang bagai rumput laut yang membelai hatinya.“Dasar siluman penggoda, hukuman apa yang seharusnya kuberikan kepadamu?” Suara rendah dan serak Javier terdengar sangat memesona. “Bolehkah?” bisik Javier di samping telinganya.Wajah Claire langsung merona. “Dasar, kamu … malah nanya lagi … uhm!”Javier memeluk pinggang langsingnya, sudah tidak sabaran ingin memilikinya. Hanya saja, ponsel yang diletakkan di dalam tas malah tiba-tiba berdering.Suara dering ponsel itu menyadarkan diri Claire, dia mendorong pundak Javier. “Javier, teleponku ….”“Biarkan dia berbunyi saja.”Jujur saja, Javier sungguh kesal. Siapa yang mengganggunya di saat seperti ini?Namun
“Kenapa tidak pantas? Kamu telah menyelamatkan nyawaku, kamu adalah penyelamat Keluarga Adhitama.” Hingga saat ini, Gabriana masih merasa trauma. Jika bukan Imelda datang untuk mendorongnya, sepertinya Gabriana sudah mati dilindas ban mobil.“Nak, kamu sudah setua ini, tidak usah memikirkan masalah perceraian lagi. Imelda dan kamu sudah menikah selama ini, meski dia tidak benar-benar mengandung, dia juga hanya ingin melahirkan anak laki-laki buat kamu. Apa salah dia?”Gabriana berbicara, lalu melirik Claire sekilas. “Kita semua satu keluarga. Untuk apa saling mempersulit?”Ucapan ini dilontarkan khusus untuk Claire.Claire mengangkat kepalanya, lalu berkata dengan tersenyum, “Kebetulan sekali, Nenek bisa diselamatkan oleh Bu Imelda?”Imelda diam-diam merasa geram. Claire sialan! Sepertinya dia datang untuk menentangnya.“Claire, aku tahu kamu tidak menyukaiku, tapi aku menyelamatkan nenekmu juga tidak ada maksud lain. Aku tidak berencana untuk kembali ke Kediaman Adhitama lagi. Aku jug
Javier malah menjelaskan dengan sangat serius, “Claire, kalau aku menahannya terus, tidak bagus buat kamu ….”Setelah kembali ke vila, Javier langsung mengangkat Claire ke lantai atas, lalu membuangnya ke atas ranjang.Claire segera mendorong tubuh yang menindihnya. “Emm … anak-anak lagi di rumah, sepertinya ….”“Tenang, jam segini mereka sudah tidur.” Javier mulai melepaskan pakaian Claire.“Emm … uang hotelnya sia-sia, dong!”“Aku juga tidak kekurangan uang.”“Javier … uhm!” Saat Claire hendak berbicara, Javier langsung menundukkan kepalanya menyumpal mulutnya.Claire kehabisan napas. Tiba-tiba Javier menghentikan aksinya, alhasil Claire merasa agak canggung.Javier berdiri membelakanginya. Wajah tampan itu terlihat terkaku.Claire pun terbengong. Ada apa ini? Dia memiringkan kepalanya untuk melihat Javier. Jangan-jangan lelaki tampan dan bertubuh indah ini memiliki penyakit kelamin? Itulah sebabnya dia tidak menyentuh Kayla selama enam tahun. Masalah enam tahun sebelumnya juga hanya
Di rumah sakit.Imelda berjalan keluar kamar pasien. Dia mengeluarkan ponselnya, lalu menelepon di pinggir tangga. “Kayla, kamu tenang saja, sekarang nenekmu sudah percaya sama Ibu. Setelah Ibu kembali ke Kediaman Adhitama, aku akan suruh ayahmu untuk menjemputmu pulang.”“Tunggu lagi? Mau tunggu sampai kapan lagi? Aku nggak ingin tinggal di sini lagi!”Kayla sungguh muak untuk tinggal di rumah kos yang murah ini. Jika tahu nasibnya akan seperti ini, waktu itu, Kayla juga tidak mungkin akan memancing emosi ayahnya. Setidaknya, dia bisa tinggal di Kediaman Adhitama, tidak perlu tinggal di rumah rongsokan seperti ini!Menyadari Kayla sudah tidak bisa bersabar lagi, Imelda pun berusaha untuk menenangkannya, “Sudahlah, Kayla, kamu cukup bersabar sebentar lagi, kita pasti akan kepikiran cara untuk menghadapi wanita murahan itu. Kamu juga tahu wanita murahan itu punya aib Ibu. Kalau kita gagal lagi, kita berdua hanya bisa hidup sengsara!”Setelah mendengar ucapan ibunya, Kayla pun berusaha m
Gabriana harus memikirkan cara untuk mencegah semua ini.Di Studio Soul.Sore harinya, semua karyawan berangsur-angsur meninggalkan perusahaan. Javier datang ke ruang kerja Claire. Dia melipat kedua tangannya, bersandar di samping pintu sambil melihat Claire sedang mencari dokumen di depan rak. Tatapannya hanya tertuju pada wanita itu. Tidak sedikit pun dia mengalihkan pandangannya.Sepertinya Claire tidak merasa ada yang berjalan ke sisinya. Dia menundukkan kepalanya melihat dokumen, tiba-tiba dia merasa ada hawa di belakangnya.Si lelaki memeluk dari belakang mengagetkan Claire. Hanya saja, tanpa menoleh, Claire juga tahu siapa pelakunya. “Javier, kamu datang lagi ….”“Aku kenapa? Aku hanya ingin memelukmu saja.” Javier juga bingung kenapa dia semakin menyukai istrinya saja?Claire menarik napas dalam-dalam. Kepikiran dengan gambaran semalam, wajahnya spontan memanas. Dia sungguh ingin menghilang dari muka bumi ini.Hanya saja, Claire ingin mengakui bahwa dirinya juga tidak sanggup u
“Terima kasih, Imelda. Dengar-dengar beberapa hari ini kamu sibuk untuk menjaga Ibu di rumah sakit. Kami telah merepotkanmu.”Imelda pun tersenyum. “Itu memang adalah tugasku sebagai seorang menantu.”Riandy melirik Imelda sekilas. Tidak dipungkiri, pandangan adiknya memang bagus. Jika dibandingkan dengan istrinya ini, sepertinya Anita kalah telak. Sejak melahirkan, tubuh Anita sudah berubah bentuk dan dia juga tidak menjaga penampilannya lagi.Imelda memang sudah berumur. Hanya saja, dia masih kelihatan muda dan juga memesona.Anita menyadari suaminya diam-diam sedang melirik Imelda, raut wajahnya pun berubah. Dia sengaja berdeham dan Riandy baru tersadar dari lamunannya. Dia pun tersenyum canggung, lalu mengalihkan topik pembicaraan, “Oh ya, di mana Kayla dan Claire?”Gabriana langsung berkata pada Rendy, “Iya, Kayla itu putrimu. Gimana kalau kamu panggil Kayla untuk makan di rumah?”Imelda sungguh gembira, tetapi dia tidak berani mengekspresikannya dengan jelas.Rendy memang kepikir
Dacia sedang bertaruh. Dia bertaruh apakah kekasih Jane dan dua pria ini bodoh atau tidak? Sesuai dugaan, kekasih Jane menatapnya. “Jangan-jangan kamu sengaja bawa dia ke vilaku? Kalau terjadi apa-apa, kamu akan jadikan aku sebagai kambing hitam?”Jane meminta dicarikan teman pria untuk menghadapi seorang wanita. Dia pun memperkenalkan kedua teman prianya kepada Jane. Hanya saja, saat mereka menculik Dacia kemari, dia mengira Dacia akan bungkam.Namun, siapa sangka identitas suami wanita ini tidaklah sederhana. Ditambah lagi dengan ucapan Dacia tadi, dia mesti berpikir dua kali. Bagaimanapun, dia tidak ingin masa depannya hancur hanya karena seorang wanita.“Bukan. Sayang, kamu dengar penjelasanku. Dia sengaja lagi takuti kamu. Dia nggak berani ….”“Kalau kamu bodoh, kamu jangan anggap semua orang itu juga sama bodohnya dengan kamu. Apa kamu merasa kekasihmu bersedia mempertaruhkan nasibnya demi kamu? Keuntungan apa yang bisa kamu datangkan untuk kekasihmu?”Usai berbicara, Dacia meli
Kekasih Jane tersenyum menyeringai. Dia memalingkan kepalanya, lalu berkata kepada kedua temannya, “Sudah dengar belum? Wanita ini hadiah dari kesayanganku buat kalian.”Jane menimpali, “Kalian harus main dengan seru, ya.”Sekarang hati kedua pria itu semakin menggebu-gebu. Mereka mendekati Dacia dengan motif jahat.Dacia berusaha untuk meronta, tetapi dia diikat dengan sangat ketat. Dacia menggertakkan giginya, lalu berusaha menenangkan dirinya untuk memikirkan cara.Saat mereka berdua hendak menyentuh Dacia, tiba-tiba Dacia tertawa. Jika dia ketakutan dan menangis, bisa jadi mereka berdua akan semakin bersemangat lagi. Suara tawa Dacia membuat mereka kebingungan.Jane memelototinya. “Kamu sudah jatuh ke tangan kami. Kamu malah tertawa?”“Apa kalian sentuh ponselku?”Kedua pria saling bertukar pandang, lalu melihat ke sisi Jane. Jane membalas dengan arogan, “Memangnya kenapa kalau aku sentuh ponselmu?”“Jangan-jangan kamu matikan ponselku?”“Sebenarnya kamu mau ngomong apa, sih!” Dac
Pada zaman sekarang ini, jarang ada orang yang tidak tergoda dengan kekayaan dan kekuasaan.Pada saat ini, Jane berdiri tidak jauh di sana. Ketika melihat hubungan Carly dan Dacia semakin dekat, dia pun merasa sangat tidak puas.Jelas-jelas sebelumnya Carly selalu menuruti apa kata Jane. Dia merasa tidak peduli apa yang dia perbuat, Carly tidak akan memutuskan hubungannya dengan Jane. Semua ini pasti gara-gara Dacia.Jane tidak akan membuat Dacia hidup tenang. Siang harinya, Dacia meninggalkan akademi. Tiba-tiba Jane memanggilnya, lalu berjalan menghampirinya dengan buru-buru, “Dacia, sudah terjadi sesuatu dengan Carly!”Kening Dacia berkerut. “Terjadi sesuatu?”Jane berkata dengan buru-buru, “Tadi aku pergi cari dia. Aku melihat dia sedang diganggu sama beberapa orang lelaki. Sekarang mereka ada di parkiran.”Dacia memang merasa curiga, tetapi berhubung masalah ini bersangkutan dengan keselamatan Carly, dia pun mengikuti langkah Jane ke area parkiran.Namun setibanya di area parkiran
Apalagi Perusahaan Teknologi Yarnis adalah perusahaan yang baru didirikan Jules. Dengan adanya dukungan dari pihak kerajaan, Perusahaan Teknologi Yarnis juga tidak perlu mencari mitra kerja sama lagi. Calon mitra kerja sama akan berbondong-bondong mencari mereka.Filbert merasa bingung. “Jadi ….”Jules meletakkan gelas teh. “Sekarang aku tidak buru-buru dalam mencari mitra kerja sama. Kita cukup fokus dalam mencari teknisi saja. Sisanya diundur dulu.”Filbert terbengong, tetapi dia terpaksa mengangguk. “Oke.”Pada saat ini, televisi, koran, majalah, dan media sosial sedang menyiarkan kabar Silvia sibuk mempersiapkan acara penobatannya.Para murid di akademi perfilman juga sedang membahas masalah kerajaan. Saat Dacia melewati koridor, beberapa murid pun sedang melihatnya sembari berbisik-bisik. “Sepertinya dia punya sedikit hubungan dengan keluarga kerajaan. Aku juga dengar kabar, Raja Willie mempersiapkan dua set surat wasiat sebelum dia meninggal. Seharusnya salah satunya milik dia.”
Jules merangkul Jessie di dalam dekapannya. “Apa benar kamu tidak takut?”Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kamu juga nggak pernah lukai aku.”Dagu Jules bersandar di atas kepala Jessie. Dia pun tersenyum. “Kamu sudah mempertaruhkan nyawamu demi menemaniku. Apa mungkin aku tega untuk melukaimu? Jessie, ada yang ingin aku tanyakan sama kamu. Waktu itu, saat mereka menculikku ke Area Andes, apa kamu tidak takut ketika mengikutiku?”Jessie mengangkat kepalanya untuk menatap Jules. Senyumannya sangat lebar. “Aku nggak takut. Karena aku tahu ayahku pasti akan datang untuk menyelamatkan kita. Lagi pula, kamu juga bakal lindungi aku.”Jules tertegun sejenak, lalu menurunkan kelopak mata untuk menatapnya. “Aku melindungimu? Jelas-jelas kamu yang melindungiku?”Jessie berkata dengan tersenyum, “Sebenarnya aku juga nggak tahu kenapa aku bisa mengambil risiko untuk mengikutimu. Tapi setahuku, aku nggak menyesal.”Jules memeluk Jessie dengan erat, lalu menempelkan bibir di atas kening Jessie.
Yura tidak berbicara, tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan.Di sisi lain, Jules menghentikan mobilnya di depan Vila Laguna. Jessie menuruni mobil, lalu memandang vila dengan nuansa klasik dengan kaget. “Jangan-jangan vila ini ditinggalkan Kakek untuk kamu?”Jules mengangguk. “Vila ini tempat tinggal nenekku. Setelah dia meninggal, hak milik vila ini jatuh ke tangan kakekku. Kakekku tidak tega untuk melelangnya, makanya vila ini dibiarkan kosong.”Usai berbicara, Jules mengulurkan tangannya ke sisi Jessie. “Aku bawa kamu pergi jalan-jalan.”Jessie menggandeng tangan Jules dengan tersenyum, lalu bersamanya berjalan di taman bunga yang luas ini.Vila ini berjarak sangat dekat dengan istana. Dari sini, mereka bisa melihat jam di atas menara istana. Lokasi ini juga berada di pusat bisnis.Di dalam taman terdapat kolam buatan dan jembatan kecil, serta beberapa gazebo. Air mancur, patung, jalan setapak yang dikelilingi pohon phoenix, serta kebun mawar saling melengkapi di bawah sinar matah
Pintu diketuk. Hiro melihat dari celah jari tangannya. “Masuk.”Saat melihat Yura memasuki ruangan, Hiro pun merasa kaget. “Kenapa kamu ke sini?”Yura mengangkat kantongan plastik. Di dalamnya berisi camilan dan juga bir. “Aku khawatir kamu akan bosan. Jadi, aku datang untuk melihatmu.”Yura meletakkan botol bir di atas meja, lalu mengeluarkan camilan. “Pada saat seperti ini, kamu pasti ingin minum alkohol, ‘kan?”Hiro tersenyum datar. “Kamu sudah baca berita?”“Sepertinya selain orang buta, semuanya sudah membaca berita itu.” Yura membuka sekaleng bir, lalu menyerahkannya kepada Hiro.Hiro mengambil kaleng bir, lalu meminumnya.Yura duduk di seberang Hiro. “Apa lukamu sudah sembuh?”Hiro mengiakan dengan acuh tak acuh.Yura mengangkat kepala untuk menatap Hiro. Beberapa saat kemudian, dia pun berkata, “Jujur saja, aku merasa sudah seharusnya kamu melepaskan Jessie. Dia sudah menikah. Kamu juga nggak bisa mengubah kenyataan itu.”“Jadi?” Hiro memutar bola matanya. “Tujuan kamu kemari m
“Sebenarnya bukan, mungkin karena dia tidak ingin menambah rasa sedih setelah dia meninggal nanti. Meskipun kamu bertemu dia untuk yang terakhir kalinya, kamu juga tidak bisa mengubah apa pun. Kamu juga akan bersedih dan tidak bisa menerima kenyataan ini. Kalau dia melihatmu yang seperti itu, bisa jadi dia akan semakin merasa bersalah dan semakin tidak tenang lagi.”Dacia menurunkan kelopak matanya dan tidak berbicara. Beberapa saat kemudian, Dacia pun menunjukkan senyuman di wajahnya. “Terima kasih sudah menghiburku.”Di dalam vila, Daniel menyadari kepulangan mereka. Dia berdiri dengan perlahan. Saat dia menyadari kedua mata merah Dacia, dia yakin Dacia sudah mengetahui masalah kematian Raja Willie.“Dacia.”“Ayah, kamu nggak usah khawatir. Aku baik-baik saja.”Usai berbicara, Dacia membalikkan tubuhnya untuk naik ke lantai atas.Daniel menatap bayangan punggung Dacia yang menaiki tangga dengan raut cemas. Jerremy memalingkan kepalanya untuk menatap Daniel. “Tadi dia pergi ke istana.
Carly berjalan ke sisi Dacia. “Dacia, kamu … apa kamu baik-baik saja?”Dacia menggeleng. Saat ini, dia sudah tidak bisa berkata-kata lagi.Carly berusaha menenangkan Dacia di samping hingga kedatangan Jerremy. Jerremy menebak Dacia sudah mengetahui kabar itu. Itulah sebabnya dia bergegas ke akademi untuk mencari Dacia.Jerremy merangkul Dacia. “Terima kasih. Serahkan saja dia kepadaku.”Carly mengangguk.Jerremy membawa Dacia ke dalam mobil, lalu bergegas meninggalkan akademi. Dia membawa Dacia ke istana. Saat Dacia merasa bingung, kebetulan Jessie dan Jules berjalan keluar istana. “Dacia, beri penghormatan terakhir kepada kakekmu.”Dacia mengepal erat kedua tangannya, lalu bergegas berlari ke dalam istana.Saat ini, istana kedatangan banyak pejabat dan politikus dari seluruh penjuru. Jasad Raja Willie diletakkan di dalam kotak kaca. Raut wajahnya terlihat sangat santai, seolah-olah sedang tidur saja.Dacia muncul di depan aula, kemudian disusul dengan Jules. Dia melangkahkan kakinya p