Di Studio Soul.“Berhubung Bu Gabriana sudah menunjukkan maksudnya, kenapa kamu tidak gunakan kesempatan ini untuk mengambil saham Perusahaan Vienna?”Fendra melihat Claire dengan bingung. Bagaimanapun, jika Claire mengajukan untuk mengambil alih saham Perusahaan Vienna, Rendy pasti akan memberikannya.Claire tersenyum. “Sekarang Studio Soul masih belum stabil. Kalau aku mengambil saham Perusahaan Vienna sekarang, aku akan kekurangan banyak waktu untuk mengelola Soul. Tapi ayahku sudah berjanji nggak bakal menyerahkan perusahaan kepada Hendri. Itulah yang membuatku tenang.”Entah sejak kapan, hubungan Claire dengan Rendy tidak setegang dulu lagi. Claire memang pernah merasa kesal terhadap ayahnya, pada akhirnya dia tetap adalah ayah kandungnya sendiri.Roger membawa sebuah kotak hadiah muncul di depan kantor. Dia mengetuk pintu, lalu masuk dengan tersenyum. “Nona Claire.”Claire tertegun. Tatapannya tertuju pada kotak hadiah berwarna biru di tangannya. “Apa itu?”“Ini gaun dari Tuan Ja
Javier merendahkan suaranya. “Aku tidak ingin menunggu lagi.”Kemudian, Javier menundukkan kepalanya untuk mengecup bibir Claire.…Di dalam ruangan hotel, Javier membaringkan Claire di atas ranjang yang dipenuhi dengan kelopak bunga mawar merah. Dia mulai menyantap bibir Claire dengan ganas dan penuh semangat.Rambut Claire digerai panjang bagai rumput laut yang membelai hatinya.“Dasar siluman penggoda, hukuman apa yang seharusnya kuberikan kepadamu?” Suara rendah dan serak Javier terdengar sangat memesona. “Bolehkah?” bisik Javier di samping telinganya.Wajah Claire langsung merona. “Dasar, kamu … malah nanya lagi … uhm!”Javier memeluk pinggang langsingnya, sudah tidak sabaran ingin memilikinya. Hanya saja, ponsel yang diletakkan di dalam tas malah tiba-tiba berdering.Suara dering ponsel itu menyadarkan diri Claire, dia mendorong pundak Javier. “Javier, teleponku ….”“Biarkan dia berbunyi saja.”Jujur saja, Javier sungguh kesal. Siapa yang mengganggunya di saat seperti ini?Namun
“Kenapa tidak pantas? Kamu telah menyelamatkan nyawaku, kamu adalah penyelamat Keluarga Adhitama.” Hingga saat ini, Gabriana masih merasa trauma. Jika bukan Imelda datang untuk mendorongnya, sepertinya Gabriana sudah mati dilindas ban mobil.“Nak, kamu sudah setua ini, tidak usah memikirkan masalah perceraian lagi. Imelda dan kamu sudah menikah selama ini, meski dia tidak benar-benar mengandung, dia juga hanya ingin melahirkan anak laki-laki buat kamu. Apa salah dia?”Gabriana berbicara, lalu melirik Claire sekilas. “Kita semua satu keluarga. Untuk apa saling mempersulit?”Ucapan ini dilontarkan khusus untuk Claire.Claire mengangkat kepalanya, lalu berkata dengan tersenyum, “Kebetulan sekali, Nenek bisa diselamatkan oleh Bu Imelda?”Imelda diam-diam merasa geram. Claire sialan! Sepertinya dia datang untuk menentangnya.“Claire, aku tahu kamu tidak menyukaiku, tapi aku menyelamatkan nenekmu juga tidak ada maksud lain. Aku tidak berencana untuk kembali ke Kediaman Adhitama lagi. Aku jug
Javier malah menjelaskan dengan sangat serius, “Claire, kalau aku menahannya terus, tidak bagus buat kamu ….”Setelah kembali ke vila, Javier langsung mengangkat Claire ke lantai atas, lalu membuangnya ke atas ranjang.Claire segera mendorong tubuh yang menindihnya. “Emm … anak-anak lagi di rumah, sepertinya ….”“Tenang, jam segini mereka sudah tidur.” Javier mulai melepaskan pakaian Claire.“Emm … uang hotelnya sia-sia, dong!”“Aku juga tidak kekurangan uang.”“Javier … uhm!” Saat Claire hendak berbicara, Javier langsung menundukkan kepalanya menyumpal mulutnya.Claire kehabisan napas. Tiba-tiba Javier menghentikan aksinya, alhasil Claire merasa agak canggung.Javier berdiri membelakanginya. Wajah tampan itu terlihat terkaku.Claire pun terbengong. Ada apa ini? Dia memiringkan kepalanya untuk melihat Javier. Jangan-jangan lelaki tampan dan bertubuh indah ini memiliki penyakit kelamin? Itulah sebabnya dia tidak menyentuh Kayla selama enam tahun. Masalah enam tahun sebelumnya juga hanya
Di rumah sakit.Imelda berjalan keluar kamar pasien. Dia mengeluarkan ponselnya, lalu menelepon di pinggir tangga. “Kayla, kamu tenang saja, sekarang nenekmu sudah percaya sama Ibu. Setelah Ibu kembali ke Kediaman Adhitama, aku akan suruh ayahmu untuk menjemputmu pulang.”“Tunggu lagi? Mau tunggu sampai kapan lagi? Aku nggak ingin tinggal di sini lagi!”Kayla sungguh muak untuk tinggal di rumah kos yang murah ini. Jika tahu nasibnya akan seperti ini, waktu itu, Kayla juga tidak mungkin akan memancing emosi ayahnya. Setidaknya, dia bisa tinggal di Kediaman Adhitama, tidak perlu tinggal di rumah rongsokan seperti ini!Menyadari Kayla sudah tidak bisa bersabar lagi, Imelda pun berusaha untuk menenangkannya, “Sudahlah, Kayla, kamu cukup bersabar sebentar lagi, kita pasti akan kepikiran cara untuk menghadapi wanita murahan itu. Kamu juga tahu wanita murahan itu punya aib Ibu. Kalau kita gagal lagi, kita berdua hanya bisa hidup sengsara!”Setelah mendengar ucapan ibunya, Kayla pun berusaha m
Gabriana harus memikirkan cara untuk mencegah semua ini.Di Studio Soul.Sore harinya, semua karyawan berangsur-angsur meninggalkan perusahaan. Javier datang ke ruang kerja Claire. Dia melipat kedua tangannya, bersandar di samping pintu sambil melihat Claire sedang mencari dokumen di depan rak. Tatapannya hanya tertuju pada wanita itu. Tidak sedikit pun dia mengalihkan pandangannya.Sepertinya Claire tidak merasa ada yang berjalan ke sisinya. Dia menundukkan kepalanya melihat dokumen, tiba-tiba dia merasa ada hawa di belakangnya.Si lelaki memeluk dari belakang mengagetkan Claire. Hanya saja, tanpa menoleh, Claire juga tahu siapa pelakunya. “Javier, kamu datang lagi ….”“Aku kenapa? Aku hanya ingin memelukmu saja.” Javier juga bingung kenapa dia semakin menyukai istrinya saja?Claire menarik napas dalam-dalam. Kepikiran dengan gambaran semalam, wajahnya spontan memanas. Dia sungguh ingin menghilang dari muka bumi ini.Hanya saja, Claire ingin mengakui bahwa dirinya juga tidak sanggup u
“Terima kasih, Imelda. Dengar-dengar beberapa hari ini kamu sibuk untuk menjaga Ibu di rumah sakit. Kami telah merepotkanmu.”Imelda pun tersenyum. “Itu memang adalah tugasku sebagai seorang menantu.”Riandy melirik Imelda sekilas. Tidak dipungkiri, pandangan adiknya memang bagus. Jika dibandingkan dengan istrinya ini, sepertinya Anita kalah telak. Sejak melahirkan, tubuh Anita sudah berubah bentuk dan dia juga tidak menjaga penampilannya lagi.Imelda memang sudah berumur. Hanya saja, dia masih kelihatan muda dan juga memesona.Anita menyadari suaminya diam-diam sedang melirik Imelda, raut wajahnya pun berubah. Dia sengaja berdeham dan Riandy baru tersadar dari lamunannya. Dia pun tersenyum canggung, lalu mengalihkan topik pembicaraan, “Oh ya, di mana Kayla dan Claire?”Gabriana langsung berkata pada Rendy, “Iya, Kayla itu putrimu. Gimana kalau kamu panggil Kayla untuk makan di rumah?”Imelda sungguh gembira, tetapi dia tidak berani mengekspresikannya dengan jelas.Rendy memang kepikir
Claire melirik orang-orang di depan meja makan. Hari ini Nenek Gabriana keluar dari rumah sakit, Paman Riandy dan Tante Anita datang jauh-jauh ke ibu kota. Bahkan, Imelda dan Kayla juga dipanggil pulang ke rumah. Sepertinya makan malam hari ini bukan sekadar makan malam biasa.Selama makan malam, suasana terasa sangat tertekan.Anita melirik Claire, lalu bertanya, “Claire, dengar-dengar kamu membuka studio perhiasan sendiri? Bagaimana dengan pemasukanmu?”Ucapan ini terdengar bagai sedang perhatian dengan Claire, tapi sebenarnya tidak.Gabriana menjawab dengan ketus, “Pemasukannya tentu saja lumayan. Dia lagi membantu bisnis Javier, mana mungkin pemasukannya akan sedikit. Meski dia tidak bekerja, dia juga bisa melewati hidupnya dengan sebagai istri orang kaya.”“Javier? Maksudnya, Javier dari Keluarga Fernando?” Riandy merasa sangat kaget. Keponakannya memang hebat!“Selain Javier dari Keluarga Fernando, memangnya Javier mana lagi? Claire memang telah mengharumkan nama keluarga kita, u
Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba
Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan
Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me
Menjelang malam, di Kompleks Amara.Jessie sedang berkemas di kamarnya, menyiapkan barang-barang untuk perjalanan, termasuk panduan perjalanan darat serta berbagai perlengkapan yang mungkin dibutuhkan.Jules baru saja selesai mandi dan keluar dari kamar mandi. Melihat Jessie yang begitu serius mencari informasi tentang perjalanan, dia tidak bisa menahan tawanya. “Kita hanya pergi jalan-jalan, kenapa seperti mau pindah rumah saja?”“Barang cewek memang banyak! Mulai dari kosmetik, perawatan wajah, perlengkapan sehari-hari, camilan, oh ya, juga kamera, drone, dan payung. Semua sudah aku bawa!”Jules menyipitkan mata. “Bawa payung juga?”Jessie mengangkat kepala untuk melihat Jules, lalu berkata dengan serius, “Bagaimana kalau turun hujan? Bukannya akan terasa canggung?”Jules merasa tidak berdaya.Dua koper besar dan satu koper kecil sudah selesai dikemas. Jessie berdiri dan menatap barang bawaannya. Sepertinya memang agak berlebihan. Dia pun menggaruk pipinya sambil berkata, “Sepertinya
Jodhiva menggenggam tangannya. “Kita bicarakan nanti.”Claire melihat ke sisi Jessie dan Jules. “Jody dan Jerry sudah mengadakan resepsi pernikahan. Bagaimana dengan kalian?”Jessie membalas, “Kata Kak Jules, cocoknya di tanggal 9 September. Karena cuaca di awal bulan September nggak tergolong dingin, cuaca di siang hari tergolong hangat. Kalau malam, cuaca akan terasa dingin.”Ariel merasa syok. “Cuaca bulan September di sini masih panas? Nggak, biasanya di Pulau Persia, bulan September itu musim panas.”Jessie tersenyum. “Musim dingin di Pulau Persia sama seperti musim gugur di sini. Kalau kamu tidak suka musim salju, kamu bisa kembali ke Pulau Persia.”Steven meletakkan cangkir tehnya sembari berpikir sejenak. “Tanggal 9 September. Bukannya hanya tersisa 13 hari saja? Cepat juga.”Claire mengangguk dengan tersenyum. “Cukup cepat juga.”Jodhiva melihat ke sisi Jules. “Pernikahan keluarga kerajaan pasti meriah?”Jules merangkul pundak Jessie. “Tentu saja. Pada saat itu, pernikahan aka
Yogi mengangguk. “Aku akan melakukannya.”Setelah berpamitan dengan Shawn, mereka bertiga memasuki bandara.Pada saat bersamaan, di bandara Kota Jimbar.Mike dan Emilia mengantar Hiro di depan pintu. Mike menyerahkan koper kepadanya. “Kalau ada waktu, sering main ke sini.”Hiro mengambil kopernya sembari mengangguk. Kemudian, dia membalikkan tubuhnya, berjalan ke dalam bandara.Emilia yang sedang menggendong kucing menggigit bibirnya. Dia menundukkan kepalanya menatap Kiumi. “Kelak mungkin kamu tidak akan bertemu Paman lagi.”Mike melirik Emilia sekilas. “Astaga, masih tidak merelakannya?”“Kiumi yang nggak merelakannya.”“Aku rasa kamu yang tidak merelakannya.” Mike membalikkan tubuhnya dengan tersenyum, kemudian berjalan ke depan mobil. Emilia mengikuti di belakang. Mike membuka pintu. “Kamu ini masih kecil. Kamu selesaikan sekolahmu, lalu usahakan untuk kuliah di ibu kota.”Emilia duduk di bangku samping pengemudi. Ketika mendengar kuliah di ibu kota, dia langsung memalingkan kepala
Seperti kata pepatah, setiap kerugian pasti akan disertai dengan keuntungan. Lagi pula, dari dermaga itu, Keluarga Amkasa hanya akan mendapat pemasukan dari biaya singgah kapal dagang Organisasi Naga.Sekarang, setelah kaki putra Sorox patah akibat dipukul oleh Anton, Keluarga Amkasa sama sekali tidak menunjukkan respons apa pun, itu berarti mereka telah sepenuhnya menyinggung Sorox.Jangan harap mereka bisa berbisnis seperti biasa di masa depan. Bahkan, Organisasi Naga mungkin akan menjadi musuh Keluarga Amkasa. Meskipun mereka tidak lagi menggunakan dermaga Keluarga Amkasa, mereka tetap bisa membuka jalur baru dengan cara mereka sendiri.Pada akhirnya, Keluarga Amkasa justru mempersempit jalan mereka sendiri hanya demi mempertahankan keuntungan kecil ini.Yogi membalikkan kepalanya untuk melihat Dessy. “Ayo, kita pergi.”“Yogi, sebenarnya apa maksudmu? Sebenarnya kamu mau bantu atau tidak!” jerit Febri.Tanpa menoleh, Yogi berkata, “Tunggu kabar saja.”Kemudian, Yogi meninggalkan tem
Pada saat ini, pengurus rumah bergegas ke dalam rumah. “Tuan, ada yang melapor, katanya mereka melihat Tuan Yogi di dalam kota.”Benny spontan berdiri. “Apa benar?”Apa Yogi telah kembali?“Iya, dia lagi berada di Kediaman Keluarga Tanoto.”Ketika mendengar Yogi pergi ke Kediaman Keluarga Tanoto, Benny langsung menggebrak meja. “Begitu pulang, malah langsung ke Kediaman Keluarga Tanoto, sepertinya dia benar-benar tidak menganggap dirinya sebagai bagian dari Keluarga Amkasa!”Sekarang Febri sangat panik. Dia hanya berharap putranya bisa kembali. “Suamiku, berhubung dia sudah kembali, biarkan dia pergi tebus Anton. Bukannya Yogi itu anak sulungmu? Sekarang nyawa Anton sangat penting!”Kening Benny berkerut. Tangannya dikepal erat.Tidak lama kemudian, Yogi dan Dessy berada di halaman luar. Begitu Benny melihat kepulangannya, Benny pun terbengong sejenak. Ekspresinya seketika berubah muram. “Bukannya kamu tidak bersedia untuk pulang?”Tidak terlihat ekspresi apa pun di wajah Yogi. “Kalau
Shawn kelihatan tidak senang.Tobias tersenyum. “Kata siapa kaki Yogi akan dipertaruhkan? Daripada Sorox membuat Anton cacat, lebih baik Yogi turun tangan sendiri saja.”Shawn terbengong sejenak. “Suruh Yogi turun tangan sendiri?”Tobias mencondongkan tubuhnya ke depan. “Sekarang satu kaki Jomin sudah dipatahkan, tapi nyawanya baik-baik saja. Setelah istirahat selama setengah tahun, dia masih bisa turun dari ranjang dan berjalan secara normal. Aku dengar-dengar Sorox sangat sadis, tapi sekarang dia hanya mengancam Keluarga Amkasa untuk mengalah dengan Jomin. Kenapa dia tidak turun tangan?”Shawn kembali terbengong. “Apa maksudmu, Sorox punya maksud lain?”Tobias menuang air ke dalam gelasnya. “Sorox adalah seorang penguasa lokal di Miamar yang memiliki kekuasaan besar. Bisnis yang dia jalankan tidak bersih dan asal-usulnya juga tidak jelas. Selain itu, barang-barang mereka biasanya dikirim melalui jalur air, yang mana harus melewati wilayah Keluarga Amkasa.”“Lagi pula, nyawa Jomin tid