Saat ini Sams sedang berdiri di belakang Sania. Dia melihat Sania sedang meluapkan amarahnya dengan membanting peralatan makan. Hatinya memang terasa sakit, hanya saja Sams merasa Sania terlalu buru-buru. “Nona, Tuan Puzo ingin kamu menenangkan dirimu dulu. Karena sekarang masih belum saatnya.”“Masih belum saatnya? Jadi, kapan saatnya?” Sania mencengkeram kerah pakaian Sams. “Kamu bilang sendiri, asalkan aku meneruskan posisi ayahku, aku bisa melakukan apa pun yang aku lakukan. Tapi apa buktinya? Aku bahkan sudah berpihak di sisi Puzo. Sekarang dia juga nggak menganggapku?”“Apalagi si Ariel itu! Berkali-kali dia menginjakku. Kalian yang nggak berguna ini malah nggak membantuku, malah menyuruhku untuk bersabar saja!”Ucapan kasar Sania membuat kedua tangan Sams dikepal erat.“Ckck, emosi Nona Sania besar sekali.” Tom membawa anggotanya memasuki vila dengan perlahan.Kening Sania berkerut. “Siapa kamu? Ini masalah Organisasi Imoana, nggak ada hubungannya sama kamu.”Tom tersenyum. “Kal
Gamma mentertawakan dirinya sendiri. “Ternyata aku sedang membesarkan seorang anak durhaka. Mungkin semua ini memang pantas kuterima.”“Setelah Sania mengambil alih Organisasi Imoana, dia sudah pindah ke area kekuasaan Puzo.” Ucapan Tobias mengejutkan Gamma. Beberapa saat kemudian, Gamma berkata dengan malu, “Apa kamu tidak menyalahkanku?”Tobias membuka mulutnya dengan perlahan. “Aku dan ayahmu adalah sahabat. Sebelum ayahmu meninggal, dia memintaku untuk menjagamu dan Organisasi Imoana. Aku juga sudah berjanji dengannya. Saat aku tahu kamu ingin bergabung dengan Puzo, aku merasa kecewa terhadapmu.”Gamma menggigit bibirnya dengan erat. Dia bahkan tidak memiliki keberanian untuk menatap mata Tobias.Sebenarnya Keluarga Oswaldo memperlakukan Keluarga Imoana dengan sangat baik. Hanya saja, Gamma tidak puas dengan kondisinya sekarang. Ditambah lagi dengan adanya tawaran menggiurkan dari Puzo, hatinya pun terus berputar di antara hendak mengkhianati Tobias atau tidak.Namun, pada akhirny
Ariel tersenyum. “Satu cek itu untuk membeli satu rahasia.”Jodhiva menyipitkan matanya. “Ternyata Tuan Muda Ariel sedang memerasku.”Ariel meletakkan tangannya di atas pundak Jodhiva, lalu mendekatinya. “Tuan Muda Jody, aku perbaiki kata-katamu, ya. Aku tidak sedang memerasmu, paling-paling hanya membohongimu saja.”Jodhiva menatapnya. Dia merasa orang di hadapannya sungguh mirip dengan seekor rubah yang licik dan juga pintar. Di dirinya, Jodhiva dapat melihat keberanian dan tanggung jawab yang seharusnya dimiliki oleh seorang pria, serta kecerdasan dan taktik yang juga dimiliki seorang pria. Wajar jika Ariel mampu membuat orang hormat serta takut kepadanya meski dia telah menyembunyikan identitasnya selama puluhan tahun.“Apa yang sedang kalian lakukan?” Baru saja Tobias memasuki halaman, dia melihat Ariel sedang meletakkan tangannya di atas pundak Jodhiva.Jarak mereka berdua sangatlah dekat. Di mata Tobias, sepertinya “putranya” sedang menggoda pria lain lagi.Ariel segera menurun
Ariel menyeka sudut mulutnya dengan saputangan. “Sudahlah, Ayah. Biar aku saja yang menanganinya.”Saat Ariel berdiri, Tobias malah menghentikannya. “Biarkan Jody pergi bersamamu.”Ariel terbengong melongo.…Beberapa mobil sedan hitam berhenti di depan pintu kamar dagang. Ariel dan Jodhiva menuruni mobil. Ariel merapikan pakaiannya, lalu melirik Jodhiva sekilas. Dia sungguh tidak tahu apa yang ada di benak ayahnya. Ayahnya malah menyuruh Jodhiva datang bersamanya.Saat ini, situasi di dalam kamar dagang sangat kacau dan dipenuhi banyak orang. Mereka semua sedang berkelahi.Sams duduk di sofa sembari menyesap alkohol dengan santai. Ini pertama kalinya dia merasakan nyamannya untuk memiliki kekuasaan. “Semuanya berhenti.” Ariel membawa sekelompok anggotanya ke dalam kamar dagang. Orang-orang yang sedang berkelahi spontan menghentikan aksi mereka. Tatapan Ariel tertuju pada diri Sams. Dia pun tersenyum sinis. “Lho, sekarang kamu sudah sanggup berpakaian mahal? Akhirnya Sania rela untuk
“Subuh?” Ariel mengangkat kelopak matanya menatap staf kamar dagang. “Siapa yang jaga malam semalam?”Tatapan beberapa staf tertuju pada seorang pria bertubuh kurus di belakang. Si Kurus menjawab dengan penuh hati-hati, “Tuan Muda, aku masuk sif malam semalam. Tapi … aku benar-benar tidak melihat ada yang berkelahi.”Anggota Organisasi Imoana menjerit, “Aku rasa kamu lagi melindungi anggota kamar dagangmu!”Ariel berdiri. “Melindungi? Kalian anggota Organisasi Imoana datang ke kamar dagang kami di saat subuh. Sesuai logika, kalian tergolong sedang menyusup ke area kekuasaan kami. Meskipun anggota kamar dagang kami menyadarinya, lalu berkelahi dengan kalian, semuanya juga sangat masuk akal.”“Lagi pula, anggota kamar dagang kami juga tidak melihat ada jejak perkelahian. Tiba-tiba jenazah ini sudah muncul di tempat kami. Jangan-jangan, setelah manusia meninggal, jasadnya bisa jalan sendiri ke kamar dagang kami?”Kali ini, Sams berkata dengan gusar, “Ariel, sekarang jasad ditemukan di kam
Ketiga sekuriti dan si Kurus ditangkap. Mereka semua menjerit, “Tuan Muda, kami benar-benar tidak tahu apa-apa!”Ariel tidak menghiraukan mereka. Dia langsung menatap Sams yang berwajah muram itu. “Bukannya kalian ingin mengetahui kenyataan? Bukannya kalian merasa kamar dagang kami telah membela kesalahan? Tenang saja, aku ini orangnya sangat adil. Mereka berempat patut dicurigai. Aku akan interogasi mereka.”Sams menggertakkan giginya. “Siapa juga yang tahu apa yang akan kamu lakukan di belakang?”Ariel berjalan ke hadapan Sams, lalu melipat kedua lengan di depan dada. “Jangan kira setelah beralih kekuasaan, kalian sanggup untuk melawan Keluarga Oswaldo? Kalau kalian menyentuh batas kesabaranku, jangankan satu orang yang meninggal, meski ada banyak orang yang meninggal, aku juga tidak memedulikannya.”“Kematian orang itu hanya akan merusak nama baik Keluarga Oswaldo saja, tapi berbeda dengan Organisasi Imoana.”Sams tertegun sejenak, lalu bertanya, “Apa maksudmu?”Ariel mendekatinya,
Ariel melipat kedua lengannya di depan dada sembari mendengus dingin. “Kalau aku tidak mengancamnya, apa mungkin aku bisa memancing keluar dalang di balik permasalahan ini.”“Padahal dia baru saja berhasil naik pangkat, dia malah berani mengambinghitamkan kamar dagang milik Keluarga Oswaldo. Dia bahkan berani meminta Geng Markus dan Geng Arman. Kalau tidak ada orang yang merencanakan semua ini di belakang, mana mungkin Sams berani bertingkah seperti sekarang?”Seandainya Sams mencelakai Gamma demi merebut takhta dari tangan Sania, sekarang dia juga sudah menguasai kekuasaan di tangan Sania? Seandainya Sams memiliki ambisi sebesar ini, dia juga tidak perlu menjadi “anjing” yang menuruti perintah selama bertahun-tahun ini.Mana mungkin juga Sams bisa tiba-tiba kepikiran untuk merebut kekuasaan, apalagi berani membunuh majikannya? Jodhiva tersenyum. “Mungkin sebelumnya Sams pintar dalam menyembunyikan ambisinya.”Ariel menoel-noel dada Jodhiva dengan satu jarinya. “Meski seseorang punya
Jika bukan Ariel menggunakan alasan kematian Gamma untuk memaksa Sams pergi, mana mungkin Sams akan memberi Ariel kesempatan untuk menginterogasi tersangka?Sekarang, seharusnya Sams sedang berpikir bagaimana cara melenyapkan mata-matanya?“Jadi, sekuriti itu adalah mata-mata?”“Ceritanya kedengaran cukup kebetulan. Dua hari lalu, dia kalah banyak di kasino. Dia tidak sanggup membayar utang ratusan juta. Anggota Organisasi Imoana mencarinya, lalu memberinya uang untuk melunasi utangnya. Persyaratannya, dia disuruh untuk memindahkan jasad ke dalam kamar dagang di subuh hari. Kemudian, dia juga disuruh untuk menghapus sepenggal rekaman CCTV.”Jodhiva tersenyum. “Jelas sekali semua itu adalah jebakan.”Dessy juga mengangguk. “Iya, semua itu memang adalah jebakan. Aku sudah pernah memeriksa. Dua hari lalu, Sams memang sempat menampakkan diri di kasino. Sepertinya Sams telah mengincarnya, kemudian Sams menggunakan kesempatan itu untuk menyogok anggota kita.”Ariel berdiri, lalu melambaikan