Jika bukan Ariel menggunakan alasan kematian Gamma untuk memaksa Sams pergi, mana mungkin Sams akan memberi Ariel kesempatan untuk menginterogasi tersangka?Sekarang, seharusnya Sams sedang berpikir bagaimana cara melenyapkan mata-matanya?“Jadi, sekuriti itu adalah mata-mata?”“Ceritanya kedengaran cukup kebetulan. Dua hari lalu, dia kalah banyak di kasino. Dia tidak sanggup membayar utang ratusan juta. Anggota Organisasi Imoana mencarinya, lalu memberinya uang untuk melunasi utangnya. Persyaratannya, dia disuruh untuk memindahkan jasad ke dalam kamar dagang di subuh hari. Kemudian, dia juga disuruh untuk menghapus sepenggal rekaman CCTV.”Jodhiva tersenyum. “Jelas sekali semua itu adalah jebakan.”Dessy juga mengangguk. “Iya, semua itu memang adalah jebakan. Aku sudah pernah memeriksa. Dua hari lalu, Sams memang sempat menampakkan diri di kasino. Sepertinya Sams telah mengincarnya, kemudian Sams menggunakan kesempatan itu untuk menyogok anggota kita.”Ariel berdiri, lalu melambaikan
Jessie membalikkan kepalanya, lalu berjalan ke sisi Tobias. “Kak Jody dan Tuan Muda Ariel sudah pergi dari pagi. Entah masalah sudah terselesaikan belum?”Tobias duduk di kursi goyang sembari menggoyang kipas. “Tenang saja, tidak ada yang tidak bisa diselesaikan oleh Ariel. Apalagi kakakmu bersama dengan Ariel, dia pasti akan baik-baik saja.”Jessie menarik bangku kecil, duduk di sampingnya. “Ariel memang hebat, tapi kamu juga nggak boleh nggak mencemaskan dia sama sekali. Dia itu anak perempuan. Meski dia hebat, dia juga butuh perhatian.”Tobias menatap Jessie dengan syok. Dia tidak bisa berkata-kata selama beberapa saat.Selama beberapa tahun ini, Tobias membesarkan Ariel dengan cara mendidik seorang anak laki-laki. Terkadang Tobias bahkan lupa jika Ariel sebenarnya adalah anak perempuan. Ariel tidak pernah mengecewakannya, semuanya sanggup dia tangani sendiri.Di mata Tobias, tidak ada yang tidak bisa ditangani oleh Ariel. Meskipun Ariel membuat masalah di luar sana, tanpa perlu ulu
Jessie mengedipkan matanya. “Taruhan apa?”Tobias menatap Jessie sembari berkata, “Kita taruhan siapa yang duluan jatuh cinta. Aku bertaruh kakakmu akan duluan jatuh cinta terhadap putriku. Barang siapa yang kalah, dia mesti memenuhi satu persyaratan pihak yang menang. Gimana menurutmu?”Tanpa ragu Jessie langsung menyetujuinya.Saat menjelang sore, Ariel mereservasi tempat di Restoran Sameton. Dia menyuruh pelayan untuk membuka botol anggur yang sudah lama disimpannya. Dia juga memesan pemain musik untuk memainkan alunan lagu di dalam ruangan.Ketika menyadari Jodhiva tidak menggerakkan peralatan makannya, Ariel pun mengangkat kelopak matanya. “Sudah capek seharian, apa Tuan Jody tidak lapar?”Jodhiva melihat anggur merah di dalam gelas. “Biasa saja.”Ariel juga menuangkan anggur merah ke dalam gelasnya. “Bagaimanapun, Tuan Muda Jody sudah membantuku hari ini. Biarkan aku traktir kamu makan.”Jodhiva mengangkat kepalanya dan tersenyum tipis. “Aku sudah disuruh-suruh seperti pesuruh ol
Jodhiva dapat merasakan tatapan Ariel. Dia mengangkat kelopak matanya. “Ada apa?”Ariel meletakkan sendok garpunya, lalu langsung bertanya, “Keuntungan apa yang kamu berikan kepada ayahku?”Jodhiva menyipitkan matanya. “Keuntungan?”“Kalau tidak, kenapa dia sangat menyukaimu, bahkan mengizinkanmu ikut campur dalam masalah Keluarga Oswaldo?”Jodhiva langsung tertawa. “Jadi, bagaimana dengan Jules?”Ariel tertegun sejenak. “Apa kalian berdua bisa disamakan? Hubungan Jules dan ayahku hanya sebatas keuntungan saja.”Ariel memang telah mengambil ceknya. Di satu sisi, mereka juga tergolong memiliki hubungan keuntungan. Namun, Tobias tidak mengizinkan Jules untuk ikut campur dalam masalah Keluarga Oswaldo. Jadi, mana mungkin Ariel tidak curiga Jodhiva telah menyogok ayahnya secara diam-diam?Jodhiva menyesap sup dengan perlahan. “Jangan-jangan aku memberi keuntungan Tuan Tobias agar bisa disuruh-suruh sama dia?”Ariel terdiam membisu. Sepertinya ucapan Jodhiva cukup masuk akal. Mungkin Ariel
Ariel tertegun sejenak. Dia menatap Jessie dengan saksama. “Apa kamu merasa dia masih hidup?”“Jasadnya saja masih belum ditemukan. Apa kamu nggak merasa semua itu sangat aneh?” Jessie menunduk. “Gamma itu ayahnya Sania. Nggak ada alasan baginya untuk nggak menyelidiki kasus kematian ayahnya, lalu langsung memastikan ayahnya telah meninggal.”Ariel mencerna ucapan Jessie. Tiba-tiba dia tersenyum. “Ucapanmu memang masuk akal.”Sams telah mencelakai Gamma. Itu berarti dia pasti memiliki cara untuk menyingkirkan rasa curiga di hati Sania. Sekarang Sams mengira Ariel telah memegang aib ini, dia pasti akan turun tangan.Ariel berdiri. “Sudahlah, cepat tidur sana. Besok aku bawa kamu keluar.”Jessie merasa kaget. Kemudian, dia pun tersenyum. “Aku merasa kalau aku keluar sama kamu, aku juga nggak akan bisa membantumu. Gimana kalau aku suruh Kak Jody untuk temani kamu ….”Ketika melihat tatapan penuh curiga Ariel, Jessie segera menjelaskan, “Maksudku dia lebih bisa membantumu.”Ariel membalas,
Kening Ariel spontan berkerut. Apa Sams tidak berencana melenyapkan sekuriti yang disogoknya itu? Apa dia memiliki tujuan lain?Pada saat ini, tiba-tiba Jodhiva menerima pesan masuk dari Izza. Ekspresinya kelihatan serius. “Celaka, Sams mengincar Jessie.”Ariel tertegun sejenak. “Apa?” Dia segera memerintah anak buahnya, “Sekarang utus anggota kita ke Geng Markus.”…Jessie sedang menaiki mobil menuju ke Geng Markus. Sebenarnya tujuan utama Jessie adalah untuk membiarkan Jodhiva berdua dengan Ariel. Keberadaan Jessie juga cukup mubazir. Dengan kekuatan Jodhiva, dia pun bisa membantu Ariel untuk menyelesaikan masalah. Jadi, tidak ada gunanya Jessie di sana.Tatapan Jessie tertuju pada luar jendela mobil. Dia menyadari sesuatu. Keningnya spontan berkerut. “Pak, sepertinya jalan ini salah?”Sopir tidak membalas sama sekali. Tiba-tiba dia memarkirkan mobil di samping jalan, lalu membuka kunci pintu mobil.Jessie bergegas menuruni mobil. Pada saat ini, muncul pria di sekeliling mengadang la
“Diberi tahu Jody.”“Kak Jody?” Jessie merasa kaget. Dia menengadah kepala menatap Jules. “Bukannya dia sedang bersama Ariel di kamar dagang?”Jules menurunkan kelopak mata menatap kedua mata indah Jessie. Telapak tangannya mengusap wajah Jessie yang sedikit memucat. Sepertinya dia syok dengan kejadian tadi. “Iya, tapi dia menerima kabar, Sams sedang menargetkanmu. Jadi, dia segera menghubungiku.”Jika Jules datang terlambat, sepertinya Jessie akan terluka.Jessie memegang punggung tangan Jules. Dia dapat merasakan sentuhan kasar di atas pipinya. “Sebenarnya aku juga bisa menghindar dari mereka.”Jules tersenyum tipis. “Tapi ketika melihatmu dalam bahaya. Aku pun kehilangan akal sehatku.”Jessie berbisik, “Apa kamu nggak takut ditusuk pisau itu?”Jules mengecup kening Jessie, lalu beralih mencium sudut matanya. “Bukannya ada Jessie yang menyelamatkanku? Jessie-ku semakin hebat saja.”Jessie mendorongnya. “Kamu lagi menyindirku?”Pada saat ini, Ericko membuka pintu mobil. Ketika melihat
Mereka masih melakukan pengejaran. Jelas sekali mereka ingin menghabisi nyawa Jodhiva dan Ariel.Semakin ke pedalaman, semak-semak semakin lebat lagi. Suara tembakan mengejutkan burung-burung di dalam hutan. Semuanya mengepakkan sayap terbang ke langit. Ariel dan Jodhiva bersembunyi di balik pohon. Pohon ini cukup besar, kebetulan bisa menutupi bayangan tubuh mereka berdua.Tatapan Ariel melintasi ranting pohon. Saat melihat ke belakang, tampak ada beberapa bayangan tubuh sedang melakukan pencarian di sekeliling. Tidak ada jalan lagi di depan sana. Saat ini, mereka sedang berada di pulau. Di ujung sana adalah jurang dan juga laut.Jodhiva mengulurkan tangan ke sisi Ariel. “Berikan senjatamu kepadaku. Aku akan mengalihkan perhatian mereka.”Ariel menatapnya. “Jangan-jangan kamu ingin menembakku?”Jodhiva tersenyum. “Kamu juga bisa menembakku.”Ariel menyerahkan pistol kepadanya, lalu mengeluarkan pisau dari belakang. “Kamu yang hati-hati. Kalau kamu mati di pulau ini, aku tidak bisa be