Mereka masih melakukan pengejaran. Jelas sekali mereka ingin menghabisi nyawa Jodhiva dan Ariel.Semakin ke pedalaman, semak-semak semakin lebat lagi. Suara tembakan mengejutkan burung-burung di dalam hutan. Semuanya mengepakkan sayap terbang ke langit. Ariel dan Jodhiva bersembunyi di balik pohon. Pohon ini cukup besar, kebetulan bisa menutupi bayangan tubuh mereka berdua.Tatapan Ariel melintasi ranting pohon. Saat melihat ke belakang, tampak ada beberapa bayangan tubuh sedang melakukan pencarian di sekeliling. Tidak ada jalan lagi di depan sana. Saat ini, mereka sedang berada di pulau. Di ujung sana adalah jurang dan juga laut.Jodhiva mengulurkan tangan ke sisi Ariel. “Berikan senjatamu kepadaku. Aku akan mengalihkan perhatian mereka.”Ariel menatapnya. “Jangan-jangan kamu ingin menembakku?”Jodhiva tersenyum. “Kamu juga bisa menembakku.”Ariel menyerahkan pistol kepadanya, lalu mengeluarkan pisau dari belakang. “Kamu yang hati-hati. Kalau kamu mati di pulau ini, aku tidak bisa be
Jodhiva melompat ke belakang untuk menghindar. Pihak lawan bahkan tidak memberi kesempatan untuk bernapas, mulai mengulurkan tendangan. Kedua tangan Jodhiva yang menahan tendangan itu pun terasa kebas dan gemetar.Si pria berkata dengan arogan, “Hei berengsek, begini saja kemampuanmu?” Amarah di hati si pria membara. Dia pun mengerahkan seluruh tenaganya untuk melawan Jodhiva.Ariel segera menampakkan diri, lalu menggenggam lengan si pria.Si pria bergegas meronta. Dia melayangkan tinjuan ke sisi Ariel. Ariel segera menghindar. Kemudian, tangan Ariel mencengkeram pundak si pria. Dia membanting tubuh si pria ke lantai, lalu menendang si pria.Jodhiva dan Ariel melakukan penyerangan dari depan dan belakang. Si pria merasa semakin kesal lagi segera melakukan perlawanan terhadap mereka berdua.Dengan adanya kekuatan Jodhiva dan Ariel, mereka baru sanggup mengalahkan pria itu. Tidak dipungkiri, kemampuan si pria memang sangat kuat.Si pria dipukul hingga mundur beberapa langkah. Dia mengusa
Raut Tobias menjadi muram. Tangan yang diletakkan di belakang punggung dikepal erat.Jules menatapnya. “Aku curiga orang itu mengutus dua kelompok secara bersamaan. Satu kelompok untuk menghadapi Jessie, kemudian kelompok yang lain turun tangan terhadap Jodhiva.”Orang-orang yang menghadapi Jessie tidak menggunakan senjata apa pun. Jelas sekali mereka tidak menginginkan nyawa Jessie, melainkan ingin menangkap Jessie dalam keadaan bernyawa. Sementara, orang-orang yang turun tangan terhadap Jodhiva dan Ariel adalah lawan tangguh yang ingin merenggut nyawa mereka.Tobias menggertakkan giginya. “Dengan adanya pelajaran sebelumnya, Sams tidak akan berani untuk turun tangan lagi. Jangan-jangan semua ini perintah orang di belakangnya?”Sams pernah mengutus pembunuh bayaran dari Organisasi Skelem sebelumnya, tetapi misinya gagal. Sekarang dia telah memegang kendali di Organisasi Imoana. Jika Sams bertindak gegabah dan gagal lagi, Puzo pasti tidak akan melepaskannya.Jules mengangkat kelopak ma
“Sudah bangun?”Jodhiva memalingkan kepalanya. Dia melihat Ariel sedang duduk di hadapannya sembari memasukkan kayu ke dalam api. Cahaya api unggun menyilaukan wajahnya.Saat ini, Jodhiva menggerakkan bibir keringnya. “Aku sudah pingsan berapa lama?”“Sekitar empat jam.” Ariel melempar termos ke sisi kaki Jodhiva. “Lukamu infeksi. Kamu juga lagi demam. Untung saja ada obat di dalam mobil. Aku sudah menyuntikkan obat pereda demam. Jadi, nyawamu baru berhasil diselamatkan.”Jodhiva mengambil termos, lalu membuka tutupnya.Berhubung gerakan Jodhiva terlalu kuat, luka di lengannya tertarik dan dia pun merasa kesakitan. Jodhiva spontan mengerutkan keningnya. Dia meneguk air itu tanpa bersuara. Kemudian, tatapannya tertuju pada bungkusan yang diletakkan di samping tubuh Ariel. Di dalamnya terdapat beberapa kaleng-kalengan. “Banyak sekali barang di dalam mobilmu.”“Lapar?” Ariel mengambil satu kaleng makanan, lalu menyerahkannya kepada Jodhiva. “Semua ini bukan berasal dari mobilku, tapi dari
Jodhiva berdiri. “Kita tinggalkan tempat ini dulu. Nanti kita baru cari cara untuk keluar dari sini.”Ariel membereskan barang-barangnya, lalu menyapu tumpukan api dengan kakinya. Mereka berdua berjalan pergi dari jalan kecil.Di sisi lain, Dessy sedang membawa anggotanya untuk melakukan pencarian di dalam hutan.Saat Jules berjalan ke lahan kosong, Jodhiva menghentikan langkahnya, lalu berjongkok untuk mengamati.Dessy berjalan ke belakang tubuhnya. “Tuan Muda Jules, ada apa denganmu?”Jules mengusap bagian tanah. “Ada jejak menyalakan api di sini. Kayu ini masih terasa panas.”Dessy merasa syok. “Pasti Tuan Muda!”Jules membangkitkan tubuhnya. “Kita cari cara dulu untuk menghubungi mereka. Setidaknya kamu mesti membuat mereka tahu kalau kita itu anggotanya.”Mereka baru saja meninggalkan tempat ini. Seharusnya mereka mengira mereka adalah pihak lawan. Hanya saja, mereka melarikan diri dengan buru-buru, sepertinya ada yang terluka di antara mereka. Jika tidak, seharusnya mereka akan b
Ariel meminum bubur, lalu menimpali, “Memang penduduk disini hanya sesedikit ini. Anak-anak muda sudah meninggalkan Pulau Persia, hanya tersisa orang tua saja yang menetap di sini. Adapun beberapa anak muda memilih untuk tinggal di sini juga demi menjaga orang tua mereka. Anak-anak muda itu biasanya menggeluti bisnis perikanan di sini.”Wanita itu mengangguk sembari menghela napas. “Penduduk yang tinggal di sini kebanyakan adalah orang miskin yang menyelundup dari Yasia Tenggara. Kalau bukan karena Tuan Tobias bersedia menerima kami di pulau ini dan membantu para pria di desa untuk mengembangkan bisnis perikanan demi menghidupi keluarga, kami juga tidak tahu kami bisa di mana sekarang.”Wanita ini juga memiliki seorang putra dan seorang putri. Hanya saja, mereka semua sedang bekerja di Yasia Tenggara. Terkadang mereka akan pulang untuk mengunjungi orang tua mereka. Hanya saja, mereka telah tua, tidak sanggup menemani anak-anak untuk merantau lagi. Jadi, pada akhirnya mereka memilih unt
“Aku bukan sedang mencemaskan mereka.” Tobias mengangkat kelopak matanya. “Kedua anak itu sangat cerdas. Mereka pasti punya cara untuk menghadapi rintangan kali ini. Aku lebih mencemaskan orang di sana.”Pengurus rumah mengerti maksud Tobias. “Apa Tuan khawatir ada rencana baru lagi dari Puzo?”Raut wajah Tobias kelihatan muram. “Seandainya Puzo beraliansi dengan Tom, mereka belum pasti akan menang. Apalagi setelah kejadian yang menimpa Ariel waktu itu, mereka tergolong sudah melawan Keluarga Oswaldo secara terang-terangan. Kalau Keluarga Oswaldo masih tidak beraksi, mereka pasti mengira kita gampang untuk ditindas.”Sambil berbicara, Tobias berdiri dengan perlahan. “Aku pergi ke rumah sakit dulu.”Sudah saatnya Tobias menyingkirkan Sams si pion itu.Tobias pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Gamma. Saat ini, Gamma sudah bisa duduk, hanya saja dia masih tidak diperbolehkan untuk menuruni ranjang. Ketika melihat kedatangan Tobias, dia pun merasa agak syok.Tobias meletakkan jas di atas
Telah terjadi sesuatu dengan Ariel. Tobias pasti akan mengerahkan seluruh anggotanya untuk mencari anaknya. Meskipun Tobias pintar dalam bertarung, sekarang dia juga sudah berumur, gerak-geriknya sudah tidak selincah sebelumnya lagi. Mana mungkin dia sanggup menghadapi mereka?Seandainya pada saat ini, Sams bisa menghabisi Tobias dan juga Gamma, apa mungkin akan sulit baginya untuk melenyapkan yang muda?Tobias tersenyum. “Ternyata kamu masih bau kencur.”Tatapan Sams kelihatan sadis. Dia memerintah orang di sampingnya, “Beraksi!”Dua bawahan di samping Tobias menyerbu ke depan Tobias, lalu bertarung dengan beberapa lawan di depannya. Saat ini, Sams juga tidak tinggal diam. Dia mengeluarkan pisau, lalu menyerang Tobias di saat kondisi sedang kacau.Tobias memang tidak muda lagi, hanya saja dia memiliki kekuatan seni bela diri yang sangat hebat. Setelah turun tangan beberapa saat, akhirnya Sams juga tidak sanggup menghadapinya lagi. Dua anak buah lainnya datang untuk membantu Sams. Saat
Dacia sedang bertaruh. Dia bertaruh apakah kekasih Jane dan dua pria ini bodoh atau tidak? Sesuai dugaan, kekasih Jane menatapnya. “Jangan-jangan kamu sengaja bawa dia ke vilaku? Kalau terjadi apa-apa, kamu akan jadikan aku sebagai kambing hitam?”Jane meminta dicarikan teman pria untuk menghadapi seorang wanita. Dia pun memperkenalkan kedua teman prianya kepada Jane. Hanya saja, saat mereka menculik Dacia kemari, dia mengira Dacia akan bungkam.Namun, siapa sangka identitas suami wanita ini tidaklah sederhana. Ditambah lagi dengan ucapan Dacia tadi, dia mesti berpikir dua kali. Bagaimanapun, dia tidak ingin masa depannya hancur hanya karena seorang wanita.“Bukan. Sayang, kamu dengar penjelasanku. Dia sengaja lagi takuti kamu. Dia nggak berani ….”“Kalau kamu bodoh, kamu jangan anggap semua orang itu juga sama bodohnya dengan kamu. Apa kamu merasa kekasihmu bersedia mempertaruhkan nasibnya demi kamu? Keuntungan apa yang bisa kamu datangkan untuk kekasihmu?”Usai berbicara, Dacia meli
Kekasih Jane tersenyum menyeringai. Dia memalingkan kepalanya, lalu berkata kepada kedua temannya, “Sudah dengar belum? Wanita ini hadiah dari kesayanganku buat kalian.”Jane menimpali, “Kalian harus main dengan seru, ya.”Sekarang hati kedua pria itu semakin menggebu-gebu. Mereka mendekati Dacia dengan motif jahat.Dacia berusaha untuk meronta, tetapi dia diikat dengan sangat ketat. Dacia menggertakkan giginya, lalu berusaha menenangkan dirinya untuk memikirkan cara.Saat mereka berdua hendak menyentuh Dacia, tiba-tiba Dacia tertawa. Jika dia ketakutan dan menangis, bisa jadi mereka berdua akan semakin bersemangat lagi. Suara tawa Dacia membuat mereka kebingungan.Jane memelototinya. “Kamu sudah jatuh ke tangan kami. Kamu malah tertawa?”“Apa kalian sentuh ponselku?”Kedua pria saling bertukar pandang, lalu melihat ke sisi Jane. Jane membalas dengan arogan, “Memangnya kenapa kalau aku sentuh ponselmu?”“Jangan-jangan kamu matikan ponselku?”“Sebenarnya kamu mau ngomong apa, sih!” Dac
Pada zaman sekarang ini, jarang ada orang yang tidak tergoda dengan kekayaan dan kekuasaan.Pada saat ini, Jane berdiri tidak jauh di sana. Ketika melihat hubungan Carly dan Dacia semakin dekat, dia pun merasa sangat tidak puas.Jelas-jelas sebelumnya Carly selalu menuruti apa kata Jane. Dia merasa tidak peduli apa yang dia perbuat, Carly tidak akan memutuskan hubungannya dengan Jane. Semua ini pasti gara-gara Dacia.Jane tidak akan membuat Dacia hidup tenang. Siang harinya, Dacia meninggalkan akademi. Tiba-tiba Jane memanggilnya, lalu berjalan menghampirinya dengan buru-buru, “Dacia, sudah terjadi sesuatu dengan Carly!”Kening Dacia berkerut. “Terjadi sesuatu?”Jane berkata dengan buru-buru, “Tadi aku pergi cari dia. Aku melihat dia sedang diganggu sama beberapa orang lelaki. Sekarang mereka ada di parkiran.”Dacia memang merasa curiga, tetapi berhubung masalah ini bersangkutan dengan keselamatan Carly, dia pun mengikuti langkah Jane ke area parkiran.Namun setibanya di area parkiran
Apalagi Perusahaan Teknologi Yarnis adalah perusahaan yang baru didirikan Jules. Dengan adanya dukungan dari pihak kerajaan, Perusahaan Teknologi Yarnis juga tidak perlu mencari mitra kerja sama lagi. Calon mitra kerja sama akan berbondong-bondong mencari mereka.Filbert merasa bingung. “Jadi ….”Jules meletakkan gelas teh. “Sekarang aku tidak buru-buru dalam mencari mitra kerja sama. Kita cukup fokus dalam mencari teknisi saja. Sisanya diundur dulu.”Filbert terbengong, tetapi dia terpaksa mengangguk. “Oke.”Pada saat ini, televisi, koran, majalah, dan media sosial sedang menyiarkan kabar Silvia sibuk mempersiapkan acara penobatannya.Para murid di akademi perfilman juga sedang membahas masalah kerajaan. Saat Dacia melewati koridor, beberapa murid pun sedang melihatnya sembari berbisik-bisik. “Sepertinya dia punya sedikit hubungan dengan keluarga kerajaan. Aku juga dengar kabar, Raja Willie mempersiapkan dua set surat wasiat sebelum dia meninggal. Seharusnya salah satunya milik dia.”
Jules merangkul Jessie di dalam dekapannya. “Apa benar kamu tidak takut?”Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kamu juga nggak pernah lukai aku.”Dagu Jules bersandar di atas kepala Jessie. Dia pun tersenyum. “Kamu sudah mempertaruhkan nyawamu demi menemaniku. Apa mungkin aku tega untuk melukaimu? Jessie, ada yang ingin aku tanyakan sama kamu. Waktu itu, saat mereka menculikku ke Area Andes, apa kamu tidak takut ketika mengikutiku?”Jessie mengangkat kepalanya untuk menatap Jules. Senyumannya sangat lebar. “Aku nggak takut. Karena aku tahu ayahku pasti akan datang untuk menyelamatkan kita. Lagi pula, kamu juga bakal lindungi aku.”Jules tertegun sejenak, lalu menurunkan kelopak mata untuk menatapnya. “Aku melindungimu? Jelas-jelas kamu yang melindungiku?”Jessie berkata dengan tersenyum, “Sebenarnya aku juga nggak tahu kenapa aku bisa mengambil risiko untuk mengikutimu. Tapi setahuku, aku nggak menyesal.”Jules memeluk Jessie dengan erat, lalu menempelkan bibir di atas kening Jessie.
Yura tidak berbicara, tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan.Di sisi lain, Jules menghentikan mobilnya di depan Vila Laguna. Jessie menuruni mobil, lalu memandang vila dengan nuansa klasik dengan kaget. “Jangan-jangan vila ini ditinggalkan Kakek untuk kamu?”Jules mengangguk. “Vila ini tempat tinggal nenekku. Setelah dia meninggal, hak milik vila ini jatuh ke tangan kakekku. Kakekku tidak tega untuk melelangnya, makanya vila ini dibiarkan kosong.”Usai berbicara, Jules mengulurkan tangannya ke sisi Jessie. “Aku bawa kamu pergi jalan-jalan.”Jessie menggandeng tangan Jules dengan tersenyum, lalu bersamanya berjalan di taman bunga yang luas ini.Vila ini berjarak sangat dekat dengan istana. Dari sini, mereka bisa melihat jam di atas menara istana. Lokasi ini juga berada di pusat bisnis.Di dalam taman terdapat kolam buatan dan jembatan kecil, serta beberapa gazebo. Air mancur, patung, jalan setapak yang dikelilingi pohon phoenix, serta kebun mawar saling melengkapi di bawah sinar matah
Pintu diketuk. Hiro melihat dari celah jari tangannya. “Masuk.”Saat melihat Yura memasuki ruangan, Hiro pun merasa kaget. “Kenapa kamu ke sini?”Yura mengangkat kantongan plastik. Di dalamnya berisi camilan dan juga bir. “Aku khawatir kamu akan bosan. Jadi, aku datang untuk melihatmu.”Yura meletakkan botol bir di atas meja, lalu mengeluarkan camilan. “Pada saat seperti ini, kamu pasti ingin minum alkohol, ‘kan?”Hiro tersenyum datar. “Kamu sudah baca berita?”“Sepertinya selain orang buta, semuanya sudah membaca berita itu.” Yura membuka sekaleng bir, lalu menyerahkannya kepada Hiro.Hiro mengambil kaleng bir, lalu meminumnya.Yura duduk di seberang Hiro. “Apa lukamu sudah sembuh?”Hiro mengiakan dengan acuh tak acuh.Yura mengangkat kepala untuk menatap Hiro. Beberapa saat kemudian, dia pun berkata, “Jujur saja, aku merasa sudah seharusnya kamu melepaskan Jessie. Dia sudah menikah. Kamu juga nggak bisa mengubah kenyataan itu.”“Jadi?” Hiro memutar bola matanya. “Tujuan kamu kemari m
“Sebenarnya bukan, mungkin karena dia tidak ingin menambah rasa sedih setelah dia meninggal nanti. Meskipun kamu bertemu dia untuk yang terakhir kalinya, kamu juga tidak bisa mengubah apa pun. Kamu juga akan bersedih dan tidak bisa menerima kenyataan ini. Kalau dia melihatmu yang seperti itu, bisa jadi dia akan semakin merasa bersalah dan semakin tidak tenang lagi.”Dacia menurunkan kelopak matanya dan tidak berbicara. Beberapa saat kemudian, Dacia pun menunjukkan senyuman di wajahnya. “Terima kasih sudah menghiburku.”Di dalam vila, Daniel menyadari kepulangan mereka. Dia berdiri dengan perlahan. Saat dia menyadari kedua mata merah Dacia, dia yakin Dacia sudah mengetahui masalah kematian Raja Willie.“Dacia.”“Ayah, kamu nggak usah khawatir. Aku baik-baik saja.”Usai berbicara, Dacia membalikkan tubuhnya untuk naik ke lantai atas.Daniel menatap bayangan punggung Dacia yang menaiki tangga dengan raut cemas. Jerremy memalingkan kepalanya untuk menatap Daniel. “Tadi dia pergi ke istana.
Carly berjalan ke sisi Dacia. “Dacia, kamu … apa kamu baik-baik saja?”Dacia menggeleng. Saat ini, dia sudah tidak bisa berkata-kata lagi.Carly berusaha menenangkan Dacia di samping hingga kedatangan Jerremy. Jerremy menebak Dacia sudah mengetahui kabar itu. Itulah sebabnya dia bergegas ke akademi untuk mencari Dacia.Jerremy merangkul Dacia. “Terima kasih. Serahkan saja dia kepadaku.”Carly mengangguk.Jerremy membawa Dacia ke dalam mobil, lalu bergegas meninggalkan akademi. Dia membawa Dacia ke istana. Saat Dacia merasa bingung, kebetulan Jessie dan Jules berjalan keluar istana. “Dacia, beri penghormatan terakhir kepada kakekmu.”Dacia mengepal erat kedua tangannya, lalu bergegas berlari ke dalam istana.Saat ini, istana kedatangan banyak pejabat dan politikus dari seluruh penjuru. Jasad Raja Willie diletakkan di dalam kotak kaca. Raut wajahnya terlihat sangat santai, seolah-olah sedang tidur saja.Dacia muncul di depan aula, kemudian disusul dengan Jules. Dia melangkahkan kakinya p