“Menurutku, sepertinya ada anggota Organisasi Imoana yang kenal dengan Tom. Tom paling pintar dalam soal menyodok. Dia sangat royal terhadap orang yang menguntungkannya. Bisa jadi, kebetulan persyaratan yang dibuka Tom cukup menggiurkan. Tentu saja dia bersedia bekerja untuk Tom.”Tobias juga merasa ucapan Jules cukup masuk akal. Dia memandang laut luas di depan, lalu bertanya, “Sekarang kamu sudah memiliki petunjuk yang sangat penting, apa rencanamu selanjutnya?”Raut wajah Jules kelihatan tenang. “Tom berani berbuat seperti ini pasti karena dia sudah memiliki rencana lain lagi. Sepertinya bukan saat yang tepat untuk beri tahu Puzo sekarang. Lebih baik kita kumpulkan informasi yang lebih banyak lagi untuk menghancurkannya.”Tobias tersenyum. “Aku kira kamu akan tidak sabaran untuk cari gara-gara sama Tom. Sepertinya kamu cukup waspada.”Jules membalas, “Ada bagusnya untuk lebih waspada.”“Bagaimana kondisi cedera Gamma?” tanya Tobias.Jules pun tertawa. “Dia cukup beruntung, masih bel
Pria ini sama sadisnya seperti Tom. Hanya saja, dia tidak ambisius.Sams berkata, “Aku rela melakukan apa pun asalkan bisa membantu Nona Sania.”Tom menyesap anggur dengan perlahan. “Daripada melakukannya demi dia, lebih baik kamu melakukannya demi dirimu sendiri. Jangan-jangan kamu tidak menginginkan kekuasaan?”Kali ini, Sams tertegun sejenak.Tom meletakkan gelas anggur di atas meja. Kedua mata tajamnya tertuju pada diri Sams, seolah-olah sedang membaca pikirannya saja. “Setelah seorang pria memiliki kekuasaan, kamu bisa mendapatkan semua wanita yang kamu inginkan, termasuk wanita yang paling kamu cintai.”Sams menunduk. Hatinya mulai tergerak.Tom menuang anggur untuknya. “Kamu juga tahu aku menumpang tinggal di pulau orang lain. Sekarang satu-satunya orang yang bisa aku percaya hanya kamu saja. Aku menganggapmu sebagai saudaraku sendiri. Asalkan kamu menginginkan kekuasaan, aku pasti akan membantumu.”Tangan yang diletakkan Sams di atas kedua pahanya dikepal erat. Ucapan Tom tidak
“Tidak peduli berapa banyak anggota yang kita miliki, selain kekuatan fisik, daya tahan, dan pertahanan, sebenarnya kita semua sama saja. Semuanya memiliki titik kelemahan dan saat di mana bisa lengah.”Jessie menggigit bibirnya. Sekarang dia benar-benar memahami apa artinya terlalu berambisi sehingga merugikan diri sendiri.Jodhiva mengusap kepalanya sambil tertawa. “Kalau orang lain memiliki tekad sepertimu, mereka pasti sudah tidak terkalahkan.”Kening Jessie berkerut. “Apa Kakak lagi menyindirku?”Senyuman di wajah Jodhiva semakin lebar lagi. “Jangan memaksakan diri sendiri.”Jessie memalingkan kepalanya. “Nggak boleh! Berhubung aku ingin belajar, aku mesti latihan dengan serius. Kalau aku latihan secara asal-asalan, nanti … aku kutuk diriku akan naik lima kilo setiap makan sesuap.”Kutukan itu memang adalah kutukan tersadis bagi Jessie.Jodhiva menggeleng dengan tidak berdaya.Jessie telah latihan dari pagi hari. Sekarang sekujur tubuhnya telah dibasahi oleh keringat hingga terasa
Jessie baru teringat dengan maksud kedatangannya. “Aku ingin minta bimbinganmu untuk lolos tahap kedua.”Ariel menatapnya. “Gampang saja. Bangkitlah di saat kamu gagal. Saat kamu bertanding dengan lawanmu, kamu mesti belajar bagaimana lawanmu menyerang dan mengalahkanmu. Ketika dia menyerang lagi, kamu akan tahu bagaimana cara mengantisipasinya."Jessie sedang memikirkan sesuatu dan tidak berbicara lagi.Ariel mengangkat-angkat pundaknya. “Meski seseorang pintar dalam pertahanan, pasti bisa ditemukan celahnya. Seandainya kamu terus menyerang titik kelemahan lawan, mereka pasti akan berusaha mati-matian untuk bertahan. Saat mereka terlalu fokus pada pertahanan sehingga menjadi pasif, celah pun muncul pada saat itu.”Jessie menggigit erat bibir bawahnya. Dia diam-diam mengingat kata-kata dalam hatinya. Dalam beberapa hari berikutnya, Ariel terus mengamati Jessie di arena seni bela diri. Saat ini, Jessie sudah lebih maju dibandingkan sebelumnya. Setidaknya, dia mampu bertahan ketika meng
Jodhiva menatap bayangan punggung yang semakin menjauh. Sepertinya dia harus menyelidiki identitas “Nona Candy” itu.Kemudian, kabar itu mulai tersebar luas. Di mata orang-orang, Jessie pun telah menjadi “calon menantu” Keluarga Oswaldo. Kabar itu bahkan terdengar sampai ke telinga Tobias.Tobias yang sedang menyesap teh di dalam ruang baca langsung mengangkat kepalanya. “Dari mana asal gosip itu?”Pengurus rumah merasa tidak berdaya. “Dari arena seni bela diri. Beberapa hari ini, Tuan Muda Ariel terus menemani Nona Jessie untuk latihan. Sepertinya orang-orang di arena mengira Tuan Muda Ariel memiliki hubungan dekat dengan Nona Jessie.”Hubungan apa juga yang bisa dimiliki dua anak perempuan?Tobias sungguh kehabisan kata-kata. “Salah paham ini besar sekali.”Pengurus rumah menjadi khawatir. “Sudah lama Tuan Muda menyembunyikan identitasnya. Aku sungguh khawatir suatu hari nanti identitas aslinya akan terbongkar.”Tobias meletakkan cangkir kembali ke atas meja. “Cepat atau lambat meman
Jules pun mengeluarkan suara tawanya. Telapak tangannya mengusap wajah Jessie. “Bagus, kamu mulai bisa berwaspada.”Jessie langsung mendorongnya dan berdiri.Pencahayaan di dalam ruangan seketika menjadi terang. Jules sedang mengenakan pakaian berwarna gelap dengan sebuah jaket panjang di luarnya. Mungkin karena angin di luar sana cukup kencang, rambutnya kelihatan agak berantakan. Wajah tampannya kelihatan agak capek.Tiba-tiba Jessie mengangkat pipi Jules. “Kenapa kamu jadi kurus?”Jules memegang punggung tangan Jessie, lalu menempelkan wajahnya di sisi telapak tangan. “Namanya aku merindukanmu. Tentu saja aku semakin kurus.”Jessie menurunkan tangannya, langsung memalingkan wajahnya. “Nggak serius lagi.”Jules berbaring di samping Jessie, lalu merangkulnya ke dalam pelukan. Suara serak terdengar dari atas kepala. “Dengar-dengar belakangan ini kamu lagi latihan bareng Ariel?”Jessie tertegun sejenak. Dia memutar bola matanya. “Kamu … datang demi masalah ini?”Jules menunduk untuk men
Jessie menggaruk pipinya dengan canggung. “Mungkin … nggak ada yang perlu dicemburui?”Semalam Jules sudah melahapnya hingga tak bersisa. Sepertinya agak keterlaluan jika Jules cemburu lagi?Ariel melipat kedua tangan di depan dada. Terlintas ekspresi tidak senang di wajahnya. “Tidak seru. Aku kira aku bisa jadi saingan asmaranya.”Jessie hanya tersenyum dan tidak berbicara lagi.Pada saat ini, Jodhiva dan Jules memandang ke sisi halaman. Ekspresi Jodhiva kelihatan tenang. “Sepertinya kamu tidak peduli dengan kedekatan Jessie dan Tuan Muda Ariel?”Jules mengalihkan pandangannya dan tersenyum. “Apa ada yang perlu aku pedulikan?”Jodhiva menyipitkan matanya. “Sepertinya kamu sudah tahu sejak awal?”Tatapan Jules tertuju pada diri Jodhiva. “Apa maksud Kak Jody?”“Menurutmu?”Jodhiva tidak menjawab dengan langsung, malah memberi pertanyaan yang bersifat ambigu. Alhasil pihak lawan tidak bisa menebak isi pikirannya. Inilah trik yang sering digunakan Jodhiva. Jika pihak lawan tidak cukup ber
Jelas-jelas Jessie sedang marah, tetapi dia malah kelihatan imut.Jules sungguh kehabisan kata-kata.Jessie membalikkan tubuhnya, lalu berkata dengan Ariel, “Kak Ariel, bukannya kamu mau bawa aku jalan-jalan? Ayo, kita pergi!”Jessie duluan berjalan pergi. Ariel juga tidak menolak.Saat melihat Jules, Ariel pun tidak bisa menyembunyikan ekspresi puasnya.Jules hanya bisa terdiam membisu.Namun, Jodhiva tahu bahwa adiknya sedang membantu Ariel untuk menyembunyikan rahasianya. Mobil dengan perlahan melaju ke pusat kota.Ariel melihat ke sisi Jessie sembari tertawa. “Terima kasih.”Jessie menghela napas. “Kak Jules dan Kak Jody itu nggak gampang untuk dikelabui. Aku merasa mereka sudah mulai mencurigaimu.”Ariel memandang ke luar jendela. “Kak Jody-mu pernah melihat aku ketika berbusana wanita. Wajar kalau dia merasa curiga.”Jessie merasa kaget. “Kapan?”Ariel tersenyum, lalu memalingkan kepalanya untuk melihat Jessie. “Saat dia mengungkit nama Nona Candy.”Akhirnya Jessie mengerti.Ari