Share

Bab 1811

Penulis: Daun Jahe
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-11 18:00:00
Marry menepis tangan Hillary, lalu mengangkat kepalanya. “Bukannya semua ini berkat Nona Hillary?”

Hillary tertegun di tempat. Wajahnya seketika memucat.

Tatapan Marry masih tertuju pada dirinya. “Sepertinya kamu terlalu percaya diri. Tuan Muda Jules hanya ingin kamu tahu. Dia nggak perlu meminta dukungan siapa pun, bahkan nggak usah bersusah payah untuk bisa menghancurkan Keluarga Jalma.”

“Dia juga nggak perlu lenyapin seluruh Keluarga Jalma, dia hanya perlu menggantikan kepemimpinan Keluarga Jalma saja. Sekarang Pak Kevin sudah dijebloskan ke penjara. Grup Jalma sudah pasti akan berpindah kepemilikan. Pak Raymond juga mendapat dukungan dari para direksi. Sekarang setengah kekuasaanmu dan ayahmu direbut oleh Pak Raymond. Kamu pasti merasa nggak enak, ‘kan?”

Hillary memeluk kepalanya, lalu menjerit dengan histeris, “Aku nggak percaya! Kalian pasti lagi bohongi aku!”

Marry tersenyum sinis. “Terserah kamu percaya atau nggak. Kenyataannya memang seperti ini. Cepat pulang sana!”

Kedua kak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1812

    Jules menunduk, lalu mengecup bibir wanitanya. Inilah kehangatan yang didambakan Jules selama beberapa hari ini.Jessie memeluk leher kekasihnya. Beberapa saat kemudian, kedua bibir baru berpisah. Jessie menunduk. Bulu matanya tampak bergetar. Terlihat juga sedikit air mata berlinang di matanya. “Kita sudah berpisah selama setengah bulan.”Terlintas sedikit senyuman di wajah Jules. Dia mengecup kening Jessie, lalu berkata, “Emm, sudah setengah bulan.”Terdengar lagi bisikan Jessie. “Apa nggak ada yang ingin kamu katakan sama aku?”Jules meraba bibirnya, lalu membalas, “Ada.”Jules mendekat. “Selama kamu tidak di sisiku. Aku sangat merindukanmu. Bahkan, selalu ada kamu di dalam mimpiku.”Wajah Jessie terasa panas. Dia menghindari tatapan Jules, lalu berkata, “Dasar gombal.” Hanya saja, Jessie masih penasaran. “Apa yang kamu mimpikan?”Jules tersenyum, lalu berbisik di samping telinga Jessie, “Aku mimpi lagi menyantap Jessie.”Jessie langsung memukul si Jules. “Dasar nggak beres!”Jules

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-11
  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1813

    Tubuh Dacia tertegun. Hati yang hampir luluh itu dihancurkan oleh ucapan sang ibu.Daniel juga terbengong. Dia ingin melepaskan genggaman tangan Lidya, tetapi Lidya malah mendorongnya. “Dacia, aku hanya memilikimu saja. Kamu tidak boleh mencampakkanku, ya. Aku itu ibumu!”“Plak!” Suara tamparan keras terdengar di dalam ruangan. Saat Dacia masih belum sempat merespons, dia pun menyadari Lidya sudah memiringkan tubuhnya, lalu terjatuh di atas ranjang.Disusul, terdengar suara marah Daniel. “Apa maumu!”Lidya memegang pipinya, tertegun di atas ranjang. Dia tidak berbicara sama sekali.Daniel menarik napas dalam-dalam. “Apa yang pernah kamu janjikan sama aku? Kamu akan menjalin hubungan baik dengan Dacia. Ternyata kamu lagi membohongiku!”Kedua mata Daniel tampak memerah. Dia pun melanjutkan dengan kesal, “Apa belum cukup kamu menghancurkan satu anak! Sekarang, apa kamu masih ingin memanfaatkan putrimu untuk merebut kekuasaan? Anak lak-laki kita sudah tiada! Semua itu juga akibat dari perb

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-11
  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1814

    Saat ini, hanya tersisa Jessie dan Jules di ruang tamu. Jessie mengangkat kepalanya melihat ke sisi tangga. “Apa Paman benar-benar lagi marah?”Jules berdiri. “Tenang saja, Ibu bisa menghiburnya.”Langkah kaki Jules berhenti. Dia mengulurkan tangannya untuk memeluk Jessie. Jessie pun terbengong, menatap ke sisi Jules. “Ada apa?”Ujung jari Jules mengusap wajah Jessie. Kemudian, dia menyelipkan rambutnya ke belakang telinga Jessie. “Gimana kalau kita ke kamar?”Jessie refleks mengalihkan pandangannya. Dia merasa gugup. “Ngapain ke kamar?”Jules menunduk, lalu menggigit pelan telinga Jessie. “Aku ingin berdua dengan Jessie.”Seluruh bulu kuduk Jessie berdiri. Wajahnya seketika merona. Dia berusaha menelan air liur dengan susah payah. “Bukannya kita lagi berdua sekarang?”“Beda.” Jules mengusap bibir Jessie. “Aku ingin menciummu. Kalau kamu tidak takut dilihat orang lain ….”Jessie langsung menutup mulut Jules. Daun telinganya semakin memanas. “Aku sudah tahu!”Baru saja memasuki kamar, J

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-12
  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1815

    Keesokan harinya, Jessie tampak tidak bersemangat ketika di akademi.Semalam Jessie tidur siang kelamaan di rumah Jules. Jadi, ketika pulang ke vila, dia pun tidak bisa tidur lagi. Seingat Jessie, dia baru tidur pada jam lima subuh.Jessie mengeluarkan cermin kecil untuk becermin. Kantong mata kelihatan sangat hitam. Dia sungguh mirip dengan panda sekarang.Tiba-tiba, ada yang menepuk pundaknya. Dia terkejut, lalu menoleh. “Kak Jerry?”Jerremy melipat kedua tangan di depan dada, lalu mengamati “mata pandanya”. “Semalam kamu jadi maling?”“Kamu yang maling!” Jessie memalingkan wajahnya, lalu berbohong. “Aku minum kebanyakan kopi. Jadi, nggak bisa tidur, deh.”“Di mana Dacia?”Jessie tertegun sejenak. Dia menatap sang kakak dengan tatapan bingung. “Kak, ngapain kamu cari Dacia?”Jerremy mengalihkan pandangannya. Raut wajahnya masih tidak berubah. “Tidak kenapa-napa.” Lantaran merasa alasannya kurang meyakinkan, dia pun menambahkan, “Aku ada urusan mencarinya.”“Urusan apa?”“Kenapa kamu

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-12
  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1816

    Di dalam rumah sakit, Dacia sedang berbaring di ranjang dengan tangan diinfus. Jessie pun menjaga di sebelah.Pada saat ini, Dacia mulai menyadarkan diri. Jessie segera berdiri. “Dacia, apa kamu baik-baik saja?”Dacia tersenyum. “Terima kasih, ya.”Jessie kembali duduk. “Kamu mengejutkanku saja. Untung saja aku datang mencarimu. Kalau nggak, sepertinya nggak ada yang tahu kalau kamu pingsan.”Dacia menopang tubuhnya untuk duduk. “Kamu yang antar aku ke rumah sakit?”“Aku suruh Kak Jody untuk mengantar kita kemari,” jawab Jessie.Dacia tidak berbicara.Sekarang Jodhiva sedang berada di luar kamar. Dia bersandar di sisi pintu, lalu mengetuknya. “Sudah enakan?”Dacia tertegun sejenak, lalu mengangguk. “Aku sudah merepotkan kalian.”Jessie berkata, “Nggak repot, kok. Oh, ya, di mana pengasuh Clara?”Dacia menunduk. “Hari ini dia bawa Clara keluar. Aku kira aku akan membaik setelah tidur.”Pengasuh sudah cukup lelah untuk menjaga Clara. Jadi, saat Dacia merasa tidak enak badan semalam, dia

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-12
  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1817

    Suara klakson mengejutkan para pejalan kaki. Mereka memiringkan kepala melihat ke arah datangnya suara. Mengenai apa yang dimaki Dacia, mereka pun tidak kedengaran. Namun, Jerremy yang duduk di bangku pengemudi memiliki reaksi yang berbeda. Jerremy dapat mendengar dengan saksama. Jadi, raut wajahnya kelihatan sangat muram.“Dacia.” Jerremy menuruni mobil, lalu meraih pergelangan tangannya. “Tadi kamu bilang aku apa?”Dacia tidak berhasil melepaskan tangan Jerremy. Pergelangan tangannya terasa sakit lantaran digenggam erat oleh pria itu. “Lepaskan!”Jerremy mencubit dagu Dacia, lalu mendekatinya. “Coba kamu ulangi sekali lagi?” Terdengar nada mengancam dalam ucapan itu.Dacia tidak meronta lagi. Dia berkata dengan tersenyum, “Kenapa? Apa kamu ingin pukul aku?”Jerremy pun tersenyum. “Sejak kapan aku pernah memukulmu ….” Tiba-tiba Jerremy menghentikan ucapannya. Waktu itu, Jerremy tidak berhasil mengontrol emosinya. Namun, dia tidak memukuli Dacia!“Ternyata kamu orangnya pelupa, ya. Wa

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-12
  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1818

    “Clara!” Dacia sungguh kehabisan akal. Sejak Clara dilahirkan, dia tidak pernah bertemu dengan ayah kandungnya sendiri. Jadi, dia selalu memanggil pria mana pun dengan sebutan “Ayah”.Lantaran merasa tidak berdaya, Dacia terpaksa menjelaskan kepada Jerremy, “Jerry, Clara masih kecil, kamu jangan masukin ke hati, ya. Kamu pulang sana. Aku nggak antar kamu lagi.”Saat Dacia menggendong Clara ke dalam rumah, dedua tangan kecil Clara malah meremas pakaian Jerremy. Pengasuh pun terkejut, langsung melangkah maju. “Clara, jangan tidak sopan.”Dacia hendak menghalangi Clara yang bernyali besar itu. Siapa sangka, Jerremy malah mengulurkan tangan untuk menggendongnya. Dacia merasa syok. “Kamu ….”Jerremy menggendong Clara ke dalam pelukannya. Tak disangka dia malah sangat mahir dalam menggendong anak kecil, tidak kelihatan bagai pertama kali saja. Clara yang berada di dalam pelukan Jerremy tidak menangis, malah kelihatan semakin gembira. Dia bahkan memainkan rambut Jerremy.Dacia sungguh kaget k

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-13
  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1819

    Jessie menggigit bibir bawahnya, lalu menjawab, “Aku lagi memikirkan masalah Kak Jerry. Entah kenapa aku merasa ada yang aneh dengan Kak Jerry.”Jodhiva menunduk. “Kamu tidak usah berpikir kebanyakan soal kakakmu itu.”Saat ini, Jessie menerima sebuah pesan masuk dari Dacia. Dia menunduk untuk membacanya. Tidak tahu apa isi dari pesan itu, Jessie pun langsung menggebrak sendok ke atas meja.Kening Jodhiva berkerut. “Kenapa?”Jessie merasa sangat syok. “Kak Jerry malah lagi makan malam di rumah Dacia? Apa dia itu Kak Jerry yang aku kenal?”Setelah Dacia mengirim pesan kepada Jessie, dia pun berlagak acuh tak acuh menyimpan ponselnya. Kemudian, dia melihat ke sisi Jerremy.Saat ini, Clara sedang duduk di samping Jerremy. Dia sedang menikmati rasanya disuap oleh Jerremy. Anehnya, tidak terlihat sedikit pun ekspresi tidak sabar di wajah Jerremy. Meskipun Clara makan dengan berlepotan, Jerremy pun tidak mempermasalahkannya, malah mengelap mulutnya dengan tisu.Gambaran ini boleh dideskripsi

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-13

Bab terbaru

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2565

    Dacia menyadari maksud dari ucapan polisi itu. Dia pun melihat ke sisi Diago. “Aku bisa menjamin bahwa masalah ini nggak ada hubungannya dengan Pangeran.”Kening si pria berkerut. Dia tidak berbicara.Diago memperkenalkan si pria dengan tersenyum. “Pak Arthur, dia muridku. Kebetulan dia juga ingin menyelidiki kasus ini.”Polisi yang bernama Arthur mengerutkan keningnya. Dia merasa bingung. “Apa hubungan dia dengan korban?”“Bukan, dia berhubungan dengan Pangeran. Dia adalah putrinya Lidya Ozara.”Arthur mengangguk. “Ternyata seperti itu.”Dacia melihat ke sisi Arthur, lalu bertanya, “Apa aku boleh tanya satu pertanyaan? Kenapa kamu merasa masalah ini ada hubungannya dengan Pangeran? Apa karena saat korban meninggal, anggota Pangeran kebetulan ada di tempat?”Arthur terdiam beberapa detik. “Memang tidak bisa membuktikan ada kaitan langsung dengan Yang Mulia, tapi Yang Mulia adalah orang pertama yang mencurigai bahwa Brayden meracuni makanan. Kematian Brayden jelas adalah tindakan pembun

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2564

    “Aku mengerti perasaan kamu ingin membantunya.” Diago mengenakan kacamatanya, lalu membereskan dokumen di atas meja. “Hanya saja, kalau kamu terlibat dalam masalah ini, nantinya malah akan mendatangkan kerepotan untukmu.”Dacia mengangguk. “Aku mengerti. Seorang tahanan diracuni di dalam tahanan. Pasti ada orang kuat di belakangnya. Tapi kekuatan orang itu akan mendatangkan ancaman bagi keluarga kerajaan.”Pengawasan di penjara sangat ketat. Jika ingin berbuat hingga tahap seperti ini, meski ada mata-mata di dalam, orang biasa juga tidak sanggup untuk melakukannya.Lagi pula, jika masalah pembunuhan di dalam penjara diselidiki, pasti akan mendatangkan kerepotan yang sangat besar. Hanya saja, berhubung orang itu berani melakukannya, dia pasti punya cara untuk menyingkirkan kerepotan.Sepasang tangan Diago saling bertautan. Dia pun bertanya, “Apa kamu sudah memutuskannya?”Dacia membalas dengan serius, “Sudah. Meskipun aku nggak bisa menduga siapa orang di belakang masalah ini, setidakn

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2563

    “Aku juga berharap seperti itu.” Jules meletakkan cangkir teh, lalu berdiri. Dia mengancingi lengan pakaiannya dengan perlahan, lalu meninggalkan tempat.Reyhan menatap bayangan punggung Jules yang semakin menjauh dengan mengepal erat tangannya.Pengurus rumah menghela napas lega, hanya saja dia masih saja merasa trauma. “Tuan, apa yang harus kita lakukan kali ini ….”Reyhan berhenti di samping tubuh pengurus rumah, lalu memperingatinya, “Ini masalahmu. Pikirkan cara untuk selesaikan masalah ini. Kalau kamu tidak berhasil menyelesaikannya, aku akan habisi kamu.”Raut wajah pengurus rumah kelihatan panik. Dia tidak berani bersuara.Derrick yang sedang berdiri di depan pintu melihat Jules berjalan keluar Kediaman Keluarga Taylor. Dia membukakan pintu mobil belakang mempersilakan Jules ke dalam. Setelah mereka berdua memasuki mobil, Derrick langsung mengendarai mobil meninggalkan tempat.Di tengah jalan, Derrick melihat ke kaca spion luar jendela. “Tuan Muda, kunjunganmu kali ini pasti ak

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2562

    Di Kediaman Keluarga Taylor.Sissae membuang makanan yang diantar pelayan. “Keluar! Keluar kalian semua!”Reyhan dan Risella sedang berdiri di depan pintu kamar. Ketika melihat makanan berantakan di atas lantai, Reyhan mengerutkan keningnya. Dia menyuruh pelayan untuk meninggalkan ruangan.Risella berjalan ke dalam kamar, lalu duduk di samping ranjang. Dia menatap wajah putrinya yang masih membengkak itu. “Sissae, kamu tenangkan dirimu dulu.”“Bagaimana aku bisa tenang? Wanita murahan itu suruh anggotanya untuk pukul aku. Dia bahkan berani suruh pengawal murahannya untuk turun tangan sama aku!”Sissae tidak pernah merasa dihina seperti ini. Wajar jika dia merasa sangat murka.Reyhan berjalan ke dalam kamar. Raut wajahnya kelihatan muram. “Aku rasa kamu masih belum belajar dari pengalaman sebelumnya. Sissae, kalau kamu berani bersikap semena-mena lagi, aku akan usir kamu dari rumah!”Mata Sissae langsung memerah. Padahal dia telah dipukul, Reyhan bukannya menghiburnya, melainkan malah m

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2561

    Tatapan Jules menjadi serius. “Sepertinya pelajaran yang kuberikan terlalu ringan. Dia masih saja berani berulah.”Seandainya bukan karena Jules mengutus pengawal untuk mengikuti Jessie, sepertinya Sissae pasti akan turun tangan terhadap Jessie.“Nona Sissae bisa bersikap arogan juga karena mengandalkan ayahnya. Semua itu juga karena Keluarga Taylor.” Filbert paham bagaimanapun ada banyak anak yang bersikap semena-mena karena mengandalkan kekuatan keluarganya.Jules memutar pena di tangannya. Pada saat ini, Jules menerima pesan singkat dari Derrick.Di sisi lain, Derrick melakukan pengejaran ke sisi dua pengawal berpakaian hitam. Hanya saja, mereka menghilang di dalam kerumunan.Derrick berdecak sembari menggertakkan giginya. Dia segera kembali ke lokasi untuk memeriksa Brayden yang tertembak. Peluru menembus di bagian dadanya. Dia melebarkan matanya yang kosong itu. Brayden juga sudah kehabisan napasnya.Derrick segera lapor polisi.Derrick mengikuti polisi untuk memberi pernyataan di

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2560

    Pengawal berjalan mendekati Jessie.Miya pun menjerit, “Tolong!”Pengawal dari Vila Laguna kedengaran suara Miya. Mereka menyadari sepertinya telah terjadi sesuatu, mereka pun berlari dengan buru-buru. Pengawal yang dibawa mereka lebih banyak daripada pengawal Sissae.Miya menunjuk ke sisi Sissae. “Wanita itu mau menggebuki Bos. Apa yang harus kita lakukan?”Sissae tidak menyangka mereka akan membawa pengawal sebanyak ini. Dia menggertakkan giginya. Masih terdengar rasa arogan di dalam ucapannya. “Memangnya kenapa kalau aku suruh anggotaku untuk memukul kalian? Memangnya anggotamu berani untuk menyentuhku? Aku itu putri dari Keluarga Taylor. Kalau kalian menyinggungku, aku akan membuat kalian tidak betah untuk tinggal di Negara Hyugana lagi.”Jessie tertawa sembari melihat ke sisi pengawal. “Turun tangan.”Sepertinya pengawal tidak merasa Sissae sulit untuk dihadapi. Mereka benar-benar ingin turun tangan terhadap anggotanya. Pengawal yang direkrut Jules cukup profesional. Dengan gampan

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2559

    Hanya saja, Jessie yakin Jules bisa menyelesaikannya dengan baik.Setelah berjalan ke dalam ruang pemeriksaan kandungan, Jessie menoleh untuk berkata kepada Miya, “Kamu tunggu di luar saja.”Miya mengangguk, lalu melihatnya memasuki ruangan.Miya sedang berjalan mondar-mandir di koridor. Sekitar 15 menit kemudian, dia melihat Jessie berjalan keluar ruangan. Miya segera mendekatinya. “Bagaimana?”Jessie menyerahkan hasil USG kepadanya. Miya melihatnya dan merasa kaget. “Astaga! Anak kembar?”Jessie mengisyaratkan Miya untuk diam. “Kamu bantu aku rahasiakan masalah ini dulu, ya. Jangan sampai semua orang tahu masalah anakku masih ada di dalam kandunganku.”Sebelumnya, Jules mengabarkan ke publik bahwa Wika dan Sissae mencelakai Jessie hingga keguguran. Tentu saja Jules melakukannya karena pemikirannya sendiri. Semua dilakukan juga demi anak di dalam kandungan. Jadi, tentu saja Jessie mesti bekerja sama untuk bersandiwara.Miya menutup mulutnya sembari mengangguk. “Aku mengerti.”Baru sa

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2558

    Awalnya, Reyhan berpikir bahwa dengan kematian Wrenka, semua hal yang pernah dilakukan atas perintah putrinya akan lenyap tanpa bukti. Sementara, saat Jules memblokir berita tersebut, orang-orang yang mereka atur sudah lebih dulu meninggalkan penjara. Namun, jika masalah ini dipublikasikan dan menarik perhatian internal penjara, mereka pasti akan melakukan penyelidikan, situasi akan jauh lebih merepotkan. Pengurus rumah terbengong. Keringat dingin mulai membasahi punggungnya. “Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang?”Reyhan duduk dengan raut muram. “Terpaksa dilenyapkan.”Kaki pengurus rumah terasa lemas. Dia sungguh bingung harus berbuat apa. “Tuan, tapi dia itu ….”Reyhan tidak memberi pengurus rumah kesempatan untuk berbicara. “Kalau dia mati, kamu pun mesti mati. Apa kamu mengerti?”Saat ini, pengurus rumah merasa lehernya bagai dicekik saja. Dia tidak bersuara sama sekali.Langit di luar sana sudah semakin menggelap. Lampu di dalam ruang baca Vila Laguna masih menyala. Derric

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2557

    Wartawan mulai membubarkan diri. Filbert mengikuti langkah Jules berjalan ke dalam aula. “Kak Jules, sebenarnya apa yang terjadi? Apa Wika sudah mati?”Filbert tidak mengetahui masalah ini.Jules berhenti di depan lift, lalu mengiakan. “Dia sudah mati.”Akhirnya Filbert paham. “Jadi, ada orang yang sengaja menyuruh wartawan itu kemari untuk mencelakaimu? Siapa yang tidak punya otak. Bukannya dia sudah memicu rasa curiga?”Jules telah memblokir informasi ini. Lagi pula, hanya orang-orang di penjara dan pusat laboratorium forensik yang mengetahui masalah ini. Begitu informasi terbongkar, itu berarti ada “masalah” dengan internal dua pihak itu?Jules menatap Filbert sembari menepuk-nepuk pundaknya. “Kamu memang pintar.”“Sudah lama aku bersamamu. Apa mungkin aku tidak pintar?” Filbert tersenyum cengengesan.Jules mengangguk. “Tidak ada yang memicu rasa curiga. Semua ini skenarioku.”Kali ini, Filbert tidak tersenyum lagi. Dia mengikuti langkah Jules untuk memasuki lift. “Kamu tidak bercan

DMCA.com Protection Status