Share

Bab 1813

Penulis: Daun Jahe
Tubuh Dacia tertegun. Hati yang hampir luluh itu dihancurkan oleh ucapan sang ibu.

Daniel juga terbengong. Dia ingin melepaskan genggaman tangan Lidya, tetapi Lidya malah mendorongnya. “Dacia, aku hanya memilikimu saja. Kamu tidak boleh mencampakkanku, ya. Aku itu ibumu!”

“Plak!” Suara tamparan keras terdengar di dalam ruangan. Saat Dacia masih belum sempat merespons, dia pun menyadari Lidya sudah memiringkan tubuhnya, lalu terjatuh di atas ranjang.

Disusul, terdengar suara marah Daniel. “Apa maumu!”

Lidya memegang pipinya, tertegun di atas ranjang. Dia tidak berbicara sama sekali.

Daniel menarik napas dalam-dalam. “Apa yang pernah kamu janjikan sama aku? Kamu akan menjalin hubungan baik dengan Dacia. Ternyata kamu lagi membohongiku!”

Kedua mata Daniel tampak memerah. Dia pun melanjutkan dengan kesal, “Apa belum cukup kamu menghancurkan satu anak! Sekarang, apa kamu masih ingin memanfaatkan putrimu untuk merebut kekuasaan? Anak lak-laki kita sudah tiada! Semua itu juga akibat dari perb
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1814

    Saat ini, hanya tersisa Jessie dan Jules di ruang tamu. Jessie mengangkat kepalanya melihat ke sisi tangga. “Apa Paman benar-benar lagi marah?”Jules berdiri. “Tenang saja, Ibu bisa menghiburnya.”Langkah kaki Jules berhenti. Dia mengulurkan tangannya untuk memeluk Jessie. Jessie pun terbengong, menatap ke sisi Jules. “Ada apa?”Ujung jari Jules mengusap wajah Jessie. Kemudian, dia menyelipkan rambutnya ke belakang telinga Jessie. “Gimana kalau kita ke kamar?”Jessie refleks mengalihkan pandangannya. Dia merasa gugup. “Ngapain ke kamar?”Jules menunduk, lalu menggigit pelan telinga Jessie. “Aku ingin berdua dengan Jessie.”Seluruh bulu kuduk Jessie berdiri. Wajahnya seketika merona. Dia berusaha menelan air liur dengan susah payah. “Bukannya kita lagi berdua sekarang?”“Beda.” Jules mengusap bibir Jessie. “Aku ingin menciummu. Kalau kamu tidak takut dilihat orang lain ….”Jessie langsung menutup mulut Jules. Daun telinganya semakin memanas. “Aku sudah tahu!”Baru saja memasuki kamar, J

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1815

    Keesokan harinya, Jessie tampak tidak bersemangat ketika di akademi.Semalam Jessie tidur siang kelamaan di rumah Jules. Jadi, ketika pulang ke vila, dia pun tidak bisa tidur lagi. Seingat Jessie, dia baru tidur pada jam lima subuh.Jessie mengeluarkan cermin kecil untuk becermin. Kantong mata kelihatan sangat hitam. Dia sungguh mirip dengan panda sekarang.Tiba-tiba, ada yang menepuk pundaknya. Dia terkejut, lalu menoleh. “Kak Jerry?”Jerremy melipat kedua tangan di depan dada, lalu mengamati “mata pandanya”. “Semalam kamu jadi maling?”“Kamu yang maling!” Jessie memalingkan wajahnya, lalu berbohong. “Aku minum kebanyakan kopi. Jadi, nggak bisa tidur, deh.”“Di mana Dacia?”Jessie tertegun sejenak. Dia menatap sang kakak dengan tatapan bingung. “Kak, ngapain kamu cari Dacia?”Jerremy mengalihkan pandangannya. Raut wajahnya masih tidak berubah. “Tidak kenapa-napa.” Lantaran merasa alasannya kurang meyakinkan, dia pun menambahkan, “Aku ada urusan mencarinya.”“Urusan apa?”“Kenapa kamu

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1816

    Di dalam rumah sakit, Dacia sedang berbaring di ranjang dengan tangan diinfus. Jessie pun menjaga di sebelah.Pada saat ini, Dacia mulai menyadarkan diri. Jessie segera berdiri. “Dacia, apa kamu baik-baik saja?”Dacia tersenyum. “Terima kasih, ya.”Jessie kembali duduk. “Kamu mengejutkanku saja. Untung saja aku datang mencarimu. Kalau nggak, sepertinya nggak ada yang tahu kalau kamu pingsan.”Dacia menopang tubuhnya untuk duduk. “Kamu yang antar aku ke rumah sakit?”“Aku suruh Kak Jody untuk mengantar kita kemari,” jawab Jessie.Dacia tidak berbicara.Sekarang Jodhiva sedang berada di luar kamar. Dia bersandar di sisi pintu, lalu mengetuknya. “Sudah enakan?”Dacia tertegun sejenak, lalu mengangguk. “Aku sudah merepotkan kalian.”Jessie berkata, “Nggak repot, kok. Oh, ya, di mana pengasuh Clara?”Dacia menunduk. “Hari ini dia bawa Clara keluar. Aku kira aku akan membaik setelah tidur.”Pengasuh sudah cukup lelah untuk menjaga Clara. Jadi, saat Dacia merasa tidak enak badan semalam, dia

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1817

    Suara klakson mengejutkan para pejalan kaki. Mereka memiringkan kepala melihat ke arah datangnya suara. Mengenai apa yang dimaki Dacia, mereka pun tidak kedengaran. Namun, Jerremy yang duduk di bangku pengemudi memiliki reaksi yang berbeda. Jerremy dapat mendengar dengan saksama. Jadi, raut wajahnya kelihatan sangat muram.“Dacia.” Jerremy menuruni mobil, lalu meraih pergelangan tangannya. “Tadi kamu bilang aku apa?”Dacia tidak berhasil melepaskan tangan Jerremy. Pergelangan tangannya terasa sakit lantaran digenggam erat oleh pria itu. “Lepaskan!”Jerremy mencubit dagu Dacia, lalu mendekatinya. “Coba kamu ulangi sekali lagi?” Terdengar nada mengancam dalam ucapan itu.Dacia tidak meronta lagi. Dia berkata dengan tersenyum, “Kenapa? Apa kamu ingin pukul aku?”Jerremy pun tersenyum. “Sejak kapan aku pernah memukulmu ….” Tiba-tiba Jerremy menghentikan ucapannya. Waktu itu, Jerremy tidak berhasil mengontrol emosinya. Namun, dia tidak memukuli Dacia!“Ternyata kamu orangnya pelupa, ya. Wa

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1818

    “Clara!” Dacia sungguh kehabisan akal. Sejak Clara dilahirkan, dia tidak pernah bertemu dengan ayah kandungnya sendiri. Jadi, dia selalu memanggil pria mana pun dengan sebutan “Ayah”.Lantaran merasa tidak berdaya, Dacia terpaksa menjelaskan kepada Jerremy, “Jerry, Clara masih kecil, kamu jangan masukin ke hati, ya. Kamu pulang sana. Aku nggak antar kamu lagi.”Saat Dacia menggendong Clara ke dalam rumah, dedua tangan kecil Clara malah meremas pakaian Jerremy. Pengasuh pun terkejut, langsung melangkah maju. “Clara, jangan tidak sopan.”Dacia hendak menghalangi Clara yang bernyali besar itu. Siapa sangka, Jerremy malah mengulurkan tangan untuk menggendongnya. Dacia merasa syok. “Kamu ….”Jerremy menggendong Clara ke dalam pelukannya. Tak disangka dia malah sangat mahir dalam menggendong anak kecil, tidak kelihatan bagai pertama kali saja. Clara yang berada di dalam pelukan Jerremy tidak menangis, malah kelihatan semakin gembira. Dia bahkan memainkan rambut Jerremy.Dacia sungguh kaget k

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1819

    Jessie menggigit bibir bawahnya, lalu menjawab, “Aku lagi memikirkan masalah Kak Jerry. Entah kenapa aku merasa ada yang aneh dengan Kak Jerry.”Jodhiva menunduk. “Kamu tidak usah berpikir kebanyakan soal kakakmu itu.”Saat ini, Jessie menerima sebuah pesan masuk dari Dacia. Dia menunduk untuk membacanya. Tidak tahu apa isi dari pesan itu, Jessie pun langsung menggebrak sendok ke atas meja.Kening Jodhiva berkerut. “Kenapa?”Jessie merasa sangat syok. “Kak Jerry malah lagi makan malam di rumah Dacia? Apa dia itu Kak Jerry yang aku kenal?”Setelah Dacia mengirim pesan kepada Jessie, dia pun berlagak acuh tak acuh menyimpan ponselnya. Kemudian, dia melihat ke sisi Jerremy.Saat ini, Clara sedang duduk di samping Jerremy. Dia sedang menikmati rasanya disuap oleh Jerremy. Anehnya, tidak terlihat sedikit pun ekspresi tidak sabar di wajah Jerremy. Meskipun Clara makan dengan berlepotan, Jerremy pun tidak mempermasalahkannya, malah mengelap mulutnya dengan tisu.Gambaran ini boleh dideskripsi

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1820

    Jerremy melihat kantong kopi yang direndam di dalam cangkir. Dia pun menyipitkan matanya. “Aku tidak minum kopi instan.”“Kalau begitu, maaf ya. Di rumah hanya ada yang instan.” Dacia tersenyum dengan geram.Setelah pengasuh yang sedang mengantar buah mendengar, dia pun merasa bingung. “Nona, ada biji kopi di dalam lemari dapur. Aku baru saja membelinya.”Dacia terdiam membisu.Jerremy spontan tersenyum. “Nona Dacia, apa begini cara kamu menjamu tamu?”Pengasuh mengira Jerremy sedang marah. Dia pun menenangkan Jerremy. “Tuan, semua bukan salah Nona. Aku tidak sempat beri tahu Nona kalau aku baru beli biji kopi. Gimana kalau aku buatkan yang baru untuk Tuan?”Jerremy memperlakukannya dengan sungkan. “Tidak usah repot-repot. Kamu pergi sibuk sana.”Pengasuh hanya bisa mengangguk, lalu meninggalkan tempat.Jerremy memakan buahnya, kemudian menatap Dacia yang masih berdiri di ujung. “Berhubung pengasuhmu cukup sopan, aku tidak perhitungan lagi sama kamu.”“Baiklah, pergi setelah selesai ma

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1821

    Akhirnya berita Keluarga Jalma tidak hangat diperbincangkan lagi.Masalah penculikan Jules juga sudah diklarifikasi setelah kemunculan Jules. Semua media sungguh tidak mengerti dengan apa yang sebenarnya Jules lakukan di Negara Biwana.Saat ini, Raja Willie sedang menunggu Jules di Istana Luama. Jules memasuki ruang baca. Tampak Willie sedang menulis sesuatu di atas kertasnya. “Apa kamu ikut campur dalam masalah Keluarga Jalma?”Sebenarnya Willie sudah bisa menduganya. Masalah hilangnya Jules di Negara Biwana hanyalah tipuan belaka.Jules berjalan ke depan meja, lalu membalas, “Aku tidak begitu ikut campur. Aku hanya beri kesempatan kepada Pak Raymond saja.”Willie mengangkat kepala untuk menatapnya. “Semua yang kamu lakukan di luar dugaanku.”Jules pun tersenyum. “Apa Kakek sedang memujiku?”“Sebenarnya aku cukup khawatir kamu tidak bisa menghadapi masalah itu sendiri. Tapi sepertinya kekhawatiranku sudah berlebihan.” Willie menurunkan penanya, lalu melanjutkan, “Sekarang aku bisa me

Bab terbaru

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2769

    “Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2768

    Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2767

    Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2766

    Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2765

    Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2764

    Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2763

    Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2762

    Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2761

    Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status