Tatapan Javier tertuju pada layar komputer. Kebetulan tampak rekaman Rendy sedang meminta maaf. Javier pun mengerutkan keningnya, lalu memijat pundak Claire dengan pelan. Seandainya gambaran ini dilihat oleh orang lain, sepertinya semua orang akan terbengong melongo.Tuan Muda Javier yang berstatus agung itu malah memijat pundak seorang wanita?Tiba-tiba Javier bersuara, “Bagaimana kalau aku temani kamu untuk pulang ke Kediaman Adhitama?”“Maaf, ya, Keluarga Adhitama nggak menyambutku. Kalau kamu ingin ke rumah, kamu cari Kayla sana …. Uhm!”Sakit sekali! Kenapa si berengsek ini kasar sekali!Javier mencondongkan tubuhnya mendekatkan wajahnya ke samping telinga Kayla. “Aku tahu kamu lagi cemburu. Tenang saja, aku tidak pernah mengajak Kayla untuk pulang ke rumahnya. Jadi, kamu masih menang!”“Hehe, sebelumnya siapa yang malam-malam meninggalkanku di tengah jalan?”Javier menggigit erat bibirnya, lalu memutar kursi Claire. Kedua tangannya memegang pundak Claire. “Gimana kalau kamu tingg
Tatapan Liliana terlihat sangat tajam.Sementara, raut wajah Kayla telah memucat. “Tante, aku tahu aku nggak bisa dibandingkan dengan Ibu. Tante juga tahu sendiri ibuku meninggal di saat aku masih kecil, aku ….”“Sudahlah.” Terlihat rasa tidak sabar dari ekspresi Liliana. “Kelak kamu cukup tahu batasan saja. Jangan sampai mempermalukan nama ibumu! Kakekmu pasti tidak suka melihat sikapmu yang pengecut seperti ini. Wanita dari Keluarga Gufree itu sangatlah tegas, tidak seperti kamu ini.”“Benar apa kata Tante.” Kayla diam-diam mengepal kedua tangannya.Sialan! Jika bukan karena kedudukan dan status Keluarga Gufree, apa perlu Kayla menerima semua hinaan ini?“Kalau tidak ada urusan lagi, kamu pulang sana. Aku sudah capek, mau istirahat.”Liliana pun berdiri, lalu menaiki tangga.Kayla meninggalkan Kediaman Kenata dengan wajah murung. Sikap Liliana terhadapnya membuat dirinya merasa tidak tenang. Bahkan, Liliana juga mulai mencurigainya.Tidak, Kayla tidak boleh tinggal diam. Dengan tidak
Raut wajah Gabriana terlihat sangat canggung. Dia hanya bisa berkata, “Namanya juga Nenek sudah tua. Mata Nenek rabun.”Gabriana juga bingung kenapa cucu murahannya ini bisa membawa Javier ke rumah? Bukankah Kayla yang memiliki hubungan baik dengan Javier?Berbeda dengan Gabriana dan Imelda, Lucy malah terus melirik Javier. Lelaki ini sungguh tampan. Sepertinya dia lebih tampan berkali-kali lipat daripada lelaki-lelaki yang pernah ditemuinya.“Claire.”Rendy yang sedang menuruni tangga melihat gambaran ini, dia pun merasa kaget. Dia mengira Claire tidak akan bersedia untuk pulang lagi ….“Aku bawa Tuan Javier untuk makan di rumah. Nggak boleh, ya?”Ketika Claire melihat ayahnya, dia sungguh kaget lantaran ayahnya terlihat sangat lesu. Bahkan, rambutnya juga mulai beruban.Belum sempat Rendy menjawab, Gabriana langsung melangkah maju. “Tentu saja boleh. Kami Keluarga Adhitama malah merasa terhormat bisa mengundang Tuan Javier untuk makan bersama kami.”Selesai berbicara, Gabriana menyur
“Tuan Javier, apa hubunganmu dengan Claire?” tanya Gabriana.Javier membalas dengan tatapan tenang, “Claire adalah calon istriku. Apa ada masalah?”Calon istri?Gabriana sungguh terkejut! Tak disangka wanita yang bisa mendapatkan hati Javier adalah cucu murahannya, si Claire?“Claire, kamu bahkan telah bertunangan dengan Tuan Javier. Kenapa kamu tidak beri tahu kami?”“Aku nggak ingin merepotkan kalian.” Claire mendengus dingin. Jika bukan karena status Javier, apa mungkin Gabriana akan bersikap selembut ini?“Jadi, kapan kamu ingin menikah denganku?” Pertanyaan Javier ini membuat Claire hampir tersedak. Dia memalingkan kepalanya untuk melihat Javier. Pertanyaan apa itu? Bukankah Claire sedang bersandiwara?“Claire, kamu juga tidak muda lagi, sudah waktunya untuk menikah. Apalagi Tuan Javier begitu menyukaimu, tunggu apa lagi?”Seandainya wanita murahan ini menikah dengan Tuan Javier, dengan latar belakang keluarganya, mahar pernikahan Claire pasti akan sangat banyak. Nantinya, Gabrian
Selesai makan, Gabriana mengajak Claire dan Javier untuk bermalam di rumah. Awalnya Claire ingin menolak, tetapi Javier malah menyetujuinya.Melihat Javier bersedia untuk tinggal di rumah, tentu saja Gabriana merasa gembira. “Tuan, kalau kamu butuh sesuatu, kamu bisa beri tahu kami. Anggap saja rumah ini sebagai rumahmu sendiri.”Javier tidak menggubrisnya. Gabriana terpaksa tersenyum untuk menyingkirkan rasa canggungnya.Awalnya Claire ingin mengatakan sesuatu, tapi Javier malah melihatnya. “Aku ingin melihat kamar yang kamu tempati dulu.”Kamar yang dulu?Claire pun terkejut. Dia sudah meninggalkan Kediaman Adhitama selama enam tahun. Sejak saat itu, dia pun tidak pernah tinggal di rumah.Rendy pun berkata dengan perlahan, “Kamar Claire masih ada di tempat dulu. Sekarang aku akan suruh pelayan untuk membersihkannya.”Beberapa saat kemudian, Claire pergi ke kamar yang ditempatinya dulu. Dekorasi di dalam kamar memang sama seperti dulu. Barang-barangnya juga tidak dipindahkan. Hanya sa
“Javier nggak bawa baju tidur. Aku datang untuk pinjam sama Ayah ….”Rendy pun tersenyum. “Beberapa hari lalu, Ayah baru beli satu, masih belum pernah dipakai. Ayah ambilkan buat kamu.”Kemudian, Rendy menyerahkan baju tidur tersebut kepada Claire. Saat Claire hendak berjalan pergi, Rendy pun keluar untuk memanggilnya, “Claire.”Claire menoleh. “Ada apa?”“Ayah bersalah sama kamu.”“Emm, nggak apa-apa.” Claire menunduk tidak melihat ekspresi Rendy, lalu kembali ke kamarnya.Hati Rendy terasa sangat penat. Meskipun dia tahu putrinya masih tidak bersedia untuk memaafkannya, dia sudah cukup puas karena Claire masih bersedia memanggilnya “Ayah”.Saat Claire kembali ke kamarnya, dia melihat ada seorang wanita sedang berdiri di depan pintu. Orang itu tak lain adalah Lucy.Lucy tidak tahu apa yang harus dia katakan kepada Javier. Dia terlihat sangat malu dan gembira. Tentu saja ekspresinya itu tertangkap basah oleh Claire. Dia tahu Lucy memendam perasaan terhadap Javier.Javier memalingkan ke
Javier tidak berencana melakukan gerakan selanjutnya lagi. Dia hanya ingin tidur sambil memeluk Claire saja. “Tidurlah.”Merasakan napas hangat dari si lelaki, entah kenapa Claire merasa lega dan mulai mengantuk.…Claire dan Javier turun ke lantai bawah. Saat ini, Rendy sudah selesai mempersiapkan sarapan. Dia pun tersenyum kepada mereka. “Sudah bangun, ya? Makan dulu baru pulang.”Baru saja Claire duduk di depan meja makan, tampak Lucy yang merias dirinya dengan sangat cantik turun bersama Gabriana.“Claire, bagaimana tidurmu dengan Tuan Javier semalam?”Pertanyaan Gabriana yang penuh dengan antusias dijawab Claire dengan tidak acuh. “Emm, biasa.”Gabriana memberi isyarat mata terhadap Lucy. Dia pun tersenyum, lalu duduk di samping Claire. “Kak, apa aku boleh duduk di sini?”“Terserah kamu,” balas Claire.Lucy pun duduk di sampingnya dan bertanya dengan nada bersahabat, “Kak, aku baru saja datang ke ibu kota, aku masih asing dengan semua ini. Maksud Nenek, gimana kalau Kak Claire baw
Gabriana pun merasa malu hingga hampir meluapkan emosinya.Ucapan Claire tadi juga terdengar tidak nyaman di hati Lucy. Hanya saja, demi mendekati Tuan Javier, dia pun menyetujuinya, “Kak, aku … aku orangnya sangat bodoh. Semoga Kak Claire dan Kak Javier bisa lebih sabar dalam mengajariku.”Claire pun tersenyum. “Aku orangnya sangat tegas.”Lucy terdiam.Javier menatap Claire yang sedang melawan Lucy, entah kenapa dia malah tersenyum. Istrinya yang ingin menjebak orang lain kelihatan sangat imut.…Keinginan Lucy pun terkabulkan. Dia berhasil bekerja di Grup Angkasa. Lucy menatap gedung yang mewah dan besar ini, alhasil dia merasa sangat antusias.Tak disangka perusahaan Javier akan sebesar ini. Dia memang adalah keluarga konglomerat di ibu kota.Hmph! Asalkan Lucy bisa bekerja di sini, cepat atau lambat Javier pasti akan memperhatikan dirinya!Lucy dan Claire datang ke lantai 16. Dia mengamati sekeliling, lalu bertanya, “Kak Claire, apa Kak Javier nggak kerja di sini?”Claire pun mena