Claire tersenyum. “Sepertinya Tuan Javier sakit hati? Kalau begitu, aku akan pindahin dia ke kantormu.”Javier juga ikut tersenyum. Dia berjalan ke sisi Claire, lalu memeluk pinggangnya, menindih Claire ke sisi pintu. “Kamu yakin kamu tidak cemburu?”Claire menatap Javier dengan tatapan datar. Dia hanya tidak suka melihat Lucy yang sok lemah lembut itu. Ditambah lagi, memangnya kenapa kalau Lucy bekerja di studionya?Jadi, Claire menepis tangan Javier. “Jangan memelukku terus! Nggak enak kalau dilihatin orang lain.”“Biarkan saja.”Selesai berbicara, si lelaki langsung menyerang bibir indah Claire. Claire emosi langsung menggigitnya. “Javier, aku harap kamu bisa jaga sikapmu!”Javier malah mengusap belakang kepala Claire, lalu kembali menguasai bibir delima itu. Saat ini, Javier dapat merasakan bahwa wanita ini sudah terbiasa dengan ciumannya ….“Uhm ….” Claire menarik lengan si lelaki, tetapi pelukan Javier malah semakin erat lagi. Ciuman Javier hari ini lebih lincah daripada sebelumn
Imelda tahu putrinya juga menyukai Javier. Dia segera membujuk, “Sekarang kamu tidak usah pedulikan masalah Javier dulu. Asalkan kamu bisa menduduki posisi nona muda dari Keluarga Gufree, mana mungkin Javier tidak menyukaimu?”Ketika mengungkit masalah ini, Kayla pun menarik tangan ibunya. “Ibu, benar apa katamu. Aku harus membuat Keluarga Gufree mengira aku adalah putrinya Vina. Tapi aku harus mengambil rambut wanita murahan itu untuk melakukan tes DNA.”Imelda tersenyum sinis. “Gampang! Sekarang Lucy lagi di Grup Angkasa, suruh dia saja. Nanti si Claire juga tidak akan mencurigai kita.”Lucy yang tidak pernah melakukan pekerjaan berat itu malah didistribusikan di gudang. Dia merasa kesal dan juga menderita. Menjengkelkan sekali! Pasti Claire sengaja melakukannya!Pada saat ini, Lucy menerima panggilan dari Tante Imelda. Tanpa berpikir panjang, dia langsung mencurahkan kekesalannya terhadap Imelda.Imelda berlagak sedang menghiburnya, “Sudahlah, Lucy, kamu jangan marah lagi! Lagi pula
Claire berkata, “Kalau Imelda benar-benar melahirkan anak laki-laki, sepertinya Bu Gabriana akan sangat gembira. Bisa jadi dia akan semakin memanjakan cucu laki-lakinya itu. Kedudukan Imelda di Keluarga Adhitama juga akan berubah.”Tante Imelda menginginkan anak laki-laki?Lucy terlihat sangat kaget. Dia tahu neneknya lebih memprioritaskan anak laki-laki ketimbang anak perempuan. Di Kota Jimbar, adik laki-laki Lucy yang tidak berguna itu selalu diprioritaskan oleh Gabriana. Pada saat usia Lucy masih kecil, dia juga disuruh untuk mengerjakan seluruh pekerjaan rumah, sedangkan adiknya tidak perlu melakukan apa-apa.Hanya di saat Lucy sudah beranjak dewasa dan sudah menginjak umur untuk berumah tangga, Nenek Gabriana baru bersikap baik terhadapnya. Dia berharap Lucy bisa menikah dengan anak orang kaya untuk menyokong karier adiknya.Hanya saja, Nenek Gabriana tidak tahu bahwa Lucy memang ingin menikah dengan anak orang kaya, tetapi dia tidak ingin membantu adiknya. Dia malah ingin terlep
“Dia bersedia untuk melakukan tes DNA.” Liliana membalikkan kepalanya untuk melihat Louis. “Nanti setelah hasilnya keluar, meski kamu tidak bisa menerimanya, kamu tetap harus menerimanya.”Louis mengangkat-angkat pundaknya. Sejak Kayla memarahi dua bocah cilik di restoran dan menyiram kopi ke tubuh orang lain, kesan Louis terhadapnya sangatlah buruk.Sebelumnya Louis pernah mendengar masalah Tante Vina. Dengan didikan Vina, mana mungkin dia akan melahirkan anak yang begitu tidak sopan santun?Hanya saja, jika benar semuanya seperti yang dikatakan sang ibu, hasil tes DNA memang menyatakan bahwa Kayla adalah adik sepupunya, kesan Louis terhadapnya juga tidaklah baik.“Bagaimana hasil pemeriksaanmu mengenai Desainer Zora?”Louis langsung berdiri tegak. “Dia adalah desainer perhiasan mewah, nama aslinya adalah Claire. Sepertinya dia memiliki hubungan dengan Tuan Javier.”Tatapan Liliana menjadi muram. “Ternyata dia orangnya?”Kayla pernah bercerita sebelumnya, dia memiliki adik tiri yang b
“Kakek, apa kamu merindukan kami?” tanya Jessie dengan mengedipkan matanya.“Apa masih perlu ditanya? Tentu saja Kakek sangat merindukan kalian.” Steven menyentil hidung mancung si kecil sambil menatapnya dengan tatapan manja.Ini adalah pertama kalinya Jerry datang ke sini. Jadi, dia sangatlah asing dengan rumah ini. “Kakek, rumahmu cantik sekali.”Steven pun tertawa terbahak-bahak. “Haha, ini juga rumah kalian.”Pembantu membawa Claire ke kamarnya. Dekorasi interior kamar sangatlah modern. Pemandangan di luar jendela sana juga sangatlah indah dan tenang. Dari dalam kamar, dapat terlihat gunung buatan dan bambu di dalam pekarangan.Saat ini, ponsel Claire berdering. Itu adalah panggilan dari ayahnya. Claire berjalan ke sisi jendela, lalu mengangkat panggilan tersebut, “Ayah?”“Claire, beberapa hari ini aku mengemas barang-barang peninggalan ibumu. Nanti kalau kamu menginginkannya, aku akan serahkan kepadamu.”Barang peninggalan ibu? Selama ini, Claire mengira Rendy tidak menyimpan bar
“Memangnya kenapa kalau nampak? Apa ada yang aneh?” Claire tersenyum sambil mengangkat-angkat pundaknya.Tatapan Javier berubah tajam. Dia berjalan melewati sisi Claire, lalu berbicara dengan nada datar, “Oh, sepertinya kamu juga tidak peduli.” Kalau begitu, Javier juga tidak perlu menjelaskannya.Claire tertegun di tempat. Ucapan Javier tadi bagai duri yang menancap di hatinya. Dia merasa sangat tidak nyaman.Kedua tangan Claire dikepal erat. Betul! Claire tidak memedulikannya! Tidak ada hubungan apa-apa di antara Claire dengan Javier ….Saat ini, ketiga bocah sedang mengintip dari celah pintu. Sepertinya hubungan ayah dan ibu mereka sedang di ujung tanduk!Steven berdiri di belakang ketiga bocah, lalu menepuk-nepuk kepala mereka.Kemudian, ketiga bocah pun bersuara, “Kakek, bagaimana kalau Ibu tidak menerima Ayah?”“Permasalahannya ada di diri ibu kalian. Kakek juga tidak tahu kenapa dia tidak bersedia untuk menerimanya, mungkin karena merasa tidak aman.”Steven juga tidak tahu apa y
Claire pun tertegun. Dia tersenyum dengan canggung. “Paman, aku nggak lagi salah paham.”“Aku cuma ingin beri tahu kamu, Yvonne tidak suka dengan Javier. Kalau kamu berhubungan dengan gadis itu, aku yakin kamu juga akan menyukainya.”Jerry berkata, “Iya, Bu. Tante Yvonne orangnya baik sekali. Hanya saja, dia agak galak dan suaranya agak besar.”Claire pun hanya tersenyum saja. Jika Claire melanjutkannya lagi, sepertinya mereka semua mengira dirinya sedang cemburu? Lagi pula, Claire juga tidak mungkin cemburu dengan Javier!Betul! Claire hanya cemburu ketiga bocah cilik ini akan berhasil disogok oleh wanita lain!Jessie berbisik di samping Jerry. “Sepertinya Ibu lagi marah, ya?”Jerry mengangguk mengisyaratkan dirinya setuju.“Ah! Celaka! Celaka!” jerit Yvonne sambil berlari ke dalam rumah. Dia lalu berhenti bersandar di samping pintu dengan napas terengah-engah.Steven berdiri. “Ada apa? Bukankah kamu keluar sama Javier dan Jody?”Yvonne melambaikan tangannya, lalu menjawab, “Tadi Jody
Oh iya, ponsel Javier! Claire hampir melupakan hal ini. Dia langsung mengambil ponsel untuk menghubungi Javer, tetapi panggilan tidak terhubung! Seharusnya Joddy mengenakan smartwatch-nya, ‘kan? Claire pun menghubungi Jody, tetapi panggilan juga tidak terhubung.Kali ini, Claire benar-benar panik. Kenapa bisa seperti ini? Jangan-jangan telah terjadi sesuatu terhadap mereka?“Kak, Kak Roger sudah datang!” ucap Yvonne. Tampak Roger datang bersama beberapa pengawalnya.“Ada apa dengan Tuan Javier dan Jody?”“Maaf, Kak. Semuanya salahku. Aku nggak menjaga mereka dengan baik. Tiba-tiba Jody hilang. Aku dan Tuan Javier pun pencar untuk mencarinya. Siapa sangka Tuan Javier juga hilang!”Ini adalah pertama kalinya Yvonne merasa dirinya sangat gagal. Padahal dirinya sangat familier dengan pasar ini, tetapi anak kecil itu malah bisa hilang.“Seharusnya Tuan Javier pergi mencari Jody. Jangan-jangan dia pergi ke area terpencil?”Seandainya Jody diculik, para penculik pasti tidak berani menunjukka
Dacia sedang bertaruh. Dia bertaruh apakah kekasih Jane dan dua pria ini bodoh atau tidak? Sesuai dugaan, kekasih Jane menatapnya. “Jangan-jangan kamu sengaja bawa dia ke vilaku? Kalau terjadi apa-apa, kamu akan jadikan aku sebagai kambing hitam?”Jane meminta dicarikan teman pria untuk menghadapi seorang wanita. Dia pun memperkenalkan kedua teman prianya kepada Jane. Hanya saja, saat mereka menculik Dacia kemari, dia mengira Dacia akan bungkam.Namun, siapa sangka identitas suami wanita ini tidaklah sederhana. Ditambah lagi dengan ucapan Dacia tadi, dia mesti berpikir dua kali. Bagaimanapun, dia tidak ingin masa depannya hancur hanya karena seorang wanita.“Bukan. Sayang, kamu dengar penjelasanku. Dia sengaja lagi takuti kamu. Dia nggak berani ….”“Kalau kamu bodoh, kamu jangan anggap semua orang itu juga sama bodohnya dengan kamu. Apa kamu merasa kekasihmu bersedia mempertaruhkan nasibnya demi kamu? Keuntungan apa yang bisa kamu datangkan untuk kekasihmu?”Usai berbicara, Dacia meli
Kekasih Jane tersenyum menyeringai. Dia memalingkan kepalanya, lalu berkata kepada kedua temannya, “Sudah dengar belum? Wanita ini hadiah dari kesayanganku buat kalian.”Jane menimpali, “Kalian harus main dengan seru, ya.”Sekarang hati kedua pria itu semakin menggebu-gebu. Mereka mendekati Dacia dengan motif jahat.Dacia berusaha untuk meronta, tetapi dia diikat dengan sangat ketat. Dacia menggertakkan giginya, lalu berusaha menenangkan dirinya untuk memikirkan cara.Saat mereka berdua hendak menyentuh Dacia, tiba-tiba Dacia tertawa. Jika dia ketakutan dan menangis, bisa jadi mereka berdua akan semakin bersemangat lagi. Suara tawa Dacia membuat mereka kebingungan.Jane memelototinya. “Kamu sudah jatuh ke tangan kami. Kamu malah tertawa?”“Apa kalian sentuh ponselku?”Kedua pria saling bertukar pandang, lalu melihat ke sisi Jane. Jane membalas dengan arogan, “Memangnya kenapa kalau aku sentuh ponselmu?”“Jangan-jangan kamu matikan ponselku?”“Sebenarnya kamu mau ngomong apa, sih!” Dac
Pada zaman sekarang ini, jarang ada orang yang tidak tergoda dengan kekayaan dan kekuasaan.Pada saat ini, Jane berdiri tidak jauh di sana. Ketika melihat hubungan Carly dan Dacia semakin dekat, dia pun merasa sangat tidak puas.Jelas-jelas sebelumnya Carly selalu menuruti apa kata Jane. Dia merasa tidak peduli apa yang dia perbuat, Carly tidak akan memutuskan hubungannya dengan Jane. Semua ini pasti gara-gara Dacia.Jane tidak akan membuat Dacia hidup tenang. Siang harinya, Dacia meninggalkan akademi. Tiba-tiba Jane memanggilnya, lalu berjalan menghampirinya dengan buru-buru, “Dacia, sudah terjadi sesuatu dengan Carly!”Kening Dacia berkerut. “Terjadi sesuatu?”Jane berkata dengan buru-buru, “Tadi aku pergi cari dia. Aku melihat dia sedang diganggu sama beberapa orang lelaki. Sekarang mereka ada di parkiran.”Dacia memang merasa curiga, tetapi berhubung masalah ini bersangkutan dengan keselamatan Carly, dia pun mengikuti langkah Jane ke area parkiran.Namun setibanya di area parkiran
Apalagi Perusahaan Teknologi Yarnis adalah perusahaan yang baru didirikan Jules. Dengan adanya dukungan dari pihak kerajaan, Perusahaan Teknologi Yarnis juga tidak perlu mencari mitra kerja sama lagi. Calon mitra kerja sama akan berbondong-bondong mencari mereka.Filbert merasa bingung. “Jadi ….”Jules meletakkan gelas teh. “Sekarang aku tidak buru-buru dalam mencari mitra kerja sama. Kita cukup fokus dalam mencari teknisi saja. Sisanya diundur dulu.”Filbert terbengong, tetapi dia terpaksa mengangguk. “Oke.”Pada saat ini, televisi, koran, majalah, dan media sosial sedang menyiarkan kabar Silvia sibuk mempersiapkan acara penobatannya.Para murid di akademi perfilman juga sedang membahas masalah kerajaan. Saat Dacia melewati koridor, beberapa murid pun sedang melihatnya sembari berbisik-bisik. “Sepertinya dia punya sedikit hubungan dengan keluarga kerajaan. Aku juga dengar kabar, Raja Willie mempersiapkan dua set surat wasiat sebelum dia meninggal. Seharusnya salah satunya milik dia.”
Jules merangkul Jessie di dalam dekapannya. “Apa benar kamu tidak takut?”Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kamu juga nggak pernah lukai aku.”Dagu Jules bersandar di atas kepala Jessie. Dia pun tersenyum. “Kamu sudah mempertaruhkan nyawamu demi menemaniku. Apa mungkin aku tega untuk melukaimu? Jessie, ada yang ingin aku tanyakan sama kamu. Waktu itu, saat mereka menculikku ke Area Andes, apa kamu tidak takut ketika mengikutiku?”Jessie mengangkat kepalanya untuk menatap Jules. Senyumannya sangat lebar. “Aku nggak takut. Karena aku tahu ayahku pasti akan datang untuk menyelamatkan kita. Lagi pula, kamu juga bakal lindungi aku.”Jules tertegun sejenak, lalu menurunkan kelopak mata untuk menatapnya. “Aku melindungimu? Jelas-jelas kamu yang melindungiku?”Jessie berkata dengan tersenyum, “Sebenarnya aku juga nggak tahu kenapa aku bisa mengambil risiko untuk mengikutimu. Tapi setahuku, aku nggak menyesal.”Jules memeluk Jessie dengan erat, lalu menempelkan bibir di atas kening Jessie.
Yura tidak berbicara, tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan.Di sisi lain, Jules menghentikan mobilnya di depan Vila Laguna. Jessie menuruni mobil, lalu memandang vila dengan nuansa klasik dengan kaget. “Jangan-jangan vila ini ditinggalkan Kakek untuk kamu?”Jules mengangguk. “Vila ini tempat tinggal nenekku. Setelah dia meninggal, hak milik vila ini jatuh ke tangan kakekku. Kakekku tidak tega untuk melelangnya, makanya vila ini dibiarkan kosong.”Usai berbicara, Jules mengulurkan tangannya ke sisi Jessie. “Aku bawa kamu pergi jalan-jalan.”Jessie menggandeng tangan Jules dengan tersenyum, lalu bersamanya berjalan di taman bunga yang luas ini.Vila ini berjarak sangat dekat dengan istana. Dari sini, mereka bisa melihat jam di atas menara istana. Lokasi ini juga berada di pusat bisnis.Di dalam taman terdapat kolam buatan dan jembatan kecil, serta beberapa gazebo. Air mancur, patung, jalan setapak yang dikelilingi pohon phoenix, serta kebun mawar saling melengkapi di bawah sinar matah
Pintu diketuk. Hiro melihat dari celah jari tangannya. “Masuk.”Saat melihat Yura memasuki ruangan, Hiro pun merasa kaget. “Kenapa kamu ke sini?”Yura mengangkat kantongan plastik. Di dalamnya berisi camilan dan juga bir. “Aku khawatir kamu akan bosan. Jadi, aku datang untuk melihatmu.”Yura meletakkan botol bir di atas meja, lalu mengeluarkan camilan. “Pada saat seperti ini, kamu pasti ingin minum alkohol, ‘kan?”Hiro tersenyum datar. “Kamu sudah baca berita?”“Sepertinya selain orang buta, semuanya sudah membaca berita itu.” Yura membuka sekaleng bir, lalu menyerahkannya kepada Hiro.Hiro mengambil kaleng bir, lalu meminumnya.Yura duduk di seberang Hiro. “Apa lukamu sudah sembuh?”Hiro mengiakan dengan acuh tak acuh.Yura mengangkat kepala untuk menatap Hiro. Beberapa saat kemudian, dia pun berkata, “Jujur saja, aku merasa sudah seharusnya kamu melepaskan Jessie. Dia sudah menikah. Kamu juga nggak bisa mengubah kenyataan itu.”“Jadi?” Hiro memutar bola matanya. “Tujuan kamu kemari m
“Sebenarnya bukan, mungkin karena dia tidak ingin menambah rasa sedih setelah dia meninggal nanti. Meskipun kamu bertemu dia untuk yang terakhir kalinya, kamu juga tidak bisa mengubah apa pun. Kamu juga akan bersedih dan tidak bisa menerima kenyataan ini. Kalau dia melihatmu yang seperti itu, bisa jadi dia akan semakin merasa bersalah dan semakin tidak tenang lagi.”Dacia menurunkan kelopak matanya dan tidak berbicara. Beberapa saat kemudian, Dacia pun menunjukkan senyuman di wajahnya. “Terima kasih sudah menghiburku.”Di dalam vila, Daniel menyadari kepulangan mereka. Dia berdiri dengan perlahan. Saat dia menyadari kedua mata merah Dacia, dia yakin Dacia sudah mengetahui masalah kematian Raja Willie.“Dacia.”“Ayah, kamu nggak usah khawatir. Aku baik-baik saja.”Usai berbicara, Dacia membalikkan tubuhnya untuk naik ke lantai atas.Daniel menatap bayangan punggung Dacia yang menaiki tangga dengan raut cemas. Jerremy memalingkan kepalanya untuk menatap Daniel. “Tadi dia pergi ke istana.
Carly berjalan ke sisi Dacia. “Dacia, kamu … apa kamu baik-baik saja?”Dacia menggeleng. Saat ini, dia sudah tidak bisa berkata-kata lagi.Carly berusaha menenangkan Dacia di samping hingga kedatangan Jerremy. Jerremy menebak Dacia sudah mengetahui kabar itu. Itulah sebabnya dia bergegas ke akademi untuk mencari Dacia.Jerremy merangkul Dacia. “Terima kasih. Serahkan saja dia kepadaku.”Carly mengangguk.Jerremy membawa Dacia ke dalam mobil, lalu bergegas meninggalkan akademi. Dia membawa Dacia ke istana. Saat Dacia merasa bingung, kebetulan Jessie dan Jules berjalan keluar istana. “Dacia, beri penghormatan terakhir kepada kakekmu.”Dacia mengepal erat kedua tangannya, lalu bergegas berlari ke dalam istana.Saat ini, istana kedatangan banyak pejabat dan politikus dari seluruh penjuru. Jasad Raja Willie diletakkan di dalam kotak kaca. Raut wajahnya terlihat sangat santai, seolah-olah sedang tidur saja.Dacia muncul di depan aula, kemudian disusul dengan Jules. Dia melangkahkan kakinya p