Share

Bab 167

Penulis: Daun Jahe
“Kakek, apa kamu merindukan kami?” tanya Jessie dengan mengedipkan matanya.

“Apa masih perlu ditanya? Tentu saja Kakek sangat merindukan kalian.” Steven menyentil hidung mancung si kecil sambil menatapnya dengan tatapan manja.

Ini adalah pertama kalinya Jerry datang ke sini. Jadi, dia sangatlah asing dengan rumah ini. “Kakek, rumahmu cantik sekali.”

Steven pun tertawa terbahak-bahak. “Haha, ini juga rumah kalian.”

Pembantu membawa Claire ke kamarnya. Dekorasi interior kamar sangatlah modern. Pemandangan di luar jendela sana juga sangatlah indah dan tenang. Dari dalam kamar, dapat terlihat gunung buatan dan bambu di dalam pekarangan.

Saat ini, ponsel Claire berdering. Itu adalah panggilan dari ayahnya. Claire berjalan ke sisi jendela, lalu mengangkat panggilan tersebut, “Ayah?”

“Claire, beberapa hari ini aku mengemas barang-barang peninggalan ibumu. Nanti kalau kamu menginginkannya, aku akan serahkan kepadamu.”

Barang peninggalan ibu? Selama ini, Claire mengira Rendy tidak menyimpan bar
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 168

    “Memangnya kenapa kalau nampak? Apa ada yang aneh?” Claire tersenyum sambil mengangkat-angkat pundaknya.Tatapan Javier berubah tajam. Dia berjalan melewati sisi Claire, lalu berbicara dengan nada datar, “Oh, sepertinya kamu juga tidak peduli.” Kalau begitu, Javier juga tidak perlu menjelaskannya.Claire tertegun di tempat. Ucapan Javier tadi bagai duri yang menancap di hatinya. Dia merasa sangat tidak nyaman.Kedua tangan Claire dikepal erat. Betul! Claire tidak memedulikannya! Tidak ada hubungan apa-apa di antara Claire dengan Javier ….Saat ini, ketiga bocah sedang mengintip dari celah pintu. Sepertinya hubungan ayah dan ibu mereka sedang di ujung tanduk!Steven berdiri di belakang ketiga bocah, lalu menepuk-nepuk kepala mereka.Kemudian, ketiga bocah pun bersuara, “Kakek, bagaimana kalau Ibu tidak menerima Ayah?”“Permasalahannya ada di diri ibu kalian. Kakek juga tidak tahu kenapa dia tidak bersedia untuk menerimanya, mungkin karena merasa tidak aman.”Steven juga tidak tahu apa y

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 169

    Claire pun tertegun. Dia tersenyum dengan canggung. “Paman, aku nggak lagi salah paham.”“Aku cuma ingin beri tahu kamu, Yvonne tidak suka dengan Javier. Kalau kamu berhubungan dengan gadis itu, aku yakin kamu juga akan menyukainya.”Jerry berkata, “Iya, Bu. Tante Yvonne orangnya baik sekali. Hanya saja, dia agak galak dan suaranya agak besar.”Claire pun hanya tersenyum saja. Jika Claire melanjutkannya lagi, sepertinya mereka semua mengira dirinya sedang cemburu? Lagi pula, Claire juga tidak mungkin cemburu dengan Javier!Betul! Claire hanya cemburu ketiga bocah cilik ini akan berhasil disogok oleh wanita lain!Jessie berbisik di samping Jerry. “Sepertinya Ibu lagi marah, ya?”Jerry mengangguk mengisyaratkan dirinya setuju.“Ah! Celaka! Celaka!” jerit Yvonne sambil berlari ke dalam rumah. Dia lalu berhenti bersandar di samping pintu dengan napas terengah-engah.Steven berdiri. “Ada apa? Bukankah kamu keluar sama Javier dan Jody?”Yvonne melambaikan tangannya, lalu menjawab, “Tadi Jody

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 170

    Oh iya, ponsel Javier! Claire hampir melupakan hal ini. Dia langsung mengambil ponsel untuk menghubungi Javer, tetapi panggilan tidak terhubung! Seharusnya Joddy mengenakan smartwatch-nya, ‘kan? Claire pun menghubungi Jody, tetapi panggilan juga tidak terhubung.Kali ini, Claire benar-benar panik. Kenapa bisa seperti ini? Jangan-jangan telah terjadi sesuatu terhadap mereka?“Kak, Kak Roger sudah datang!” ucap Yvonne. Tampak Roger datang bersama beberapa pengawalnya.“Ada apa dengan Tuan Javier dan Jody?”“Maaf, Kak. Semuanya salahku. Aku nggak menjaga mereka dengan baik. Tiba-tiba Jody hilang. Aku dan Tuan Javier pun pencar untuk mencarinya. Siapa sangka Tuan Javier juga hilang!”Ini adalah pertama kalinya Yvonne merasa dirinya sangat gagal. Padahal dirinya sangat familier dengan pasar ini, tetapi anak kecil itu malah bisa hilang.“Seharusnya Tuan Javier pergi mencari Jody. Jangan-jangan dia pergi ke area terpencil?”Seandainya Jody diculik, para penculik pasti tidak berani menunjukka

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 171

    Claire berjalan ke hadapan Jody, lalu berjongkok di hadapannya. “Jody, kamu ke mana saja? Kenapa kamu jadi seperti ini?”“Maaf, Ibu. Aku telah mencelakai Ayah.”Nada bicara Jody terdengar sangat tenang, alhasil membuat Claire merasa takut. “Dia … ada apa dengannya?”Tiba-tiba dokter berjalan keluar kamar pasien. “Siapa anggota keluarga Javier?”Claire langsung berdiri.Saat ini, Roger sudah berjalan kemari. “Kami semua anggota keluarganya. Bagaimana kondisinya?”Raut wajah dokter terlihat sangat serius. “Lukanya sudah dibersihkan. Kami juga sudah menyuntikkan serum anti bisa ular. Untung saja, tipe ular itu bukanlah tipe ular berbisa. Jika tidak, sepertinya nyawa dia tidak bisa diselamatkan. Dia masih perlu diopname dalam dua hari ini.”Javier digigit ular? Claire menggigit bibir bawahnya. Raut wajahnya terlihat sangat pucat.“Ayah bisa digigit ular juga demi menyelamatkanku. Kalau tidak, akulah yang akan digigit ular.” Jody menundukkan kepalanya.Jody memang berencana untuk menjebak a

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 172

    Javier membangkitkan tubuhnya dengan perlahan, lalu berkata, “Kamu suap aku.”Claire yang dulu pasti akan langsung membuang rantang itu dan tidak meladeninya. Namun, dia tidak berbuat seperti itu. Claire malah duduk di samping ranjang, lalu menyuapinya. Dia pun merasa malu lantaran ditatap oleh si lelaki. Jadi, Claire menjelaskan, “Aku menyetujui permintaanmu juga demi Jody.”Javier menyantap makanan yang disuapi Claire sambil menatap kedua matanya dengan tersenyum. Tiba-tiba dia sungguh bersyukur dengan cedera yang dialaminya.Selesai makan, Claire pun berdiri untuk menutup rantangnya. Javier bersandar di bantal sambil melihatnya. Melihat Claire masih belum pergi, dia pun bertanya, “Kamu tidak berencana untuk pulang, ya?”“Kamu kira aku ingin?” Kalau bukan karena Javier terluka karena menyelamatkan Jody, dia juga tidak akan tinggal di sini.Javier menyipitkan matanya. Tiba-tiba dia membuka selimutnya, lalu menepuk-nepuk bagian yang kosong. “Kamu bisa tidur di sampingku.”Claire pun te

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 173

    Javier terlihat muram.Roger menekan kepalanya, lalu berkata, “Makan.”Tiba-tiba Yvonne kepikiran sesuatu, lalu berkata pada Claire dengan penuh semangat, “Kak, aku perkenalkan diriku dulu. Namaku Yvonne Johansen. Aku adalah adik dari lelaki bodoh ini. Tuan Javier adalah bos kami. Hubungan kami bagai sahabat, kamu jangan salah paham, ya!”Claire memaksakan dirinya untuk tersenyum. Si Yvonne memang tomboi sekali, suaranya juga sangat keras. Kemudian, dia melihat Roger. “Ternyata dia itu adikmu?”Roger sungguh tidak berdaya. “Selama ini adikku tinggal di dalam regu militer. Karena tahu Tuan Javier akan pulang bersamamu, dia baru bolos demi melihatmu.”“Kamu bisa bicara nggak, sih? Aku sudah minta izin dengan Ketua!” Yvonne terlihat tidak senang.Roger meliriknya sekilas. “Kalau bukan karena Kak Hudson, sepertinya Ketua sudah memukulmu.”Jessie pun tersenyum. “Tante Yvonne, kenapa kamu selalu bertengkar dengan Paman Roger?”Yvonne meletakkan satu tangannya di atas pundak Roger, lalu menje

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 174

    Pada saat ini, tiba-tiba ponsel berdering merusak suasana di dalam mobil. Itu adalah panggilan dari Fendra. Setelah panggilan diangkat, ekspresi Claire langsung berubah muram.“Paman Fendra.”Claire naik ke lantai 16, tampak Fendra sedang berbicara dengan karyawan lainnya.Mendengar adanya suara langkah kaki dari belakang, Fendra menoleh, lalu berkata, “Akhirnya kamu pulang juga.”“Sebenarnya apa yang terjadi?” Claire terlihat serius. Baru saja dia meninggalkan perusahaan selama tiga hari, malah terjadi masalah serius?Raut wajah Fendra berubah serius. “Aku juga tidak tahu apa yang telah terjadi. Semua ini ulah Keluarga Kenata. Sekarang, selain Perusahaan Jeewan, seluruh distributor batu permata telah menghentikan suplai ke studio kita.”“Keluarga Kenata?” Claire mengerutkan keningnya.Jangan-jangan semua ini ada hubungannya dengan Kayla? Heh, awalnya Claire mengira masalah sebelumnya bisa membuat Kayla mengubah sikapnya. Sekarang, dia malah berulah dengan mengandalkan Keluarga Kenata?

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 175

    “Biar semua orang tahu bagaimana wajah asli dari Perusahaan Milenial? Berani menandatangani kontrak, tapi tidak bersedia untuk ganti rugi.”Raut wajah Budiman terlihat kaget ketika menyadari Claire ingin memperbesar masalah ini. Dia pun terpaksa menenangkan Claire, “Eh, jangan begitu! Kita semua rekan kerja satu bidang. Untuk apa berbuat seperti ini? Aku bersedia untuk bayar ganti rugi, tapi masalah dua kali lipat ….”“Aku menginginkan ganti rugi sebesar dua kali lipat, tidak kurang sepeser pun,” balas Claire dengan tersenyum sinis.Sebelumnya berhubung adanya Keluarga Kenata yang menjadi jaminan, Perusahaan Milenial pun berencana untuk lari dari tanggung jawab. Lagi pula, mereka tidak takut dengan perusahaan kecil yang baru didirikan itu. Namun, siapa sangka malah ketemu dengan orang yang sulit untuk diajak kompromi. Jadi, jangan salahkan Budiman bersikap kasar.Budiman pun mendengus dingin. “Kalau kalian ingin menggugatku, kalian juga mesti bisa memenangkannya. Asal kalian tahu, nasi

Bab terbaru

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2755

    Shawn kelihatan tidak senang.Tobias tersenyum. “Kata siapa kaki Yogi akan dipertaruhkan? Daripada Sorox membuat Anton cacat, lebih baik Yogi turun tangan sendiri saja.”Shawn terbengong sejenak. “Suruh Yogi turun tangan sendiri?”Tobias mencondongkan tubuhnya ke depan. “Sekarang satu kaki Jomin sudah dipatahkan, tapi nyawanya baik-baik saja. Setelah istirahat selama setengah tahun, dia masih bisa turun dari ranjang dan berjalan secara normal. Aku dengar-dengar Sorox sangat sadis, tapi sekarang dia hanya mengancam Keluarga Amkasa untuk mengalah dengan Jomin. Kenapa dia tidak turun tangan?”Shawn kembali terbengong. “Apa maksudmu, Sorox punya maksud lain?”Tobias menuang air ke dalam gelasnya. “Sorox adalah seorang penguasa lokal di Miamar yang memiliki kekuasaan besar. Bisnis yang dia jalankan tidak bersih dan asal-usulnya juga tidak jelas. Selain itu, barang-barang mereka biasanya dikirim melalui jalur air, yang mana harus melewati wilayah Keluarga Amkasa.”“Lagi pula, nyawa Jomin tid

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2754

    Latar belakang keluarganya Intan terlalu kuat, membuatnya kesulitan untuk mengangkat kepala di depan orang lain. Setahun setelah kematian Intan, Benny menikah lagi. Keluarga Intan memakinya sebagai orang yang tidak tahu berterima kasih, tapi dia tetap menahannya. Namun, Shawn justru memaksanya menyerahkan Keluarga Amkasa kepada Yogi.Semakin ditekan, Benny semakin tidak mau berkompromi. Benny hanya ingin membuktikan kepada Shawn bahwa tanpa keluarganya dan tanpa putranya, Yogi, Keluarga Amkasa tetap bisa berkembang pesat.Namun, kali ini Anton malah dihadapkan dengan masalah serius. Jika bukan demi Anton, mana mungkin Benny bersedia merendahkan dirinya untuk mencari Yogi?Febri menarik tangannya. “Jadi, apa Yogi setuju? Dia juga anakmu. Bagaimanapun juga, dia tidak akan menolak, ‘kan? Yang terpenting, kita harus suruh Yogi membawa Anton pulang.”“Setuju?” Benny menepis tangan Febri, lalu berkata dengan gusar, “Kalau kamu bisa mengurus Anton kesayanganmu, apa mungkin dia akan melakukan

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2753

    Yogi menurunkan kelopak matanya. “Pak Guru sudah berbudi terhadapku dan juga sangat memprioritaskanku. Seumur hidupku, aku tidak akan mengecewakan harapan Pak Guru. Kalau tidak, aku, Yogi, akan mati dengan mengenaskan.”Kemudian, Yogi melangkah mundur selangkah, lalu berlutut. Saat dia hendak bersujud untuk menyembah Tobias, Tobias langsung memapahnya. “Berdirilah, anak laki-laki jangan sembarangan berlutut. Aku merasa tidak cocok untuk mengatakan hal seserius ini dengan berlutut.”Yogi mengangkat kepalanya untuk menatap Tobias. “Pak Guru.”Tobias memapahnya untuk berdiri. “Panggil aku Ayah saja.”Yogi tersenyum. “Ayah.”“Patuh.” Tobias mengangguk dengan puas sembari menatapnya. “Besok aku dan Dessy akan temani kamu untuk pulang ke Yasia Tenggara.”“Ayah, aku bisa pulang sendiri.”“Tidak boleh. Kalau aku tidak berada di sana, orang-orang itu pasti akan menindasmu. Sekarang kamu itu putraku, aku mesti membelamu.”Devin dan yang lainnya ikut tersenyum. Mereka sungguh gembira atas masalah

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2752

    Yogi tersenyum. “Sekarang sudah tidak tergolong benci.”“Semua ini juga bukan tergantung kemauanmu. Yogi, selama masih ada darah Keluarga Amkasa di dirimu, kamu mesti pulang bersamaku!”Benny langsung melayangkan perintah kasar. Meskipun dengan diculik, dia juga tidak akan mengizinkan Yogi menolak permintaannya.Devin dan yang lain juga tidak tinggal diam. Mereka takut orang-orang itu akan membawa Yogi secara paksa.Pada saat ini, Tobias yang berjalan dengan menopang tongkat dan juga dipapah Dessy berjalan ke dalam. Salah satu tangannya diletakkan di belakang punggung sembari memegang tasbih. “Lho, pagi-pagi malah sudah seramai ini. Ternyata Pak Benny juga lagi di sini.”Langsung terlukis ekspresi tidak bersahabat di atas wajah Yogi. “Pak Tobias, kenapa kamu juga ada di ibu kota?”“Ariel sedang berada di ibu kota. Tentu saja aku juga mesti bersamanya. Hari ini aku kepikiran untuk melihat muridku. Siapa sangka aku akan bertemu kamu di sini.”Tobias menunjukkan senyuman bersahabat. Dia m

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2751

    Gerakan Hiro berhenti. Dia mengangkat kelopak matanya. “Kenapa kamu bertanya seperti ini?”Emilia menggaruk wajahnya. “Kamu sudah tinggal lama di penginapan ini, apalagi kamu juga sudah akrab dengan orang-orang di penginapan. Tiba-tiba kamu mau pergi, mungkin mereka akan nggak merelakanmu.”Tiba-tiba Hiro tertawa. “Terkadang aku masih akan kembali.”“Ah … begitu, ya?” Emilia tertawa canggung.Hiro melihat ke sisi Kiumi. “Kalau begitu, malam ini Kiumi tidur di tempatku saja.”Emilia mengangguk. “Oke, kalau begitu, aku nggak ganggu waktu istirahatmu lagi.”Emilia membalikkan tubuhnya untuk meninggalkan tempat. Langkah kakinya sangat cepat ketika menuruni tangga. Kebetulan dia bertemu dengan Mike, dia pun merasa kaget. “Bos?”Ketika Mike tidak melihat Kiumu, dia tahu apa yang telah Emilia lakukan. Mike spontan tersenyum. “Kenapa kamu malah merasa gugup? Apa kamu tidak merelakan kepergiannya?”“Nggak, ah!”“Sudahlah, aku sudah kenal lama sama kamu, apa mungkin aku tidak memahamimu? Apa kam

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2750

    Orang yang berada di tepi menelepon polisi. Dia sekalian mengulurkan bantuan menarik mereka ke pinggir danau.Emilia segera berjalan ke belakang Hiro. Hiro membantu pria itu untuk melakukan CPR. Beberapa saat kemudian, pria itu terbatuk-batuk dan memuntahkan air. Kali ini, dia baru siuman.Setelah melihat kondisi ini, Emilia pun langsung menghela napas lega.Polisi juga segera tiba di lokasi. Setelah orang-orang di sekitar memahami kondisi, dia berjalan ke hadapan Hiro. “Permisi, Tuan, bisa ikut kami untuk melakukan catatan?”Hiro mengangguk.Di dalam kantor polisi, Emilia sedang menunggu di koridor. Ketika melihat Hiro keluar setelah memberi catatan, Emilia berjalan mendekatinya. “Apa kamu baik-baik saja? Gimana kalau kita kembali ke penginapan buat ganti baju?”Hiro membalas, “Oke.”Setelah kembali ke penginapan, Mike merasa bingung ketika mendengar kabar ada orang bunuh diri. “Kenapa malah bunuh diri?”“Siapa juga yang tahu? Mungkin dia lagi ada masalah, merasa tidak pantas untuk hi

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2749

    Bukannya Ariel tidak ingin menggendong anak-anak, tetapi ayahnya dan Jodhiva tidak mengizinkannya. Tobias takut Ariel tidak bisa mengendalikan tenaganya, nantinya malah akan menyakiti anak-anak ….Dacia pun tertawa. “Aku mengerti. Tapi semuanya juga bukan masalah. Kamu mesti lebih banyak istirahat pada tiga bulan pertama. Selain memberi ASI, biasanya cuma perlu tiduran saja.”Ariel mengedipkan matanya. “Ternyata orang yang sudah jadi ibu lebih berpengalaman.”Jerremy dan Dacia tinggal beberapa saat sebelum meninggalkan tempat. Ariel berjongkok di samping ranjang bayi sembari menatap kedua bocah. Dia menggunakan jari tangannya untuk menoel pipi mereka. Rasanya empuk sekali. Kulit anak-anak memang lembut.“Kenapa tidak pakai sepatu?” Entah sejak kapan Jodhiva berdiri di depan pintu. Ariel pun menoleh dan berkata, “Aku datang untuk lihat anak-anak saja.”Jodhiva mengambil sandal, lalu meletakkannya di hadapan Ariel. “Dipakai. Kamu lagi masa nifas, jangan sampai masuk angin.”Ariel memakai

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2748

    Dessy juga berkata, “Iya, Nona. Kami semua ada di luar untuk menemanimu.”Ariel melihat ke sisi Jodhiva. Jodhiva mengangkat tangannya untuk merapikan rambut yang menempel di pipi Ariel. “Ariel sudah bekerja keras.”…Kabar Ariel melahirkan anak kembar telah tersebar sampai ke luar negeri. Jessie dan Jules langsung menelepon Jodhiva untuk memberi ucapan selamat.Setelah menutup telepon, Jodhiva membawa Ariel ke ruangan kaca untuk melihat kedua bayi itu.Ariel bersandar di jendela, menatap dua makhluk kecil yang masih keriput itu. Dia spontan tersenyum. “Mereka kecil sekali …. Kalau sudah besar nanti, pasti bakal mirip sama kamu.”Kalau anak-anak mirip ayah mereka, mereka berdua pasti akan sangat tampan.Jodhiva tersenyum dengan pelan, lalu merangkul bahunya. “Apa kamu mau istirahat?”“Nggak mau. Aku mau lihat mereka.”“Oke, kalau begitu, aku temani kamu.”Setelah selesai melihat anak-anak, mereka berdua kembali ke kamar. Mereka menyadari Jerremy dan Dacia datang dengan membawa banyak su

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2747

    “Le … Levin?” panggil Yunita dengan suara kecil. Dia juga mengangkat tangan untuk mendorong Levin, tetapi dia tidak merespons sama sekali, tidurnya sangat nyenyak.Kali ini, giliran Yunita yang tidak bisa tidur. Dia hanya bisa bertahan hingga pagi hari.Saat matahari mulai bersinar, kegelapan di dalam kamar sudah mulai menghilang. Saat Levin membuka matanya dan melihat wajah yang begitu dekat dengan dirinya, dia spontan tertegun.Levin mengangkat kepalanya dan langsung menarik napas dalam-dalam. Selagi Yunita masih belum bangun, dia segera memindahkan tangannya dengan perlahan.“Pose tidurmu memang keren sekali.” Entah sejak kapan Yunita bangun. Dia sedang menatap Levin.Levin langsung duduk di tempat. Dia menekan keningnya dengan membelakangi Yunita. “Aku … aku sudah terbiasa untuk tidur sendirian.”Yunita juga ikut berdiri. Berhubung terus mempertahankan satu pose saja, lengannya terasa pegal. Dia menatap Levin. “Aku pergi mandi dulu.”Setelah Yunita memasuki kamar mandi, Levin langs

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status