Share

Bab 1415

Penulis: Daun Jahe
Orang-orang di sekitar spontan melirik ke sisi Widya. Widya merasa gugup lantaran takut akan dipergoki oleh Emir. “Nggak apa-apa.” Dia langsung berlari keluar.

Pelayan memanggil Widya, tetapi dia tidak menoleh sama sekali.

Sepertinya Hendri dapat mendengar suara Widya. Dia memalingkan kepalanya, lalu tampak ada sesosok bayangan tubuh yang meninggalkan tempat dengan buru-buru.

Widya berlari ke toilet untuk mencuci noda alkohol di bagian roknya. Namun semakin dicuci, noda malah semakin membesar saja.

Tetiba Widya merasa penat dan ingin menangis. Pada saat ini, ponsel di dalam tasnya berdering. Widya mengambil ponsel, lalu tampak panggilan dari Hendri.

Widya sempat ragu beberapa detik, baru mengangkatnya. Hendri bertanya di mana Widya sekarang.

Widya mengambil kantongan, lalu berjalan keluar toilet. Saat melewati koridor, dia pun bertemu dengan Hendri yang sedang mencarinya.

Hendri memalingkan kepalanya, lalu menurunkan ponselnya dengan perlahan. Tatapannya tertuju pada noda alkohol di ba
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1416

    Widya dan Hendri berjalan ke dalam aula. Saat mendorong pintu, Widya spontan menunduk berusaha mengabaikan tatapan mereka.Para hadirin melihat ke sisi mereka. Claire berjalan ke sisi mereka, lalu melirik mereka sekilas dengan tersenyum. “Kalian ke mana?”Widya mengepal erat tangan gugupnya. “Bu Claire, sepertinya … aku sudah merepotkan kalian semua.”“Apanya yang repot? Nggak repot, kok.” Baru saja Claire hendak meneguk alkohol, tetiba tatapannya tertuju pada aksesori di atas rok. “Bunga ini cantik juga.”“Hendri melipatnya untuk menutup noda alkohol. Dijahit langsung di tempat.” Setelah menjelaskan, wajah Widya semakin merona lagi. Claire pun tersenyum, lalu menatap ke sisi Hendri. “Sepertinya kelak Hendri akan sangat menyayangi kekasihnya.”Jantung Widya berdegup kencang. Dia bahkan tidak berani mengangkat kepalanya.Entah sejak kapan Cherry berjalan kemari. Dia merangkul pundak Claire. “Keren, kamu sudah menemukan adik iparmu, ya?”Claire melanjutkan, “Aku juga ingin mencarikan i

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1417

    “Aku hanya berharap sebelum dia menyelesaikan sekolahnya, dia memiliki tempat untuk berteduh. Anak ini sangat malang. Aku harus bertanggung jawab atas kehidupannya sebelum dia dewasa. Aku mohon, setelah dia dewasa nanti, dia pun bisa hidup mandiri. Aku janji aku tidak akan meminta apa pun dari Keluarga Gozali.”Setelah mendengar ucapan Giselle, Emir merasa sangat terkejut.Bukankah biasanya seorang wanita berharap dirinya akan menerima anaknya? Persyaratan yang diajukan Giselle juga sangat mempertimbangkan diri Emir.Emir memang tidak bisa menerima Giselle tinggal di rumah dengan anak dari mantan suaminya. Dia adalah seorang pebisnis. Dia takut kedatangan Giselle akan memiliki motif lain, apalagi dia juga memiliki anaknya sendiri.Jadi, Emir bertanya langsung pada Giselle, “Apa kamu juga bersedia kalau aku tidak mempublikasikan hubungannya?”Giselle menjawab dirinya bersedia.Emir tersadar dari lamunannya, lalu menatap ke sisi Widya. “Kenapa kamu tidak memanggilku?”Widya terbengong di

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1418

    Hendri melihat Widya, lalu memperlambat langkahnya.Widya pun menghentikan langkahnya, lalu membalikkan tubuhnya berhadapan dengan Hendri. Senyuman di wajahnya kelihatan sangat cerah. “Tapi aku ingin berterima kasih sama kamu. Aku merasa kamu seperti bintang keberuntunganku saja.”Hendri terbengong sejenak. “Bintang keberuntungan?”“Iya, kamu bisa membawa keberuntungan untuk orang lain.” Widya masih tersenyum.Hendri mengatakan, “Apa iya?” Dia memalingkan kepala melihat ke sisi lain. “Baguslah kalau aku bisa mendatangkan keberuntungan untuk orang lain.”Namun, Hendri tidak bisa mendatangkan keberuntungan untuk Joseph. Ketika menyadari tatapan Hendri berubah muram, Widya berjalan ke hadapannya, lalu menggoyangkan tangan di hadapannya. “Kalau kamu bisa mendatangkan keberuntungan untuk semua orang, bukannya kamu itu Tuhan?”Hendri pun tersenyum.Tiba-tiba Widya tercium sesuatu. Dia pun melihat ke arah datangnya aroma wangi itu. “Sepertinya aku kecium bau satai.”Hendri merangkul pundak W

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1419

    Jangka panjang ….Jantung Widya berdegup kencang. Kepalanya tidak menuruti perintah, malah langsung mengangguk.Hendri mengecup Widya beberapa kali. Widya memejamkan matanya dengan perlahan. Hatinya bagai tersengat listrik saja.….Beberapa hari kemudian, di Kediaman Gozali.Widya menekan bel. Pelayan yang membukakan pintu. Dia pun bertanya, “Apa ibuku di rumah?”Pelayan mengiakan. Widya berjalan ke dalam ruang tamu. Giselle yang mendengar suara bel langsung menuruni tangga. Dia sungguh terkejut ketika melihat sosok Widya. “Widya?”Widya menggigit bibirnya, lalu tersenyum. “Ibu.”Giselle berjalan ke sisi sofa, lalu menuangkan teh untuknya. “Waktu itu suasana hati Ibu lagi tidak bagus. Ibu tidak menjaga perasaanmu. Widya, Ibu minta maaf sama kamu.”Giselle meletakkan gelas teh ke hadapan Widya. “Ibu tahu kamu sudah dewasa. Tapi terkadang Ibu masih saja ingin mengurusmu. Kamu jangan merasa Ibu cerewet, ya? Ibu tidak menyalahkanmu. Ibu hanya berharap kamu bisa menemukan kebahagiaanmu saja

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1420

    Sore harinya, Widya berjalan ke area parkiran. Dia mengangkat kepalanya, lalu tampak dua orang rekan kerja masih berdiri di tempat. Widya spontan melihat ke sisi lain. “Kalian masih belum pulang?”Seorang karyawan wanita berjalan ke hadapan Widya, lalu merangkul lengannya. “Widya, temanku baru saja buka toko baru. Gimana kalau kita makan bersama? Aku traktir, deh.”“Iya, ayo pergi bareng. Dua hari ini kamu traktiran terus. Kita nggak boleh cuma terima saja, kan?”Widya sungguh kehabisan akal ketika dihadapkan dengan sikap ramah rekan kerjanya. Dia juga tidak bisa langsung menolak, terpaksa berkata dengan lembut, “Maaf, ya. Malam ini aku ada urusan. Aku nggak bisa ikut.”“Jangan-jangan kamu sudah pacaran?”“Kak Widya, cerita dong sama kita. Sama siapa?”“Boleh ajak kekasihmu juga, kok.”Baru saja Widya hendak berbicara, terdengar suara klakson dari kejauhan. Dia spontan memalingkan kepalanya. Lantaran takut rekan kerjanya memergoki lelaki di dalam mobil, Widya pun segera berpamitan. “Ak

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1421

    “Nggak ada!” Widya segera menyangkal.Ketika melihat Hendri mencicipi makanannya, Widya langsung bertanya, “Enak?”Hendri mengangguk. “Enak juga.”Widya menopang dagu dengan kedua tangannya. Senyuman di wajahnya semakin cerah lagi. Hendri mengambil sepotong daging meletakkannya di depan mulut Widya. Widya tertegun sejenak, lalu langsung menggigit daging tanpa sungkan.Hari sudah semakin larut.Selesai mereka berdua makan malam, mereka pun duduk di sofa untuk menonton serial drama. Widya sedang memeluk bantal. Saat drama sedang menyiarkan adegan ciuman hangat, dia melirik Hendri dengan penuh hati-hati.Hendri juga memalingkan kepala untuk menatapnya. “Kenapa?”Widya segera mengalihkan pandangannya. “Nggak kenapa-napa.”Ujung bibir Hendri melengkung ke atas. “Apa yang kamu pikirkan?”“Nggak … nggak ada.” Widya merasa gugup. Dia tidak pernah berkencan sebelumnya. Dia tidak tahu apa yang seharusnya dilakukan sepasang kekasih pada umumnya.Hendri menyandarkan lengannya di atas sofa, lalu me

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1422

    Widya malah tiba berbicara lagi.Naomi menatap ekspresinya. “Kenapa?”Widya menunduk sembari mengaduk kopinya. “Kita masih belum ada rencana untuk beri tahu orang-orang.”Naomi merasa syok. “Kenapa?”Sebenarnya Widya tidak pernah bertanya kepada Hendri mengenai masalah ini. Hanya saja, jika hubungan mereka diekspos, dia juga takut perusahaan akan mengatakan yang tidak-tidak tentang dirinya. Sebab, pasangannya adalah adiknya Bu Claire.Widya menghela napas dengan tidak berdaya. “Nggak leluasa.”“Apa cowokmu nggak ingin beri tahu orang-orang?”“Bukan juga.”“Atau kamu nggak ingin orang lain tahu identitasnya?”Widya tertegun sejenak. Sepertinya Naomi berhasil menebaknya.Naomi pun tersenyum. “Coba aku tebak, apa cowok itu adiknya Bu Claire?”Widya merasa sangat syok. Dia pun berkata dengan terbata-bata, “Kenapa kamu bisa tahu dia itu adiknya Bu Claire?”“Waktu itu Bu Claire bawa kamu untuk menghadiri acara perayaan adiknya. Kata kakak iparku, ada sesuatu dengan kalian berdua. Waktu itu a

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1423

    “Iya, dulu kami juga pernah membantu keluarga kalian. Sekarang kamu sudah sukses, kamu malah melupakan kebaikan kami?”Jari tangan Hendri saling bertautan. Dia mencondongkan tubuhnya ke depan, lalu duduk dengan kaki terbuka lebar. “Kalian membantu keluarga kami juga demi mendapatkan keuntungan dari pamanku. Kalian melakukannya juga bukan tanpa mengharapkan imbalan. Ditambah lagi, aku juga tidak akrab dengan semuanya. Kalian juga tidak pernah membantuku. Untuk apa aku membantu kalian?”“Hendri, kenapa kamu berbicara seperti ini?”“Aku tegaskan sekali lagi, aku tidak bisa membantu kalian. Mohon tinggalkan tempat ini.”Raut wajah para sanak saudara tampak muram. Siapa pun tidak menyangka Hendri akan bersikap sesadis ini. Lantaran mereka tidak berhasil mendapatkan keuntungan, mereka juga tidak berani untuk tinggal lama lagi. Dia emosi langsung meninggalkan tempat.Sesuai dugaan, setelah mereka pulang, mereka pun mengadu kepada Gabriana. Gabriana langsung menelepon Hendri untuk memastikan.

Bab terbaru

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2605

    Ariel memang tidak mengancam mereka.Mana mungkin Ariel melakukan hal seperti itu?Yogi juga tidak mengatakan apa-apa lagi.Satu minggu kemudian, balai seni bela resmi pindah ke tempat baru. Selain ruang pribadi Yogi di lantai tiga, lantai satu dan dua sudah disusun dengan rapi. Mereka pun sudah bisa mulai beroperasi.Pada hari ini, Riko dan Hendra membawa anggotanya untuk ikut meramaikan. Mereka juga membawa banyak papan bunga dipajang di depan pintu untuk memberi ucapan selamat atas pembukaan balai mereka. Suasana terasa sangat meriah.Ariel melihat orang-orang yang keluar-masuk untuk memindahkan barang dan juga anggota yang sedang sibuk di dalam ruangan, tiba-tiba dia merasa sangat gembira. Sebab, semuanya terlihat sangat kompak.Tiba-tiba pandangan Ariel tertuju pada mobil yang berhenti di luar sana. Jendela kaca pintu baris belakang diturunkan. Orang yang duduk di dalam mobil adalah Jodhiva.“Kak, mau dipindahkan ke mana?” tanya Hendra. Ariel menoleh untuk melihat peralatan yang c

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2604

    Tidak mungkin! Balai seni bela diri ini adalah jerih payah Bos Yogi!“Bukan mau ditutup.” Yogi menjelaskan dengan perlahan, “Tapi mau pindah.”“Pin … pindah?” Devin merasa kaget.Yogi mengangguk, lalu memalingkan kepalanya untuk melihat mereka. Kali ini, dia tidak bisa tersenyum lagi. “Ganti lingkungan baru.”“Jangan-jangan kita dikomplain sama mereka? Tapi, kita mau pindah ke mana? Kita sudah di sini selama 10 tahun. Lagi pula, apa ada tempat yang lebih bagus dari sini?”Tidak lama kemudian, Devin pun tertampar dengan ucapannya. Mereka tiba di depan pintu gedung baru yang memiliki tiga lantai. Tempat ini lebih luas berkali-kali lipat daripada balai mereka sebelumnya!“Bos, besar sekali!”“Iya, lokasinya juga cukup bagus. Yang paling penting, tempat ini menghadap jalan raya. Lokasinya sangat mencolok dan gampang untuk ditemukan. Begitu keluar dari kereta bawah tanah, langsung bisa melihat balai kita.”Tadinya mereka semua khawatir lokasi balai baru tidak sebagus balai sebelumnya. Siapa

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2603

    Saat Ariel hendak pergi, Yogi menghentikannya, “Sebentar.”Ariel memalingkan kepalanya dengan tersenyum. “Apa kamu setuju untuk pindah?”Yogi meletakkan gelasnya. “Aku hanya ingin bertanya, kenapa kamu ingin membantuku?”Ariel tertegun sejenak, lalu menjawab dengan perlahan, “Mungkin karena aku menganggapmu sebagai temanku.”Yogi merasa syok. “Teman?”“Iya, Yogi, kamu itu temanku. Berhubung aku menganggapmu sebagai temanku, tentu saja aku mesti setia kawan.”Usai berbicara, Ariel meninggalkan ruang kerja.Yogi menunduk dengan tersenyum. Teman … sepertinya hubungan itu lumayan bagus.Di sisi lain, Sulivan dan Emiko melihat gadis berambut merah mengembalikan segepok uang tunai kepada mereka. Mereka berdua saling bertukar pandang. Ekspresi bingung terlukis di atas wajah mereka.“Ambillah! Ke depannya aku nggak akan cari masalah sama kalian lagi. Aku kembalikan uang kepada kalian.” Si Rambut Merah menyerahkan uang ke tangan Emiko. Kemudian, dia mengenakan helm, lalu mengendarai sepeda moto

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2602

    “Emm?”“Kata Devin, tadinya pemilik toko nggak berencana sewa tempat kepada Yogi untuk buka balai seni bela diri. Yogi yang membujuk pemilik toko hingga dia setuju. Tapi, Devin nggak beri tahu aku masalah batas waktu sewa toko mereka.”Ariel berpikir sejenak. “Tadi, pemilik bilang sama aku kalau mereka hanya sewa 15 tahun saja. Sekarang hanya sisa 5 tahun lagi. Bukannya itu berarti nggak peduli balai seni bela dirinya bikin masalah atau nggak, pada akhirnya balai itu juga mesti ditutup?”Jodhiva memutar bola matanya. Dia tidak berbicara sama sekali.Ariel melingkari leher Jodhiva, lalu mendekati wajah si pria. “Tuan tanah itu juga menawarkan aku untuk melihat tempat yang lebih baru dan juga besar. Lokasinya bahkan sangat bagus kalau dibandingkan dengan lokasi balai seni bela diri yang sekarang.”“Menurutmu, meski klinik kecantikan yang sudah menyewa selama enam tahun mengakhiri masa sewanya, seharusnya ada yang akan lanjut menyewa tempat sebagus itu, ‘kan? Tapi tempat itu malah dibiark

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2601

    Usai berbicara, Riko melanjutkan lagi, “Tapi kamu tenang saja. Aku bisa bayar separuh.” Kemudian, Riko melihat ke sisi Hendra. “Kenapa kamu malah diam?”Hendra juga menunjukkan sikap royalnya. “Tenang saja. Aku masih sanggup untuk mengeluarkan uang satu miliar.”Ketika Ariel mendengar mereka berdua sedang membahas soal pembagian porsi pembayaran toko, dia langsung tertawa sembari melipat kedua lengan di depan dada. Saat menoleh, dia melihat mereka berdua. “Nggak disangka, kalian cukup setia kawan juga.”Riko berkata, “Aku sudah menganggapmu sebagai kakakku. Bukannya sudah seharusnya aku bersikap seperti ini?”Ariel menepuk lengannya. “Bagus! Mulai sekarang, kita lupakan apa yang pernah terjadi sebelumnya. Ke depannya ada aku yang akan melindungi kalian berdua.”Riko dan Hendra saling bertukar pandang, lalu berkata dengan serempak, “Baik, Kak!”Di Grup Angkasa.Jodhiva sedang duduk di depan meja kerja sembari membaca dokumen. Pada saat ini, dia menerima sebuah pesan masuk di ponselnya.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2600

    Ariel mengangkat kelopak matanya. “Bagus, baru beberapa saat nggak ketemu, Tuan Riko sudah bisa mengakui kesalahannya dengan tulus. Didikanku memang bagus.”Riko tersenyum. “Mesti, dong.”Ariel meletakkan gelas jusnya. Riko menyadari Ariel sudah menghabiskan setengah gelas, dia segera memanggil pelayan untuk mengisinya hingga penuh, lalu berkata, “Layani kakakku dengan baik. Nanti aku akan beri hadiah buat kalian.”Ariel memalingkan matanya, lalu menatap Riko. Riko juga menatapnya. “Kak, ada masalah apa?”Ariel pun tersenyum. “Apa kamu familier dengan lokasi di balai seni bela diri?”Riko langsung menjawab, “Tentu saja aku familier.”Ariel berdiri, kemudian berjalan ke sisi Riko untuk menariknya dan menepuk-nepuk pundaknya. “Baguslah kalau kamu familier. Tuan Riko, sudah saatnya kamu membantuku.”Riko merasa bingung.…Pemilik menatap kontrak pembelian toko yang diserahkan Riko. Dia menaikkan kacamatanya, lalu menatap Riko, Ariel, dan Hendra yang duduk di hadapannya.Riko berdeham. “Ka

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2599

    Hendra mengintip orang di belakang Ariel. Pria di belakang itu membangkitkan tubuhnya dengan perlahan, kemudian mengeluarkan sebilah pisau buah dari sakunya. Dia segera berlari ke sisi Ariel.Tiba-tiba Ariel melakukan tendangan dari samping, lalu segera menghantam leher pria itu. Si pria terbang terpelanting ke belakang. Kepalanya masuk ke dalam pot kosong di dalam ruangan.Hendra kembali tertegun.Ariel menoleh untuk melihatnya. Kali ini, Hendra tidak bisa tersenyum lagi. Dia malah ingin menangis. “Aku, aku ….”Ariel pun tersenyum. Raut wajahnya seketika menjadi serius. Dia menginjak paha Hendra, lalu menjerit kesakitan, “Aku bersalah ….”Ariel membungkukkan tubuhnya menatap Hendra. Senyuman di wajahnya semakin mengerikan. “Dengar-dengar Riko itu sandaranmu?”Pada saat yang sama, di kolam renang pribadi.“Tuan Riko, aku di sini. Ayo, cepat tangkap aku.”“Tuan Riko, di sini!”Saat ini, ada banyak wanita cantik di dalam kolam renang.Riko menutup matanya sedang bermain petak umpat denga

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2598

    “Kak ….” Saat Emiko hendak mengatakan sesuatu, Ariel mengusap kepalanya. “Kamu masuk kelas dulu. Jangan sampai terlambat.”Emiko menggigit bibirnya. Dia berjalan sembari terus menoleh.Setelah Emiko memasuki sekolah, Ariel mengangkat tangannya menepuk-nepuk wajah si Rambut Merah dengan tersenyum. “Bawa aku pergi temui kakakmu.”Para gadis nakal itu terbengong. Ini pertama kalinya mereka bertemu ada yang berani mencari abang mereka. Hanya saja, semua sesuai dengan keinginan mereka.Beberapa gadis itu membawa Ariel ke ruang biliar. Ruangan diselimuti dengan asap rokok dan bau menyengat.Pandangan dari belasan pria yang ada di sana segera tertuju pada mereka. Seorang pria berambut cepak yang sedang bermain biliar mengalihkan perhatiannya saat melihat mereka masuk bersama seorang wanita. Dia berdiri tegak dan meletakkan tongkat biliarnya.Si Rambut Merah berjalan mendekat. “Kak Hendra, ini wanitanya.”Ariel mengamati sekeliling. Beberapa dari mereka sedang dipasang gips lantaran terluka.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2597

    Usai berbicara, amarah di diri Devin masih belum surut. Dia melanjutkan, “Tentu saja, kamu ada Tuan Jody sebagai sandaranmu di ibu kota. Wajar kalau kamu tidak khawatir dengan masalah ini. Tapi, semua uang Bos Yogi ada di dalam balai ini.”“Apa? Katamu, Yogi taruh semua uangnya ke dalam balai ini?”Seingat Ariel, keluarga Yogi cukup kaya. Jangan-jangan setelah dia meninggalkan rumah, dia pun memutuskan hubungannya dengan anggota keluarganya?Devin memalingkan wajahnya. Sikapnya masih kelihatan ketus. “Menurutmu? Bos Yogi sudah mengelola balai seni bela diri selama 10 tahun. Dia bahkan tinggal di sini. Waktu itu, tempat ini tidak disewakan untuk pendatang dari luar kota karena takut merepotkan.”“Bos Yogi pun mencari penyewa selama seminggu. Setelah mereka merasakan ketulusan hati Bos Yogi, mereka baru setuju untuk menyewakan tempat untuk kami. Mereka juga memaksa Bos Yogi untuk menandatangani perjanjian. Kalau ketahuan balai seni bela diri kami membuat masalah, mereka akan mengakhiri p

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status