Aktor yang masih belum tenar semuanya dipaksa untuk berhubungan dengan Airine. Namun Hendri juga tidak tahu bagaimana ceritanya mereka dipaksa atau bagaimana ceritanya harga diri mereka diinjak-injak oleh agensi.Wakil presdir mengizinkan Airine memiliki hubungan tidak jelas dengan lelaki-lelaki itu. Sebenarnya masalah ini sangat tidak masuk akal.Apalagi Joseph pernah mengatakan Airine telah mendatangkan banyak keuntungan bagi perusahaan. Seorang artis yang tidak populer dan tidak memiliki hasil karya representatif malah bisa mendapatkan tawaran pekerjaan yang lumayan bagus dan juga mendatangkan keuntungan bagi perusahaan. Apa semuanya tidak terasa aneh?Hingga saat kemunculan bos dari lelaki berkalung emas, Liardi. Sepertinya tebakan Hendri memang benar. Mungkin semuanya ada hubungannya dengan rekaman.Raut wajah wakil presdir tampak serius. “Apa yang kamu ketahui?”“Kalian semua satu komplotan. Kalau tidak, dia juga tidak akan mencariku.” Hendri menunjuk lelaki berkalung emas. Dia m
Wawancara dilakukan dengan siaran langsung. Ada banyak penonton yang sedang menyaksikan berita ini, alhasil menggemparkan dunia sosial media. Liardi segera membawa anggotanya ke mobil untuk melarikan diri. Dia tidak bisa memedulikan Hendri lagi. Sementara itu, pihak kepolisian segera bergegas ke lokasi kejadian.[ Aib Agensi Pencari Bakat Terbongkar. ][ Karyawan Agensi Pencari Bakat Melakukan Protes Massal. ][ Fakta dari Aktor yang Dibekukan. ]Ketiga berita itu menjadi berita hangat di sosial media. Berhubung masalah cukup heboh, bahkan pihak kepolisian ibu kota juga mengunggah berita terbaru mengenai pemeriksaan Agensi Pencari Bakat.[ Astaga, ternyata Agensi Pencari Bakat sekelam itu. ][ Pantas saja aktor Agensi Pencari Bakat sedikit sekali. Sepertinya kali ini Agensi Pencari Bakat akan susah untuk bangkit lagi. ][ Astaga! Kenneth sudah mengakhiri kontrak dengan Agensi Pencari Bakat! Sepertinya berita itu nyata! ]Kenneth mengunggah berita pemutusan hubungan kerja sama dengan Ag
Tetiba Joseph mendorong Hendri. Hendri pun terjatuh ke lantai.Suara rem mendadak dan tabrakan terdengar keras. Kedua mata Hendri menyipit. Joseph telah menghilang dari pandangannya. Hanya tersisa sebuah sepatu di atas lantai.Hingga terdengar suara teriakan pejalan kaki dan mobil berhasil melarikan diri, Hendri pun baru tersadar dari bengongnya. Dia menatap Joseph sedang berbaring di dalam genangan darah.….Di kantor polisi.Setelah Claire dan Javier menerima panggilan, mereka bergegas kemari. Dia berjalan ke depan pintu, lalu tampak Hendri sedang duduk dengan ekspresi kecewa.Polisi meletakkan gelas air, lalu berdiri. “Tuan Javier?”Javier berjalan ke hadapan polisi untuk menanyakan kondisi Hendri. Polisi dan Javier berjalan ke samping, lalu menceritakan kronologis kejadian.Claire menatap Hendri, lalu berjalan ke sisinya dengan perlahan. Claire berhenti di sisi Hendri, lalu bertanya, “Hendri, apa kamu baik-baik saja?”Kedua tangan Hendri digenggam erat. Urat hijau di belakang pungg
Seolah-olah senyuman Widya telah mengobati segalanya.“Widya.”Widya memalingkan kepala untuk menatap Hendri, lalu bertanya dengan tersenyum, “Kenapa?”Hendri menahan tawanya. “Kamu itu wanita aneh.”Widya merasa bingung. “Apa aku aneh sekali?”Hendri langsung tertawa.Suara tawa Hendri semakin membingungkan Widya saja. Padahal dia sedang berbicara dengan sangat serius. Saat memalingkan kepala, Widya tak sengaja melihat hujan meteor. Dia pun merasa antusias. “Ahh, meteor! Ada meteor!”Hendri juga melihat ke arah yang ditunjuk Widya. Di bawah langit gelap, mereka berdua berdiri di balkon rumah masing-masing. Namun, hubungan mereka malah semakin dekat aja.Beberapa hari kemudian, Agensi Pencari Bakat.Ada banyak bunga putih di atas meja kerja Joseph. Semua karyawan perusahaan mengenakan pakaian berwarna hitam. Tidak terlintas senyuman di wajah seriusnya. Suasana terasa semakin mengental.Petinggi Agensi Pencari Bakat terus ditekan, apalagi dengan adanya kecelakaan yang menimpa Joseph. S
Di dalam departemen, ada seorang wanita langsung menangis akibat kaget. Dia menangis dengan terisak-isak. Tatapan semua orang menjadi muram, tidak kelihatan harapan sama sekali.Beberapa mobil berhenti di depan gedung Agensi Pencari Bakat. Belasan lelaki berpakaian hitam berjalan menuruni mobil, lalu berbaris menjadi dua barisan.Roger membuka pintu mobil belakang, Hendri berjalan keluar mobil. Dia mengangkat kepalanya melihat gedung besar di hadapannya. Seketika dia kepikiran dengan insiden yang menimpa Joseph. Tatapannya mulai kelihatan tegas.“Hendri, masuklah. Dengan adanya jaminan dari Tuan Javier, kamu bisa melakukan apa yang ingin kamu lakukan,” ucap Roger sembari menatapnya.Hendri menarik napas dalam-dalam, lalu menggembungkan pipinya. Pada akhirnya, dia menginjakkan kaki ke dalam gedung. Roger bersama tim pengacara dan juga lelaki berpakaian hitam mengikuti di belakangnya.Mereka langsung menerobos ke dalam departemen administrasi, langsung memasuki ruang kerja direktur utama
Beberapa petinggi pun merasa kaget.Hendri melepaskan jas, lalu melemparkannya ke atas lantai. Dia mengambil vas bunga dari dalam rak, lalu berjalan ke sisi Edward.Edward terkejut hingga wajahnya memucat. Dia pun melangkah mundur. “Kamu … apa yang ingin kamu lakukan? Ada begitu banyak orang di sini. Kalau kamu berani menyentuhku, kamu akan menjadi pelaku tindak kriminal!”Hendri mengangkat vas bunga. Harvey menjerit, “Hentikan!”“Prang!” Terdengar suara keras.Vas bunga hancur berkeping-keping di atas lantai.Namun, vas bunga itu hancur mengenai tembok di belakang Edward. Si Edward memeluk kepalanya sembari menjerit ketakutan. Dalam sesaat, lantai pun menjadi basah.Ketika melihat Edward mengompol akibat ketakutan, Hendri pun tersenyum menyindir. “Ternyata kamu itu penakut juga.”Roger melihat raut wajah tidak bagus Harvey. “Sekarang kamu tidak ada pilihan lain lagi.” Dia menyerahkan kontrak akuisisi ke hadapan Harvey. “Tanda tangan kontrak ini, Grup Angkasa akan mengakuisisi agensi.
Mereka menggoyangkan popper sembari meniup peluit. Semuanya bersorak kegirangan.Hendri terbengong sejenak. Pada akhirnya, dia pun tersenyum dengan tidak berdaya. Hendri menunduk, lalu berkata dengan sedikit malu, “Kalian seharusnya berterima kasih kepada Kak Joseph. Kalau bukan berkat Kak Joseph, sepertinya aku ….”Ketika mengungkit nama Joseph, semua orang juga langsung terdiam membisu. Mereka semua juga tidak bisa menerima apa yang menimpa Joseph. Semuanya terlalu mendadak.Seorang karyawan lelaki berjalan maju, lalu meletakkan tangannya di atas pundak Hendri. “Hendri, kami semua tidak menyalahkanmu atas masalah Kak Joseph. Bukan kamu yang salah, semua ini salah mereka.”“Iya, salah sekelompok berengsek itu!”Akhirnya Hendri tersenyum. Dia seolah-olah telah berbaur dalam suasana ini.….Widya melewati koridor departemen. Tetiba dia mendengar beberapa karyawan wanita sedang membahas masalah Agensi Pencari Bakat. Sebenarnya Widya tidak begitu memedulikannya, hanya saja mereka mengungk
Perbincangan berakhir tidak menyenangkan. Giselle pun meninggalkan ruangan Widya.Saat berjalan di koridor, Giselle bertemu dengan Claire yang kebetulan baru keluar dari lift. “Bu Claire.”Claire melangkah maju dengan tersenyum. “Bu Giselle, apa kamu datang untuk mencari Widya?”“Iya, awalnya aku ingin ngobrol dengan Widya. Tapi sekarang anak sudah dewasa, sepertinya semakin susah saja untuk diajak bicara.” Giselle tersenyum getir. Dia juga merasa kesal. Dia merasa bagai ada penghalang yang memisahkan dirinya dengan sang putri.“Widya sudah dewasa. Orang dewasa punya pemikirannya sendiri. Memang nggak salah kalau orang tua mencemaskan anaknya sendiri, tapi anak-anak punya kehidupannya sendiri. Bu Giselle, sepertinya kekhawatiranmu sudah berlebihan.”Ucapan Claire membuat Giselle terbengong sejenak. Dia pun merasa tidak enak hati. “Apa benar Bu Claire punya tiga anak?”“Iya, jangan lihat mereka semua masih kecil-kecil, tapi aku akan mendengar pemikiran mereka. Apa pun yang mereka lakuka