Tetiba Joseph mendorong Hendri. Hendri pun terjatuh ke lantai.Suara rem mendadak dan tabrakan terdengar keras. Kedua mata Hendri menyipit. Joseph telah menghilang dari pandangannya. Hanya tersisa sebuah sepatu di atas lantai.Hingga terdengar suara teriakan pejalan kaki dan mobil berhasil melarikan diri, Hendri pun baru tersadar dari bengongnya. Dia menatap Joseph sedang berbaring di dalam genangan darah.….Di kantor polisi.Setelah Claire dan Javier menerima panggilan, mereka bergegas kemari. Dia berjalan ke depan pintu, lalu tampak Hendri sedang duduk dengan ekspresi kecewa.Polisi meletakkan gelas air, lalu berdiri. “Tuan Javier?”Javier berjalan ke hadapan polisi untuk menanyakan kondisi Hendri. Polisi dan Javier berjalan ke samping, lalu menceritakan kronologis kejadian.Claire menatap Hendri, lalu berjalan ke sisinya dengan perlahan. Claire berhenti di sisi Hendri, lalu bertanya, “Hendri, apa kamu baik-baik saja?”Kedua tangan Hendri digenggam erat. Urat hijau di belakang pungg
Seolah-olah senyuman Widya telah mengobati segalanya.“Widya.”Widya memalingkan kepala untuk menatap Hendri, lalu bertanya dengan tersenyum, “Kenapa?”Hendri menahan tawanya. “Kamu itu wanita aneh.”Widya merasa bingung. “Apa aku aneh sekali?”Hendri langsung tertawa.Suara tawa Hendri semakin membingungkan Widya saja. Padahal dia sedang berbicara dengan sangat serius. Saat memalingkan kepala, Widya tak sengaja melihat hujan meteor. Dia pun merasa antusias. “Ahh, meteor! Ada meteor!”Hendri juga melihat ke arah yang ditunjuk Widya. Di bawah langit gelap, mereka berdua berdiri di balkon rumah masing-masing. Namun, hubungan mereka malah semakin dekat aja.Beberapa hari kemudian, Agensi Pencari Bakat.Ada banyak bunga putih di atas meja kerja Joseph. Semua karyawan perusahaan mengenakan pakaian berwarna hitam. Tidak terlintas senyuman di wajah seriusnya. Suasana terasa semakin mengental.Petinggi Agensi Pencari Bakat terus ditekan, apalagi dengan adanya kecelakaan yang menimpa Joseph. S
Di dalam departemen, ada seorang wanita langsung menangis akibat kaget. Dia menangis dengan terisak-isak. Tatapan semua orang menjadi muram, tidak kelihatan harapan sama sekali.Beberapa mobil berhenti di depan gedung Agensi Pencari Bakat. Belasan lelaki berpakaian hitam berjalan menuruni mobil, lalu berbaris menjadi dua barisan.Roger membuka pintu mobil belakang, Hendri berjalan keluar mobil. Dia mengangkat kepalanya melihat gedung besar di hadapannya. Seketika dia kepikiran dengan insiden yang menimpa Joseph. Tatapannya mulai kelihatan tegas.“Hendri, masuklah. Dengan adanya jaminan dari Tuan Javier, kamu bisa melakukan apa yang ingin kamu lakukan,” ucap Roger sembari menatapnya.Hendri menarik napas dalam-dalam, lalu menggembungkan pipinya. Pada akhirnya, dia menginjakkan kaki ke dalam gedung. Roger bersama tim pengacara dan juga lelaki berpakaian hitam mengikuti di belakangnya.Mereka langsung menerobos ke dalam departemen administrasi, langsung memasuki ruang kerja direktur utama
Beberapa petinggi pun merasa kaget.Hendri melepaskan jas, lalu melemparkannya ke atas lantai. Dia mengambil vas bunga dari dalam rak, lalu berjalan ke sisi Edward.Edward terkejut hingga wajahnya memucat. Dia pun melangkah mundur. “Kamu … apa yang ingin kamu lakukan? Ada begitu banyak orang di sini. Kalau kamu berani menyentuhku, kamu akan menjadi pelaku tindak kriminal!”Hendri mengangkat vas bunga. Harvey menjerit, “Hentikan!”“Prang!” Terdengar suara keras.Vas bunga hancur berkeping-keping di atas lantai.Namun, vas bunga itu hancur mengenai tembok di belakang Edward. Si Edward memeluk kepalanya sembari menjerit ketakutan. Dalam sesaat, lantai pun menjadi basah.Ketika melihat Edward mengompol akibat ketakutan, Hendri pun tersenyum menyindir. “Ternyata kamu itu penakut juga.”Roger melihat raut wajah tidak bagus Harvey. “Sekarang kamu tidak ada pilihan lain lagi.” Dia menyerahkan kontrak akuisisi ke hadapan Harvey. “Tanda tangan kontrak ini, Grup Angkasa akan mengakuisisi agensi.
Mereka menggoyangkan popper sembari meniup peluit. Semuanya bersorak kegirangan.Hendri terbengong sejenak. Pada akhirnya, dia pun tersenyum dengan tidak berdaya. Hendri menunduk, lalu berkata dengan sedikit malu, “Kalian seharusnya berterima kasih kepada Kak Joseph. Kalau bukan berkat Kak Joseph, sepertinya aku ….”Ketika mengungkit nama Joseph, semua orang juga langsung terdiam membisu. Mereka semua juga tidak bisa menerima apa yang menimpa Joseph. Semuanya terlalu mendadak.Seorang karyawan lelaki berjalan maju, lalu meletakkan tangannya di atas pundak Hendri. “Hendri, kami semua tidak menyalahkanmu atas masalah Kak Joseph. Bukan kamu yang salah, semua ini salah mereka.”“Iya, salah sekelompok berengsek itu!”Akhirnya Hendri tersenyum. Dia seolah-olah telah berbaur dalam suasana ini.….Widya melewati koridor departemen. Tetiba dia mendengar beberapa karyawan wanita sedang membahas masalah Agensi Pencari Bakat. Sebenarnya Widya tidak begitu memedulikannya, hanya saja mereka mengungk
Perbincangan berakhir tidak menyenangkan. Giselle pun meninggalkan ruangan Widya.Saat berjalan di koridor, Giselle bertemu dengan Claire yang kebetulan baru keluar dari lift. “Bu Claire.”Claire melangkah maju dengan tersenyum. “Bu Giselle, apa kamu datang untuk mencari Widya?”“Iya, awalnya aku ingin ngobrol dengan Widya. Tapi sekarang anak sudah dewasa, sepertinya semakin susah saja untuk diajak bicara.” Giselle tersenyum getir. Dia juga merasa kesal. Dia merasa bagai ada penghalang yang memisahkan dirinya dengan sang putri.“Widya sudah dewasa. Orang dewasa punya pemikirannya sendiri. Memang nggak salah kalau orang tua mencemaskan anaknya sendiri, tapi anak-anak punya kehidupannya sendiri. Bu Giselle, sepertinya kekhawatiranmu sudah berlebihan.”Ucapan Claire membuat Giselle terbengong sejenak. Dia pun merasa tidak enak hati. “Apa benar Bu Claire punya tiga anak?”“Iya, jangan lihat mereka semua masih kecil-kecil, tapi aku akan mendengar pemikiran mereka. Apa pun yang mereka lakuka
Setelah pulang kerja, Widya pun pergi ke mal untuk memilih hadiah. Hanya saja, dia sungguh tidak tahu hadiah apa yang bisa diberikannya kepada Hendri. Dia pun mengeluarkan ponselnya, mengirim pesan kepada Melia.Namun balasan yang diterima Widya adalah merek-merek dari barang mewah. Widya juga tidak sanggup untuk membelinya. Sepertinya dia telah bertanya kepada orang yang salah.Widya melirik isi mal. Tatapannya seketika tertuju pada sebuah toko figurin.Tetiba Widya kepikiran dengan miniatur robot yang dikoleksinya. Seharusnya Hendri akan tertarik dengan barang-barang ini?Widya memasuki toko untuk mencari hadiah. Pramuniaga juga memperkenalkan dengan antusias tinggi. Widya mengatakan dia ingin membeli hadiah untuk seseorang. Akhirnya pramuniaga memahaminya. “Untuk kekasih, ya?”Tetiba Widya langsung tertegun di tempat. Kemudian, dia menjelaskan dengan terbata-bata, “Tentu saja bukan, hanya teman biasa saja.”Pramuniaga itu bagai tidak mendengarkan saja. Dia berjalan ke sisi rak. “Nam
Cherry dan Noni berjalan ke sisi Claire. “Tokoh utama pada malam hari ini adalah adik sepupumu. Kenapa dia masih belum menampakkan diri?”Claire pun tersenyum. “Sepertinya dia masih siap-siap.”Baru saja dibicarakan, Hendri pun sudah menampakkan diri. Orang yang berjalan di sampingnya adalah mantan manajer Agensi Pencari Bakat, Jivan.Dulu, Jivan dan Joseph adalah rekan kerja di Agensi Pencari Bakat. Dia telah mengetahui kabar meninggalnya Joseph dan juga perilaku dari petinggi Agensi Pencari Bakat. Hendri pun merekrutnya kembali bekerja di Agensi Pencari Bakat.Hari ini Hendri berpakaian agak formal. Dia kelihatan lebih dewasa daripada biasanya. Hanya saja, cara berpakaian seperti ini sangatlah tidak nyaman bagi Hendri.Claire berjalan ke sisinya, lalu merapikan dasinya. “Ini pertama kalinya kamu berpakaian seperti ini. Kamu nggak terbiasa, ‘kan?”“Emm, tidak terbiasa.”Hendri merasa ada yang aneh. Jivan yang berdiri di samping pun berdecak. “Masih ada banyak hal lagi yang akan membua
Tiba-tiba anjing Mastiff Tibet menabrak kandang. Suara keras itu mengejutkan Jessie hingga melangkah mundur dan menabrak pria di belakangnya. Si pria spontan memeluk Jessie. “Kamu tenang saja. Aku tidak akan melukai anak di dalam kandunganmu.”Tatapan Jessie kelihatan dingin. Dia juga merasa risi, berusaha untuk tetap bersikap tenang. “Sebentar, begini kurang seru.”Mereka bertiga tertegun sejenak. “Lho, kamu ingin yang seru?”Jessie membalikkan tubuhnya untuk melihat mereka. Dia mengangkat-angkat alisnya sembari tersenyum. “Jangan-jangan Nona Sissae nggak ingin lihat langsung? Kalau ada dia, aku baru bisa lebih santai.”Ketiga pria sungguh tidak menduga Jessie akan berkata seperti itu. Lagi pula, Jessie datang sendirian, dia tidak akan bisa melarikan diri lagi. Dia pun mengutus seorang pria untuk melapor.Jessie menyandarkan tangannya di pundak salah satu pria, lalu berkata dengan nada genit, “Apa dua ekor anjing yang kalian kurung ini akan merusak suasana hati kita?”Si pria mengendu
“Jessie ….”“Kak Jules, kamu juga mesti jaga dirimu.” Jessie mengusap wajah Jules. “Janji sama aku.”Setelah terdiam beberapa saat, Jules menggenggam punggung tangan Jessie, lalu berkata dengan suara rendah dan seraknya, “Oke, aku janji sama kamu.”Jessie memeluknya. “Aku juga janji sama kamu.”…Sissae sedang duduk di bangku sembari memainkan ponselnya. Tidak lama kemudian, dia menerima panggilan dari Jessie. Panggilan diangkat. Mode speaker diaktifkan. “Bagaimana? Apa kamu sudah selesai berpikir?”Jessie membalas, “Iya, aku sudah selesai berpikir. Bukannya kamu ingin menentangku? Aku akan terima tantanganmu.”Miya yang mulutnya ditempel selotip pun menggeleng sembari menangis. Namun, dia tidak bisa mengeluarkan kata-kata.Sissae pun tertawa. “Jangan-jangan kamu bakal bawa anggota kemari? Tapi semua itu juga bukan masalah. Asalkan kamu berani bawa ….” Sissae mengarahkan ponsel ke sisi kandang. Jessie dapat mendengar jelas suara gonggong anjing. “Aku akan kurung dia di dalam. Anjing Ma
Sissae tersenyum tipis. Tatapannya kelihatan tajam. “Kamu itu pelayan pribadi Jessie, ‘kan? Waktu itu, aku lihat kamu sangat perhatian sama dia. Tapi entah dia peduli sama hidup matinya kamu atau nggak.”Akhirnya Miya tahu maksud ucapan Sissae. Pikirannya seketika menjadi hampa. Rasa takut memenuhi pikirannya.Pada saat yang sama, baru saja Jessie berbaring di atas ranjang, dia pun dibangunkan oleh suara dering ponselnya.Jessie mengambil ponselnya. Ketika melihat ada panggilan masuk dari Miya, dia membangkitkan tubuhnya dengan perlahan, lalu mengangkat panggilan, “Halo, ada apa, Miya?”“Kamu nggak akan bisa menemukan Miya lagi. Kamu pasti nggak menyangka dia akan ada di tanganku, ‘kan?”Suara di ujung telepon bukan suara Miya, tetapi terdengar sangat familier bagi Jessie. Tiba-tiba Jessie kepikiran seseorang. “Kamu … Sissae?”“Iya, aku. Aku sudah bilang sebelumnya, aku pasti akan buat kalian menyesal. Kamu itu Jessie, ‘kan? Sekarang pelayanmu ada di tanganku. Kalau kamu peduli dengan
Di sisi lain, di Kediaman Menteri Dalam Negeri.Berhubung suaminya sedang diperiksa dan dihadapkan dengan hukuman penjara, istrinya sudah membeli tiket pesawat untuk terbang menuju Negara Fenderi. Dia berencana membawa putrinya untuk pergi bersembunyi ke luar negeri.Baru saja ibu dan anak itu keluar rumah, ada belasan mobil sedang berhenti di depan halaman. Raut wajah si wanita langsung berubah.Tidak lama kemudian, tampak beberapa pengawal berpakaian hitam berjalan menuruni mobil. “Nyonya, maaf, sepertinya kalian tidak bisa meninggalkan tempat ini.”Di dalam mobil, Jules yang sedang di perjalanan menerima panggilan dari pengawal. Ujung bibirnya melengkung ke atas. “Bagus! Selanjutnya saatnya membalikkan situasi.”Setelah panggilan diakhiri, pengawal yang duduk di bangku pengemudi juga menerima panggilan. Dia melaporkan kepada Jules dengan tersenyum, “Yang Mulia, Derrick sudah siuman!”“Ke rumah sakit!”Mobil langsung memutar arah melaju ke rumah sakit.Di dalam kamar pasien, Derrick
“Selain Menteri Dalam Negeri yang bersedia menanggung kesalahan, yang lain terus menyangkal, tidak bersedia untuk mengakui perbuatan mereka. Sepertinya Reyhan punya pegangan.”Jules menyipitkan matanya. Dia berpikir sejenak, lalu berkata, “Sepertinya kita hanya bisa mencari celah dari Menteri Dalam Negeri.”Sebab, Menteri Dalam Negeri adalah satu-satunya orang yang bersedia mengakui kesalahannya. Seharusnya ada aibnya di tangan Reyhan.Benn menepuk-nepuk pundak Reyhan. “Masih ada waktu tiga hari lagi. Semangat!”Usai berbicara, Benn membalikkan tubuhnya dan berjalan pergi.Jules berjalan ke luar ruang tahanan Menteri Dalam Negeri. Pria paruh baya yang duduk di dalam kelihatan sangat putus asa. Kelihatan sekali tidaklah enak untuk hidup dengan kehilangan kebebasan.Ketika melihat kedatangan Jules, dia tertegun sejenak, lalu mengalihkan pandangannya dan tidak berbicara.“Apa kamu benar-benar bersedia untuk memikul semua kesalahan ini?”Menteri Dalam Negeri menggertakkan giginya. “Aku tid
Benn melirik Sissae sekilas. “Semua ini perintah Yang Mulia Ratu. Apa Keluarga Taylor ingin melawan perintah? Atau Keluarga Taylor merasa kedudukan kalian lebih tinggi daripada Ratu? Jadi, kalian tidak menganggap keluarga kerajaan?”“Kamu ….”“Sissae.” Reyhan berdiri dengan perlahan, lalu menatap Benn dengan galak. “Tidak ada yang perlu aku takutkan. Aku akan ikut dengan kalian, tapi kalau terbukti aku difitnah, aku tidak akan membiarkan masalah ini begitu saja.”Benn tersenyum dan memiringkan sedikit tubuhnya. “Kalau begitu, mohon kerja samanya.”Reyhan mengibaskan tangannya, lalu meninggalkan ruang tamu. Pihak kepolisian juga mengikuti langkahnya.Saat melihat ayahnya dibawa pergi, kedua kaki Sissae terasa lemas. Dia langsung jatuh duduk di sofa. Ayahnya pasti tidak akan melakukan hal seperti itu! Ayahnya pasti telah difitnah! Pasti … pasti dia pelakunya! Jules!…Di Vila Laguna.Jules dan Jessie baru saja menuruni mobil. Tiba-tiba terdengar suara Sissae. “Jules!”Mereka berdua menol
Beberapa saat kemudian, Sissae tidak menghiraukan rasa sakit di wajahnya, segera menghubungi sang ibu. “Ibu, apa yang terjadi? Ada apa dengan Ayah?”Risella tidak tahu bagaimana menjelaskan masalah ini. Namun pada akhirnya, dia tetap memilih untuk berterus terang kepada putrinya.Setelah Sissae mengetahui kenyataan, langsung terlintas rasa takut di dalam matanya. Seandainya ayahnya benar-benar melakukan semua itu, bukannya Keluarga Taylor akan ….Tidak! Masalah ini tidak boleh terjadi!Kedudukan dan kekuasaan Keluarga Taylor adalah sumber kepercayaan diri Sissae! Bagaimana jika dia kehilangan semua yang dimilikinya saat ini? Tidak! Dia tidak akan mengizinkan dirinya kehilangan semuanya!Pada saat sama, Jules dan Jessie pergi menjenguk Derrick. Derrick masih belum ada tanda-tanda untuk siuman. Dokter memberi tahu bahwa cedera yang dialami Derrick terlalu parah. Bisa siuman atau tidak tergantung dengan nasibnya.Jessie memalingkan kepalanya melihat raut wajah serius Jules. Dia menggengga
Menteri Dalam Negeri tidak berbicara, seolah-olah sudah memahami semuanya ….Satu masalah belum selesai diatasi, datang lagi masalah baru. Ada lagi peretas anonim yang menyerang sistem keamanan kabinet hingga menyebabkan semua sistem lumpuh total. Kemudian, muncul tulisan dengan ukuran besar di situs web resmi.[ Selanjutnya adalah giliranmu. ]Peretas misterius ini membuat seluruh menteri dilanda kepanikan. Tidak lama kemudian, mereka menerima kabar bahwa Menteri Dalam Negeri telah menyerahkan diri ke polisi.Awalnya, mereka berpikir bahwa dengan mengorbankan satu orang, sisanya akan aman. Di luar dugaan, dua hari kemudian, peretas tersebut kembali mengungkap skandal menteri lainnya.Serangan itu terlihat seperti serangan terhadap menteri. Namun kenyataannya, semua menteri yang skandalnya terungkap memiliki hubungan transaksi dengan Keluarga Taylor.Di ruangan VIP kapal pesiar.Jerremy menutup layar tabletnya, lalu melihat ke sisi Jules. “Apa kamu yakin cara ini bisa menghancurkan tua
“Hujan terlalu lebat. Kami tidak bisa melihat wajah orang itu. Tapi, dari gerak-gerik mereka, sepertinya mereka itu preman.”Jules melihat ke sisi kamar pasien. Beberapa saat kemudian, dia berkata, “Kalian jaga dia dengan baik.”“Yang Mulia, tenang saja.”Jules meninggalkan rumah sakit, lalu memasuki mobil. Dia sungguh merasa geram. Saking geramnya, dia memukul setir mobil. Urat hijau kelihatan menonjol di punggung tangannya. Hanya saja, saat ini Jules semakin yakin lagi bahwa masalah ini berhubungan dengan pengurus rumah Keluarga Taylor.Namun sekarang Derrick belum siuman. Mereka tidak memiliki bukti untuk melaporkan masalah ini kepada pihak berwajib. …Beberapa hari kemudian, sebuah rekaman suara dipublikasikan oleh peretas. “Transaksi” Reyhan dan anggota menteri yang tidak diketahui orang-orang viral di internet dan menggemparkan semua orang.Mereka memang sudah menghabiskan banyak uang untuk menekan berita itu. Hanya saja, berita itu sudah dicetak di majalah dan juga sudah terjua