Share

Bab 1322

Author: Daun Jahe
Siswi berambut panjang berdiri di hadapan Lisa dan menatapnya dari atas. Dia berujar dengan sinis, "Kamu pikir bisa menjadi putri keluarga kaya hanya karena Jessie menganggapmu teman? Identitasmu sebagai orang miskin nggak akan pernah bisa berubah. Nggak ada salahnya menjadi orang miskin. Yang salah itu kamu nggak boleh pamer."

Lisa mengepalkan tangannya dengan erat. Siswi itu setengah berjongkok. Dia menarik pergelangan tangan Lisa dan melihat jam tangannya, lalu bertanya, "Lihat. Memangnya kamu pantas pakai jam tangan 40 juta? Kamu sangat berterima kasih pada Jessie, 'kan? Apa dia tahu temannya yang satu ini tukang pamer?"

Kedua pundak Lisa sudah gemetaran. Dia menunduk dan mengelak, "Aku bukan tukang pamer ...."

"Kamu masih berani bilang bukan tukang pamer?" Siswi itu berjalan mendekati Lisa sembari menambahkan, "Aku tahu rahasiamu."

Wajah Lisa sontak memucat.

"Yura!" teriak Jessie yang akhirnya tiba. Jessie melihat Yura menarik Lisa yang masih duduk di atas lantai. Lantaran tidak t
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1323

    Izza mengangguk. Kemudian, dia menyeret pria itu berdiri, lalu menendangnya ke dalam mobil tanpa belas kasihan.Di ruang privat Klub Garzia, beberapa pengawal menghajar pria itu habis-habisan. Berhubung kedua tangannya dibelenggu, dia sama sekali tidak bisa membalas. Para pengawal ini baru berhenti saat Claire tiba di sana.Claire duduk di sofa. Dia menatap pria yang terbaring dengan kondisi mengenaskan di lantai dan bertanya, "Kamu orang yang menabrak Lucy sampai mati, 'kan?"Melihat pria itu hanya diam, salah seorang pengawal lantas berkata, "Nyonya, orang ini sangat keras kepala. Bagaimana kalau kami menghajarnya lagi?""Biar dipukul sampai mati pun, dia nggak akan bicara. Kita nggak bisa pakai cara kekerasan saja," ujar Claire sambil tersenyum.Pengawal itu menggaruk kepalanya dan menyahut dengan canggung, "Nyonya benar juga."Claire berdiri, lalu menghampiri pria itu sambil berkata, "Listya ... ups salah, maksudku Sylvie. Sepertinya hubunganmu dengannya nggak sekadar berbasis untu

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1324

    Izza yang telah mengintai sejak lama pun mendapatkan mangsanya.Javier bertanya sambil memicingkan matanya, "Apa orang-orang sudah disiapkan?""Sudah. Semua sudah bersiaga di dekat pelabuhan, bandara, dan juga jalan perbatasan darat," sahut Roger.Javier melangkah keluar sambil berkata, "Kalau begitu, kita bergerak sekarang."Ketika mobil Listya mendekati area sekitar dermaga, dari kejauhan dia melihat beberapa mobil terparkir di dermaga. Dia segera menghentikan mobilnya, lalu menelepon seseorang. "Kalian di mana?" tanyanya.Orang di seberang telepon menjawab bahwa mereka masih di dalam perjalanan. Dia menambahkan bahwa ada pemeriksaan mobil di jalan.Listya memandang mobil-mobil di dermaga. Sorot matanya perlahan berubah muram. Katanya, "Nggak usah datang, kalian cari cara untuk menjauh dulu."Tanpa menunggu jawaban dari orang yang diteleponnya, Listya langsung mematikan panggilan dengan tegas. Dia melirik ke arah dermaga lagi, lalu segera melajukan mobilnya pergi.Di sisi lain, Clair

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1325

    Listya berkata, "Aku berterima kasih pada Sofie, kakakku yang berbaik hati memberiku kesempatan untuk bersekolah di Universitas Seni Toron. Tapi, dia sebenarnya meremehkanku dan takut aku akan mempermalukan dirinya. Jadi, dia selalu ikut campur dalam pendidikanku.""Setiap kali guru memujiku, yang disebutnya adalah nama Sofie. Aku membenci Sofie. Jadi, saat Rosy membakarnya hingga mati, aku merasa lega karena akhirnya bisa lepas dari bayang-bayangnya," tambah Listya.Hawa dingin menjalari punggung Claire saat dia mendengar kata-kata Listya. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu bertanya, "Apa maksudmu mengatakan semua ini?"Listya kembali tertawa dan berkata, "Kamu nggak tahu kenapa Rosy berhasil membunuh Sofie, 'kan? Orang yang tertidur nyenyak sekalipun akan bangun saat tersedak kabut asap. Kalian kira Rosy membunuhnya, baru menyalakan api, bukan? Asumsi kalian salah besar."Claire tercengang. Selama ini, mereka percaya bahwa Rosy membunuh Sofie, lalu sengaja membuat kebakaran untuk me

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1326

    Di sebuah sekolah swasta.Para siswa sekolah menengah berduyun-duyun keluar dari gedung sekolah. Mayoritas siswa di sekolah itu diantar jemput oleh keluarganya. Penampakan mobil mewah di luar area sekolah sudah bukan hal yang aneh.Lisa yang mengenakan pakaian Jessie berdiri di luar gerbang sekolah sambil menunggu temannya. Berhubung Jessie belum datang, dia mulai bergaya dan mengambil swafoto dengan ponselnya. Saat beberapa siswa meliriknya, Lisa segera menyimpan ponselnya dan menunduk malu.Beberapa siswa mengomentari pakaiannya, "Pakaiannya bagus juga, harganya pasti mahal.""Ada banyak orang kaya di sekolah ini, nggak heran kalau dia memakai pakaian bermerek."Lisa tahu mereka sedang mendiskusikan pakaiannya. Dia berpura-pura tidak mendengar, padahal hatinya sangat gembira."Lisa, mau ikut mobilku? Aku bisa mengantarmu pulang," ujar Jessie sambil menghampiri Lisa.Lisa sebenarnya ingin mengiakan, tetapi saat dia melihat tatapan Yura dan yang lainnya, dia langsung menunduk dan berka

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1327

    Javier merangkul Claire dan membawanya ke ruang kerja. Usai menutup pintu, dia berujar, "Sudah ada titik terang soal latar belakang Sylvie.""Benarkah?" tanya Claire setelah tertegun sejenak.Javier mengeluarkan sebuah dokumen dari laci dan menaruhnya di atas meja sambil berkata, "Ini berkat Jody."Mata Claire mengambil dokumen itu dan terkejut saat membaca hasil laporan tes DNA di dalamnya. Tingkat kecocokan gen Sylvie dan Rosy mencapai 95%."Mereka kakak beradik?" tanya Claire tidak percaya."Saudara tiri," sahut Javier dengan datar.Claire tiba-tiba teringat bagaimana Sylvie mendeskripsikan ibunya di telepon tadi. Ternyata ibu Sylvie dan Rosy adalah wanita Ronan!"Sylvie juga mengetahui hal ini," ujar Claire setelah menarik napas dalam-dalam. Sylvie tahu bahwa Rosy adalah saudara satu ayahnya.Javier melonggarkan dasinya dan berujar lagi, "Coba lihat tanggal laporannya."Claire membaca tanggal yang tertera di dokumen itu. Hasil tes DNA ini dilakukan beberapa tahun yang lalu, tepat k

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1328

    Wajah Lisa memucat. Kaki dan tangannya terasa sangat dingin. Wanita itu menyuruhnya mengajak Jessie bertemu. Namun, apa dia sanggup mengkhianati Jessie? Jessie itu temannya!Melihat kebimbangan di wajah Lisa, Sylvie pun melepaskannya. Kemudian, dia menegakkan tubuh dan berujar dingin, "Kalau kamu menolak, apa kamu mau mati menggantikannya?"Lisa yang ketakutan berkata dengan terisak-isak, "Ta ... tapi aku ....""Tapi apa? Pertemanan itu sesuatu yang sangat rapuh. Dia putri Keluarga Fernando, nyawanya lebih berharga darimu. Apa kamu pikir mati demi dia itu sepadan?" sela Sylvie.Sylvie berlutut, lalu membelai rambut Lisa dan melanjutkan, "Demi bertahan hidup, ada kalanya kita harus rela mengorbankan semuanya, termasuk teman.""Kalau kamu nggak tega mengorbankan temanmu, kamulah yang harus mati. Kamu mau hidup atau mati? Katakan!" bentak Sylvie sambil tiba-tiba menjambak rambut Lisa.Lisa kesakitan karena dijambak, tetapi dia tidak berani menangis dengan keras. Dia berkata, "Aku ... aku

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1329

    Mendengar ucapan Jessie, air mata Lisa akhirnya mengalir. Namun, sebelum dia bisa berkata lebih banyak, Sylvie langsung memutuskan panggilan.Sylvie menyerahkan ponsel Lisa pada pria yang duduk di kursi penumpang. Kemudian, dia menatap Lisa yang menangis sedih dan menepuk-nepuk pundaknya. Dia mengulum senyum dan berkata, "Nggak usah takut. Kalian teman, bukan? Biarpun kamu mengkhianatinya, dia pasti memaafkanmu."Tak lama kemudian, Jessie menerima telepon dari Lisa. Katanya, temannya itu sudah berada di area parkir luar sekolah.Ketika Jessie berlari menuju gerbang sekolah, dia tiba-tiba dihentikan oleh pengawalnya dan ditanya, "Nona mau ke mana?""Aku mau jemput temanku," ujar Jessie sambil mendorong pengawal itu.Namun, pengawal itu bersikeras menghalangi jalannya dan berkata, "Nona tidak boleh keluar. Tuan Javier bilang, Nona dan Tuan Muda tidak boleh keluar tanpa izin sebelum jam pulang sekolah.""Apa maksudnya? Aku cuma mau keluar sebentar buat jemput temanku. Dia terlambat dan ta

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1330

    Claire berdiri dan berujar pada polisi itu, "Terima kasih atas kerja keras kalian.""Sama-sama. Justru Bu Claire yang berjasa dalam membujuk pelaku untuk menyerahkan diri," sahut si polisi.Claire tersenyum. Daripada disebut membujuk pria itu menyerahkan diri, sebenarnya lebih tepat jika disebut mengancam. Pria ini sangat setia pada Sylvie. Dia bahkan memilih untuk menanggung semua tuduhan daripada harus melibatkan Sylvie.Setelah meninggalkan kantor polisi, Claire mengirim pesan pada Riandy. Bagaimanapun, dia sudah berjanji pada pamannya untuk menyampaikan hasilnya padanya. Di dalam mobil, ponsel Claire berdering. Sorot matanya berubah kelam saat melihat identitas penelepon. Dia menekan tombol jawab, tetapi tidak mengatakan apa-apa.Sylvie berkata sambil mengulum senyum, "Claire, kamu pasti senang karena anak-anakmu baik-baik saja.""Sebenarnya apa yang kamu inginkan?" tanya Claire dengan tenang."Jangan kira karena aku nggak bisa minggat, kalian bisa memaksaku untuk menyerah. Claire,

Latest chapter

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2767

    Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2766

    Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2765

    Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2764

    Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2763

    Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2762

    Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2761

    Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2760

    Menjelang malam, di Kompleks Amara.Jessie sedang berkemas di kamarnya, menyiapkan barang-barang untuk perjalanan, termasuk panduan perjalanan darat serta berbagai perlengkapan yang mungkin dibutuhkan.Jules baru saja selesai mandi dan keluar dari kamar mandi. Melihat Jessie yang begitu serius mencari informasi tentang perjalanan, dia tidak bisa menahan tawanya. “Kita hanya pergi jalan-jalan, kenapa seperti mau pindah rumah saja?”“Barang cewek memang banyak! Mulai dari kosmetik, perawatan wajah, perlengkapan sehari-hari, camilan, oh ya, juga kamera, drone, dan payung. Semua sudah aku bawa!”Jules menyipitkan mata. “Bawa payung juga?”Jessie mengangkat kepala untuk melihat Jules, lalu berkata dengan serius, “Bagaimana kalau turun hujan? Bukannya akan terasa canggung?”Jules merasa tidak berdaya.Dua koper besar dan satu koper kecil sudah selesai dikemas. Jessie berdiri dan menatap barang bawaannya. Sepertinya memang agak berlebihan. Dia pun menggaruk pipinya sambil berkata, “Sepertinya

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2759

    Jodhiva menggenggam tangannya. “Kita bicarakan nanti.”Claire melihat ke sisi Jessie dan Jules. “Jody dan Jerry sudah mengadakan resepsi pernikahan. Bagaimana dengan kalian?”Jessie membalas, “Kata Kak Jules, cocoknya di tanggal 9 September. Karena cuaca di awal bulan September nggak tergolong dingin, cuaca di siang hari tergolong hangat. Kalau malam, cuaca akan terasa dingin.”Ariel merasa syok. “Cuaca bulan September di sini masih panas? Nggak, biasanya di Pulau Persia, bulan September itu musim panas.”Jessie tersenyum. “Musim dingin di Pulau Persia sama seperti musim gugur di sini. Kalau kamu tidak suka musim salju, kamu bisa kembali ke Pulau Persia.”Steven meletakkan cangkir tehnya sembari berpikir sejenak. “Tanggal 9 September. Bukannya hanya tersisa 13 hari saja? Cepat juga.”Claire mengangguk dengan tersenyum. “Cukup cepat juga.”Jodhiva melihat ke sisi Jules. “Pernikahan keluarga kerajaan pasti meriah?”Jules merangkul pundak Jessie. “Tentu saja. Pada saat itu, pernikahan aka

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status