Share

Bab 707

Author: Imgnmln
last update Last Updated: 2024-11-26 23:09:18

​Melihat pedang Aruna di tangannya, Vito tertawa terbahak-bahak, dia tidak menyangka pedang Aruna itu bisa beresonansi dengan penggunanya.

Fletch yang melihat dari samping, tatapannya menunjukkan rasa iri. Sepertinya, pedang Aruna ini jauh lebih baik daripada pedang miliknya.

“Sekarang aku sudah memberikan pedang itu kepadamu, apa kamu bisa untuk tidak membunuhku?” Nathan bertanya kepada Vito yang sedang tertawa terbahak-bahak.

“Tidak membunuhmu?” Vito mencibir. “Kalau tidak membunuhmu, bagaimana aku bisa menghadapi arwah putraku yang ada di surga? Kamu harus pergi ke neraka untuk menjaga makam putraku!”

Setelah Vito berbicara, dia mengibaskan pedang Aruna di tangannya, dan mengerahkan banyak energi ke pedang Aruna, nyala api tua mulai muncul di pedang Aruna.

“Ternyata kamu juga seorang kultivator jahat, pantas saja perkataanmu tidak bisa dipercaya!” Nathan menatap Vito yang mengangkat pedang Aruna, dia tidak mengelak, raut wajahnya terlihat tenang.

Vito tidak mengatakan apapun,
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 708

    Nathan merasakan organ dalamnya terbalik sesaat, namun akhirnya dia menahannya dan perlahan bangkit berdiri. Meskipun pukulan itu mengguncang organ dalam Nathan, tapi tubuhnya tidak mengalami cedera apapun, karena tubuh fisik Nathan yang kuat sudah sebanding dengan besi.Melihat Nathan tiba-tiba bangkit berdiri, dan tidak mengalami cedera di tubuhnya, bahkan jejak tangannya tidak meninggalkan bekas sama sekali, membuat Vito sedikit tercengang.“Tidak disangka, tubuhmu begitu kuat,” setelah Vito selesai bicara, dia meraih dengan tangannya dan pedang raksasa yang terbentuk dari kabut hitam muncul di tangannya.Klang!Vito tidak bergerak, tapi pedang raksasa di tangannya mulai berubah menjadi besar dan menebas ke arah Nathan.Raut wajah Nathan berubah, dia juga memegang pedang Aruna di tangannya dan tiba-tiba mengangkatnya, lalu kedua pedang itu bertabrakan dengan ganas.BAAM!Sreeet!Ada semburan ledakan yang dahsyat, pedang Vito menebas bahu Nathan dengan keras. Tubuh Nathan seperti di

    Last Updated : 2024-11-28
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 709

    “Kamu bunuh diri saja, di hadapanku kamu tidak memiliki peluang untuk menan!” Vito berkata dengan dingin.Setelah beberapa kali bertarung, Vito tahu kalau energi di dalam tubuh Nathan sudah kosong sejak tadi, dan dia sudah tidak memiliki kemampuan untuk melawannya.Nathan menggertakkan giginya, lalu menggunakan pedang Aruna untuk menopang tubuhnya, dia menatap erat pada Vito, dia tidak akan bunuh diri.Srrrrr …..Tiba-tiba terdengar suara desiran, dan gelombang kekuatan spiritual di dalam pedang Aruna terus mengalir ke dalam tubuh Nathan. Dia tercengang, seketika dia menjadi sangat gembira, dia tidak menyangka pedang Aruna akan memberinya kekuatan spiritual.Saat dia sedang berkultivasi di villa Ascalon, hampir satu gerbong energi spiritual dari Batu Spiritual disedot oleh pedang Aruna. Saat itu Nathan mengeluh, tapi tidak disangka, dalam keadaan kritis seperti ini pedang Aruna akan memberikan kekuatan spiritual kepada Nathan.“Kamu masih ingin bertarung denganku?” Vito melihat Nathan

    Last Updated : 2024-11-28
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 710

    “Sienna, kamu jangan tidur, jangan tidur!”Melihat mata Sienna perlahan menutup, Nathan berteriak dengan tergesa-gesa. Tapi bagaimanapun Nathan berteriak, sepasang mata Sienna pada akhirnya tertutup perlahan. Melihat Sienna yang sudah tidak bernafas, tubuh Nathan sedikit gemetar.Ini adalah orang pertama yang mati demi dirinya, kemarahan di hati Nathan membara.“Aaaaarrrgghhhh!”Nathan mengangkat kepalanya ke belakang dan meraung, sepasang matanya memerah. Dan raungan kemarahan Nathan, tidak terdengar seperti raungan manusia di telinga orang lain.Suara ini dapat didengar dengan jelas oleh semua orang dalam radius ratusan kilo meter. Sedangkan Ryzen dan yang lainnya yang ada di lokasi segera menutupi telinga mereka dengan sepasang tangannya, ekspresi mereka menunjukkan rasa sakit yang luar biasa.Bahkan Vito juga kaget saat mendengar suara itu, tubuhnya terus mundur.Nathan perlahan meletakkan Sienna di atas tanah dan menatap Vito yang ada di depannya, di depan dada Nathan seberkas ca

    Last Updated : 2024-11-28
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 711

    Nathan seolah tidak melihat serangan Fletch, teknik kijutsu berputar dengan cepat, dan energi spiritual di dalam tubuhnya pulih dengan cepat. Dan tubuh Nathan mulai perlahan-lahan pulih, cahaya keemasan yang samar masih terlihat berkedip-kedip di kulitnya.BANG!Fletch menikam dada Nathan dengan pedang, namun terdengar suara nyaring seperti ada plat besi yang tertusuk. Fletch tercengang sejenak, lalu kekuatan di tangannya sedikit bertambah.Sreek!Pedang di tangan Fletch menyayat kulit Nathan, dan tetesan darah segar mengalir sepanjang pedangnya.“Hahaha …. Sekuat apapun tubuhmu, tidak akan sanggup menahan sayatan pedangku!” Melihat Nathan terluka, Fletch mulai tertawa terbahak-bahak.Saat ini Nathan terjerat dan tidak memiliki kesempatan untuk melawan, jadi Fletch juga mengendurkan kewaspadaannya dan berencana meningkatkan sedikit kekuatannya.Hwoossshh!Saat Fletch berencana meningkatkan kekuatannya dan menikam Nathan dengan pedang, tiba-tiba seberkas cahaya dingin melintas di depan

    Last Updated : 2024-11-28
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 712

    “Kamu!” wajah Vito memerah lalu memucat, dia menatap Nathan di hadapannya, tatapan matanya penuh amarah. “Hari ini aku harus membunuhnya, untuk membalaskan dendam putraku! Setelah aku membunuhnya, aku akan mengantarkan hadiah besar ke Saibu Care untuk menebus kesalahanku!” setelah Vito selesai bicara, dia tiba-tiba mengayunkan kekuatannya ke arah Nathan dan kekuatannya meningkat.Melihat Nathan yang sudah hampir mati, Vito mana mungkin menyerah dengan mudah?Herold melihat Vito yang berani menyerang di depan wajahnya, seketika raut wajahnya berubah menjadi dingin.“Apakah kau ingin menjadi musuh Saibu Care?” Setelah Herold selesai bicara, dia melambaikan tangannya dengan santai dan aura yang tidak terlihat menyelimuti Nathan, kekuatan Vito yang kuat menghilang tanpa jejak setelah bersentuhan dengan aura Herold.Vito menggertakkan giginya. “Formasi!” Atas perintahnya, bawahan Vito yang membawa pedang di belakang tubuhnya segera membentuk formasi.“Tetua Herold, hari ini aku harus membu

    Last Updated : 2024-11-28
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 713

    “Oh, ini hadiah dari seorang teman,” Nathan berkata, lalu menembakkan kekuatan spiritual ke dalam botol porselen alkemis, dan botol porselen alkemis itu kembali berubah menjadi seukuran telapak tangan dan kembali ke tangan Nathan.Nathan tidak ingin Herold mengetahui kalau ini adalah botol porselen alkemis, karena botol porselen alkemis adalah artefak kuno dan merupakan senjata alkimia. Kalau Herold sampai mengetahuinya dan memiliki niat jahat, apa yang harus dia lakukan?Meskipun Herold sudah menyelamatkan Nathan, tapi di bawah godaan besar, hati orang bisa berubah, Nathan harus bersikap waspada. Setelah menyimpan botol porselen alkemis, Nathan menatap Sienna yang tergeletak di atas tanah, matanya seketika menjadi lembab.Tidak peduli apakah dia menyukai Sienna atau tidak, apakah kedua orang itu memiliki perasaan atau tidak, bagaimanapun Sienna mati karena menyelamatkan dia, Nathan merasa sangat sakit hati. Nathan berjalan perlahan ke sisi Sienna dan berjongkok untuk mengangkat tubuh

    Last Updated : 2024-11-28
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 714

    Melihat kemarahan Hudson, Vito tersenyum dalam hati lalu berkata. “Tuan Hudson, tidak sulit untuk membunuh Nathan, meskipun anak itu memiliki sedikit kemampuan, bisa membunuh Donovan, tapi bagiku untuk membunuhnya hanya semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi, kalau Tuan Hudson juga turun tangan, hanya saja anak itu dibawa pergi oleh orang dari Saibu Care, mungkin dia bersembunyi di Saibu Care. Kurasa, cukup sulit jika kita ingin membunuhnya sekarang.”“Lalu kenapa kalau dia bersembunyi di Saibu Care, dia harus membayar harganya karena sudah membunuh pewarisku! Walau dia bersembunyi di Saibu Care, aku juga pasti akan membunuhnya!” Sepasang mata Hudson penuh dengan amarah, saat ini dia tidak peduli dengan Saibu Care atau apapun itu.“Tuan Hudson, Nathan sudah membunuh putraku, hari ini dia juga membunuh murid yang paling kamu banggakan, Minoan bersedia pergi bersama Qahwa menuju Saibu Care untuk mencabut nyawa bocah itu!” Vito berkata dengan bersemangat.Sekarang keduanya sudah ber

    Last Updated : 2024-11-29
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 715

    Nathan melihat dan menemukan di depannya hanya ada kabut, sama sekali tidak terlihat apapun, tapi saat kesadaran spiritual Nathan menyebar, dia segera menyadari kalau di depannya memang ada sebuah pintu masuk desa, dan ada empat orang yang sedang berjaga di depan pintu desa itu. Di tempat seperti ini, walau tidak ada orang yang berjaga, tanpa orang dari Saibu Care yang memimpin jalan sepertinya akan sulit ditemukan, tempat ini seperti surga.“Memang tempat yang bagus, tapi kabut ini sedikit berlebihan,” Nathan berkata lalu menjentikkan jarinya, sebuah kekuatan spiritual seketika menghantam batu besar yang ada di sampingnya.Tiba-tiba batu itu memancarkan cahaya berkedip, dan kabut di depannya menghilang dengan kecepatan yang terlihat dengan mata telanjang, lalu akhirnya menghilang tanpa jejak.Pintu masuk Saibu Care terlihat, setelah empat orang yang berjaga melihat Herold, mereka bergegas mendekat dan berlutut dengan satu kakinya. “Selamat datang kembali, Tetua!”Herold sama sekali t

    Last Updated : 2024-11-29

Latest chapter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 869

    “Katana badai!”Katana itu terus bersinar dengan cahaya yang terang. Squala yang memegang katana di tangannya bersatu dengan katananya di udara, dan seluruh tubuhnya seolah berubah menjadi katana yang menikam tepat ke arah jantung Nathan.BAAAM!Aura di tubuh Nathan seketika meningkat. Nathan lalu membalik tangannya dan langsung menekan katana Squala. Gelombang besar kekuatan spiritual keluar dari tubuh Nathan, melewati katana Squala lalu menghantam dada Squala dengan keras.Squala mendarat dengan goyah dan mundur dua langkah. Namun hal ini membuat Squala semakin marah. Setelah itu, Squala langsung mengarahkan teknik ketiga miliknya.Nathan mengubah telapak tangannya menjadi sebuah pedang cahaya, dan sebuah cahaya keemasan yang tampak hendak membelah langit dan bumi muncul. Cahaya keemasan ini membuat raut wajah Squala berubah.“Aarrghhh! Sialan!” Setelah berteriak keras, cahaya putih terang melesat di matanya. Katananya diangkat melewati kepalanya dan seluruh kekuatan spiritualnya be

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 868

    “Karena kamu begitu percaya diri, maka rasakanlah kematianmu!” Setelah berbicara, pedang Aruna di tangan Nathan tiba-tiba menghilang. Sementara di telapak tangan Nathan, dua nyala api berwarna biru muncul dan mulai menari-nari. Nathan menjentikkan jarinya dan nyala api itu mulai membakar sekelilingnya.Api tersebut mengelilingi Nathan dan Squala. Di bagian tengah, kobaran api bersinar sangat terang, membuat mata orang yang berada di bawah arena mustahil melihat apa yang terjadi di tengah kobaran api karena sinarnya yang begitu menyilaukan.Squala mengernyitkan keningnya, lalu menghunuskan katananya ke arah Nathan. Empat sosok Squala yang sama persis menikam Nathan dan empat arah Nathan sudah diblokir. Nathan tidak bisa menghindar, dia hanya bisa memilih satu arah untuk menghindar, namun jika dia memilih yang salah, maka dia akan dikalahkan. Namun, dalam menghadapi serangan Squala, Nathan tidak memilih untuk melawan. Sebaliknya, dia bergumam dan kobaran api berwarna biru itu tiba-tiba

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 867

    Berhadapan dengan pedang Nathan, Squala sudah kehilangan kesombongan dan penghinaannya. Dia langsung meraih gagang katananya sendiri dan menyentakkannya dengan ganas.Krek!Katana Squala bagaikan bintang jatuh, seketika keluar dari sarungnya, bilahnya yang tipis mengeluarkan hawa dingin yang menakutkan.Klang!Suara memekakkan telinga terdengar, katana yang tipis dan pedang Aruna berbenturan keras.Saat dua besi tajam nan runcing itu saling berbenturan, Nathan dan Squala sama-sama mundur dan menciptakan jarak di antara mereka. Benturan itu memberikan gambaran kepada mereka tentang kekuatan satu sama lain, dan pergelangan kedua orang masih terasa sakit.Raut wajah Squala terlihat serius, sepasang tangannya menggenggam gagang katananya dan aura di tubuhnya mulai berubah. “Ternyata kamu bukan seorang penguasa Ingras. Masih muda tapi sudah tahu bagaimana cara menyembunyikan kekuatan, penuh perhitungan. Sepertinya hari ini aku tidak boleh membiarkanmu,” kata Squala.Setelah Squala selesai

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 866

    Sudut mulut Nathan terangkat saat menghadapi kekuatan batin yang begitu kuat. Semburan cahaya keemasan tiba-tiba muncul di sekujur tubuhnya, dan Nathan seketika terbungkus oleh cahaya keemasan itu bagaikan ulat kepompong.“Huh!” Raut wajah Squala sedikit berubah saat melihat perubahan pada Nathan. Seseorang dengan kekuatan penguasa Ingras, bagaimana mungkin bisa mengeluarkan aura yang begitu menakutkan dari tubuhnya?Tidak lama kemudian, sebuah energi yang bagaikan bilah pisau tajam menghantam tubuh Nathan.BRAK!BRAK!BRAK!Suara logam yang berbenturan terdengar, energi yang menghantam tubuh Nathan meledak dalam bentuk bola api dan akhirnya menghilang. Energi yang begitu menakutkan itu gagal menembus pertahanan Nathan dan tidak bisa melukainya.‘B-bagaimana mungkin?’ raut wajahnya terlihat muram, hati Squala dipenuhi dengan keterkejutan.Yarke, yang berada di bawah arena juga sama terkejutnya. Dia awalnya mengira Nathan naik ke atas arena untuk mengantarkan nyawanya, tapi adegan di

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 865

    Tidak lama kemudian, Erya terengah-engah, tenaganya terkuras, dan bulu coklatnya perlahan memudar. Matanya juga kembali ke warna aslinya. Erya kembali ke bentuk semulanya, saat ini aura di tubuhnya tidak cukup untuk melanjutkan transformasinya.Melihat penampilan Erya, tiga bayangan Squala langsung menyatu dan berdiri di depan Erya. Katana panjang di tangannya diletakkan tepat di leher Erya. Saat ini, hanya dengan lambaian pelan dari Squala akan membuat tubuh Erya terbelah. Namun, alih-alih membunuh Erya, Squala malah mengayunkan katananya dan bekas sayatan langsung muncul di tubuh Erya.Tidak lama kemudian, bekas sayatan-sayatan itu membentuk tanda di dada Erya. Meskipun Squala tidak membunuh Erya, tindakan ini lebih menghina.“Aku akan membunuhmu!” Erya yang melihat dadanya berlumuran darah meraung marah dan menerjang ke arah Squala. Namun, Squala langsung menendangnya keluar dari arena.Bugh!“Kalau bukan karena kamu adalah orang dari Negara Wilom, aku pasti sudah membunuhmu sejak

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 864

    Menghadapi Erya, Squala tidak sesantai saat dia berhadapan dengan Fangky, dia mengeluarkan sebuah pedang katana yang panjang. Seorang master wing chun menggunakan pedang?“Apa?! Dia menggunakan pedang?”“Apakah aku tidak salah melihat?!”“Seroang master wing chun bisa menggunakan pedang!”Orang-orang yang melihat itu berseru kaget dengan tatapan wajah yang tidak percaya. Katananya yang bagaikan daun willow bersinar dengan cahaya dingin, seperti sayap jangkrik yang tipis. Setiap ayunan katananya bagaikan sambaran petir.Erya mengandalkan ukuran tubuhnya dan tinjunya yang bagaikan besi, tidak takut dengan katana di tangan Squala. Dia langsung menggunakan sepasang tinjunya untuk melawan katana Squala.Klang!Klang!Klang!Setelah suara benturan, tinju Erya tidak terluka sama sekali. Meskipun keduanya tidak jauh lebih baik satu sama lain, hanya saja Erya jelas merupakan petarung yang lebih baik menggunakan tinjunya untuk melawan katana Squala.“Apakah kamu melihatnya? Tangan besi Erya tid

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 863

    Squala bukan tidak melakukan apa-apa. Gerakannya yang tiba-tiba itu ternyata menyerang Fangky dengan tangan kosong, kecepatannya bahkan tidak terlihat dengan mata telanjang. Hanya saja kecepatannya begitu tinggi sehingga tidak banyak orang yang bisa melihat gerakan Squala.Tapak Buddha yang ada di depan Squala mulai menghilang, sedangkan Fangky menatap Squala dengan keterkejutan. Keduanya hanya berjarak setengah meter, namun tidak ada yang bergerak.Bruk!Angin berhembus, dan tubuh Fangky tiba-tiba ambruk di atas arena.Saat tubuh Fangky ambruk, darah segar menyembur keluar dari tubuhnya mengalir dengan deras, memenuhi arena dengan darah. Di atas tubuh Fangky terlihat belasan lubang darah, seluruh tubuhnya sudah seperti sarang lebah. Mata Fangky membelalak, dia mati dengan enggan.“Memberi kesempatan padamu untuk turun dari arena, tapi kamu tidak menghargainya. Jangan salahkan aku!” ujar Squala dengan angkuh, melihat mayat Fangky.Semua yang menyaksikan pemandangan ini kaget. Kekuatan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 862

    Saat ini, semua perwakilan di atas panggung sudah mengundi, dan waktunya untuk memulai pertarungan. Seorang pria pendek berkulit gelap melompat dan mendarat di atas arena. Saat pria pendek itu mendarat, seorang pria berjanggut dengan sorban melilit di kepalanya berjalan ke atas arena dengan santai. Kedua pria itu saling memberi hormat tanpa mengatakan apa-apa, tapi aura yang terpancar dari tubuh keduanya langsung bertabrakan.Satu pukulan itu begitu ganas dan tak terduga, kecepatannya menimbulkan suara deru angin yang memekakkan telinga—jelas kekuatan dari satu pukulan ini tidak biasa.“Tuan Nathan, orang yang melayangkan tinjunya ini adalah Fangky, seorang ahli bela diri dari Negara Nimaria. Dia sudah berlatih sejak kecil. Kecepatannya luar biasa, dan serangannya sangat ganas,” jelas Milan kepada Nathan.Namun, Nathan tidak memperdulikannya. Meskipun pukulan Fangky begitu ganas dan kecepatannya luar biasa, bagi Nathan, itu masih belum cukup. Bahkan jika Nathan berdiri diam tidak berg

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 861

    Tidak lama kemudian, seorang pembawa acara mengenakan setelan bela diri dan memegang mikrofon berjalan masuk ke arena.“Hadirin sekalian, hari ini adalah kompetisi yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali. Tujuan turnamen ini adalah untuk memungkinkan negara-negara bertukar pengalaman dalam bela diri. Intinya, sebaiknya tidak ada yang terluka. Selain itu, atas saran dari tim perwakilan Negara Solara, kami menambahkan kompetisi tim untuk tahun ini!”“Aturan kompetisi tim sangat sederhana. Kami akan menempatkan anggota tim di sebuah pulau kecil, dan meletakkan bendera kompetisi di sana. Tim yang pertama kali mendapatkan bendera dan kembali dengan selamat akan menjadi pemenangnya.”“Tim lain boleh merebut bendera kompetisi. Tidak ada aturan yang mengikat. Tidak peduli bagaimana cara mendapatkan bendera, selama bisa membawa kembali bendera tersebut, maka akan dianggap sebagai pemenang.”“Namun, kita harus mementingkan persahabatan terlebih dahulu. Kompetisi adalah hal nomor dua. Seba

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status