Setelah itu, Herold menceritakan sejarah Saibu Care kepada Nathan, Nathan baru tahu kalau Saibu Care ternyata tidak se misterius dan menakutkan seperti yang dirumorkan di luar. Sebenarnya, dulu Saibu Care terbentuk dari beberapa penduduk desa yang melarikan diri dari perang dan menemukan sebuah desa di tempat ini, jadi mereka menetap di sini, dan hidup tanpa perselisihan.Meskipun disini tersembunyi, tapi tidak sepenuhnya terputus dari dunia luar, lambat laun beberapa master bela diri yang bosan dengan dunia, para ahli sirhir, juga datang kemari untuk menetap. Segera, beberapa orang di sini belajar seni bela diri, dan beberapa orang belajar sihir. Sedangkan formasi sihir yang ada di dalam Saibu Care sudah ditata sejak saat itu, dan sudah melewati masa ratusan tahun.Sedangkan seratus tahun yang lalu, seorang lelaki tua datang ke tempat ini, lelaki tua itu memiliki keterampilan medis yang sangat baik, bisa menyembuhkan penyakit orang-orang di desa, dan bisa alkimia. Sehingga bisa memp
“Tuan Herold, apakah kamu sudah mengundang ahli yang kamu katakan? Kalau bisa membantu kita meramu obat itu, pemimpin Saibu Care pasti akan sangat senang!” Salah satu lelaki tua yang mengenakan jubah hitam bertanya.Orang ini juga merupakan Tetua di Saibu Care, dia berada di urutan ketiga, orang yang bisa muncul di sini, tidak satupun memiliki posisi di bawah posisi Tetua.“Weston, sebaiknya kita lihat dulu bagaimana cara menyelamatkan nyawa gadis ini,” Herold menyingkir, Nathan yang sedang menggendong Sienna muncul di hadapan beberapa orang ini.Beberapa Tetua itu tercengang, dan menatap Nathan dengan heran. “Tuan Herold, ini adalah Aula Pengobatan, selain kita dan pemimpin Saibu Care, tidak ada orang yang diizinkan masuk kemari, kenapa kamu malah membawa orang luar masuk kesini?”“Jangan bicarakan ini dulu, nanti aku akan menjelaskan kepada kalian, mari lihat apakah kita bisa menyelamatkan nyawa gadis ini atau tidak terlebih dahulu!” Herold berkata dengan sedikit cemas.Dia tahu, as
“Yang Weston katakan benar, anak ini masih sangat muda, mana mungkin bisa meramu obat evoring dan sehebat yang kamu katakan, apakah kedua orang ini kerabatmu, jadi kamu sengaja berkata seperti itu?” Lio juga menatap Herold dengan tidak percaya.“Kalau kalian tidak percaya, aku akan meminta Tuan Nathan untuk meramu sebutir obat evoring langsung di hadapan kalian! Kapan aku pernah berbohong kepada kalian?!” Herold sangat marah saat melihat orang-orang ini tidak mempercayainya.“Tuan Herold ….” Nathan bergegas memanggil Herold. “Maaf, aku tidak bisa meramu obat evoring yang kamu sebutkan, aku hanya bisa meramu beberapa obat-obat biasa seperti obat kesehatan, obat penambah tenaga dan sejenisnya.”Nathan tidak memiliki kemampuan untuk meramu obat evoring, saat itu Herold melihat obat evoring yang ada pada dirinya dan mengira dia yang meramu pil itu, sebenarnya itu diberikan oleh Zephir kepada Nathan. Meskipun dia sudah mendapatkan botol porselen alkemis, tapi Nathan belum pernah menggunaka
Setelah tinggal di Saibu Care, Guyton membawakan Nathan makanan tiga kali sehari, sedangkan Nathan juga tidak keluar dari kamar, karena dia adalah orang luar. Kalau dia berkeliaran di Saibu Care dengan gegabah, mungkin akan menimbulkan kesalahpahaman. Tapi berada di dalam kamar sendirian juga sangat membosankan, Nathan mengingat botol porselen alkemis jadi dia mengeluarkan botol porselen alkemis dan memasukkan kekuatan spiritual ke dalamnya, lalu bentuk botol porselen alkemis kembali berubah menjadi besar.Melihat botol porselen alkemis yang seukuran dengan tinggi manusia, Nathan melompat dan duduk di depan botol porselen alkemis itu. Sejumlah besar energi spiritual muncul dari dalam botol porselen alkemis, lalu disedot ke dalam tubuh Nathan dengan cepat.Setelah satu malam bermeditasi di depan botol porselen itu.Tiba-tiba cahaya menjulang ke atas cakrawala, menyinari seluruh dasar desa Saibu Care, lalu cahaya kuat itu meredup dan akhirnya menghilang.Semua orang di Saibu Care bertan
Setelah berjalan beberapa saat, sudah sulit untuk menemukan orang lagi, sedangkan saat ini masih belum mencapai ujung desa. Saat dilihat sekilas, sepertinya ada jalan tidak berujung di belakang, namun puncak gunung di kedua sisi tampak sama persis, seolah terpantul di cermin. “Tuan Nathan, tidak pernah ada orang yang berjalan hingga ke ujung jalan ini, tidak ada orang yang tahu dimana ujungnya, aku pernah berjalan sehari semalam karena penasaran, tapi ternyata jalan di depan tidak ada akhirnya,” Guyton menunjuk ke jalan yang ada di depannya dan sambil berkata. “Tidak ada akhirnya? Bagaimana bisa ada tempat seperti itu?” Nathan merasa sedikit tidak percaya. “Kalau Tuan Nathan tidak percaya, aku bisa membawamu berjalan beberapa meter lagi,” sambil berkata, Guyton memusatkan energinya pada kakinya, dan kecepatannya meningkat dalam sekejap. Nathan yang melihat itu juga menarik nafasnya dan ikut bersama. Saat ini, kecepatan kedua orang itu sudah sangat cepat, kalau ini terlihat di jala
Nathan menggelengkan kepalanya. “Kamu masih belum melewatinya, sekarang kalau kamu berjalan maju, pemandangannya masih akan tetap sama, kalau kamu benar-benar sudah melewati perisai ini, mungkin akan tiba di tempat lain. Kamu tidak mengerti hal ini, aku juga tidak dapat menjelaskannya dengan rinci kepadamu, ini seperti ruang tiga dimensi, melewati tembok ini sama artinya dengan memasuki dimensi lain.” “Dimensi lain?” Guyton berseru. “Tuan Nathan, meskipun aku tahu beberapa formasi sihir sangat aneh, kurasa …. apa yang kamu katakan itu terlalu tidak masuk akal. Bagaimana mungkin ada formasi sihir seperti itu?” Guyton sama sekali tidak percaya, tapi saat ini Nathan tidak mengatakan apapun, dia perlahan mendorong tangannya ke arah dinding. Perlahan-lahan tangan Nathan melewatinya, sedangkan saat ini, dalam pandangan Guyton, Nathan tiba-tiba kehilangan tangannya. Mata Guyton membelalak. “Tuan Nathan, tanganmu, kenapa tanganmu menghilang?” Nathan menatap tubuhnya sendiri, alih-alih pan
Nathan berjalan masuk ke dalam gua, melihat gua itu sangat gelap dan lembab, dinding batunya juga tertutup oleh lumut, dan ada tumpukan batu-batu yang tidak beraturan bentuknya dimana-mana. Jelas, hal ini menunjukkan ada seseorang yang pernah tinggal di sini. Dengan cahaya dari bola api itu, Nathan perlahan berjalan masuk ke dalam, setelah berjalan lebih dari dua puluh meter, gua mulai menjadi kering dan tiba-tiba di bagian depan terbuka dan sebuah aula seluas puluhan meter persegi muncul. Di tengah aula itu terdapat sebuah meja, dan ada sebuah lilin di atasnya tapi lilin itu sudah lama padam. Saat melihat ke samping aula, terlihat beberapa barang kebutuhan sehari-hari, tapi benda-benda itu diselimuti oleh debu yang tebal. Saat Nathan mengalihkan pandangannya ke sisi lain, Nathan terkejut, dia melihat seorang lelaki tua yang kurus dengan wajah yang sudah berkeriput sedang duduk bersila di atas bangku yang terbuat dari batu. Mata lelaki tua itu sedikit terpejam, tidak bergerak, jangg
“Tuan Nathan!” setelah Guyton melihat Nathan, dia segera berteriak.“Guyton, bagaimana kamu bisa masuk kemari?” Nathan sedikit bingung. 'Bagaimana dia bisa masuk ke dalam ruang yang terkunci oleh penghalang?’“Aku juga tidak tahu, aku hanya terus berjalan lalu menemukanmu,” Guyton juga berkata dengan bingung.Nathan menggunakan kesadaran spiritual untuk menyelidiki, dan menyadari kalau tembok yang tadinya ada sudah tidak ada lagi, mungkin karena dia masuk ke dalam gua itu. Tapi Nathan tidak mengatakan apapun, dan berjalan kembali dengan Guyton.“Tuan Nathan, apakah kamu menemukan sesuatu di sini? Apakah ada benda pusaka?” Guyton tidak bodoh, dia tahu kalau seseorang membuat formasi sihir di sini, pasti untuk melindungi sesuatu dan mencegah orang masuk begitu saja.“Tidak ada apapun!” Nathan menggelengkan kepalanya.Guyton melirik Nathan sekilas, pakaiannya yang tipis itu benar-benar tidak bisa menyembunyikan apapun. Guyton yang penuh keraguan mulai berjalan kembali dengan Nathan.Sebe
Nathan kini mulai mengagumi pemilik kapal pesiar mewah itu dengan tatapan kagum. Rombongan mereka dipandu oleh pelayan, hingga tiba di lokasi pelelangan yang sudah dipadati oleh para kolektor kaya. Suasana penuh kemewahan dan eksklusivitas jelas terpancar, di mana yang memiliki uang banyak berarti juga kemampuan untuk berinvestasi pada barang antik yang bernilai tinggi.Karena aturan pelelangan, setiap peserta harus menyetor uang jaminan terlebih dahulu. Tanpa ragu, Zayn pun menyetor lima ratus juta rupiah, lalu kerumunan itu pun melangkah masuk ke ruang pelelangan. Setelah menemukan area yang relatif terpencil, semua peserta duduk menanti dimulainya lelang.Nathan memperhatikan dengan seksama, Kaidar dan Ramos pun telah hadir, meski mereka memilih duduk agak jauh darinya.Sementara itu, Zayn tampak sangat gembira, terus menggosok telapak tangannya sambil berbisik kepada Kevin. “Kalau nanti ada barang bagus dan uangku belum mencukupi, dukunglah aku, ya!”Kevin pun menanggapi dengan se
“Tuan Muda Kaidar, jangan khawatir. Begitu Nathan tiba di Pulau Draken, naga Yin pasti akan muncul. Tubuh Nathan menyimpan Batu Mata Naga dari naga Yang, sementara naga Yin kini berada dalam kondisi terlemah. Asal kita kalahkan naga Yin dan ambil Batu Mata Naga miliknya, lalu singkirkan Nathan untuk merebut Batu Mata Naga dari naga Yang, menyatukan kedua batu itu, maka kekuatan tak terkalahkan akan terlahir!”Ramos menambahkan dengan nada penuh keyakinan. “Banyak keluarga menganggap batu itu tak berguna, tanpa tahu bahwa penyatuannya adalah kunci segalanya. Tuan Muda Kaidar, bayangkan jika kau menterap kedua batu itu, kekuatannmu akan melesat ke tahap Villain yang tak tertandingi!” Tatapan Ramos menyala, menyampaikan ambisi yang membara.Mendengar itu, Kaidar tertawa terbahak. “Hahaha …. begitu aku menguasai Batu Mata Naga dan mencapai tahap Villain, aku akan pastikan Keluarga Herton mendapat tempat layak di Kota Moniyan!”“Terima kasih, Tuan Muda Kaidar!” balas Ramos dengan hormat, m
Nathan, meskipun terlihat kaku, menyapa mereka dengan suara berat. “Tak kusangka bertemu di sini. Semalam, kami kebetulan bertemu dengan Beverly, dan kini, tampaknya takdir mempertemukan kita lagi,” ucap Zayn dengan nada terkejut namun hangat.Di antara percakapan yang canggung namun penuh makna, jelas bahwa perjalanan hari itu tidak hanya tentang perjalanan ke dermaga atau kapal pesiar mewah, melainkan tentang pertemuan kembali, janji yang tak terucapkan, dan benih-benih konflik yang perlahan mulai tumbuh.“Tuan Nathan, mengapa kamu dan Nona Beverly bisa berada di Pulau Draken tanpa didampingi?” tanya Ryzen dengan nada bingung.Nathan terdiam sejenak, terpana menghadapi pertanyaan itu. “Sebenarnya, aku datang sendiri, tanpa sepengetahuanku bahwa Beverly juga ikut,” jawabnya dengan nada ragu.Beverly kemudian menyahut. “Aku tiba diam-diam, tanpa sepengetahuan Nathan!” Mendengar itu, wajah Nathan semakin memucat, sementara matanya menyiratkan kebingungan yang mendalam.Tak lama kemudi
Di lantai depan hotel, ketika Beverly tengah mengurus administrasi check-in, terdengar panggilan lembut dari balik keramaian. Beverly menoleh dan mendapati Zayn—sang kakek—menghampirinya dengan senyum hangat.“Kakek? Kenapa kamu di sini?” seru Beverly, mendekat dan memeluknya dengan erat.“Aku dengar tentang tempat wisata baru di Kota Mantik—Pulau Draken. Empat musim yang seakan musim semi abadi dan pemandangan yang menakjubkan membuatku tak tahan tinggal di Kota Vale. Aku pun mengajak Kevin untuk berjalan-jalan,” jelas Zayn sambil terkekeh ringan.Tak lama kemudian, suara Kevin bergabung dalam percakapan, diikuti oleh Ryzen dan Nichole yang tampak pulih dari cederanya.“Nona Beverly, bagaimana kabarmu?” sapa mereka dengan penuh kehangatan.Beverly tersenyum, meski dalam hatinya ada kekhawatiran. “Aku hanya ingin melihat-lihat, karena aku dengar Nathan dan yang lainnya tidak ikut serta kali ini.”Rasa heran menggelayuti Zayn. “Apa maksudmu? Apakah ada perselisihan antara kamu dan Nat
Di luar, di gang sempit di samping Martial Shrine, suasana berubah menjadi tegang. Kaidar menatap Nathan dengan tatapan campur aduk antara kekhawatiran dan ejekan ringan. “Ingat, besok kau harus menepati janjimu padaku!” ucapnya sebelum menghilang dalam bayang-bayang malam.Nathan pun terdiam, berdiri terpaku selama setengah jam sebelum melangkahkan kakinya untuk kemabli ke kepolisian. Setiap langkah kakinya seakan terbebani oleh keraguan dan beban rasa bersalah atas Sarah yang kini terkurung di balik jeruji besi Martial Shrine. Kepulangannya ke markas kepolisian disambut oleh tanya cemas Milan. “Tuan Nathan, apakah Nona Sarah sudah aman?”Dengan suara serak, Nathan mengangguk. “Ya!” meski hatinya hancur melihat kekangan yang menimpa wanita yang dicintainya.Tak lama kemudian, Beverly muncul dengan langkah cepat. “Nathan, apakah Sarah dalam keadaan baik?” tanyanya, matanya memancarkan keprihatinan mendalam.Nathan, yang masih tersisa bara amarah atas kekejaman Martial Shrine, hanya b
“Kita hanya punya waktu tiga menit. Cepat, ruangannya ada di ujung sana!” peringatan Kaidar menggema, menyatu dengan desiran napas Nathan yang semakin cepat.Dengan langkah tergesa, Nathan berlari menuju sel paling ujung. Di balik pintu jeruji, pandangannya bertemu dengan sosok yang membuat seluruh tubuhnya tersentak: Sarah, terbaring di ranjang dengan fasilitas mewah yang tak seharusnya ada di penjara bawah tanah.“Sarah!” teriak Nathan, suaranya penuh kelegaan dan harapan.Mendengar panggilannya, Sarah melompat dari ranjang dan segera meraih tangan Nathan dengan erat, senyuman cemas tersamar di wajahnya. “Bagaimana bisa kamu masuk ke sini?” tanyanya dengan penuh kekaguman dan kekhawatiran, meski rasa lega karena melihatnya selamat mulai muncul.“Aku dibawa oleh seseorang,” jawab Nathan singkat, menahan diri dari mengungkapkan terlalu banyak agar tidak membuat Sarah khawatir. Namun, mata Nathan berkilau dengan aura membunuh yang hampir tak terselubungi, seolah mengancam.“Sial, auram
“Bayarannya, kamu harus menemani kami ke pulau Draken!” ujar Kaidar, suaranya berubah datar namun penuh misteri.Nathan tercengang, dia tak pernah menyangka bayaran yang diminta setinggi itu. “Pergi ke pulau Draken?” tanya Nathan, nada suaranya mengandung keheranan. “Naga Yang dan naga Yin di sana telah melewati masa kemunculan, dan aku telah menaklukkan naga Yang. Batu mata naganya kini milikku. Lantas, untuk apa kita kembali ke sana?”Kaidar menatap tajam, tak mau menunda lagi. “Kamu tak perlu tahu seluk-beluknya. Cukup jawab, bersedia atau tidak! Ingat, kekuatan kalian di sini masih jauh dari puncak. Kalau kalian menyerangku, aku tidak akan menahan diri.”Dalam sekejap, bayangan kekuatan beberapa sosok seorang puncak penguasa Ingras tingkat akhir, dan Ramos yang setidaknya berada pada tahap puncak penguasa Ingras tingkat akhir, menyeruak dalam pikiran Nathan. Dia sadar betul bahwa melawan mereka bukanlah pilihan.“Tenanglah, hanya aku dan Tuan Ramos yang akan ikut. Jika kelak kami
“Kedatanganku kali ini bukan untuk mengganggumu, melainkan untuk membantumu,” jawab Kaidar sambil tersenyum samar, seakan mencoba menenangkan ketegangan yang mulai terasa.“Membantuku? Bagaimana caramu?” Nathan mengernyit, waspada.Baru saja Bachira datang dengan peringatan, dan kehadiran Kaidar terasa terlalu kebetulan.“Saudara Nathan, aku sudah berjalan jauh. Bukankah lebih baik berbicara di tempat yang nyaman daripada di halaman terbuka?” ujar Kaidar, seraya melangkah masuk bersama rombongannya ke dalam kamar Nathan.Begitu memasuki ruangan, mata Kaidar langsung tertuju pada lukisan aliran sunyi di hamparan yang abadi. Tatapan yang tadinya ramah berubah menjadi penuh keserakahan. Merasakan bahaya, Nathan segera menyembunyikan lukisan itu ke dalam cincin ruang yang dikenakannya.Kaidar menatap cincin ruang tersebut dengan mata yang semakin menyala."Tuan Muda Kaidar, apakah kamu tidak ingin memperkenalkan rombonganmu?" tanya seorang pria pendek di sampingnya.Kaidar pun segera memp
Percaya diri yang semula menyelimuti Nathan perlahan berubah. Bagi Nathan, selama tidak ada kejutan yang tak terduga, Ryuki bukanlah tandingannya dalam pertarungan kali ini.Namun, perdebatan semakin memanas. Milan bertanya dengan nada tajam. “Tuan Nathan, apa rencanamu? Di atas arena, aturan seolah tak berlaku. Apakah aku harus menemui Tuan Ryujin dan memintanya untuk memberi peringatan? Kau hanya akan memukul Ryuki, dan jika Tuan Ryujin angkat bicara, Keluarga Zellon tidak akan tinggal diam.”Milan jelas ingin menghindari pertarungan yang brutal, dan sepertinya strategi pihak lawan sudah diperhitungkan matang-matang.“Tak perlu dipikirkan, jika mereka ingin bertarung, biarkan saja terjadi!” ujar Nathan dengan nada tegas, sambil mengibaskan tangannya seolah mengusir keraguan.“Aku akan mengasingkan diri beberapa hari. Bila tidak ada urusan penting, jangan cari aku!” lanjutnya.Milan mengangguk singkat sebagai tanda setuju.Tak lama kemudian, seorang anggota polisi bergegas mendekat.