Share

Bab 717

Author: Imgnmln
last update Last Updated: 2024-11-30 21:27:30

“Tuan Herold, apakah kamu sudah mengundang ahli yang kamu katakan? Kalau bisa membantu kita meramu obat itu, pemimpin Saibu Care pasti akan sangat senang!” Salah satu lelaki tua yang mengenakan jubah hitam bertanya.

Orang ini juga merupakan Tetua di Saibu Care, dia berada di urutan ketiga, orang yang bisa muncul di sini, tidak satupun memiliki posisi di bawah posisi Tetua.

“Weston, sebaiknya kita lihat dulu bagaimana cara menyelamatkan nyawa gadis ini,” Herold menyingkir, Nathan yang sedang menggendong Sienna muncul di hadapan beberapa orang ini.

Beberapa Tetua itu tercengang, dan menatap Nathan dengan heran. “Tuan Herold, ini adalah Aula Pengobatan, selain kita dan pemimpin Saibu Care, tidak ada orang yang diizinkan masuk kemari, kenapa kamu malah membawa orang luar masuk kesini?”

“Jangan bicarakan ini dulu, nanti aku akan menjelaskan kepada kalian, mari lihat apakah kita bisa menyelamatkan nyawa gadis ini atau tidak terlebih dahulu!” Herold berkata dengan sedikit cemas.

Dia tahu, as
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 718

    “Yang Weston katakan benar, anak ini masih sangat muda, mana mungkin bisa meramu obat evoring dan sehebat yang kamu katakan, apakah kedua orang ini kerabatmu, jadi kamu sengaja berkata seperti itu?” Lio juga menatap Herold dengan tidak percaya.“Kalau kalian tidak percaya, aku akan meminta Tuan Nathan untuk meramu sebutir obat evoring langsung di hadapan kalian! Kapan aku pernah berbohong kepada kalian?!” Herold sangat marah saat melihat orang-orang ini tidak mempercayainya.“Tuan Herold ….” Nathan bergegas memanggil Herold. “Maaf, aku tidak bisa meramu obat evoring yang kamu sebutkan, aku hanya bisa meramu beberapa obat-obat biasa seperti obat kesehatan, obat penambah tenaga dan sejenisnya.”Nathan tidak memiliki kemampuan untuk meramu obat evoring, saat itu Herold melihat obat evoring yang ada pada dirinya dan mengira dia yang meramu pil itu, sebenarnya itu diberikan oleh Zephir kepada Nathan. Meskipun dia sudah mendapatkan botol porselen alkemis, tapi Nathan belum pernah menggunaka

    Last Updated : 2024-11-30
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 719

    Setelah tinggal di Saibu Care, Guyton membawakan Nathan makanan tiga kali sehari, sedangkan Nathan juga tidak keluar dari kamar, karena dia adalah orang luar. Kalau dia berkeliaran di Saibu Care dengan gegabah, mungkin akan menimbulkan kesalahpahaman. Tapi berada di dalam kamar sendirian juga sangat membosankan, Nathan mengingat botol porselen alkemis jadi dia mengeluarkan botol porselen alkemis dan memasukkan kekuatan spiritual ke dalamnya, lalu bentuk botol porselen alkemis kembali berubah menjadi besar.Melihat botol porselen alkemis yang seukuran dengan tinggi manusia, Nathan melompat dan duduk di depan botol porselen alkemis itu. Sejumlah besar energi spiritual muncul dari dalam botol porselen alkemis, lalu disedot ke dalam tubuh Nathan dengan cepat.Setelah satu malam bermeditasi di depan botol porselen itu.Tiba-tiba cahaya menjulang ke atas cakrawala, menyinari seluruh dasar desa Saibu Care, lalu cahaya kuat itu meredup dan akhirnya menghilang.Semua orang di Saibu Care bertan

    Last Updated : 2024-11-30
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 720

    Setelah berjalan beberapa saat, sudah sulit untuk menemukan orang lagi, sedangkan saat ini masih belum mencapai ujung desa. Saat dilihat sekilas, sepertinya ada jalan tidak berujung di belakang, namun puncak gunung di kedua sisi tampak sama persis, seolah terpantul di cermin. “Tuan Nathan, tidak pernah ada orang yang berjalan hingga ke ujung jalan ini, tidak ada orang yang tahu dimana ujungnya, aku pernah berjalan sehari semalam karena penasaran, tapi ternyata jalan di depan tidak ada akhirnya,” Guyton menunjuk ke jalan yang ada di depannya dan sambil berkata. “Tidak ada akhirnya? Bagaimana bisa ada tempat seperti itu?” Nathan merasa sedikit tidak percaya. “Kalau Tuan Nathan tidak percaya, aku bisa membawamu berjalan beberapa meter lagi,” sambil berkata, Guyton memusatkan energinya pada kakinya, dan kecepatannya meningkat dalam sekejap. Nathan yang melihat itu juga menarik nafasnya dan ikut bersama. Saat ini, kecepatan kedua orang itu sudah sangat cepat, kalau ini terlihat di jala

    Last Updated : 2024-12-01
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 721

    Nathan menggelengkan kepalanya. “Kamu masih belum melewatinya, sekarang kalau kamu berjalan maju, pemandangannya masih akan tetap sama, kalau kamu benar-benar sudah melewati perisai ini, mungkin akan tiba di tempat lain. Kamu tidak mengerti hal ini, aku juga tidak dapat menjelaskannya dengan rinci kepadamu, ini seperti ruang tiga dimensi, melewati tembok ini sama artinya dengan memasuki dimensi lain.” “Dimensi lain?” Guyton berseru. “Tuan Nathan, meskipun aku tahu beberapa formasi sihir sangat aneh, kurasa …. apa yang kamu katakan itu terlalu tidak masuk akal. Bagaimana mungkin ada formasi sihir seperti itu?” Guyton sama sekali tidak percaya, tapi saat ini Nathan tidak mengatakan apapun, dia perlahan mendorong tangannya ke arah dinding. Perlahan-lahan tangan Nathan melewatinya, sedangkan saat ini, dalam pandangan Guyton, Nathan tiba-tiba kehilangan tangannya. Mata Guyton membelalak. “Tuan Nathan, tanganmu, kenapa tanganmu menghilang?” Nathan menatap tubuhnya sendiri, alih-alih pan

    Last Updated : 2024-12-01
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 722

    Nathan berjalan masuk ke dalam gua, melihat gua itu sangat gelap dan lembab, dinding batunya juga tertutup oleh lumut, dan ada tumpukan batu-batu yang tidak beraturan bentuknya dimana-mana. Jelas, hal ini menunjukkan ada seseorang yang pernah tinggal di sini. Dengan cahaya dari bola api itu, Nathan perlahan berjalan masuk ke dalam, setelah berjalan lebih dari dua puluh meter, gua mulai menjadi kering dan tiba-tiba di bagian depan terbuka dan sebuah aula seluas puluhan meter persegi muncul. Di tengah aula itu terdapat sebuah meja, dan ada sebuah lilin di atasnya tapi lilin itu sudah lama padam. Saat melihat ke samping aula, terlihat beberapa barang kebutuhan sehari-hari, tapi benda-benda itu diselimuti oleh debu yang tebal. Saat Nathan mengalihkan pandangannya ke sisi lain, Nathan terkejut, dia melihat seorang lelaki tua yang kurus dengan wajah yang sudah berkeriput sedang duduk bersila di atas bangku yang terbuat dari batu. Mata lelaki tua itu sedikit terpejam, tidak bergerak, jangg

    Last Updated : 2024-12-01
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 723

    “Tuan Nathan!” setelah Guyton melihat Nathan, dia segera berteriak.“Guyton, bagaimana kamu bisa masuk kemari?” Nathan sedikit bingung. 'Bagaimana dia bisa masuk ke dalam ruang yang terkunci oleh penghalang?’“Aku juga tidak tahu, aku hanya terus berjalan lalu menemukanmu,” Guyton juga berkata dengan bingung.Nathan menggunakan kesadaran spiritual untuk menyelidiki, dan menyadari kalau tembok yang tadinya ada sudah tidak ada lagi, mungkin karena dia masuk ke dalam gua itu. Tapi Nathan tidak mengatakan apapun, dan berjalan kembali dengan Guyton.“Tuan Nathan, apakah kamu menemukan sesuatu di sini? Apakah ada benda pusaka?” Guyton tidak bodoh, dia tahu kalau seseorang membuat formasi sihir di sini, pasti untuk melindungi sesuatu dan mencegah orang masuk begitu saja.“Tidak ada apapun!” Nathan menggelengkan kepalanya.Guyton melirik Nathan sekilas, pakaiannya yang tipis itu benar-benar tidak bisa menyembunyikan apapun. Guyton yang penuh keraguan mulai berjalan kembali dengan Nathan.Sebe

    Last Updated : 2024-12-03
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 724

    “Apakah kamu orang jenius yang bisa meramu obat evoring, dan menguasai kemampuan ganda seni bela diri dan ilmu sihir?” Geith bertanya perlahan. “Perkenalkan, namaku Geith Warren, pemimpin Saibu Care.”“Tidak,” Nathan menggelengkan kepalanya. “Aku tidak bisa meramu obat evoring, mengenai kemampuan ganda dalam seni bela diri dan sihir, aku hanya memiliki sedikit keterampilan, tidak termasuk jenius seperti yang Anda ucapkan.”“Hahaha, anak muda ini rendah hati,” Geith tertawa. “Apakah gadis ini wanitamu?” Geith menunjuk Sienna yang sedang berbaring di samping aula.“Tidak, dia temanku,” Nathan menggelengkan kepalanya.“Teman juga tidak masalah, organ dalam temanmu ini sudah terluka parah, dia sudah berada di ambang kematian dan bisa meninggal kapan saja. Saat ini aku mempunyai cara untuk menyelamatkan nyawa temanmu, tapi aku dengar kamu memiliki sebuah botol porselen ajabi, apakah kamu bisa menunjukkannya kepadaku?” Geith berkata terus terang tanpa adanya basa-basi.Nathan menatap Herold

    Last Updated : 2024-12-03
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 725

    Mendengar penjelasan Herold, Nathan tiba-tiba menyadari ternyata Geith adalah seorang yang berpindah haluan, pantas saja Nathan merasakan aura dari tubuh Geith berbeda dengan yang lainnya. Namun saat ini, Nathan masih belum bisa mengetahui bau darah yang kental pada tubuh Geith, lantas Geith pergi untuk membunuh seseorang?Apalagi bau darahnya begitu kuat, tidak mungkin hanya membunuh satu orang, Nathan tidak mengerti, kenapa Geith yang menghindari konflik dunia dan pergi membunuh orang?Nathan tidak paham, jadi dia tidak memikirkannya lagi, namun saat dia mengeluarkan botol porselen alkemis tadi, reaksi Geith jelas menunjukkan kalau dia mengetahui yang ada di tangannya adalah botol porselen alkemis, dan tatapan matanya yang panas menunjukkan dengan jelas rasa keinginannya. Nathan selalu merasa ada yang salah dengan Geith, dan makan siang nanti mungkin adalah perjamuan jebakan.Sama seperti kata pepatah, kekayaan diri sendiri tidak boleh sampai diketahui orang lain, dia menunjukkan bo

    Last Updated : 2024-12-03

Latest chapter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1089

    "Aku datang untuk membicarakan bisnis," suara yang dingin dan tajam itu mengalun, mengiris ketegangan yang ada. Sosok itu muncul perlahan di balik kabut yang mengalir, seolah-olah ia adalah bayangan yang datang dari masa depan."Tuan .… Nathan?" Sentinel berbisik, matanya terbelalak. Wajahnya yang penuh kekesalan berubah menjadi penuh harapan. "Kamu .... datang pada waktu yang tepat," katanya terbata-bata. Seolah-olah nyawanya baru saja digenggam oleh malaikat maut, dan sekarang ada yang datang untuk menyelamatkannya.Nathan melangkah maju, langkahnya penuh ketenangan yang aneh di tengah huru-hara. "Aku hanya datang untuk urusan yang sedikit lebih mendesak," dia menatap Vinsen dan pengikutnya tanpa rasa takut. "Kalian harus menunda niat buruk kalian untuk sementara.""Siapa kau?" tanya Vinsen, nada suaranya bergetar sedikit, meskipun ia berusaha keras menahan ketegangan.Nathan mengangkat bahu sedikit, senyum tipis menghiasi wajahnya. "Aku hanya orang yang kebetulan datang di saat yan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1088

    “Adik kedua?” Sentinel tercengang. “Rivaldo?! Kenapa kau kembali?”Tapi Rivaldo tak menjawab, dia langsung berdiri di depan Vinsen dan membungkuk hormat. “Tuan Muda Vinsen.”Vinsen meliriknya. “Kalau aku serahkan posisi kepala keluarga padamu, apa yang akan kau lakukan?”“Dengan senang hati,” kata Rivaldo sambil tersenyum licik. “Aku akan serahkan seluruh kekayaan Keluarga Hufai kepada Keluarga Montrogami. Bahkan kami bersedia menjadi keluarga afiliasi.”Sentinel terpaku, dunia seakan runtuh di sekelilingnya. “Rivaldo …. kau—”Rivaldo menatapnya dengan dendam yang dipendam lama. “Kau sudah hidup bergelimang kekayaan selama bertahun-tahun! Aku? Aku hanya manajer biasa, hidup pas-pasan!” teriaknya. “Aku juga ingin jadi kepala keluarga! Aku juga ingin punya istri banyak, pesta tiap malam!”"Dasar bajingan!" teriak Sentinel, suaranya penuh amarah. "Aku bangun semuanya dari kegelapan ini, takkan pernah aku menyerahkannya padamu!"Setelah berkata demikian, amarah yang sudah lama dipendam ol

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1087

    “Bagaimana kalau kita undang Kelompok bayangan?” tanya Rogue cepat-cepat.“Tak berguna!” dengus Sentinel. “Mereka bukan tandingan para puncak penguasa Ingras!”Rogue mulai panik. “Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan? Banyak orang mulai melarikan diri! Mereka takut, Tuan Besar!”Namun tiba-tiba, wajah Sentinel berubah. Alisnya mengendur, seolah teringat sesuatu. “Benar juga… Bukankah ada sepasang pria dan wanita yang pernah datang bersama Tuan Zayn? Aku ingat, mereka sangat kuat. Mereka bawahan Tuan Nathan, dan aku rasa mereka juga seorang puncak penguasa Ingras!”Maksud Sentinel tentu saja adalah Ryzen dan Nicole, yang pernah beberapa kali datang bersama barang antik dari Kota Vale. “Tapi, mereka hanya berdua, Tuan,” kata Rogue ragu. “Apa mereka cukup kuat melawan tiga puncak penguasa Ingras sekaligus?”“Masalah nanti urusan nanti!” tegas Sentinel. “Kita undang mereka dulu. Kalau perlu, panggil juga Tuan Nathan!”Sentinel segera mengeluarkan ponselnya untuk menelepon.Namun tepa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1086

    Nathan berdiri membeku sejenak, memandang kerumunan di sekelilingnya. Mereka mengira dia pulang sebagai pahlawan, padahal dia datang untuk bersembunyi.Wajahnya mengeras. “Ryzen, bubarkan semuanya sekarang juga!”Tanpa menunggu reaksi, Nathan melangkah cepat ke arah mobil. Ryzen langsung memberi aba-aba pada anak buahnya, dan kerumunan pun mulai mundur.Zayn dan Kevin ikut masuk ke dalam mobil. Di dalam keheningan itu, mereka hanya menatap Nathan, tak mengucapkan sepatah kata pun, namun sorot mata mereka berkata banyak.Nathan mendesah pelan. "Aku tahu kalian ingin tahu tentang Sarah dan Beverly."Maka Nathan pun menjelaskan semuanya tentang pengejaran, tentang Sarah yang ditahan Martial Shrine, dan tentang betapa rumit situasinya kini.Raut wajah Kevin berubah drastis. “Nathan, kenapa semua ini bisa terjadi?”Nathan menunduk. “Paman Kevin, ada hal-hal yang memang harus aku lakukan, walau risikonya besar.”Dia tidak ingin semuanya menjadi seperti ini. Tapi ibu kandungnya masih berada

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1085

    “Aku tidak hanya menginginkan menara itu,” suara Gill menukik tajam, tatapannya menyala penuh keserakahan. “Aku tahu kau menyimpan banyak harta karun. Serahkan semuanya, mungkin aku akan mempertimbangkan untuk membiarkanmu hidup.”Nathan menyipitkan mata. “Begitu rupanya .…”Gill tak sekadar mengincar kekuatan, dia menginginkan segalanya.Matanya menyapu sekeliling. Jalan keluar tak mungkin dia tempuh secara frontal. Tapi, dia menoleh ke belakang, menara itu kini hanya bangunan kosong. Segel telah hilang dan itu bisa jadi jalan keluar. Tanpa berkata sepatah kata pun, Nathan membalikkan badan dan melesat masuk ke dalam menara.“Jangan biarkan dia kabur!” teriak Gill.BRAK! BRAK! BRAK!Nathan tak peduli. Dengan kekuatan penuh, dia menghantam dinding sisi timur menara.Batu-batu beterbangan. Dinding hancur, menciptakan celah besar. Dalam sekejap, Nathan menerobos keluar dan meledak ke udara, memusatkan kekuatan spiritual di kakinya dan melarikan diri dengan kecepatan penuh.Gill memaki k

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1084

    Kata-kata itu menusuk benak Nathan seperti panah yang melesat dari masa lalu. Dia memandangi naga emas yang mengelilinginya, meliuk seperti nyala api dari langit, namun tak satu pun gerakannya bisa dia kendalikan. Dia bahkan tak tahu kapan naga itu muncul.‘Apakah .... ayahku seekor naga?’ pikirnya, setengah cemas, setengah terpukau.Ingatannya terlempar ke Pulau Draken, saat naga Yin yang terkenal ganas justru menyerah tanpa perlawanan, memberikan batu mata naganya seolah tunduk. Saat itu, Nathan mengira dia hanya beruntung. Tapi sekarang ….“Mungkinkah darah mereka mengalir dalam tubuhku?” dia memandang pria tua itu, matanya dipenuhi gejolak. “Senior, apa maksudmu dengan Putra Naga? Siapa aku sebenarnya? Apakah aku anak dari seekor naga?”Untuk sesaat, kesunyian menggantung di antara mereka seperti kabut tebal.Pria tua itu menatapnya dan hanya tersenyum tipis, seakan tahu betapa hancurnya fondasi hidup Nathan saat ini diguncang oleh satu pertanyaan. “Kamu akan tahu,” katanya lembut

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1083

    Tinju dilayangkan, dentuman maha dahsyat mengguncang dinding batu. Retakan halus menjalar seperti jaring laba-laba di sekeliling pintu. Ledakan suara menampar lorong, bergema seperti auman raksasa purba yang terbangun.Di luar menara, Gill berdiri di antara reruntuhan dan kabut gelap dengan wajah terperangah."Apa yang dia lakukan di dalam?! Seperti sedang merobohkan seluruh fondasi!""Tuanku," Hago menimpali, wajahnya pucat diterpa kilatan petir dari langit kelam. "Sepertinya Nathan ingin menghancurkan menara ini. Dia tidak bisa memilikinya, jadi takkan membiarkan kita menyentuhnya."Gill mengepalkan pedangnya, aura hitam mulai berputar di sekeliling tubuhnya. "Kalau begitu, kita masuk sekarang sebelum dia menghancurkan semuanya!"Di dalam menara, Nathan sudah melayangkan pukulan kedelapan. Nafasnya berat, telapak tangannya mulai berdarah. Namun pintu perunggu tetap berdiri abadi dan dingin seperti batu nisan zaman kuno."Apa ini semacam kunci jiwa?" gumamnya sambil menatap tinjunya

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1082

    Sementara itu, di dalam.Klik~Bunyi halus terdengar dari dalam pintu perunggu. Simbol-simbol di permukaannya mulai menyala, satu per satu, seperti barisan bintang yang diaktifkan.Nathan membuka mata, apasnya tercekat. “Pintu itu .… merespon!”Bzzzzhh!Perlahan, pintu perunggu terbuka, bukan ke dalam atau ke luar, melainkan menghilang ke dalam cahaya seperti menguap ke dimensi lain. Di balik pintu itu, terdapat tangga spiral yang turun jauh ke dalam perut menara. Udara dari bawah terasa dingin, seperti embusan napas dari dunia lain.Nathan menggigit bibirnya, dia tahu ini satu-satunya harapannya untuk menyelamatkan menara atau memperoleh kekuatan baru untuk menghadapi Gill dan orang-orang keluarga Wilford. Tanpa ragu, Nathan melangkah masuk dan mulai menuruni tangga. Pandangan Nathan menyapu sekeliling ruang menara.“Menara ini bukan tempat biasa.”Bentuk dan ukurannya, pancaran energi spiritual yang terus mengalir terlalu misterius.“Mungkinkah ini sebenarnya senjata sihir? Atau, wa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1081

    Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status