Share

Bab 711

Author: Imgnmln
last update Last Updated: 2024-11-28 16:58:18

Nathan seolah tidak melihat serangan Fletch, teknik kijutsu berputar dengan cepat, dan energi spiritual di dalam tubuhnya pulih dengan cepat. Dan tubuh Nathan mulai perlahan-lahan pulih, cahaya keemasan yang samar masih terlihat berkedip-kedip di kulitnya.

BANG!

Fletch menikam dada Nathan dengan pedang, namun terdengar suara nyaring seperti ada plat besi yang tertusuk. Fletch tercengang sejenak, lalu kekuatan di tangannya sedikit bertambah.

Sreek!

Pedang di tangan Fletch menyayat kulit Nathan, dan tetesan darah segar mengalir sepanjang pedangnya.

“Hahaha …. Sekuat apapun tubuhmu, tidak akan sanggup menahan sayatan pedangku!” Melihat Nathan terluka, Fletch mulai tertawa terbahak-bahak.

Saat ini Nathan terjerat dan tidak memiliki kesempatan untuk melawan, jadi Fletch juga mengendurkan kewaspadaannya dan berencana meningkatkan sedikit kekuatannya.

Hwoossshh!

Saat Fletch berencana meningkatkan kekuatannya dan menikam Nathan dengan pedang, tiba-tiba seberkas cahaya dingin melintas di depan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 712

    “Kamu!” wajah Vito memerah lalu memucat, dia menatap Nathan di hadapannya, tatapan matanya penuh amarah. “Hari ini aku harus membunuhnya, untuk membalaskan dendam putraku! Setelah aku membunuhnya, aku akan mengantarkan hadiah besar ke Saibu Care untuk menebus kesalahanku!” setelah Vito selesai bicara, dia tiba-tiba mengayunkan kekuatannya ke arah Nathan dan kekuatannya meningkat.Melihat Nathan yang sudah hampir mati, Vito mana mungkin menyerah dengan mudah?Herold melihat Vito yang berani menyerang di depan wajahnya, seketika raut wajahnya berubah menjadi dingin.“Apakah kau ingin menjadi musuh Saibu Care?” Setelah Herold selesai bicara, dia melambaikan tangannya dengan santai dan aura yang tidak terlihat menyelimuti Nathan, kekuatan Vito yang kuat menghilang tanpa jejak setelah bersentuhan dengan aura Herold.Vito menggertakkan giginya. “Formasi!” Atas perintahnya, bawahan Vito yang membawa pedang di belakang tubuhnya segera membentuk formasi.“Tetua Herold, hari ini aku harus membu

    Last Updated : 2024-11-28
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 713

    “Oh, ini hadiah dari seorang teman,” Nathan berkata, lalu menembakkan kekuatan spiritual ke dalam botol porselen alkemis, dan botol porselen alkemis itu kembali berubah menjadi seukuran telapak tangan dan kembali ke tangan Nathan.Nathan tidak ingin Herold mengetahui kalau ini adalah botol porselen alkemis, karena botol porselen alkemis adalah artefak kuno dan merupakan senjata alkimia. Kalau Herold sampai mengetahuinya dan memiliki niat jahat, apa yang harus dia lakukan?Meskipun Herold sudah menyelamatkan Nathan, tapi di bawah godaan besar, hati orang bisa berubah, Nathan harus bersikap waspada. Setelah menyimpan botol porselen alkemis, Nathan menatap Sienna yang tergeletak di atas tanah, matanya seketika menjadi lembab.Tidak peduli apakah dia menyukai Sienna atau tidak, apakah kedua orang itu memiliki perasaan atau tidak, bagaimanapun Sienna mati karena menyelamatkan dia, Nathan merasa sangat sakit hati. Nathan berjalan perlahan ke sisi Sienna dan berjongkok untuk mengangkat tubuh

    Last Updated : 2024-11-28
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 714

    Melihat kemarahan Hudson, Vito tersenyum dalam hati lalu berkata. “Tuan Hudson, tidak sulit untuk membunuh Nathan, meskipun anak itu memiliki sedikit kemampuan, bisa membunuh Donovan, tapi bagiku untuk membunuhnya hanya semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi, kalau Tuan Hudson juga turun tangan, hanya saja anak itu dibawa pergi oleh orang dari Saibu Care, mungkin dia bersembunyi di Saibu Care. Kurasa, cukup sulit jika kita ingin membunuhnya sekarang.”“Lalu kenapa kalau dia bersembunyi di Saibu Care, dia harus membayar harganya karena sudah membunuh pewarisku! Walau dia bersembunyi di Saibu Care, aku juga pasti akan membunuhnya!” Sepasang mata Hudson penuh dengan amarah, saat ini dia tidak peduli dengan Saibu Care atau apapun itu.“Tuan Hudson, Nathan sudah membunuh putraku, hari ini dia juga membunuh murid yang paling kamu banggakan, Minoan bersedia pergi bersama Qahwa menuju Saibu Care untuk mencabut nyawa bocah itu!” Vito berkata dengan bersemangat.Sekarang keduanya sudah ber

    Last Updated : 2024-11-29
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 715

    Nathan melihat dan menemukan di depannya hanya ada kabut, sama sekali tidak terlihat apapun, tapi saat kesadaran spiritual Nathan menyebar, dia segera menyadari kalau di depannya memang ada sebuah pintu masuk desa, dan ada empat orang yang sedang berjaga di depan pintu desa itu. Di tempat seperti ini, walau tidak ada orang yang berjaga, tanpa orang dari Saibu Care yang memimpin jalan sepertinya akan sulit ditemukan, tempat ini seperti surga.“Memang tempat yang bagus, tapi kabut ini sedikit berlebihan,” Nathan berkata lalu menjentikkan jarinya, sebuah kekuatan spiritual seketika menghantam batu besar yang ada di sampingnya.Tiba-tiba batu itu memancarkan cahaya berkedip, dan kabut di depannya menghilang dengan kecepatan yang terlihat dengan mata telanjang, lalu akhirnya menghilang tanpa jejak.Pintu masuk Saibu Care terlihat, setelah empat orang yang berjaga melihat Herold, mereka bergegas mendekat dan berlutut dengan satu kakinya. “Selamat datang kembali, Tetua!”Herold sama sekali t

    Last Updated : 2024-11-29
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 716

    Setelah itu, Herold menceritakan sejarah Saibu Care kepada Nathan, Nathan baru tahu kalau Saibu Care ternyata tidak se misterius dan menakutkan seperti yang dirumorkan di luar. Sebenarnya, dulu Saibu Care terbentuk dari beberapa penduduk desa yang melarikan diri dari perang dan menemukan sebuah desa di tempat ini, jadi mereka menetap di sini, dan hidup tanpa perselisihan.Meskipun disini tersembunyi, tapi tidak sepenuhnya terputus dari dunia luar, lambat laun beberapa master bela diri yang bosan dengan dunia, para ahli sirhir, juga datang kemari untuk menetap. Segera, beberapa orang di sini belajar seni bela diri, dan beberapa orang belajar sihir. Sedangkan formasi sihir yang ada di dalam Saibu Care sudah ditata sejak saat itu, dan sudah melewati masa ratusan tahun.Sedangkan seratus tahun yang lalu, seorang lelaki tua datang ke tempat ini, lelaki tua itu memiliki keterampilan medis yang sangat baik, bisa menyembuhkan penyakit orang-orang di desa, dan bisa alkimia. Sehingga bisa memp

    Last Updated : 2024-11-29
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 717

    “Tuan Herold, apakah kamu sudah mengundang ahli yang kamu katakan? Kalau bisa membantu kita meramu obat itu, pemimpin Saibu Care pasti akan sangat senang!” Salah satu lelaki tua yang mengenakan jubah hitam bertanya.Orang ini juga merupakan Tetua di Saibu Care, dia berada di urutan ketiga, orang yang bisa muncul di sini, tidak satupun memiliki posisi di bawah posisi Tetua.“Weston, sebaiknya kita lihat dulu bagaimana cara menyelamatkan nyawa gadis ini,” Herold menyingkir, Nathan yang sedang menggendong Sienna muncul di hadapan beberapa orang ini.Beberapa Tetua itu tercengang, dan menatap Nathan dengan heran. “Tuan Herold, ini adalah Aula Pengobatan, selain kita dan pemimpin Saibu Care, tidak ada orang yang diizinkan masuk kemari, kenapa kamu malah membawa orang luar masuk kesini?”“Jangan bicarakan ini dulu, nanti aku akan menjelaskan kepada kalian, mari lihat apakah kita bisa menyelamatkan nyawa gadis ini atau tidak terlebih dahulu!” Herold berkata dengan sedikit cemas.Dia tahu, as

    Last Updated : 2024-11-30
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 718

    “Yang Weston katakan benar, anak ini masih sangat muda, mana mungkin bisa meramu obat evoring dan sehebat yang kamu katakan, apakah kedua orang ini kerabatmu, jadi kamu sengaja berkata seperti itu?” Lio juga menatap Herold dengan tidak percaya.“Kalau kalian tidak percaya, aku akan meminta Tuan Nathan untuk meramu sebutir obat evoring langsung di hadapan kalian! Kapan aku pernah berbohong kepada kalian?!” Herold sangat marah saat melihat orang-orang ini tidak mempercayainya.“Tuan Herold ….” Nathan bergegas memanggil Herold. “Maaf, aku tidak bisa meramu obat evoring yang kamu sebutkan, aku hanya bisa meramu beberapa obat-obat biasa seperti obat kesehatan, obat penambah tenaga dan sejenisnya.”Nathan tidak memiliki kemampuan untuk meramu obat evoring, saat itu Herold melihat obat evoring yang ada pada dirinya dan mengira dia yang meramu pil itu, sebenarnya itu diberikan oleh Zephir kepada Nathan. Meskipun dia sudah mendapatkan botol porselen alkemis, tapi Nathan belum pernah menggunaka

    Last Updated : 2024-11-30
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 719

    Setelah tinggal di Saibu Care, Guyton membawakan Nathan makanan tiga kali sehari, sedangkan Nathan juga tidak keluar dari kamar, karena dia adalah orang luar. Kalau dia berkeliaran di Saibu Care dengan gegabah, mungkin akan menimbulkan kesalahpahaman. Tapi berada di dalam kamar sendirian juga sangat membosankan, Nathan mengingat botol porselen alkemis jadi dia mengeluarkan botol porselen alkemis dan memasukkan kekuatan spiritual ke dalamnya, lalu bentuk botol porselen alkemis kembali berubah menjadi besar.Melihat botol porselen alkemis yang seukuran dengan tinggi manusia, Nathan melompat dan duduk di depan botol porselen alkemis itu. Sejumlah besar energi spiritual muncul dari dalam botol porselen alkemis, lalu disedot ke dalam tubuh Nathan dengan cepat.Setelah satu malam bermeditasi di depan botol porselen itu.Tiba-tiba cahaya menjulang ke atas cakrawala, menyinari seluruh dasar desa Saibu Care, lalu cahaya kuat itu meredup dan akhirnya menghilang.Semua orang di Saibu Care bertan

    Last Updated : 2024-11-30

Latest chapter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 989

    Tak lama setelah sambutan itu, sebuah vas kaca setinggi lebih dari seorang manusia dengan pola berbunga yang anggun dibawa ke panggung. Saat itu, mata Zayn langsung menyala. Dalam satu ronde pertarungan sengit di antara penawaran, Zayn berhasil memenangkan vas itu dengan harga mencapai 200 juta. Ronde demi ronde berlangsung, barang kedua, ketiga, dan seterusnya sampai Zayn tak mampu menahan kegembiraannya dan mulai menawar dengan semangat seperti orang gila.Penawarannya yang agresif membuat mata Zayn bahkan mulai merah, dan suasana ruangan pun dipenuhi sorak-sorai kekaguman. Bahkan para hadirin kaya yang hadir pun terlihat terpesona, begitu pula Kaidar yang tampak terkejut.Sentinel yang duduk di baris depan tak bisa menyembunyikan tatapan tajam penuh perhitungan kepada Zayn.“Sungguh, kakek, sudah cukup! Berapa banyak yang telah kau habiskan? Uang yang Nathan berikan sudah lenyap semua,” ujar Beverly dengan segera sambil menarik sudut baju Zayn.Terpana oleh teguran Beverly, Zayn te

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 988

    Nathan kini mulai mengagumi pemilik kapal pesiar mewah itu dengan tatapan kagum. Rombongan mereka dipandu oleh pelayan, hingga tiba di lokasi pelelangan yang sudah dipadati oleh para kolektor kaya. Suasana penuh kemewahan dan eksklusivitas jelas terpancar, di mana yang memiliki uang banyak berarti juga kemampuan untuk berinvestasi pada barang antik yang bernilai tinggi.Karena aturan pelelangan, setiap peserta harus menyetor uang jaminan terlebih dahulu. Tanpa ragu, Zayn pun menyetor lima ratus juta rupiah, lalu kerumunan itu pun melangkah masuk ke ruang pelelangan. Setelah menemukan area yang relatif terpencil, semua peserta duduk menanti dimulainya lelang.Nathan memperhatikan dengan seksama, Kaidar dan Ramos pun telah hadir, meski mereka memilih duduk agak jauh darinya.Sementara itu, Zayn tampak sangat gembira, terus menggosok telapak tangannya sambil berbisik kepada Kevin. “Kalau nanti ada barang bagus dan uangku belum mencukupi, dukunglah aku, ya!”Kevin pun menanggapi dengan se

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 987

    “Tuan Muda Kaidar, jangan khawatir. Begitu Nathan tiba di Pulau Draken, naga Yin pasti akan muncul. Tubuh Nathan menyimpan Batu Mata Naga dari naga Yang, sementara naga Yin kini berada dalam kondisi terlemah. Asal kita kalahkan naga Yin dan ambil Batu Mata Naga miliknya, lalu singkirkan Nathan untuk merebut Batu Mata Naga dari naga Yang, menyatukan kedua batu itu, maka kekuatan tak terkalahkan akan terlahir!”Ramos menambahkan dengan nada penuh keyakinan. “Banyak keluarga menganggap batu itu tak berguna, tanpa tahu bahwa penyatuannya adalah kunci segalanya. Tuan Muda Kaidar, bayangkan jika kau menterap kedua batu itu, kekuatannmu akan melesat ke tahap Villain yang tak tertandingi!” Tatapan Ramos menyala, menyampaikan ambisi yang membara.Mendengar itu, Kaidar tertawa terbahak. “Hahaha …. begitu aku menguasai Batu Mata Naga dan mencapai tahap Villain, aku akan pastikan Keluarga Herton mendapat tempat layak di Kota Moniyan!”“Terima kasih, Tuan Muda Kaidar!” balas Ramos dengan hormat, m

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 986

    Nathan, meskipun terlihat kaku, menyapa mereka dengan suara berat. “Tak kusangka bertemu di sini. Semalam, kami kebetulan bertemu dengan Beverly, dan kini, tampaknya takdir mempertemukan kita lagi,” ucap Zayn dengan nada terkejut namun hangat.Di antara percakapan yang canggung namun penuh makna, jelas bahwa perjalanan hari itu tidak hanya tentang perjalanan ke dermaga atau kapal pesiar mewah, melainkan tentang pertemuan kembali, janji yang tak terucapkan, dan benih-benih konflik yang perlahan mulai tumbuh.“Tuan Nathan, mengapa kamu dan Nona Beverly bisa berada di Pulau Draken tanpa didampingi?” tanya Ryzen dengan nada bingung.Nathan terdiam sejenak, terpana menghadapi pertanyaan itu. “Sebenarnya, aku datang sendiri, tanpa sepengetahuanku bahwa Beverly juga ikut,” jawabnya dengan nada ragu.Beverly kemudian menyahut. “Aku tiba diam-diam, tanpa sepengetahuan Nathan!” Mendengar itu, wajah Nathan semakin memucat, sementara matanya menyiratkan kebingungan yang mendalam.Tak lama kemudi

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 985

    Di lantai depan hotel, ketika Beverly tengah mengurus administrasi check-in, terdengar panggilan lembut dari balik keramaian. Beverly menoleh dan mendapati Zayn—sang kakek—menghampirinya dengan senyum hangat.“Kakek? Kenapa kamu di sini?” seru Beverly, mendekat dan memeluknya dengan erat.“Aku dengar tentang tempat wisata baru di Kota Mantik—Pulau Draken. Empat musim yang seakan musim semi abadi dan pemandangan yang menakjubkan membuatku tak tahan tinggal di Kota Vale. Aku pun mengajak Kevin untuk berjalan-jalan,” jelas Zayn sambil terkekeh ringan.Tak lama kemudian, suara Kevin bergabung dalam percakapan, diikuti oleh Ryzen dan Nichole yang tampak pulih dari cederanya.“Nona Beverly, bagaimana kabarmu?” sapa mereka dengan penuh kehangatan.Beverly tersenyum, meski dalam hatinya ada kekhawatiran. “Aku hanya ingin melihat-lihat, karena aku dengar Nathan dan yang lainnya tidak ikut serta kali ini.”Rasa heran menggelayuti Zayn. “Apa maksudmu? Apakah ada perselisihan antara kamu dan Nat

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 984

    Di luar, di gang sempit di samping Martial Shrine, suasana berubah menjadi tegang. Kaidar menatap Nathan dengan tatapan campur aduk antara kekhawatiran dan ejekan ringan. “Ingat, besok kau harus menepati janjimu padaku!” ucapnya sebelum menghilang dalam bayang-bayang malam.Nathan pun terdiam, berdiri terpaku selama setengah jam sebelum melangkahkan kakinya untuk kemabli ke kepolisian. Setiap langkah kakinya seakan terbebani oleh keraguan dan beban rasa bersalah atas Sarah yang kini terkurung di balik jeruji besi Martial Shrine. Kepulangannya ke markas kepolisian disambut oleh tanya cemas Milan. “Tuan Nathan, apakah Nona Sarah sudah aman?”Dengan suara serak, Nathan mengangguk. “Ya!” meski hatinya hancur melihat kekangan yang menimpa wanita yang dicintainya.Tak lama kemudian, Beverly muncul dengan langkah cepat. “Nathan, apakah Sarah dalam keadaan baik?” tanyanya, matanya memancarkan keprihatinan mendalam.Nathan, yang masih tersisa bara amarah atas kekejaman Martial Shrine, hanya b

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 983

    “Kita hanya punya waktu tiga menit. Cepat, ruangannya ada di ujung sana!” peringatan Kaidar menggema, menyatu dengan desiran napas Nathan yang semakin cepat.Dengan langkah tergesa, Nathan berlari menuju sel paling ujung. Di balik pintu jeruji, pandangannya bertemu dengan sosok yang membuat seluruh tubuhnya tersentak: Sarah, terbaring di ranjang dengan fasilitas mewah yang tak seharusnya ada di penjara bawah tanah.“Sarah!” teriak Nathan, suaranya penuh kelegaan dan harapan.Mendengar panggilannya, Sarah melompat dari ranjang dan segera meraih tangan Nathan dengan erat, senyuman cemas tersamar di wajahnya. “Bagaimana bisa kamu masuk ke sini?” tanyanya dengan penuh kekaguman dan kekhawatiran, meski rasa lega karena melihatnya selamat mulai muncul.“Aku dibawa oleh seseorang,” jawab Nathan singkat, menahan diri dari mengungkapkan terlalu banyak agar tidak membuat Sarah khawatir. Namun, mata Nathan berkilau dengan aura membunuh yang hampir tak terselubungi, seolah mengancam.“Sial, auram

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 982

    “Bayarannya, kamu harus menemani kami ke pulau Draken!” ujar Kaidar, suaranya berubah datar namun penuh misteri.Nathan tercengang, dia tak pernah menyangka bayaran yang diminta setinggi itu. “Pergi ke pulau Draken?” tanya Nathan, nada suaranya mengandung keheranan. “Naga Yang dan naga Yin di sana telah melewati masa kemunculan, dan aku telah menaklukkan naga Yang. Batu mata naganya kini milikku. Lantas, untuk apa kita kembali ke sana?”Kaidar menatap tajam, tak mau menunda lagi. “Kamu tak perlu tahu seluk-beluknya. Cukup jawab, bersedia atau tidak! Ingat, kekuatan kalian di sini masih jauh dari puncak. Kalau kalian menyerangku, aku tidak akan menahan diri.”Dalam sekejap, bayangan kekuatan beberapa sosok seorang puncak penguasa Ingras tingkat akhir, dan Ramos yang setidaknya berada pada tahap puncak penguasa Ingras tingkat akhir, menyeruak dalam pikiran Nathan. Dia sadar betul bahwa melawan mereka bukanlah pilihan.“Tenanglah, hanya aku dan Tuan Ramos yang akan ikut. Jika kelak kami

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 981

    “Kedatanganku kali ini bukan untuk mengganggumu, melainkan untuk membantumu,” jawab Kaidar sambil tersenyum samar, seakan mencoba menenangkan ketegangan yang mulai terasa.“Membantuku? Bagaimana caramu?” Nathan mengernyit, waspada.Baru saja Bachira datang dengan peringatan, dan kehadiran Kaidar terasa terlalu kebetulan.“Saudara Nathan, aku sudah berjalan jauh. Bukankah lebih baik berbicara di tempat yang nyaman daripada di halaman terbuka?” ujar Kaidar, seraya melangkah masuk bersama rombongannya ke dalam kamar Nathan.Begitu memasuki ruangan, mata Kaidar langsung tertuju pada lukisan aliran sunyi di hamparan yang abadi. Tatapan yang tadinya ramah berubah menjadi penuh keserakahan. Merasakan bahaya, Nathan segera menyembunyikan lukisan itu ke dalam cincin ruang yang dikenakannya.Kaidar menatap cincin ruang tersebut dengan mata yang semakin menyala."Tuan Muda Kaidar, apakah kamu tidak ingin memperkenalkan rombonganmu?" tanya seorang pria pendek di sampingnya.Kaidar pun segera memp

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status