Share

Bab 708

Penulis: Imgnmln
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-28 16:58:07

Nathan merasakan organ dalamnya terbalik sesaat, namun akhirnya dia menahannya dan perlahan bangkit berdiri. Meskipun pukulan itu mengguncang organ dalam Nathan, tapi tubuhnya tidak mengalami cedera apapun, karena tubuh fisik Nathan yang kuat sudah sebanding dengan besi.

Melihat Nathan tiba-tiba bangkit berdiri, dan tidak mengalami cedera di tubuhnya, bahkan jejak tangannya tidak meninggalkan bekas sama sekali, membuat Vito sedikit tercengang.

“Tidak disangka, tubuhmu begitu kuat,” setelah Vito selesai bicara, dia meraih dengan tangannya dan pedang raksasa yang terbentuk dari kabut hitam muncul di tangannya.

Klang!

Vito tidak bergerak, tapi pedang raksasa di tangannya mulai berubah menjadi besar dan menebas ke arah Nathan.

Raut wajah Nathan berubah, dia juga memegang pedang Aruna di tangannya dan tiba-tiba mengangkatnya, lalu kedua pedang itu bertabrakan dengan ganas.

BAAM!

Sreeet!

Ada semburan ledakan yang dahsyat, pedang Vito menebas bahu Nathan dengan keras. Tubuh Nathan seperti di
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 709

    “Kamu bunuh diri saja, di hadapanku kamu tidak memiliki peluang untuk menan!” Vito berkata dengan dingin.Setelah beberapa kali bertarung, Vito tahu kalau energi di dalam tubuh Nathan sudah kosong sejak tadi, dan dia sudah tidak memiliki kemampuan untuk melawannya.Nathan menggertakkan giginya, lalu menggunakan pedang Aruna untuk menopang tubuhnya, dia menatap erat pada Vito, dia tidak akan bunuh diri.Srrrrr …..Tiba-tiba terdengar suara desiran, dan gelombang kekuatan spiritual di dalam pedang Aruna terus mengalir ke dalam tubuh Nathan. Dia tercengang, seketika dia menjadi sangat gembira, dia tidak menyangka pedang Aruna akan memberinya kekuatan spiritual.Saat dia sedang berkultivasi di villa Ascalon, hampir satu gerbong energi spiritual dari Batu Spiritual disedot oleh pedang Aruna. Saat itu Nathan mengeluh, tapi tidak disangka, dalam keadaan kritis seperti ini pedang Aruna akan memberikan kekuatan spiritual kepada Nathan.“Kamu masih ingin bertarung denganku?” Vito melihat Nathan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 710

    “Sienna, kamu jangan tidur, jangan tidur!”Melihat mata Sienna perlahan menutup, Nathan berteriak dengan tergesa-gesa. Tapi bagaimanapun Nathan berteriak, sepasang mata Sienna pada akhirnya tertutup perlahan. Melihat Sienna yang sudah tidak bernafas, tubuh Nathan sedikit gemetar.Ini adalah orang pertama yang mati demi dirinya, kemarahan di hati Nathan membara.“Aaaaarrrgghhhh!”Nathan mengangkat kepalanya ke belakang dan meraung, sepasang matanya memerah. Dan raungan kemarahan Nathan, tidak terdengar seperti raungan manusia di telinga orang lain.Suara ini dapat didengar dengan jelas oleh semua orang dalam radius ratusan kilo meter. Sedangkan Ryzen dan yang lainnya yang ada di lokasi segera menutupi telinga mereka dengan sepasang tangannya, ekspresi mereka menunjukkan rasa sakit yang luar biasa.Bahkan Vito juga kaget saat mendengar suara itu, tubuhnya terus mundur.Nathan perlahan meletakkan Sienna di atas tanah dan menatap Vito yang ada di depannya, di depan dada Nathan seberkas ca

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 711

    Nathan seolah tidak melihat serangan Fletch, teknik kijutsu berputar dengan cepat, dan energi spiritual di dalam tubuhnya pulih dengan cepat. Dan tubuh Nathan mulai perlahan-lahan pulih, cahaya keemasan yang samar masih terlihat berkedip-kedip di kulitnya.BANG!Fletch menikam dada Nathan dengan pedang, namun terdengar suara nyaring seperti ada plat besi yang tertusuk. Fletch tercengang sejenak, lalu kekuatan di tangannya sedikit bertambah.Sreek!Pedang di tangan Fletch menyayat kulit Nathan, dan tetesan darah segar mengalir sepanjang pedangnya.“Hahaha …. Sekuat apapun tubuhmu, tidak akan sanggup menahan sayatan pedangku!” Melihat Nathan terluka, Fletch mulai tertawa terbahak-bahak.Saat ini Nathan terjerat dan tidak memiliki kesempatan untuk melawan, jadi Fletch juga mengendurkan kewaspadaannya dan berencana meningkatkan sedikit kekuatannya.Hwoossshh!Saat Fletch berencana meningkatkan kekuatannya dan menikam Nathan dengan pedang, tiba-tiba seberkas cahaya dingin melintas di depan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 712

    “Kamu!” wajah Vito memerah lalu memucat, dia menatap Nathan di hadapannya, tatapan matanya penuh amarah. “Hari ini aku harus membunuhnya, untuk membalaskan dendam putraku! Setelah aku membunuhnya, aku akan mengantarkan hadiah besar ke Saibu Care untuk menebus kesalahanku!” setelah Vito selesai bicara, dia tiba-tiba mengayunkan kekuatannya ke arah Nathan dan kekuatannya meningkat.Melihat Nathan yang sudah hampir mati, Vito mana mungkin menyerah dengan mudah?Herold melihat Vito yang berani menyerang di depan wajahnya, seketika raut wajahnya berubah menjadi dingin.“Apakah kau ingin menjadi musuh Saibu Care?” Setelah Herold selesai bicara, dia melambaikan tangannya dengan santai dan aura yang tidak terlihat menyelimuti Nathan, kekuatan Vito yang kuat menghilang tanpa jejak setelah bersentuhan dengan aura Herold.Vito menggertakkan giginya. “Formasi!” Atas perintahnya, bawahan Vito yang membawa pedang di belakang tubuhnya segera membentuk formasi.“Tetua Herold, hari ini aku harus membu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 713

    “Oh, ini hadiah dari seorang teman,” Nathan berkata, lalu menembakkan kekuatan spiritual ke dalam botol porselen alkemis, dan botol porselen alkemis itu kembali berubah menjadi seukuran telapak tangan dan kembali ke tangan Nathan.Nathan tidak ingin Herold mengetahui kalau ini adalah botol porselen alkemis, karena botol porselen alkemis adalah artefak kuno dan merupakan senjata alkimia. Kalau Herold sampai mengetahuinya dan memiliki niat jahat, apa yang harus dia lakukan?Meskipun Herold sudah menyelamatkan Nathan, tapi di bawah godaan besar, hati orang bisa berubah, Nathan harus bersikap waspada. Setelah menyimpan botol porselen alkemis, Nathan menatap Sienna yang tergeletak di atas tanah, matanya seketika menjadi lembab.Tidak peduli apakah dia menyukai Sienna atau tidak, apakah kedua orang itu memiliki perasaan atau tidak, bagaimanapun Sienna mati karena menyelamatkan dia, Nathan merasa sangat sakit hati. Nathan berjalan perlahan ke sisi Sienna dan berjongkok untuk mengangkat tubuh

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 714

    Melihat kemarahan Hudson, Vito tersenyum dalam hati lalu berkata. “Tuan Hudson, tidak sulit untuk membunuh Nathan, meskipun anak itu memiliki sedikit kemampuan, bisa membunuh Donovan, tapi bagiku untuk membunuhnya hanya semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi, kalau Tuan Hudson juga turun tangan, hanya saja anak itu dibawa pergi oleh orang dari Saibu Care, mungkin dia bersembunyi di Saibu Care. Kurasa, cukup sulit jika kita ingin membunuhnya sekarang.”“Lalu kenapa kalau dia bersembunyi di Saibu Care, dia harus membayar harganya karena sudah membunuh pewarisku! Walau dia bersembunyi di Saibu Care, aku juga pasti akan membunuhnya!” Sepasang mata Hudson penuh dengan amarah, saat ini dia tidak peduli dengan Saibu Care atau apapun itu.“Tuan Hudson, Nathan sudah membunuh putraku, hari ini dia juga membunuh murid yang paling kamu banggakan, Minoan bersedia pergi bersama Qahwa menuju Saibu Care untuk mencabut nyawa bocah itu!” Vito berkata dengan bersemangat.Sekarang keduanya sudah ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 715

    Nathan melihat dan menemukan di depannya hanya ada kabut, sama sekali tidak terlihat apapun, tapi saat kesadaran spiritual Nathan menyebar, dia segera menyadari kalau di depannya memang ada sebuah pintu masuk desa, dan ada empat orang yang sedang berjaga di depan pintu desa itu. Di tempat seperti ini, walau tidak ada orang yang berjaga, tanpa orang dari Saibu Care yang memimpin jalan sepertinya akan sulit ditemukan, tempat ini seperti surga.“Memang tempat yang bagus, tapi kabut ini sedikit berlebihan,” Nathan berkata lalu menjentikkan jarinya, sebuah kekuatan spiritual seketika menghantam batu besar yang ada di sampingnya.Tiba-tiba batu itu memancarkan cahaya berkedip, dan kabut di depannya menghilang dengan kecepatan yang terlihat dengan mata telanjang, lalu akhirnya menghilang tanpa jejak.Pintu masuk Saibu Care terlihat, setelah empat orang yang berjaga melihat Herold, mereka bergegas mendekat dan berlutut dengan satu kakinya. “Selamat datang kembali, Tetua!”Herold sama sekali t

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 716

    Setelah itu, Herold menceritakan sejarah Saibu Care kepada Nathan, Nathan baru tahu kalau Saibu Care ternyata tidak se misterius dan menakutkan seperti yang dirumorkan di luar. Sebenarnya, dulu Saibu Care terbentuk dari beberapa penduduk desa yang melarikan diri dari perang dan menemukan sebuah desa di tempat ini, jadi mereka menetap di sini, dan hidup tanpa perselisihan.Meskipun disini tersembunyi, tapi tidak sepenuhnya terputus dari dunia luar, lambat laun beberapa master bela diri yang bosan dengan dunia, para ahli sirhir, juga datang kemari untuk menetap. Segera, beberapa orang di sini belajar seni bela diri, dan beberapa orang belajar sihir. Sedangkan formasi sihir yang ada di dalam Saibu Care sudah ditata sejak saat itu, dan sudah melewati masa ratusan tahun.Sedangkan seratus tahun yang lalu, seorang lelaki tua datang ke tempat ini, lelaki tua itu memiliki keterampilan medis yang sangat baik, bisa menyembuhkan penyakit orang-orang di desa, dan bisa alkimia. Sehingga bisa memp

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29

Bab terbaru

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1089

    "Aku datang untuk membicarakan bisnis," suara yang dingin dan tajam itu mengalun, mengiris ketegangan yang ada. Sosok itu muncul perlahan di balik kabut yang mengalir, seolah-olah ia adalah bayangan yang datang dari masa depan."Tuan .… Nathan?" Sentinel berbisik, matanya terbelalak. Wajahnya yang penuh kekesalan berubah menjadi penuh harapan. "Kamu .... datang pada waktu yang tepat," katanya terbata-bata. Seolah-olah nyawanya baru saja digenggam oleh malaikat maut, dan sekarang ada yang datang untuk menyelamatkannya.Nathan melangkah maju, langkahnya penuh ketenangan yang aneh di tengah huru-hara. "Aku hanya datang untuk urusan yang sedikit lebih mendesak," dia menatap Vinsen dan pengikutnya tanpa rasa takut. "Kalian harus menunda niat buruk kalian untuk sementara.""Siapa kau?" tanya Vinsen, nada suaranya bergetar sedikit, meskipun ia berusaha keras menahan ketegangan.Nathan mengangkat bahu sedikit, senyum tipis menghiasi wajahnya. "Aku hanya orang yang kebetulan datang di saat yan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1088

    “Adik kedua?” Sentinel tercengang. “Rivaldo?! Kenapa kau kembali?”Tapi Rivaldo tak menjawab, dia langsung berdiri di depan Vinsen dan membungkuk hormat. “Tuan Muda Vinsen.”Vinsen meliriknya. “Kalau aku serahkan posisi kepala keluarga padamu, apa yang akan kau lakukan?”“Dengan senang hati,” kata Rivaldo sambil tersenyum licik. “Aku akan serahkan seluruh kekayaan Keluarga Hufai kepada Keluarga Montrogami. Bahkan kami bersedia menjadi keluarga afiliasi.”Sentinel terpaku, dunia seakan runtuh di sekelilingnya. “Rivaldo …. kau—”Rivaldo menatapnya dengan dendam yang dipendam lama. “Kau sudah hidup bergelimang kekayaan selama bertahun-tahun! Aku? Aku hanya manajer biasa, hidup pas-pasan!” teriaknya. “Aku juga ingin jadi kepala keluarga! Aku juga ingin punya istri banyak, pesta tiap malam!”"Dasar bajingan!" teriak Sentinel, suaranya penuh amarah. "Aku bangun semuanya dari kegelapan ini, takkan pernah aku menyerahkannya padamu!"Setelah berkata demikian, amarah yang sudah lama dipendam ol

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1087

    “Bagaimana kalau kita undang Kelompok bayangan?” tanya Rogue cepat-cepat.“Tak berguna!” dengus Sentinel. “Mereka bukan tandingan para puncak penguasa Ingras!”Rogue mulai panik. “Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan? Banyak orang mulai melarikan diri! Mereka takut, Tuan Besar!”Namun tiba-tiba, wajah Sentinel berubah. Alisnya mengendur, seolah teringat sesuatu. “Benar juga… Bukankah ada sepasang pria dan wanita yang pernah datang bersama Tuan Zayn? Aku ingat, mereka sangat kuat. Mereka bawahan Tuan Nathan, dan aku rasa mereka juga seorang puncak penguasa Ingras!”Maksud Sentinel tentu saja adalah Ryzen dan Nicole, yang pernah beberapa kali datang bersama barang antik dari Kota Vale. “Tapi, mereka hanya berdua, Tuan,” kata Rogue ragu. “Apa mereka cukup kuat melawan tiga puncak penguasa Ingras sekaligus?”“Masalah nanti urusan nanti!” tegas Sentinel. “Kita undang mereka dulu. Kalau perlu, panggil juga Tuan Nathan!”Sentinel segera mengeluarkan ponselnya untuk menelepon.Namun tepa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1086

    Nathan berdiri membeku sejenak, memandang kerumunan di sekelilingnya. Mereka mengira dia pulang sebagai pahlawan, padahal dia datang untuk bersembunyi.Wajahnya mengeras. “Ryzen, bubarkan semuanya sekarang juga!”Tanpa menunggu reaksi, Nathan melangkah cepat ke arah mobil. Ryzen langsung memberi aba-aba pada anak buahnya, dan kerumunan pun mulai mundur.Zayn dan Kevin ikut masuk ke dalam mobil. Di dalam keheningan itu, mereka hanya menatap Nathan, tak mengucapkan sepatah kata pun, namun sorot mata mereka berkata banyak.Nathan mendesah pelan. "Aku tahu kalian ingin tahu tentang Sarah dan Beverly."Maka Nathan pun menjelaskan semuanya tentang pengejaran, tentang Sarah yang ditahan Martial Shrine, dan tentang betapa rumit situasinya kini.Raut wajah Kevin berubah drastis. “Nathan, kenapa semua ini bisa terjadi?”Nathan menunduk. “Paman Kevin, ada hal-hal yang memang harus aku lakukan, walau risikonya besar.”Dia tidak ingin semuanya menjadi seperti ini. Tapi ibu kandungnya masih berada

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1085

    “Aku tidak hanya menginginkan menara itu,” suara Gill menukik tajam, tatapannya menyala penuh keserakahan. “Aku tahu kau menyimpan banyak harta karun. Serahkan semuanya, mungkin aku akan mempertimbangkan untuk membiarkanmu hidup.”Nathan menyipitkan mata. “Begitu rupanya .…”Gill tak sekadar mengincar kekuatan, dia menginginkan segalanya.Matanya menyapu sekeliling. Jalan keluar tak mungkin dia tempuh secara frontal. Tapi, dia menoleh ke belakang, menara itu kini hanya bangunan kosong. Segel telah hilang dan itu bisa jadi jalan keluar. Tanpa berkata sepatah kata pun, Nathan membalikkan badan dan melesat masuk ke dalam menara.“Jangan biarkan dia kabur!” teriak Gill.BRAK! BRAK! BRAK!Nathan tak peduli. Dengan kekuatan penuh, dia menghantam dinding sisi timur menara.Batu-batu beterbangan. Dinding hancur, menciptakan celah besar. Dalam sekejap, Nathan menerobos keluar dan meledak ke udara, memusatkan kekuatan spiritual di kakinya dan melarikan diri dengan kecepatan penuh.Gill memaki k

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1084

    Kata-kata itu menusuk benak Nathan seperti panah yang melesat dari masa lalu. Dia memandangi naga emas yang mengelilinginya, meliuk seperti nyala api dari langit, namun tak satu pun gerakannya bisa dia kendalikan. Dia bahkan tak tahu kapan naga itu muncul.‘Apakah .... ayahku seekor naga?’ pikirnya, setengah cemas, setengah terpukau.Ingatannya terlempar ke Pulau Draken, saat naga Yin yang terkenal ganas justru menyerah tanpa perlawanan, memberikan batu mata naganya seolah tunduk. Saat itu, Nathan mengira dia hanya beruntung. Tapi sekarang ….“Mungkinkah darah mereka mengalir dalam tubuhku?” dia memandang pria tua itu, matanya dipenuhi gejolak. “Senior, apa maksudmu dengan Putra Naga? Siapa aku sebenarnya? Apakah aku anak dari seekor naga?”Untuk sesaat, kesunyian menggantung di antara mereka seperti kabut tebal.Pria tua itu menatapnya dan hanya tersenyum tipis, seakan tahu betapa hancurnya fondasi hidup Nathan saat ini diguncang oleh satu pertanyaan. “Kamu akan tahu,” katanya lembut

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1083

    Tinju dilayangkan, dentuman maha dahsyat mengguncang dinding batu. Retakan halus menjalar seperti jaring laba-laba di sekeliling pintu. Ledakan suara menampar lorong, bergema seperti auman raksasa purba yang terbangun.Di luar menara, Gill berdiri di antara reruntuhan dan kabut gelap dengan wajah terperangah."Apa yang dia lakukan di dalam?! Seperti sedang merobohkan seluruh fondasi!""Tuanku," Hago menimpali, wajahnya pucat diterpa kilatan petir dari langit kelam. "Sepertinya Nathan ingin menghancurkan menara ini. Dia tidak bisa memilikinya, jadi takkan membiarkan kita menyentuhnya."Gill mengepalkan pedangnya, aura hitam mulai berputar di sekeliling tubuhnya. "Kalau begitu, kita masuk sekarang sebelum dia menghancurkan semuanya!"Di dalam menara, Nathan sudah melayangkan pukulan kedelapan. Nafasnya berat, telapak tangannya mulai berdarah. Namun pintu perunggu tetap berdiri abadi dan dingin seperti batu nisan zaman kuno."Apa ini semacam kunci jiwa?" gumamnya sambil menatap tinjunya

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1082

    Sementara itu, di dalam.Klik~Bunyi halus terdengar dari dalam pintu perunggu. Simbol-simbol di permukaannya mulai menyala, satu per satu, seperti barisan bintang yang diaktifkan.Nathan membuka mata, apasnya tercekat. “Pintu itu .… merespon!”Bzzzzhh!Perlahan, pintu perunggu terbuka, bukan ke dalam atau ke luar, melainkan menghilang ke dalam cahaya seperti menguap ke dimensi lain. Di balik pintu itu, terdapat tangga spiral yang turun jauh ke dalam perut menara. Udara dari bawah terasa dingin, seperti embusan napas dari dunia lain.Nathan menggigit bibirnya, dia tahu ini satu-satunya harapannya untuk menyelamatkan menara atau memperoleh kekuatan baru untuk menghadapi Gill dan orang-orang keluarga Wilford. Tanpa ragu, Nathan melangkah masuk dan mulai menuruni tangga. Pandangan Nathan menyapu sekeliling ruang menara.“Menara ini bukan tempat biasa.”Bentuk dan ukurannya, pancaran energi spiritual yang terus mengalir terlalu misterius.“Mungkinkah ini sebenarnya senjata sihir? Atau, wa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1081

    Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status