Share

Bab 2

Author: Imgnmln
last update Huling Na-update: 2024-10-29 19:42:56

"Tuan Ace …. Jika saya boleh bertanya, hal apa yang membuat Anda datang ke kota Northen Vale ini?"

Nathan yang mendengar itu melirik ke arah Paul. Aura yang sangat mendominasi dapat terlihat dari manik matanya yang dingin.

Hal itu membuat Paul gemetar. "M-maaf jika saya lancang, Tuan. Tapi, kota Northen Vale hanyalah sebuah kota kecil jika dibandingkan dengan ibukota Northen," ujarnya dengan kaku.

Menyadari ketakutan Paul, Nathan kembali memalingkan wajahnya menatap pemandangan Kota Northen Vale dari jendela mobil dan mulai menjelaskan kedatangannya. "Northen Vale …. Ini adalah kampung halamanku," pria itu kembali mengalihkan pandangannya ke arah Paul, tatapan matanya bertabrakan dengan netra hitam milik Paul. "Sudah lima tahun, aku tidak bertemu dengan keluargaku."

Mendengar penjelasan singkat sang dewa perang itu, Paul membelalakkan matanya. 'Apa? Tuan Ace berasal dari Northen Vale?!'

"Tuan Ace … A-aku—"

"Cukup! Berhenti memanggilku Ace, aku bukan lagi seorang pejuang seperti dulu," Nathan memotong ucapan Paul dengan datar. "Sekarang aku hanyalah rakyat biasa, Nathan Sykes."

Paul yang mendengar itu merasa sangat kagum, meskipun dia merupakan seorang panglima tingkat tinggi kemiliteran, yang jika dibandingkan dengan Ace, Paul hanyalah setitik debu. Akan tetapi, Nathan bersikap rendah hati terhadapnya.

Paul sedikit mengetahui tentang identitas Ace, yang mana saat di dalam penjara, Nathan bertemu dengan seorang pria tua yang merupakan agen dari militer. Di dalam penjara, pria tua itu selalu ditindas oleh para napi yang lain, hanya Nathan yang berani menolongnya. Sehingga, pria tua itu mengajarkan banyak seni bela diri dan menjadikannya seorang pejuang militer.

Suatu ketika, Nathan diutus untuk menjalankan sebuah misi rahasia yang diberikan secara khusus oleh Presiden. Dengan membawa pasukan elit The Falcon, dia berhasil meluluhlantakkan sebuah negara. Hingga akhirnya, Nathan mendapatkan julukan sang dewa perang, Ace!

Setengah jam telah berlalu.

"Berhenti," sahut Nathan seraya menatap sebuah kompleks perumahan yang tidak asing baginya. Sopir pun menginjak rem dengan refleks dan menghentikan laju mobil. "Aku akan berjalan kaki dari sini, aku tidak ingin membuat orang-orang mencurigaiku jika melihat keberadaanmu," ujarnya kepada Paul.

Nathan kemudian keluar dari dalam mobil, dan sopir itu mengambil koper usang miliknya.

Setelah menerima koper itu, Nathan berkata. "Terima kasih, karena telah mengantarku pulang," ujarnya menepuk pundak Paul yang berada di hadapannya.

Nathan membalikkan badannya sembari menyeret koper usang miliknya, tanpa menunggu balasan dari Paul.

Melihat itu, Paul sontak terkejut, dia pun bergegas mengejar Nathan dan berkata. "Tuan Nathan!" teriaknya yang membuat Nathan berhenti. Dia memberikan secarik kertas sembari membungkuk dengan hormat. "Tuan, ini adalah kartu namaku, Anda bisa memanggilku kapanpun jika membutuhkan bantuan. Aku akan datang dengan senang hati."

Nathan membaca secarik kertas itu, yang membuat bibirnya terangkat. "Jendral Paul Cartney," ucap Nathan menatap Paul yang langsung berdiri dengan tegap. "Senang bisa bertemu denganmu," ujarnya sembari membalikkan badannya. "Suatu saat, aku akan membutuhkan bantuanmu."

Nathan menatap gedung-gedung mewah yang menjulang tinggi di hadapannya, semuanya terasa begitu asing baginya. 'Bantuan untuk menyingkirkan bedebah di kota ini,' kilatan cahaya yang berbahaya memancar dari manik matanya dengan tajam.

***

"Ibu, aku kembali," ucap Nathan seraya menatap gedung-gedung tinggi yang jauh berbeda terakhir kalinya dia melihat tempat itu.

Lima tahun yang lalu, tepatnya saat Nathan masih berusia dua puluh lima tahun, dia masih mengingat dengan jelas. Gedung-gedung tinggi itu masih sebuah sawah, rumah yang megah di sekelilingnya masih sebuah rumah biasa yang terbilang cukup mewah. Dan sekarang, semuanya berubah drastis dari apa yang dia ingat.

Setelah sekitar sepuluh menit Nathan berjalan kaki sembari menyeret koper usangnya, dia menatap sebuah rumah bobrok yang ada di hadapannya. Rumah itu masih berdiri dengan kokoh, namun banyak tumbuhan-tumbuhan liar yang mulai menjalari pagar berkarat dan lumut yang menempel di dinding. Terlihat sebuah retakan yang membuat rumah itu mencolok jika dibandingkan dengan rumah-rumah megah di sekelilingnya.

'A-apa ini?!'

Nathan menatap rumah itu dengan hati yang buruk. 'Apa yang terjadi?'

Nathan mendekati pagar berkarat itu dan memegangnya dengan erat, emosinya memuncak tinggi. "Apa ada orang?" serunya dengan suara yang keras.

Namun, kediaman itu terlihat sangat hening, sunyi dan senyap. Merasa ada yang tidak beres dengan kediamannya itu, Nathan melirik sekitar halaman rumah dengan ragu. Kemudian dia melemparkan koper usang miliknya melewati pagar besi berkarat itu dan melompatinya. Dia menyusuri jalanan menuju pintu rumahnya yang dikelilingi ilalang.

Setelah ragu-ragu untuk waktu yang lama, Nathan dengan lembut mengetuk pintu. "Ma …"

"Siapa?" Pintu terbuka, dan seorang wanita tua dengan rambut penuh uban menjulurkan kepalanya, wanita tua itu meraba-raba ke depan dengan satu tangan. "Siapa, siapa yang mengetuk pintu?"

Mata wanita tua itu tertutup, dan jelas dia tidak bisa melihat apa-apa, dia buta!

Ketika Nathan melihat wanita tua di depannya, dia tercengang, matanya terbuka lebar, dan seluruh tubuhnya gemetar. Dia tidak percaya bahwa wanita tua dengan rambut putih dan wajah keriput di depannya ini sebenarnya adalah ibunya, Maria Shandi!

Hanya dalam lima tahun yang singkat, bagaimana ibunya menjadi seperti ini?

'A-apa yang terjadi?!' Nathan sontak terkejut melihat keadaan ibunya. "Ma, ini aku, aku Nathan!" Nathan melangkah maju untuk mendekati ibunya dan berteriak dengan penuh semangat.

"Nathan? Apakah itu benar-benar kamu?" Maria menyentuh wajah Nathan dengan kedua tangannya, dan air matanya tidak bisa berhenti mengalir.

"Iya, ini aku, Ma ...." Mata Nathan juga merah. "Ma, ada apa denganmu? Apa yang terjadi?"

Nathan tidak mengerti, ibunya baik-baik saja ketika dia pergi, mengapa dia menjadi seperti ini hanya dalam lima tahun?

"Nak, ceritanya panjang, ayo masuk!" Maria menarik Nathan masuk ke dalam rumah yang kumuh itu.

Melihat ruangan yang sederhana, hampir kosong, Nathan tercengang bukan main. Meskipun keluarga mereka tidak kaya, tetapi ayahnya memiliki pekerjaan formal, sehingga masih mungkin untuk mencapai kehidupan yang berkecukupan, tetapi bagaimana keluarga menjadi seperti ini sekarang?

Ketika Nathan melihat keadaan rumahnya yang bobrok dan juga ibunya yang saat ini buta, dia bertanya. "Ma, apa yang terjadi dengan keluarga kita?"

"Nathan …" Maria menghela nafas. "Setelah kamu pergi …."

Maria menceritakan masalah itu satu per satu.

Mga Comments (3)
goodnovel comment avatar
Nyamuk Kecil
sangat terharu
goodnovel comment avatar
pendamping desa
oke, lanjutkan
goodnovel comment avatar
Dargombes Putra Rimba
ceritanya nampaknya cukup bagus
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 3

    Selama Nathan dipenjara, keluarga Orton tidak berniat melepaskannya, dan bahkan menuntut keluarganya untuk mengganti rugi 2 milyar kepada mereka. Pada akhirnya, tidak ada jalan lain. Orang tua Nathan harus menjual rumah untuk mengganti rugi kepada keluarga Orton karena telah berani memukuli pewarisnya. Bahkan, mereka meminjam banyak uang, tetapi mereka tetap tidak dapat mencukupinya. Pada akhirnya, masih tersisa hutang yang masih terus ditagih oleh keluarga Orton, dan mereka hanya bisa mencicilnya secara perlahan. Karena alasan ini, pekerjaan ayah Nathan tidak lagi tersedia, dan dia hanya dapat mencari nafkah sebagai kuli bangunan. Sementara ibunya membasuh wajahnya dengan air mata sepanjang hari, dan matanya dibutakan oleh tangisan.Inilah sebabnya mengapa selama Nathan dipenjara, orang tuanya tidak pernah menjenguknya walau hanya sekali.Mendengarkan ucapan ibunya, Nathan perlahan mengepalkan tinjunya, dan niat membunuh yang besar menguar dari tatapan matanya. Dia tidak pernah berpi

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 4

    “Ma, siapa itu?”“Tidak usah kamu pedulikan, cepat masuk kedalam kamar, dan jangan keluar!” Maria mendorong Nathan masuk kedalam kamar, dan mengarah ke pintu dengan raut wajah yang gelisah.Terdengar derap kaki yang kuat dan besar, terlihat sosok pria kekar dan tinggi membawa 4 sampai 5 orang yang terlihat sangar melangkah masuk."Apa kamu tuli, hah?!" Maki pria itu. “Mana uangnya?” Kamil melihat Maria dan langsung bertanya.“Tuan Kamil, sudah saya siapkan,” Maria terus mengangguk, dan meraba-raba kantong hitam yang ada di saku celananya. "I-ini …."Saat ini banyak tetangga yang sedang berkumpul dan menyaksikan, melihat kejadian itu, tapi mereka tidak berani mendekat karena takut akan terseret oleh masalah.“Para bajingan itu kembali, mereka benar-benar membuat orang seakan-akan ingin mati!”“Benar, mereka sama sekali tidak berprikemanusiaan!”“Hei, kecilkan suara kalian, mereka itu orang-orang yang diutus Keluarga Orton untuk menagih ganti rugi.”Beberapa tetangga berkumpul dan berka

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 5

    "Ma, aku ada urusan sebentar, tetaplah di rumah," ucap Nathan dengan datar seraya berjalan meninggalkan kediamannya penuh amarah.Ciiit …. Brak!Terdengar suara rem mobil yang nyaring, saat Nathan hendak menyebrang jalan keluar dari komplek itu, tiba-tiba sebuah mobil melaju dengan kencang, tabrakan pun tidak dapat dihindari. Nathan akhirnya tertabrak hingga terpental beberapa meter."Ah!"Tubuh Nathan berguling-guling di atas aspal, jika saja saat di penjara dia tidak belajar seni bela diri, mungkin dia sudah kehilangan nyawanya."A-aduh …." Nathan berusaha berdiri dan menyeimbangkan tubuhnya. "Sial! Lagi buru-buru gini!" Gerutunya dengan kesal.Tepat saat Nathan memaki dan berusaha bangkit berdiri, suara makian dapat terdengar. “Eh bego? Punya mata, gak? Nyebrang tuh pake mata!"Seorang gadis terlihat turun dari dalam mobil BMW, dia mengenakan rok berwarna putih, dan mengenakan sepatu hak tinggi, dia terlihat sangat cantik, dan menatap Nathan dengan tatapan kesal.Nathan mengernyitk

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 6

    Sherly menatap Nathan tanpa ekspresi dan berkata. "Nathan, jangan menemuiku lagi, dan jangan datang mencariku lagi! A-aku …. Aku telah memutuskan untuk menikahi Rendy!"Mata Nathan menyipit dan tangannya mengepal dengan erat. Meskipun dia sudah mengetahuinya, tapi ketika Sherly mengatakannya sendiri, hati Nathan berkedut dengan kencang. Dia dipenjara karena pria itu, tapi sekarang pacarnya akan menikah dengannya?Sebuah cinta yang sangat ironis!"Hahaha …." Tiba-tiba Nathan menertawakan dirinya sendiri, dia merasa bahwa dia benar-benar terlalu bodoh.Tiba-tiba tawa Nathan berhenti, netra hitam dingin miliknya menatap ke arah Sherly, namun tidak ada kemarahan di wajahnya, dan tangannya perlahan mengendur. "Apakah itu yang kamu inginkan?"“Ya!” Sherly mengangguk. “Aku ingin memiliki kehidupan yang indah, dan kamu tidak akan pernah bisa memberikannya kepadaku!”"Dan kamu, sekarang kamu seorang mantan narapidana. Bahkan jika kamu keluar dari penjara, aku khawatir kamu akan sulit untuk men

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 7

    Hotel Northen.Sosok pria tua sedang berdiri dengan wajah yang pucat di depan pintu masuk Hotel, Kevin Wibowo, sang pemilik Hotel secara pribadi menunggu Nathan di pintu, dan penampilan Kevin membuat semua orang yang masuk ke Hotel Northen banyak berbisik."Bukankah dia Kevin Wibowo?”“Benar, untuk apa dia berdiri di depan pintu? Tidak seperti biasanya!”“Benar, seolah-olah dia sedang menunggu seseorang!"“Ah benar sekali, sungguh hebat orang yang mampu membuatnya menunggu di depan pintu secara khusus!”"Tunggu, aku mendengar bahwa putra tertua dari keluarga Orton akan menikah, dan pernikahan itu dilaksanakan di sini. Apakah dia sedang menunggu seseorang dari keluarga Orton?""Mungkin saja, lagipula, keluarga Orton juga keluarga kaya, jadi mereka harus memberi sedikit ucapan selamat datang."Semua orang berjalan ke Hotel Northen sambil berbisik, tetapi Kevin masih menunggu di pintu sambil melihat arlojinya yang sudah menunjukkan hampir pukul 9 malam, wajahnya menjadi sedikit tidak sab

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 8

    Dokter Paul, pria itu kembali menusukkan jarum akupunktur pada Kevin dengan hati-hati, keringat dingin semakin banyak membasahi keningnya. Dan saat jarum terakhir di tusukkan padanya, Kevin tersada dan perlahan-lahan membuka matanya.“Ayah! Syukurlah, ayah sudah sadar!” Melihat Kevin sudah kembali sadar, Sarah berteriak dengan semangat, kelopak matanya dipenuhi air mata.Sarah merasa sangat ketakutan, dia takut kalau ayahnya tidak akan pernah membuka matanya lagi.Dokter yang melihat Kevin sudah sadar juga menarik nafas panjang, dia juga sebenarnya tidak tahu harus berbuat apa. Tapi disaat Sarah dan Dokter itu merasa lega, Kevin yang sudah sadar tiba-tiba tubuhnya gemetaran hebat. Raut wajahnya terlihat sangat kesakitan, wajahnya tiba-tiba membiru.“A-ayah? A-apa yang terjadi?!” Sarah berteriak, dengan panik dia menatap Dokter itu. “Dokter, apa yang terjadi?”Seketika, Dokter itu juga menjadi panik, dia terlihat kebingungan. “A-aku …. Aku juga tidak tahu, kenapa ….”“Cepat lakukan ses

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 9

    “Nathan, maksudku …. Guru! Tolong angkat aku menjadi muridmu!” seru Paul penuh semangat dengan tatapan yang berbinar.Nathan membuka mulutnya tapi dia menyadari kalau dia bahkan sudah tidak punya tenaga untuk berbicara.Sedangkan Sarah yang terkejut menatap Dokter Paul. “Dokter Paul, apa yang sedang kamu lakukan? Ayahku saja belum bangun!” Sarah tidak mengerti, ayahnya jelas-jelas masih pingsan, kenapa Dokter Paul berlutut da meminta Nathan untuk menjadi gurunya?“Nona Sarah, mungkin anda tidak tahu, baru saja Nathan menggunakan Teknik Yin dan Yang!” suara Paul begitu bersemangat menjelaskan kepada Sarah. “Teknik ini saling berhubungan namun juga saling berlawanan! Dan yang paling penting, teknik ini bisa membangkitkan orang mati, Tuan Kevin pasti akan baik baik saja!”“A-apa? Benarkah itu?” Sarah menatap Nathan dengan tatapan tidak percaya, kalau apa yang dikatakan oleh Dokter Paul benar, maka Nathan benar-benar pantas disebut sang dewa penyelamat.“Tidak disangka kamu mengetahui ten

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 10

    “Tuan, katakan saja apa yang kamu butuhkan, aku akan berusaha sebisa mungkin untuk memenuhi permintaanmu!” Kevin segera menjawab dengan percaya diri. “Percayakan padaku!”“Nathan, dalam daftar ini kamu menuliskan Kalung Giok Suci dan Batu Akik Sojol, apa kegunaan mereka?” Sarah tiba-tiba membuka suara dan bertanya.Karena kalung dan Batu Akik tidak terdengar seperti bahan yang diperlukan untuk menyembuhkan penyakit, dan benda ini juga umum dijual di jalanan.“Sarah, kamu jangan banyak bertanya, kamu hanya perlu membantuku untuk mencarinya!” gerutu Kevin memelototi Sarah.“Tidak apa-apa,” Nathan tersenyum. “Kedua benda ini juga digunakan untuk menyembuhkan penyakit, hanya saja kedua benda ini tidak biasa, yang aku perlukan ini, semuanya memiliki energi spiritual!”“Memiliki energi spiritual?” Sarah tercengang mendengar itu.Kevin juga terkejut, mereka bahkan tidak mengerti apa yang dimaksud memiliki energi spiritual.Melihat kedua orang itu tercengang, Nathan menjelaskan. “Di dunia ini

Pinakabagong kabanata

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 692

    “Bagaimanapun kamu merupakan satu bagian dari keluarga Maven, kamu malah mencelakai keluargamu seperti ini, apa kamu tidak tahu, tanpa disadari semuanya sudah ditakdirkan?” Nathan berkata sambil menatap River.“Bicara sembarangan apa kamu?! Aku tidak mengerti sama sekali!” Raut wajah River berubah drastis dan berteriak pada Nathan.“Tuan Nathan, apa yang sebenarnya terjadi?” Jasper sudah tersadar dari keterkejutannya dan berjalan ke depan Nathan lalu bertanya, dia sendiri juga sudah bingung.Nathan menatap Jasper lalu berkata sambil tersenyum. “Rumahmu sudah dipasangi sihir oleh seseorang, dan juga rumahmu ini dihantui, kalian sekeluarga mungkin akan segera mati!”Mendengar perkataan Nathan, raut wajah Jasper menjadi sangat jelek. “Mohon Tuan Nathan jelaskan lebih rinci, a-apa yang sebenarnya terjadi?” Jasper tidak mengerti, siapa yang ingin mencelakai keluarganya?“Tuan Maven, tadi kamu mengatakan kalau tempat dimana rumahmu berada sekarang merupakan tempat pilihan Fletch bukan?” tan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 691

    “Tuan Nathan, apa yang sedang kamu lakukan?” Steve yang melihat Nathan menghentikan Fletch, dan mengatakan hal-hal yang tidak dipahaminya juga bertanya dengan hati-hati padanya.“Tuan Nathan, apakah Fletch menyinggungmu? Aku bisa menebusnya untukmu, kamu langsung turun tangan menghentikannya, apa maksudmu?” Jasper juga angkat bicara, meskipun dia masih memanggil Tuan Nathan, tapi nada bicaranya jelas terdengar tidak senang.Bagaimanapun Fletch sudah menyembuhkan penyakit istrinya, Nathan menghentikan Fletch di hadapannya, bukankah itu keterlaluan?“Apa maksudku, kalian tidak mengerti, tapi dia pasti mengerti!” Nathan tersenyum tipis pada Fletch dan tiba-tiba meraih kendi berlapis emas yang ada di tangan Fletch.Fletch terkejut sesaat dan bergegas mundur. Di saat bersamaan, River yang melihat Nathan menyerang Fletch, raut wajahnya menjadi marah dan dia menghantamkan tinjunya dengan keras ke arah Nathan.“River, jangan menyerang!” Steve yang melihat River ingin memukul Nathan segera ber

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 690

    Setelah kabut hitam itu tersedot ke dalam botol, botol itu terbang kembali ke tangan Fletch dalam sekejap, dan jimat yang ditempelkan di kening Grace seketika berubah menjadi kepulan asap putih.“Lihat? Fletch memang hebat! Yang berasal dari Qahwa memang tidak diragukan lagi!” Jasper tertegun dan cara bicaranya agak tersendak.Steve mengangguk sekuat tenaga, dia juga sangat kaget. Saat ini Steve dan Jasper tampaknya sudah yakin dengan trik dari Fletch ini.Terutama Jasper, dia seolah sudah lupa dengan keberadaan Nathan, bukannya Jasper pilih-pilih, tapi sebagai orang biasa dia tidak pernah melihat pemandangan seperti itu, sekarang dia tiba-tiba melihatnya, dia sudah menjadi sepenuhnya yakin, baginya, Fletch seperti seorang dewa.“Aku sudah menarik sihir yang ada di tubuh Tante Grace, kedepannya tidak akan terjadi hal seperti ini lagi!” Setelah menyimpan botol porselen itu, Fletch berkata dengan enteng.“Fletch, kamu terlalu hebat, aku sangat berterima kasih kepadamu, katakan saja baga

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 689

    Mendengar Lumina hampir musnah, Sienna merasa sangat sakit hati, meskipun dia sudah meninggalkan Lumina dan tidak akan pernah kembali ke Lumina seumur hidup, tapi mendengar hal itu tetap membuat dia sedih.“Fletch, kalian saling mengenal? Bantu kenalkan padaku!” River melihat Fletch mengenal Sienna, segera menghampiri dan berkata penuh harap, sepertinya dia tergoda Sienna.Fletch melirik River. “Kalau kamu tidak ingin mati, sebaiknya tidak usah mencoba untuk mengenalnya!”Perkataan Fletch menjatuhkan semangat River seketika, dan dia berjalan kembali ke sisi ibunya dengan patuh. “Ibu, kamu duduk yang baik ya, aku akan meminta Fletch untuk menyembuhkan penyakitmu!” River berlutut, dan berkata pada ibunya dengan sangat berbakti.Jasper yang mendengar perkataan River seketika merasa canggung, dia melihat Nathan, karena dia mengundang Nathan kemari, dan sekarang putranya mengundang orang lain. Apalagi yang diundang adalah Fletch, Jasper tidak mungkin mengusir dia, kalau tadinya hanya orang

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 688

    Penampilan Sienna bagaikan bidadari, fitur wajahnya yang terlihat tajam, tubuhnya yang mempesona dengan lekukan indah, serta aroma yang memancar dari tubuhnya membuat River seketika terpesona, matanya menatap lurus pada Sienna tanpa berkedip.“Uhuk!” Melihat putranya menatap Sienna dengan tidak sopan, Jasper segera batuk dengan keras.Meskipun Jasper tidak tahu apa hubungan Sienna dan Nathan, tapi putranya bersikap begitu tidak sopan. Kalau sampai menyinggung Nathan, maka kerugiannya sulit ditanggung.Mendengar Jasper terbatuk, River tersadar kembali dan bergegas bertanya pada Jasper. “Ayah, siapa wanita cantik ini?”“River, ini adalah Tuan Nathan yang aku undang untuk memeriksa penyakit ibumu!” Jasper tidak memperkenalkan Sienna terlebih dulu dan menunjuk Nathan sambil memperkenalkan, lalu berkata. “Gadis ini adalah temannya Tuan Nathan, mereka datang bersama,” Jasper memperkenalkan seperti ini agar River menahan dirinya sedikit, Jasper tahu kalau putranya ini sangat mesum, tapi dia

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 687

    “Sudah mengerti?” Jasper tercengang, wajahnya penuh dengan kecurigaan. ‘Dia belum melihat apapun dan bahkan belum memeriksa denyut nadi, tapi dia sudah tahu penyakit apa?!’“Tuan Nathan, kalau begitu bagaimana keadaanku?” Grace melihat Nathan yang hanya meliriknya dan sudah memahami kondisinya, mungkin sedang mau menipu, dia sendiri paling mengerti kondisinya sendiri, jadi dia bertanya pada Nathan untuk melihat apakah yang dikatakan oleh Nathan benar atau tidak.“Nyonya Maven, apakah kamu sering sakit kepala, dan saat sakit, seluruh tubuhmu terasa seperti akan ambruk?” Nathan menatap Grcae dan berkata dengan ringan.“Benar, aku memang sering sakit kepala, dan setiap sakit kepala rasanya ingin bunuh diri, makan obat penghilang rasa sakit seperti apapun tidak ada gunanya,” Grace mengangguk.“Tuan Nathan, penyakit Nyonya Maven ini sangat aneh, setiap kali sakit kepala sama sekali tidak bisa dikendalikan, aku pernah menggunakan obat penenang untuk meredakan sakit kepalanya, tapi tidak ada

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 686

    “Tuan Steve, kamu juga cobalah, teh baru seperti ini jarang ditemui!” Jasper juga memanggil Steve.Nathan tersenyum tipis, sebenarnya dia tidak paham cara mencicipi teh, teh apapun rasanya sama saja di mulutnya. Beberapa orang itu mengobrol sambil menyeruput teh.“Tuan Maven, saat kamu membangun villa mu ini, apakah kamu mengundang seseorang untuk melihatnya?” Nathan tidak bisa menahan diri untuk bertanya pada Jasper.“Iya, pemilihan lokasi, konstruksi, termasuk ukuran semuanya diarahkan oleh seorang tetua, aku menghabiskan lima miliar lebih, dan dengar-dengar orang itu berasal dari sebuah klan bernama Qahwa, dia sangat terkenal!” Jasper tidak merahasiakan apapun dari Nathan dan berkata sambil mengangguk.“Qahwa?” Nathan mengernyitkan keningnya, sepertinya Nathan tidak pernah mendengarnya.Namun saat ini Sienna yang berada di samping Nathan seketika berseru setelah mendengarnya. “Orang dari Qahwa yang mengatur posisi rumah ini? Kalau begitu, keluarga kalian bisa dibilang cukup terhorm

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 685

    Steve yang mendengarnya seketika tersipu malu. “Sejujurnya, Tuan Nathan, aku sudah memeriksa beberapa kali, namun tidak mampu untuk menyembuhkannya.”“Bahkan, Tuan Steve juga tidak bisa memeriksanya? Mungkin memang penyakit yang rumit, besok aku akan pergi ke kediaman kalian untuk melihatnya,” Nathan mengangguk setuju.Karena saat ini sudah larut malam, dan tidak pantas berkunjung ke rumah orang untuk memeriksa seorang wanita di waktu seperti ini.“Terima kasih banyak Tuan Nathan, aku akan menunggu kalian!” Melihat Nathan menyetujuinya, Jasper mengucapkan terima kasih dengan dalam..“Tuan Maven, Anda akhirnya bisa tenang, selama Tuan Nathan turun tangan, tidak ada penyakit yang tidak bisa disembuhkan, dan Tuan Nathan juga memiliki keahlian alkimia yang hebat! Selama memakan obat ramuan Tuan Nathan, bisa memperkuat tubuh, bahkan kebal terhadap segala racun!” Steve memuji Nathan, dan Jasper juga menganggukkan kepalanya.Nathan menatap Steve dengan tidak berdaya, sanjungan ini bisa saja

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 684

    Ini adalah salah satu dari sepuluh artefak kuno yang paling terkenal, porselen alkemis termasuk di dalam daftarnya! Ini adalah alat untuk membuat obat-obatan yang diturunkan oleh keturunan porselen alkemis di masa lalu. Dia pernah mendengar Marcel membicarakan artefak legendaris di masa lalu, tapi dia tidak pernah menyangka akan menemukannya hari ini. Perlu diketahui kalau porselen alkemis adalah eksistensi yang paling dijunjung tinggi oleh semua dokter, tidak disangka kedatangannya ke Agelta kali ini membuat dia menemukan sebuah benda pusaka seperti ini.Mata Nathan berbinar karena bersemangat!Setelah mengambil porselen itu, Nathan kembali melihat tulisan yang terukir di badan porselen dengan seksama, ekspresi kagetnya tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Melihat dari cara dan gaya pembuatannya bisa dipastikan ini memang benar.‘Benar! Ini memang barangnya!’ Tangan Nathan gemetaran karena bahagia. ‘Ini benar-benar kejutan!’Kalau porselen ini digunakan untuk alkimia, maka Nathan

DMCA.com Protection Status