"Tuan Ace …. Jika saya boleh bertanya, hal apa yang membuat Anda datang ke kota Northen Vale ini?"
Nathan yang mendengar itu melirik ke arah Paul. Aura yang sangat mendominasi dapat terlihat dari manik matanya yang dingin.Hal itu membuat Paul gemetar. "M-maaf jika saya lancang, Tuan. Tapi, kota Northen Vale hanyalah sebuah kota kecil jika dibandingkan dengan ibukota Northen," ujarnya dengan kaku.Menyadari ketakutan Paul, Nathan kembali memalingkan wajahnya menatap pemandangan Kota Northen Vale dari jendela mobil dan mulai menjelaskan kedatangannya. "Northen Vale …. Ini adalah kampung halamanku," pria itu kembali mengalihkan pandangannya ke arah Paul, tatapan matanya bertabrakan dengan netra hitam milik Paul. "Sudah lima tahun, aku tidak bertemu dengan keluargaku."Mendengar penjelasan singkat sang dewa perang itu, Paul membelalakkan matanya. 'Apa? Tuan Ace berasal dari Northen Vale?!'"Tuan Ace … A-aku—""Cukup! Berhenti memanggilku Ace, aku bukan lagi seorang pejuang seperti dulu," Nathan memotong ucapan Paul dengan datar. "Sekarang aku hanyalah rakyat biasa, Nathan Sykes."Paul yang mendengar itu merasa sangat kagum, meskipun dia merupakan seorang panglima tingkat tinggi kemiliteran, yang jika dibandingkan dengan Ace, Paul hanyalah setitik debu. Akan tetapi, Nathan bersikap rendah hati terhadapnya.Paul sedikit mengetahui tentang identitas Ace, yang mana saat di dalam penjara, Nathan bertemu dengan seorang pria tua yang merupakan agen dari militer. Di dalam penjara, pria tua itu selalu ditindas oleh para napi yang lain, hanya Nathan yang berani menolongnya. Sehingga, pria tua itu mengajarkan banyak seni bela diri dan menjadikannya seorang pejuang militer.Suatu ketika, Nathan diutus untuk menjalankan sebuah misi rahasia yang diberikan secara khusus oleh Presiden. Dengan membawa pasukan elit The Falcon, dia berhasil meluluhlantakkan sebuah negara. Hingga akhirnya, Nathan mendapatkan julukan sang dewa perang, Ace!Setengah jam telah berlalu."Berhenti," sahut Nathan seraya menatap sebuah kompleks perumahan yang tidak asing baginya. Sopir pun menginjak rem dengan refleks dan menghentikan laju mobil. "Aku akan berjalan kaki dari sini, aku tidak ingin membuat orang-orang mencurigaiku jika melihat keberadaanmu," ujarnya kepada Paul.Nathan kemudian keluar dari dalam mobil, dan sopir itu mengambil koper usang miliknya.Setelah menerima koper itu, Nathan berkata. "Terima kasih, karena telah mengantarku pulang," ujarnya menepuk pundak Paul yang berada di hadapannya.Nathan membalikkan badannya sembari menyeret koper usang miliknya, tanpa menunggu balasan dari Paul.Melihat itu, Paul sontak terkejut, dia pun bergegas mengejar Nathan dan berkata. "Tuan Nathan!" teriaknya yang membuat Nathan berhenti. Dia memberikan secarik kertas sembari membungkuk dengan hormat. "Tuan, ini adalah kartu namaku, Anda bisa memanggilku kapanpun jika membutuhkan bantuan. Aku akan datang dengan senang hati."Nathan membaca secarik kertas itu, yang membuat bibirnya terangkat. "Jendral Paul Cartney," ucap Nathan menatap Paul yang langsung berdiri dengan tegap. "Senang bisa bertemu denganmu," ujarnya sembari membalikkan badannya. "Suatu saat, aku akan membutuhkan bantuanmu."Nathan menatap gedung-gedung mewah yang menjulang tinggi di hadapannya, semuanya terasa begitu asing baginya. 'Bantuan untuk menyingkirkan bedebah di kota ini,' kilatan cahaya yang berbahaya memancar dari manik matanya dengan tajam.***"Ibu, aku kembali," ucap Nathan seraya menatap gedung-gedung tinggi yang jauh berbeda terakhir kalinya dia melihat tempat itu.Lima tahun yang lalu, tepatnya saat Nathan masih berusia dua puluh lima tahun, dia masih mengingat dengan jelas. Gedung-gedung tinggi itu masih sebuah sawah, rumah yang megah di sekelilingnya masih sebuah rumah biasa yang terbilang cukup mewah. Dan sekarang, semuanya berubah drastis dari apa yang dia ingat.Setelah sekitar sepuluh menit Nathan berjalan kaki sembari menyeret koper usangnya, dia menatap sebuah rumah bobrok yang ada di hadapannya. Rumah itu masih berdiri dengan kokoh, namun banyak tumbuhan-tumbuhan liar yang mulai menjalari pagar berkarat dan lumut yang menempel di dinding. Terlihat sebuah retakan yang membuat rumah itu mencolok jika dibandingkan dengan rumah-rumah megah di sekelilingnya.'A-apa ini?!'Nathan menatap rumah itu dengan hati yang buruk. 'Apa yang terjadi?'Nathan mendekati pagar berkarat itu dan memegangnya dengan erat, emosinya memuncak tinggi. "Apa ada orang?" serunya dengan suara yang keras.Namun, kediaman itu terlihat sangat hening, sunyi dan senyap. Merasa ada yang tidak beres dengan kediamannya itu, Nathan melirik sekitar halaman rumah dengan ragu. Kemudian dia melemparkan koper usang miliknya melewati pagar besi berkarat itu dan melompatinya. Dia menyusuri jalanan menuju pintu rumahnya yang dikelilingi ilalang.Setelah ragu-ragu untuk waktu yang lama, Nathan dengan lembut mengetuk pintu. "Ma …""Siapa?" Pintu terbuka, dan seorang wanita tua dengan rambut penuh uban menjulurkan kepalanya, wanita tua itu meraba-raba ke depan dengan satu tangan. "Siapa, siapa yang mengetuk pintu?"Mata wanita tua itu tertutup, dan jelas dia tidak bisa melihat apa-apa, dia buta!Ketika Nathan melihat wanita tua di depannya, dia tercengang, matanya terbuka lebar, dan seluruh tubuhnya gemetar. Dia tidak percaya bahwa wanita tua dengan rambut putih dan wajah keriput di depannya ini sebenarnya adalah ibunya, Maria Shandi!Hanya dalam lima tahun yang singkat, bagaimana ibunya menjadi seperti ini?'A-apa yang terjadi?!' Nathan sontak terkejut melihat keadaan ibunya. "Ma, ini aku, aku Nathan!" Nathan melangkah maju untuk mendekati ibunya dan berteriak dengan penuh semangat."Nathan? Apakah itu benar-benar kamu?" Maria menyentuh wajah Nathan dengan kedua tangannya, dan air matanya tidak bisa berhenti mengalir."Iya, ini aku, Ma ...." Mata Nathan juga merah. "Ma, ada apa denganmu? Apa yang terjadi?"Nathan tidak mengerti, ibunya baik-baik saja ketika dia pergi, mengapa dia menjadi seperti ini hanya dalam lima tahun?"Nak, ceritanya panjang, ayo masuk!" Maria menarik Nathan masuk ke dalam rumah yang kumuh itu.Melihat ruangan yang sederhana, hampir kosong, Nathan tercengang bukan main. Meskipun keluarga mereka tidak kaya, tetapi ayahnya memiliki pekerjaan formal, sehingga masih mungkin untuk mencapai kehidupan yang berkecukupan, tetapi bagaimana keluarga menjadi seperti ini sekarang?Ketika Nathan melihat keadaan rumahnya yang bobrok dan juga ibunya yang saat ini buta, dia bertanya. "Ma, apa yang terjadi dengan keluarga kita?""Nathan …" Maria menghela nafas. "Setelah kamu pergi …."Maria menceritakan masalah itu satu per satu.Selama Nathan dipenjara, keluarga Orton tidak berniat melepaskannya, dan bahkan menuntut keluarganya untuk mengganti rugi 2 milyar kepada mereka. Pada akhirnya, tidak ada jalan lain. Orang tua Nathan harus menjual rumah untuk mengganti rugi kepada keluarga Orton karena telah berani memukuli pewarisnya. Bahkan, mereka meminjam banyak uang, tetapi mereka tetap tidak dapat mencukupinya. Pada akhirnya, masih tersisa hutang yang masih terus ditagih oleh keluarga Orton, dan mereka hanya bisa mencicilnya secara perlahan. Karena alasan ini, pekerjaan ayah Nathan tidak lagi tersedia, dan dia hanya dapat mencari nafkah sebagai kuli bangunan. Sementara ibunya membasuh wajahnya dengan air mata sepanjang hari, dan matanya dibutakan oleh tangisan.Inilah sebabnya mengapa selama Nathan dipenjara, orang tuanya tidak pernah menjenguknya walau hanya sekali.Mendengarkan ucapan ibunya, Nathan perlahan mengepalkan tinjunya, dan niat membunuh yang besar menguar dari tatapan matanya. Dia tidak pernah berpi
“Ma, siapa itu?”“Tidak usah kamu pedulikan, cepat masuk kedalam kamar, dan jangan keluar!” Maria mendorong Nathan masuk kedalam kamar, dan mengarah ke pintu dengan raut wajah yang gelisah.Terdengar derap kaki yang kuat dan besar, terlihat sosok pria kekar dan tinggi membawa 4 sampai 5 orang yang terlihat sangar melangkah masuk."Apa kamu tuli, hah?!" Maki pria itu. “Mana uangnya?” Kamil melihat Maria dan langsung bertanya.“Tuan Kamil, sudah saya siapkan,” Maria terus mengangguk, dan meraba-raba kantong hitam yang ada di saku celananya. "I-ini …."Saat ini banyak tetangga yang sedang berkumpul dan menyaksikan, melihat kejadian itu, tapi mereka tidak berani mendekat karena takut akan terseret oleh masalah.“Para bajingan itu kembali, mereka benar-benar membuat orang seakan-akan ingin mati!”“Benar, mereka sama sekali tidak berprikemanusiaan!”“Hei, kecilkan suara kalian, mereka itu orang-orang yang diutus Keluarga Orton untuk menagih ganti rugi.”Beberapa tetangga berkumpul dan berka
"Ma, aku ada urusan sebentar, tetaplah di rumah," ucap Nathan dengan datar seraya berjalan meninggalkan kediamannya penuh amarah.Ciiit …. Brak!Terdengar suara rem mobil yang nyaring, saat Nathan hendak menyebrang jalan keluar dari komplek itu, tiba-tiba sebuah mobil melaju dengan kencang, tabrakan pun tidak dapat dihindari. Nathan akhirnya tertabrak hingga terpental beberapa meter."Ah!"Tubuh Nathan berguling-guling di atas aspal, jika saja saat di penjara dia tidak belajar seni bela diri, mungkin dia sudah kehilangan nyawanya."A-aduh …." Nathan berusaha berdiri dan menyeimbangkan tubuhnya. "Sial! Lagi buru-buru gini!" Gerutunya dengan kesal.Tepat saat Nathan memaki dan berusaha bangkit berdiri, suara makian dapat terdengar. “Eh bego? Punya mata, gak? Nyebrang tuh pake mata!"Seorang gadis terlihat turun dari dalam mobil BMW, dia mengenakan rok berwarna putih, dan mengenakan sepatu hak tinggi, dia terlihat sangat cantik, dan menatap Nathan dengan tatapan kesal.Nathan mengernyitk
Sherly menatap Nathan tanpa ekspresi dan berkata. "Nathan, jangan menemuiku lagi, dan jangan datang mencariku lagi! A-aku …. Aku telah memutuskan untuk menikahi Rendy!"Mata Nathan menyipit dan tangannya mengepal dengan erat. Meskipun dia sudah mengetahuinya, tapi ketika Sherly mengatakannya sendiri, hati Nathan berkedut dengan kencang. Dia dipenjara karena pria itu, tapi sekarang pacarnya akan menikah dengannya?Sebuah cinta yang sangat ironis!"Hahaha …." Tiba-tiba Nathan menertawakan dirinya sendiri, dia merasa bahwa dia benar-benar terlalu bodoh.Tiba-tiba tawa Nathan berhenti, netra hitam dingin miliknya menatap ke arah Sherly, namun tidak ada kemarahan di wajahnya, dan tangannya perlahan mengendur. "Apakah itu yang kamu inginkan?"“Ya!” Sherly mengangguk. “Aku ingin memiliki kehidupan yang indah, dan kamu tidak akan pernah bisa memberikannya kepadaku!”"Dan kamu, sekarang kamu seorang mantan narapidana. Bahkan jika kamu keluar dari penjara, aku khawatir kamu akan sulit untuk men
Hotel Northen.Sosok pria tua sedang berdiri dengan wajah yang pucat di depan pintu masuk Hotel, Kevin Wibowo, sang pemilik Hotel secara pribadi menunggu Nathan di pintu, dan penampilan Kevin membuat semua orang yang masuk ke Hotel Northen banyak berbisik."Bukankah dia Kevin Wibowo?”“Benar, untuk apa dia berdiri di depan pintu? Tidak seperti biasanya!”“Benar, seolah-olah dia sedang menunggu seseorang!"“Ah benar sekali, sungguh hebat orang yang mampu membuatnya menunggu di depan pintu secara khusus!”"Tunggu, aku mendengar bahwa putra tertua dari keluarga Orton akan menikah, dan pernikahan itu dilaksanakan di sini. Apakah dia sedang menunggu seseorang dari keluarga Orton?""Mungkin saja, lagipula, keluarga Orton juga keluarga kaya, jadi mereka harus memberi sedikit ucapan selamat datang."Semua orang berjalan ke Hotel Northen sambil berbisik, tetapi Kevin masih menunggu di pintu sambil melihat arlojinya yang sudah menunjukkan hampir pukul 9 malam, wajahnya menjadi sedikit tidak sab
Dokter Paul, pria itu kembali menusukkan jarum akupunktur pada Kevin dengan hati-hati, keringat dingin semakin banyak membasahi keningnya. Dan saat jarum terakhir di tusukkan padanya, Kevin tersada dan perlahan-lahan membuka matanya.“Ayah! Syukurlah, ayah sudah sadar!” Melihat Kevin sudah kembali sadar, Sarah berteriak dengan semangat, kelopak matanya dipenuhi air mata.Sarah merasa sangat ketakutan, dia takut kalau ayahnya tidak akan pernah membuka matanya lagi.Dokter yang melihat Kevin sudah sadar juga menarik nafas panjang, dia juga sebenarnya tidak tahu harus berbuat apa. Tapi disaat Sarah dan Dokter itu merasa lega, Kevin yang sudah sadar tiba-tiba tubuhnya gemetaran hebat. Raut wajahnya terlihat sangat kesakitan, wajahnya tiba-tiba membiru.“A-ayah? A-apa yang terjadi?!” Sarah berteriak, dengan panik dia menatap Dokter itu. “Dokter, apa yang terjadi?”Seketika, Dokter itu juga menjadi panik, dia terlihat kebingungan. “A-aku …. Aku juga tidak tahu, kenapa ….”“Cepat lakukan ses
“Nathan, maksudku …. Guru! Tolong angkat aku menjadi muridmu!” seru Paul penuh semangat dengan tatapan yang berbinar.Nathan membuka mulutnya tapi dia menyadari kalau dia bahkan sudah tidak punya tenaga untuk berbicara.Sedangkan Sarah yang terkejut menatap Dokter Paul. “Dokter Paul, apa yang sedang kamu lakukan? Ayahku saja belum bangun!” Sarah tidak mengerti, ayahnya jelas-jelas masih pingsan, kenapa Dokter Paul berlutut da meminta Nathan untuk menjadi gurunya?“Nona Sarah, mungkin anda tidak tahu, baru saja Nathan menggunakan Teknik Yin dan Yang!” suara Paul begitu bersemangat menjelaskan kepada Sarah. “Teknik ini saling berhubungan namun juga saling berlawanan! Dan yang paling penting, teknik ini bisa membangkitkan orang mati, Tuan Kevin pasti akan baik baik saja!”“A-apa? Benarkah itu?” Sarah menatap Nathan dengan tatapan tidak percaya, kalau apa yang dikatakan oleh Dokter Paul benar, maka Nathan benar-benar pantas disebut sang dewa penyelamat.“Tidak disangka kamu mengetahui ten
“Tuan, katakan saja apa yang kamu butuhkan, aku akan berusaha sebisa mungkin untuk memenuhi permintaanmu!” Kevin segera menjawab dengan percaya diri. “Percayakan padaku!”“Nathan, dalam daftar ini kamu menuliskan Kalung Giok Suci dan Batu Akik Sojol, apa kegunaan mereka?” Sarah tiba-tiba membuka suara dan bertanya.Karena kalung dan Batu Akik tidak terdengar seperti bahan yang diperlukan untuk menyembuhkan penyakit, dan benda ini juga umum dijual di jalanan.“Sarah, kamu jangan banyak bertanya, kamu hanya perlu membantuku untuk mencarinya!” gerutu Kevin memelototi Sarah.“Tidak apa-apa,” Nathan tersenyum. “Kedua benda ini juga digunakan untuk menyembuhkan penyakit, hanya saja kedua benda ini tidak biasa, yang aku perlukan ini, semuanya memiliki energi spiritual!”“Memiliki energi spiritual?” Sarah tercengang mendengar itu.Kevin juga terkejut, mereka bahkan tidak mengerti apa yang dimaksud memiliki energi spiritual.Melihat kedua orang itu tercengang, Nathan menjelaskan. “Di dunia ini
“Katana badai!”Katana itu terus bersinar dengan cahaya yang terang. Squala yang memegang katana di tangannya bersatu dengan katananya di udara, dan seluruh tubuhnya seolah berubah menjadi katana yang menikam tepat ke arah jantung Nathan.BAAAM!Aura di tubuh Nathan seketika meningkat. Nathan lalu membalik tangannya dan langsung menekan katana Squala. Gelombang besar kekuatan spiritual keluar dari tubuh Nathan, melewati katana Squala lalu menghantam dada Squala dengan keras.Squala mendarat dengan goyah dan mundur dua langkah. Namun hal ini membuat Squala semakin marah. Setelah itu, Squala langsung mengarahkan teknik ketiga miliknya.Nathan mengubah telapak tangannya menjadi sebuah pedang cahaya, dan sebuah cahaya keemasan yang tampak hendak membelah langit dan bumi muncul. Cahaya keemasan ini membuat raut wajah Squala berubah.“Aarrghhh! Sialan!” Setelah berteriak keras, cahaya putih terang melesat di matanya. Katananya diangkat melewati kepalanya dan seluruh kekuatan spiritualnya be
“Karena kamu begitu percaya diri, maka rasakanlah kematianmu!” Setelah berbicara, pedang Aruna di tangan Nathan tiba-tiba menghilang. Sementara di telapak tangan Nathan, dua nyala api berwarna biru muncul dan mulai menari-nari. Nathan menjentikkan jarinya dan nyala api itu mulai membakar sekelilingnya.Api tersebut mengelilingi Nathan dan Squala. Di bagian tengah, kobaran api bersinar sangat terang, membuat mata orang yang berada di bawah arena mustahil melihat apa yang terjadi di tengah kobaran api karena sinarnya yang begitu menyilaukan.Squala mengernyitkan keningnya, lalu menghunuskan katananya ke arah Nathan. Empat sosok Squala yang sama persis menikam Nathan dan empat arah Nathan sudah diblokir. Nathan tidak bisa menghindar, dia hanya bisa memilih satu arah untuk menghindar, namun jika dia memilih yang salah, maka dia akan dikalahkan. Namun, dalam menghadapi serangan Squala, Nathan tidak memilih untuk melawan. Sebaliknya, dia bergumam dan kobaran api berwarna biru itu tiba-tiba
Berhadapan dengan pedang Nathan, Squala sudah kehilangan kesombongan dan penghinaannya. Dia langsung meraih gagang katananya sendiri dan menyentakkannya dengan ganas.Krek!Katana Squala bagaikan bintang jatuh, seketika keluar dari sarungnya, bilahnya yang tipis mengeluarkan hawa dingin yang menakutkan.Klang!Suara memekakkan telinga terdengar, katana yang tipis dan pedang Aruna berbenturan keras.Saat dua besi tajam nan runcing itu saling berbenturan, Nathan dan Squala sama-sama mundur dan menciptakan jarak di antara mereka. Benturan itu memberikan gambaran kepada mereka tentang kekuatan satu sama lain, dan pergelangan kedua orang masih terasa sakit.Raut wajah Squala terlihat serius, sepasang tangannya menggenggam gagang katananya dan aura di tubuhnya mulai berubah. “Ternyata kamu bukan seorang penguasa Ingras. Masih muda tapi sudah tahu bagaimana cara menyembunyikan kekuatan, penuh perhitungan. Sepertinya hari ini aku tidak boleh membiarkanmu,” kata Squala.Setelah Squala selesai
Sudut mulut Nathan terangkat saat menghadapi kekuatan batin yang begitu kuat. Semburan cahaya keemasan tiba-tiba muncul di sekujur tubuhnya, dan Nathan seketika terbungkus oleh cahaya keemasan itu bagaikan ulat kepompong.“Huh!” Raut wajah Squala sedikit berubah saat melihat perubahan pada Nathan. Seseorang dengan kekuatan penguasa Ingras, bagaimana mungkin bisa mengeluarkan aura yang begitu menakutkan dari tubuhnya?Tidak lama kemudian, sebuah energi yang bagaikan bilah pisau tajam menghantam tubuh Nathan.BRAK!BRAK!BRAK!Suara logam yang berbenturan terdengar, energi yang menghantam tubuh Nathan meledak dalam bentuk bola api dan akhirnya menghilang. Energi yang begitu menakutkan itu gagal menembus pertahanan Nathan dan tidak bisa melukainya.‘B-bagaimana mungkin?’ raut wajahnya terlihat muram, hati Squala dipenuhi dengan keterkejutan.Yarke, yang berada di bawah arena juga sama terkejutnya. Dia awalnya mengira Nathan naik ke atas arena untuk mengantarkan nyawanya, tapi adegan di
Tidak lama kemudian, Erya terengah-engah, tenaganya terkuras, dan bulu coklatnya perlahan memudar. Matanya juga kembali ke warna aslinya. Erya kembali ke bentuk semulanya, saat ini aura di tubuhnya tidak cukup untuk melanjutkan transformasinya.Melihat penampilan Erya, tiga bayangan Squala langsung menyatu dan berdiri di depan Erya. Katana panjang di tangannya diletakkan tepat di leher Erya. Saat ini, hanya dengan lambaian pelan dari Squala akan membuat tubuh Erya terbelah. Namun, alih-alih membunuh Erya, Squala malah mengayunkan katananya dan bekas sayatan langsung muncul di tubuh Erya.Tidak lama kemudian, bekas sayatan-sayatan itu membentuk tanda di dada Erya. Meskipun Squala tidak membunuh Erya, tindakan ini lebih menghina.“Aku akan membunuhmu!” Erya yang melihat dadanya berlumuran darah meraung marah dan menerjang ke arah Squala. Namun, Squala langsung menendangnya keluar dari arena.Bugh!“Kalau bukan karena kamu adalah orang dari Negara Wilom, aku pasti sudah membunuhmu sejak
Menghadapi Erya, Squala tidak sesantai saat dia berhadapan dengan Fangky, dia mengeluarkan sebuah pedang katana yang panjang. Seorang master wing chun menggunakan pedang?“Apa?! Dia menggunakan pedang?”“Apakah aku tidak salah melihat?!”“Seroang master wing chun bisa menggunakan pedang!”Orang-orang yang melihat itu berseru kaget dengan tatapan wajah yang tidak percaya. Katananya yang bagaikan daun willow bersinar dengan cahaya dingin, seperti sayap jangkrik yang tipis. Setiap ayunan katananya bagaikan sambaran petir.Erya mengandalkan ukuran tubuhnya dan tinjunya yang bagaikan besi, tidak takut dengan katana di tangan Squala. Dia langsung menggunakan sepasang tinjunya untuk melawan katana Squala.Klang!Klang!Klang!Setelah suara benturan, tinju Erya tidak terluka sama sekali. Meskipun keduanya tidak jauh lebih baik satu sama lain, hanya saja Erya jelas merupakan petarung yang lebih baik menggunakan tinjunya untuk melawan katana Squala.“Apakah kamu melihatnya? Tangan besi Erya tid
Squala bukan tidak melakukan apa-apa. Gerakannya yang tiba-tiba itu ternyata menyerang Fangky dengan tangan kosong, kecepatannya bahkan tidak terlihat dengan mata telanjang. Hanya saja kecepatannya begitu tinggi sehingga tidak banyak orang yang bisa melihat gerakan Squala.Tapak Buddha yang ada di depan Squala mulai menghilang, sedangkan Fangky menatap Squala dengan keterkejutan. Keduanya hanya berjarak setengah meter, namun tidak ada yang bergerak.Bruk!Angin berhembus, dan tubuh Fangky tiba-tiba ambruk di atas arena.Saat tubuh Fangky ambruk, darah segar menyembur keluar dari tubuhnya mengalir dengan deras, memenuhi arena dengan darah. Di atas tubuh Fangky terlihat belasan lubang darah, seluruh tubuhnya sudah seperti sarang lebah. Mata Fangky membelalak, dia mati dengan enggan.“Memberi kesempatan padamu untuk turun dari arena, tapi kamu tidak menghargainya. Jangan salahkan aku!” ujar Squala dengan angkuh, melihat mayat Fangky.Semua yang menyaksikan pemandangan ini kaget. Kekuatan
Saat ini, semua perwakilan di atas panggung sudah mengundi, dan waktunya untuk memulai pertarungan. Seorang pria pendek berkulit gelap melompat dan mendarat di atas arena. Saat pria pendek itu mendarat, seorang pria berjanggut dengan sorban melilit di kepalanya berjalan ke atas arena dengan santai. Kedua pria itu saling memberi hormat tanpa mengatakan apa-apa, tapi aura yang terpancar dari tubuh keduanya langsung bertabrakan.Satu pukulan itu begitu ganas dan tak terduga, kecepatannya menimbulkan suara deru angin yang memekakkan telinga—jelas kekuatan dari satu pukulan ini tidak biasa.“Tuan Nathan, orang yang melayangkan tinjunya ini adalah Fangky, seorang ahli bela diri dari Negara Nimaria. Dia sudah berlatih sejak kecil. Kecepatannya luar biasa, dan serangannya sangat ganas,” jelas Milan kepada Nathan.Namun, Nathan tidak memperdulikannya. Meskipun pukulan Fangky begitu ganas dan kecepatannya luar biasa, bagi Nathan, itu masih belum cukup. Bahkan jika Nathan berdiri diam tidak berg
Tidak lama kemudian, seorang pembawa acara mengenakan setelan bela diri dan memegang mikrofon berjalan masuk ke arena.“Hadirin sekalian, hari ini adalah kompetisi yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali. Tujuan turnamen ini adalah untuk memungkinkan negara-negara bertukar pengalaman dalam bela diri. Intinya, sebaiknya tidak ada yang terluka. Selain itu, atas saran dari tim perwakilan Negara Solara, kami menambahkan kompetisi tim untuk tahun ini!”“Aturan kompetisi tim sangat sederhana. Kami akan menempatkan anggota tim di sebuah pulau kecil, dan meletakkan bendera kompetisi di sana. Tim yang pertama kali mendapatkan bendera dan kembali dengan selamat akan menjadi pemenangnya.”“Tim lain boleh merebut bendera kompetisi. Tidak ada aturan yang mengikat. Tidak peduli bagaimana cara mendapatkan bendera, selama bisa membawa kembali bendera tersebut, maka akan dianggap sebagai pemenang.”“Namun, kita harus mementingkan persahabatan terlebih dahulu. Kompetisi adalah hal nomor dua. Seba