Share

Bab 5

Penulis: Imgnmln
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-04 11:25:27

"Ma, aku ada urusan sebentar, tetaplah di rumah," ucap Nathan dengan datar seraya berjalan meninggalkan kediamannya penuh amarah.

Ciiit …. Brak!

Terdengar suara rem mobil yang nyaring, saat Nathan hendak menyebrang jalan keluar dari komplek itu, tiba-tiba sebuah mobil melaju dengan kencang, tabrakan pun tidak dapat dihindari. Nathan akhirnya tertabrak hingga terpental beberapa meter.

"Ah!"

Tubuh Nathan berguling-guling di atas aspal, jika saja saat di penjara dia tidak belajar seni bela diri, mungkin dia sudah kehilangan nyawanya.

"A-aduh …." Nathan berusaha berdiri dan menyeimbangkan tubuhnya. "Sial! Lagi buru-buru gini!" Gerutunya dengan kesal.

Tepat saat Nathan memaki dan berusaha bangkit berdiri, suara makian dapat terdengar. “Eh bego? Punya mata, gak? Nyebrang tuh pake mata!"

Seorang gadis terlihat turun dari dalam mobil BMW, dia mengenakan rok berwarna putih, dan mengenakan sepatu hak tinggi, dia terlihat sangat cantik, dan menatap Nathan dengan tatapan kesal.

Nathan mengernyitkan keningnya, sembari menahan tubuhnya yang terasa sakit, dia menggerutu. “Diantara kita, siapa yang tidak punya mata, hah? Jelas-jelas kamu yang menabrakku, kamu begitu cantik, tapi kenapa saat membuka mulutmu malah tercium semerbak sampah?” Nathan berkata dengan tegas kepada gadis itu.

“Hah? Apa? Kamu berani memakiku?” Gadis itu menatap Nathan dengan emosi, dan tiba-tiba mengangkat kakinya dan hendak menendang Nathan.

Gadis itu mengenakan sepatu hak tinggi, hak sepatu itu sangat runcing, kalau tendangan itu mengenai tubuh orang lain pasti akan langsung terluka.

“Sarah, tunggu!” Melihat gadis itu melayangkan tendangannya ke arah Nathan, seorang pria paruh baya membuka pintu mobil dan turun dari mobil.

Pria paruh baya itu terlihat acuh tak acuh. Wajahnya terlihat sedikit pucat, nafasnya terengah-engah. Setelah meneriakkan kalimat itu, dia langsung berpegangan pada pintu mobil dan menarik nafas dengan susah payah.

“Pa, kenapa Papa turun!” Setelah melihat pria paruh baya itu, Gadis itu langsung bergegas menghampirinya dan memapahnya. "Ayo masuk lagi, tunggu di dalam."

“Sara, ayo cepat kita ke rumah sakit, jangan menghabiskan waktu lagi,” Pria paruh baya itu berkata dengan lemas kepada gadis itu.

Gadis itu mengangguk, dan kembali ke hadapan Nathan, dia mengeluarkan segepok uang dari tasnya dan melemparkannya pada Nathan. “Ambil uang itu, kita impas! Aku sedang buru-buru, ada nyawa yang harus diselamatkan!”

'Nyawa?!' Nathan tidak mengambil uang itu, dia berdiri dan menatap pria paruh baya yang berada tidak jauh darinya dan berkata. “Tidak perlu ke rumah sakit, tidak akan sempat.”

Selesai berkata, Nathan berbalik dan hendak pergi, dia bisa melihat kalau pria paruh baya ini sudah sekarat dan tidak akan sempat sampai ke rumah sakit.

“Berhenti!” Gadis itu berteriak kepada Nathan dan menatapnya dengan jengkel. “Apa maksudmu, jelaskan maksud dari ucapanmu barusan atau jangan harap bisa pergi dari sini!”

Disaat itu, pria paruh baya juga mengernyitkan keningnya dan berjalan tertatih menuju ke arahNathan.

“Ayahmu punya penyakit tersembunyi yang akut, lukanya ada di paru-paru sebelah kiri, tidak sampai lima menit dia akan mengalami kesulitan bernafas dan mati lemas, dalam lima menit apakah kamu bisa sampai ke rumah sakit?” Nathan berkata dengan tenang sambil bertanya pada gadis itu.

“Omong kosong! Jangan bicara sembarangan!” teriak Sarah dengan kesal.

“Sarah ….” Pria paruh baya itu memanggil anaknya, lalu kembali melangkah beberapa langkah menuju Nathan, matanya penuh keterkejutan. “Nak, bagaimana kamu bisa mengetahui kalau paru-paru kiriku terluka?”

Nathan menatap pria paruh baya itu dengan acuh. “Meskipun aku menjelaskannya, kamu tidak akan mengerti," ucap Nathan seraya membalikkan badannya. "Aku ada urusan penting, aku sedang terburu-buru.”

“Uhuk! Uhuk!"

"Tunggu!" pria paruh baya itu memanggil Nathan, dia langsung melangkah menuju Nathan dan menarik lengannya. “Nak, kamu bisa mengetahui penyakitku, kamu pasti bisa menyembuhkannya juga, aku berharap kamu bersedia menyelamatkan nyawaku, berapapun harganya akan kubayar, ini adalah kartu namaku!” Pria paruh baya itu mengeluarkan sebuah kartu nama dan memberikannya kepada Nathan.

Awalnya Nathan tidak ingin menerimanya, dan dia tidak peduli, tapi saat dia melihat nama yang tertera pada kartu nama itu, dia langsung melihatnya dan berkata. “Kevin Wibowo, Wibowo Enterprise ….”

“Kamu bisa menemuiku melalui alamat itu,” Kevin berkata kepada Nathan.

Tiba-tiba Nathan menitikan tangannya ke arah Kevin, dua jarinya menitik pada titik akupuntur pria paruh baya itu. Kecepatan Nathan sangat cepat, sehingga Kevin dan Sarah pun terkejut melihat itu.

“Apa yang kamu lakukan?” Sarah buru-buru melangkah maju untuk menahan gerakan Nathan, tetapi semuanya sudah selesai.

Namun, setelah Nathan menotok beberapa titik akupunktur Kevin, pria paruh baya segera merasa bahwa nafasnya lebih halus dan wajahnya jauh lebih cerah.

Nathan berkata dengan ringan. "Aku hanya mengendalikan lukamu untuk sementara waktu. Butuh beberapa waktu untuk sembuh. Penyakitmu yang tersembunyi perlu disembuhkan secara perlahan karena sudah cukup lama!"

"Terima kasih, Nak, terima kasih banyak," Kevin melangkah maju dan meraih tangan Nathan dengan penuh semangat, terus-menerus berterima kasih padanya.

Sarah sangat terkejut melihat wajah ayahnya yang jelas-jelas memerah dan tubuhnya jauh lebih baik.

"Aku terpaksa menyelamatkanmu karena aku tahu kamu sering melakukan perbuatan baik, dan kamu telah menyumbang banyak bantuan. Aku harus melakukan itu karena kamu adalah orang baik!" Alasan Nathan menyelamatkan Kevin adalah karena dia tahu bahwa Kevin adalah orang yang baik.

Jika dia bertemu secara kebetulan dan tidak mengenalnya, Nathan tidak akan serta merta menyelamatkannya, apalagi Sarah baru saja berkata buruk padanya dan hampir menabraknya hingga mati.

Ketika Kevin mendengar ini, dia sedikit malu. "Perbuatanmu jauh lebih baik dariku, kamu telah menyelamatkan hidupku!" Seru Kevin penuh semangat. "Katakan, apa pun yang kamu inginkan, akan aku beri. Oh ya, bagaimana jika kita makan terlebih dulu? Aku akan menunggumu di Hotel Northen, datanglah saat selesai dengan urusanmu."

"Tidak, urusanku sangat penting, kamu tidak perlu menungguku," Nathan menggelengkan kepalanya dan menolak. "Aku akan menghubungimu nanti."

Melihat penolakan Nathan, Kevin sedikit terkejut. Selama ini, sebagai seorang pengusaha besar di Northen, dia jarang sekali mengundang orang lain untuk makan bersama. Sekarang dia mengambil inisiatif untuk mengundang Nathan makan, dia tidak menduga Nathan akan menolaknya.

Kevin memegang lengan Nathan dengan erat. "Baiklah kalau begitu, aku harap kita bisa bertemu lagi!"

Nathan dapat melihat bahwa Kevin sangat ingin mengundang dirinya untuk makan, dari tatapan matanya, pria paruh baya itu ingin mengetahui lebih banyak tentang penyakit dan penyembuhan penyakitnya.

Melihat Kevin yang tulus, Nathan mengangguk dan berkata. "Baiklah, aku akan menghubungimu nanti, aku harus pergi."

Mendengar Nathan mengatakan ini, Kevin melepaskan tangannya. "Bagus, ketika kamu datang ke hotel Northen, sebut saja namaku."

Nathan hanya mengangguk dan bergegas pergi ke kediaman Gunawan.

***

"Sherly! Sherly …." seru Nathan memanggil mantan tunangannya itu.

Setelah beberapa kali memanggilnya, terlihat sosok wanita sekitar berumur 40 tahunan berjalan ke arahnya.

'Nathan?!' gumam ibu Sherly, Catherine Wilson, melihat kedatangan pria itu, Catherine mengerutkan keningnya dengan kuat. "Nathan! Apa yang kamu lakukan disini?!"

"Kedatanganmu disini tidak diterima oleh siapapun!" seru Catherine dengan tegas. "Putriku akan menikah hari ini."

"Menikah?" Nathan mengerutkan kening. 'Jadi, yang diucapkan pria itu benar?'

"Di mana Sherly? Dengan siapa dia akan menikah? Aku ingin bertemu dengannya!" Nathan melangkahkan kaki untuk masuk ke dalam Villa dengan wajah dingin.

"Berhenti!" Teriak Catherine menghentikan langkah kaki Nathan. "Apa kau sudah gila, hah?! Setelah dipenjara, apa kamu semakin sembrono dan tidak memiliki sopan santun?!" Maki wanita itu.

Catherine menarik Nathan dengan putus asa. Tapi bagaimana dia bisa menandingi kekuatan Nathan, seluruh badannya diseret masuk ke dalam Villa.

Saat Nathan berhasil menerobos masuk ke dalam Villa, dia melihat sosok wanita yang tidak asing di matanya, wanita itu mengenakan gaun pengantin putih, wajah yang dirias secara natural, membuatnya terlihat seperti dewi yang turun dari surga. Ketika dia melihat gadis itu, Nathan tiba-tiba berhenti.

"Sherly …." lirih Nathan tidak percaya. "Ada apa ini? Kenapa? Bisakah kamu menjelaskannya padaku?"

Nathan terdiam, hatinya sesak, dia menunggu jawaban wanita itu. Matanya memancarkan kekecewaan yang mendalam.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Nyamuk Kecil
semakin dibaca semakin menarik ceritanya
goodnovel comment avatar
Ma Tibun
ada beberapa novel spt ini di goodnovel dg nama tokoh yg brbeda tapi ceritanya 100% sama. good
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 6

    Sherly menatap Nathan tanpa ekspresi dan berkata. "Nathan, jangan menemuiku lagi, dan jangan datang mencariku lagi! A-aku …. Aku telah memutuskan untuk menikahi Rendy!"Mata Nathan menyipit dan tangannya mengepal dengan erat. Meskipun dia sudah mengetahuinya, tapi ketika Sherly mengatakannya sendiri, hati Nathan berkedut dengan kencang. Dia dipenjara karena pria itu, tapi sekarang pacarnya akan menikah dengannya?Sebuah cinta yang sangat ironis!"Hahaha …." Tiba-tiba Nathan menertawakan dirinya sendiri, dia merasa bahwa dia benar-benar terlalu bodoh.Tiba-tiba tawa Nathan berhenti, netra hitam dingin miliknya menatap ke arah Sherly, namun tidak ada kemarahan di wajahnya, dan tangannya perlahan mengendur. "Apakah itu yang kamu inginkan?"“Ya!” Sherly mengangguk. “Aku ingin memiliki kehidupan yang indah, dan kamu tidak akan pernah bisa memberikannya kepadaku!”"Dan kamu, sekarang kamu seorang mantan narapidana. Bahkan jika kamu keluar dari penjara, aku khawatir kamu akan sulit untuk men

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-28
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 7

    Hotel Northen.Sosok pria tua sedang berdiri dengan wajah yang pucat di depan pintu masuk Hotel, Kevin Wibowo, sang pemilik Hotel secara pribadi menunggu Nathan di pintu, dan penampilan Kevin membuat semua orang yang masuk ke Hotel Northen banyak berbisik."Bukankah dia Kevin Wibowo?”“Benar, untuk apa dia berdiri di depan pintu? Tidak seperti biasanya!”“Benar, seolah-olah dia sedang menunggu seseorang!"“Ah benar sekali, sungguh hebat orang yang mampu membuatnya menunggu di depan pintu secara khusus!”"Tunggu, aku mendengar bahwa putra tertua dari keluarga Orton akan menikah, dan pernikahan itu dilaksanakan di sini. Apakah dia sedang menunggu seseorang dari keluarga Orton?""Mungkin saja, lagipula, keluarga Orton juga keluarga kaya, jadi mereka harus memberi sedikit ucapan selamat datang."Semua orang berjalan ke Hotel Northen sambil berbisik, tetapi Kevin masih menunggu di pintu sambil melihat arlojinya yang sudah menunjukkan hampir pukul 9 malam, wajahnya menjadi sedikit tidak sab

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-30
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 8

    Dokter Paul, pria itu kembali menusukkan jarum akupunktur pada Kevin dengan hati-hati, keringat dingin semakin banyak membasahi keningnya. Dan saat jarum terakhir di tusukkan padanya, Kevin tersada dan perlahan-lahan membuka matanya.“Ayah! Syukurlah, ayah sudah sadar!” Melihat Kevin sudah kembali sadar, Sarah berteriak dengan semangat, kelopak matanya dipenuhi air mata.Sarah merasa sangat ketakutan, dia takut kalau ayahnya tidak akan pernah membuka matanya lagi.Dokter yang melihat Kevin sudah sadar juga menarik nafas panjang, dia juga sebenarnya tidak tahu harus berbuat apa. Tapi disaat Sarah dan Dokter itu merasa lega, Kevin yang sudah sadar tiba-tiba tubuhnya gemetaran hebat. Raut wajahnya terlihat sangat kesakitan, wajahnya tiba-tiba membiru.“A-ayah? A-apa yang terjadi?!” Sarah berteriak, dengan panik dia menatap Dokter itu. “Dokter, apa yang terjadi?”Seketika, Dokter itu juga menjadi panik, dia terlihat kebingungan. “A-aku …. Aku juga tidak tahu, kenapa ….”“Cepat lakukan ses

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-31
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 9

    “Nathan, maksudku …. Guru! Tolong angkat aku menjadi muridmu!” seru Paul penuh semangat dengan tatapan yang berbinar.Nathan membuka mulutnya tapi dia menyadari kalau dia bahkan sudah tidak punya tenaga untuk berbicara.Sedangkan Sarah yang terkejut menatap Dokter Paul. “Dokter Paul, apa yang sedang kamu lakukan? Ayahku saja belum bangun!” Sarah tidak mengerti, ayahnya jelas-jelas masih pingsan, kenapa Dokter Paul berlutut da meminta Nathan untuk menjadi gurunya?“Nona Sarah, mungkin anda tidak tahu, baru saja Nathan menggunakan Teknik Yin dan Yang!” suara Paul begitu bersemangat menjelaskan kepada Sarah. “Teknik ini saling berhubungan namun juga saling berlawanan! Dan yang paling penting, teknik ini bisa membangkitkan orang mati, Tuan Kevin pasti akan baik baik saja!”“A-apa? Benarkah itu?” Sarah menatap Nathan dengan tatapan tidak percaya, kalau apa yang dikatakan oleh Dokter Paul benar, maka Nathan benar-benar pantas disebut sang dewa penyelamat.“Tidak disangka kamu mengetahui ten

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 10

    “Tuan, katakan saja apa yang kamu butuhkan, aku akan berusaha sebisa mungkin untuk memenuhi permintaanmu!” Kevin segera menjawab dengan percaya diri. “Percayakan padaku!”“Nathan, dalam daftar ini kamu menuliskan Kalung Giok Suci dan Batu Akik Sojol, apa kegunaan mereka?” Sarah tiba-tiba membuka suara dan bertanya.Karena kalung dan Batu Akik tidak terdengar seperti bahan yang diperlukan untuk menyembuhkan penyakit, dan benda ini juga umum dijual di jalanan.“Sarah, kamu jangan banyak bertanya, kamu hanya perlu membantuku untuk mencarinya!” gerutu Kevin memelototi Sarah.“Tidak apa-apa,” Nathan tersenyum. “Kedua benda ini juga digunakan untuk menyembuhkan penyakit, hanya saja kedua benda ini tidak biasa, yang aku perlukan ini, semuanya memiliki energi spiritual!”“Memiliki energi spiritual?” Sarah tercengang mendengar itu.Kevin juga terkejut, mereka bahkan tidak mengerti apa yang dimaksud memiliki energi spiritual.Melihat kedua orang itu tercengang, Nathan menjelaskan. “Di dunia ini

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 11

    “Tuan, hari ini Tuan Muda dari Keluarga Orton sedang melangsungkan pernikahannya, resepsi pernikahannya diselenggarakan di aula lantai dua, makanya diluar ribut!” Manajer itu segera menjelaskan situasi kepada Kevin.Saat mendengarnya Kevin kemudian mengangguk, dia juga seorang pebisnis yang bergerak dalam bidang usaha perhotelan, keributan yang terjadi karena ada resepsi pernikahan memang suatu hal yang tidak bisa dikontrol.“Tuan Kevin, kalau begitu, aku pamit!” Nathan kemudia berjalan keluar dari dalam kamar.Dan saat Nathan baru turun ke lantai bawah, dia kembali bertemu dengan Rendy yang sedang menggendong pengantinnya, Sherly memasuki hotel.Saat melihat Nathan, Rendy tercengang sesaat lalu mencibir. “Nathan, tidak disangka, kamu benar-benar datang untuk menghadiri pernikahan kami, hebat!”Nathan tidak bersuara dan ganga melirik dingin ke arah Rendy, dan sama sekali tidak mengatakan apapun, dia berbalik dan hendak pergi.“Tunggu dulu, kenapa terburu-buru? Jangan pergi begitu saja

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-02
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 12

    “Wah!” kembali terdengar seruan sosok pria di belakang wanita itu.Nathan yang mendengar itu menatapnya dengan tatapan jijik. Wanita itu adalah Sindy, yang merupakan teman sekolah SMA Nathan, bahkan wanita itu pernah menyukai Nathan. Saat itu ayah Nathan memiliki pekerjaan yang luar biasa sukses dan termasuk keluarga kaya raya, karena itu, banyak wanita yang menyukai Nathan.Hanya saja, Nathan tidak menyukai Sindy, dia merasa dari segi manapun, baik secara kepribadian maupun penampilan, Sherly jauh lebih baik daripada wanita sombong dan kasar seperti Sindy. Sehingga Nathan lebih memilih Sherly pada saat itu.Tapi saat ini setelah dia merasakannya, kedua wanita itu sama saja, Nathan benar-benar buta.“Tatapan macam apa itu? Tenang sedikit, dong!” seru sosok pria itu dengan senyuman. “Saat SMA dulu, kamu terlihat sangat hebat, bahkan menjabat sebagai ketum osis, kalau kepala sekolah dan para guru sampai tahu kalau murid berprestasi sepertimu malah menjadi narapidana setelah lulus, kamu

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-03
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 13

    ‘A-apa yang sebenarnya terjadi?!’Kamil yang melihat bawahannya tersungkur di lantai tiba-tiba diselimuti rasa dingin.Di sisi panggung, seorang pria paruh baya berpakaian rapi mengerutkan keningnya saat melihat kejadian itu, Zein Orton, kepala Keluarga Orton. Zein menyaksikan seluruh kejadian saat Nathan menghabisi sekelompok bawahan itu. Dia sendiri juga berlatih bela diri, dan dia bisa melihat kalau kemampuan Nathan itu lumayan hebat.Sedangkan Rendy yang menyaksikan itu mengernyitkan keningnya. “Bajingan!” seru pria itu dengan kesal. “Beraninya merusak acara pernikahanku!” timpalnya melompat dari atas panggung.“Suamiku!” Sherly juga ikut berlari di belakangnya.“Rendy, jangan gegabah!” Zein yang duduk di sisi panggung sejak tadi juga segera menghampiri Rendy, dia takut anaknya akan dipermalukan.“Ada apa ini?!” seru seorang kapten keamanan Hotel.Diikuti belasan petugas keamanan dari hotel bergegas masuk dengan membawa tongkat. Hotel Northen sudah berdiri sejak enam tahun lalu,

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-04

Bab terbaru

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 887

    "Aku juga tidak tahu, dan hanya kebetulan menyadari hal ini. Kalau bukan karena Polar yang tiba-tiba menjadi lebih kuat setelah menjilat darahku, kami juga tidak akan tahu kalau darahku memiliki efek seperti ini," kata Sarah dengan semangat. "Sekarang aku bisa menggunakan darahku untuk membantumu meningkatkan kekuatanmu secara langsung. Akhirnya aku bisa membantumu!"Selama ini, Sarah menjadi sosok yang selalu dilindungi oleh Nathan. Tidak peduli betapa sulitnya, Nathan akan memikul semuanya seorang diri, dan Sarah tidak memiliki kemampuan untuk membantu Nathan. Sejak mengetahui identitas Nathan, Sarah semakin merasa bersalah karena dirinya sama sekali tidak bisa membantu Nathan. Sekarang, dia akhirnya dapat membantu Nathan.Melihat Sarah yang bersemangat, Nathan menarik Sarah ke dalam pelukannya. Ini adalah pertama kalinya Nathan berinisiatif untuk berhubungan begitu dekat dengan Sarah di hadapan Beverly. "Dasar bodoh! Aku sudah mengatakan aku tidak akan menghisap darahmu untuk menin

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 886

    "Nathan, kamu sudah melihat kekuatan Sarah, bukan? Kedepannya, jika kamu berani berbuat salah pada Sarah, hati-hati pantatmu akan dibakar," kata Beverly sambil tersenyum melihat ekspresi kaget Nathan."I-ini …. luar biasa!" Nathan merasa senang dalam hatinya. Semakin tinggi kemampuan Sarah, semakin senang Nathan. Pada saatnya nanti, memiliki beberapa rekan yang bisa membantunya adalah hal yang baik."Ini bukan apa-apa. Sarah masih memiliki kemampuan yang lebih hebat lagi," kata Beverly dengan bangga."Masih ada? Apa itu?" Nathan menatap Sarah dengan kaget.Sarah tersenyum. "Sebenarnya itu bukanlah jurus atau kemampuan, hanya saja darahku bisa digunakan untuk membantu makhluk hidup dan meningkatkan kekuatan mereka."Pernyataan dari Sarah membuat Nathan kebingungan. Dia tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Sarah.Melihat Nathan tidak mengerti, Beverly segera menjelaskan, "Itu artinya, darah Sarah mengandung zat yang dapat menstimulasi sel-sel dalam tubuh. Baik manusia maupun hewan, jik

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 885

    Perkataan Nathan membuat ketua delegasi tersentak di tempat. Meskipun matanya masih dipenuhi kemarahan, dia akhirnya harus menyingkir. Mereka sudah melanggar aturan sejak awal. Jika mereka mempermasalahkan masalah ini, pada akhirnya mereka sendiri yang akan dipermalukan.Nathan dan yang lainnya pergi, ketua delegasi Negara Solara menatap punggung Nathan dengan wajah muram. Nathan belum tahu bahwa membunuh Squala akan mendatangkan masalah besar di masa depan.Setelah kembali ke kepolisian, semua orang terlihat kelelahan. Milan mengatur agar Nathan dan yang lainnya bisa beristirahat, dan pesta perjamuan akan diadakan besok. Milan tidak menanyakan tentang Zephir dan yang lainnya yang ikut kembali bersama Nathan, karena mereka pasti sudah berada di pulau itu sejak awal. Milan tidak ingin mengetahui alasannya. Dia hanya tahu seluruh tim Squala sudah terbunuh dan kepolisian memenangkan kompetisi.Di dalam kamar Nathan, Sarah dan Beverly tidak berniat pergi. Setelah tidak bertemu dengan Nath

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 884

    "Hmm …. Ya, hanya bisa begitu. Namun, sekarang kamu adalah anggota dari kepolisian. Meskipun kekuatan kepolisian tidak kuat, tapi mereka termasuk departemen pemerintahan. Jika kamu bisa mendapatkan apresiasi dari atasan, maka keluarga Zellon mungkin tidak berani melakukan apapun terhadapmu," Zephir menganalisis.Nathan mengangguk, karena dia juga berpikir demikian. Saat kekuatannya belum memadai, satu-satunya cara untuk menyingkirkan para keluarga bela diri yang mengejarnya adalah dengan menempelkan diri pada pemerintahan untuk sementara waktu. Namun, kekuatan kepolisian terlalu kecil. Meskipun Milan merupakan Kapten kepolisian, tapi dia tidak memiliki banyak kekuasaan dan keluarga-keluarga dalam komunitas bela diri meremehkan kepolisian.Ingin mendekatkan diri pada pemerintahan, Nathan harus bertemu dengan orang-orang berjabatan tinggi. Jika hanya mengandalkan Milan sendiri, sepertinya tidak akan mampu memperkenalkannya kepada orang-orang berjabatan tinggi.Nathan tiba-tiba teringat

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 883

    Beberapa menit kemudian, Manticore yang besar itu tergeletak tak berdaya, diserang habis-habisan hingga mati oleh beruang kutub."Ini ...." Mulut Squala ternganga lebar, tertegun melihat seekor beruang kutub mampu membunuh hewan buas yang sudah dia panggil."Polar, bagus sekali!" Sarah tersenyum, melemparkan benda di tangannya.Beruang kutub itu menangkapnya menggunakan mulut, lalu merangkak mendekati Nathan seraya menggeram manja. Nathan perlahan berjongkok, membelai kepala beruang kutub, beruang itu meletakkan benda ke tangan Nathan. Nathan menatap Sarah dengan bingung, tidak tahu apa yang sedang dilakukan beruang kutub itu."Ini adalah bendera kemenangan yang harus kalian temukan dalam kompetisi. Polar sedang membantumu memenangkan kompetisi," jelas Sarah.Menyadari itu, Nathan tersenyum senang dan melingkarkan tangannya di leher beruang kutub. Beruang ini sangat berperikemanusiaan, benar-benar rekan yang baik baginya. Dan pada saat yang sama, Squala hendak berbalik dan kabur."Mau

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 882

    Melihat Sarah dan yang lainnya, Nathan menjadi seperti anak kecil yang kegirangan. Kalau bukan karena ada banyak orang di sana, Nathan pasti sudah langsung melompat dan memeluk Sarah.Mata Sarah dipenuhi kegembiraan saat melihat Nathan. Beverly, yang ada di sampingnya, juga menatap Nathan dengan semangat dan kebahagiaan. Namun, Nathan tidak berani menatap Beverly secara langsung; dia tidak bisa menghadapi tatapan seperti itu darinya."Paman Zephir, kenapa kalian bisa ada di sini?" tanya Nathan kaget.Alih-alih menjawab, Zephir melirik orang-orang dari Negara Solara yang bertarung dengan anggota kepolisian. Dia berkata pada Sarah dan Beverly. "Kalian berdua boleh mencoba kekuatan kalian."Setelah Zephir selesai bicara, Sarah dan Beverly tersenyum penuh semangat, lalu sosok mereka seketika menghilang di hadapan Nathan. Pertarungan menjadi kacau. Dua sosok cantik muncul dan di mana pun mereka melintas, pasukan dari Solara meminta ampun."Ini ...." Nathan tak percaya dengan apa yang dilih

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 881

    "Apa-apaan ini?" Nathan tanpa sadar menelan ludahnya.Seekor monster raksasa setinggi beberapa meter, dengan gigi tajam dan bentuk aneh yang sulit dikenali, muncul. Monster itu mengendus darah di tanah, lalu membuka mulutnya dan langsung menelan salah satu dari tiga jenderal agung itu. Dua pria lainnya ketakutan, mereka berdiri diam tak berani bergerak. Mereka menyaksikan bagaimana mereka akan ditelan oleh monster itu, dan tanpa menunggu waktu yang lama, ketiga jenderal agung itu telah habis dilahap oleh monster mengerikan itu.Nathan baru mengerti apa yang dimaksud Squala dengan pengorbanan. Ternyata, dia menggunakan nyawa tiga orang itu untuk memunculkan monster ini."Beraninya kamu memaksaku untuk mengeluarkan Manticore ku! Hari ini, aku tidak akan mengampuni kalian," gertak Squala.Walau dia bisa membunuh Nathan dan yang lainnya, dia tahu dirinya pasti akan dihukum saat kembali. Tiga tahap awal penguasa Ingras keluarganya dikorbankan olehnya begitu saja. Walau dia adalah putra dar

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 880

    Atas perintah Squala, ketiga jenderal agung itu mulai menghunuskan senjata mereka dan menyerang anggota kepolisian serta prajurit yang dibawa oleh Erya."Erya, kamu hadapi saja ketiga cunguk itu, serahkan Squala kepadaku!" kata Nathan dengan buru-buru kepada Erya.Pasukan Erya baru saja diracuni dan kekuatannya belum pulih sepenuhnya. Jika hanya mengandalkan Anderson dan anggota kepolisian untuk melawan para pendekar samurai, Nathan khawatir mereka akan berada dalam bahaya. Oleh karena itu, dia meminta bantuan Erya.Erya menatap Nathan, berteriak marah, dan menerjang kepada tiga jenderal agung itu.Sementara itu, Nathan menatap Squala dengan dingin, raut wajahnya terlihat tampak bangga. "Sekarang, saatnya kamu merasakan kekuatanku."Setelah mengatakan itu, aura di tubuh Nathan meledak, cahaya keemasan muncul seperti matahari di langit, sinarnya begitu menyilaukan, jauh lebih kuat daripada cahaya yang dipantulkan oleh tiga jenderal agung hitam itu."Aruna Slash!" ucap Nathan tanpa basa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 879

    “Cepat sekali, sepertinya jurus bayangan itu persis dengan yang aku harapkan,” Nathan tersenyum tipis. Beberapa hari ini, dia sudah mencoba mencari tahu tentang kekuatan bayangan yang dikuasai oleh Squala, dan mendapatkan beberapa pengetahuan.Hwoossshhh!BAAM!Sosok Squala melesat dengan cepat dan menghantamkan sebuah pukulan keras pada tubuh Nathan. Nathan tidak menghindar, langsung menerima pukulan itu. Tubuhnya bergetar, namun tidak mengalami luka apapun.Di sisi lain, Squala merasa tangannya mati rasa. Dia berdiri tidak jauh dari sana, menatap Nathan dengan dingin.“Ternyata memang benar, semakin cepat kecepatanmu, tenagamu akan semakin kecil. Kamu tidak bisa melesatkan kekuatan dan kecepatan di saat bersamaan. Yang kamu sebut jurus bayangan adalah mengorbankan kekuatan untuk kecepatan. Sekarang sepertinya tidak lebih dari sebuah mainan bagiku,” Nathan menatap Squala dan mencibir.Bayangan Squala bisa menipu mata semua orang tidak lebih karena kecepatannya yang terlalu cepat, hal

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status