Share

Kembalinya sang Dewa Perang
Kembalinya sang Dewa Perang
Penulis: Imgnmln

Bab 1

Penulis: Imgnmln
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-27 01:02:13

Bandara Internasional Northen.

Kota Northen Vale.

Sosok pria yang mengenakan kaos dan celana jeans hitam berjalan turun dari dalam pesawat, pria itu memakai masker untuk menutupi wajahnya dan menyeret sebuah koper yang sudah usang. Penampilannya sangat sederhana, hal itu membuatnya terlihat sangat mencolok di antara orang-orang yang berlalu lalang.

"Ah …. Setelah lima tahun …."

Nathan Sykes, yang telah mendekam di penjara selama lima tahun, akhirnya bebas dengan hasil remisi yang dia dapatkan. Pria itu menghirup udara segar yang sudah lama tidak dia dapatkan. Dia dipenjara di sebuah pulau terpencil bernama Pulau Mistik, sebuah hukuman yang seharusnya tidak dia dapatkan.

"Ma …. Setelah lima tahun, aku akhirnya bisa melihatmu," Nathan berjalan seraya menyeret koper usangnya keluar dari bandara.

Kring~~

Saat sedang berjalan, tiba-tiba ponselnya berbunyi.

[Tuan, apakah Anda sudah sampai?]

Terdengar sebuah pertanyaan yang lantang dari ujung panggilan telepon itu, membuat Nathan menjawab. "Ya, aku baru saja turun dari pesawat, aku akan pergi ke parkiran."

Nathan berdiri di area parkir untuk menunggu seseorang menjemputnya, kemudian Nathan berkata. "Aku sudah berada di parkiran, aku—"

BRAK!

"Ah!"

Terdengar jeritan seorang wanita cantik, Nathan yang mendengar itu menolehkan kepalanya.

"Sayang!" Kembali terdengar seorang pria berteriak, pria itu memakai jas rapi dan bergegas menuju ke arah wanita yang tersungkur di lantai. "Kamu tidak apa-apa, sayang?" Lirihnya seraya membantu wanita itu berdiri.

"Brengsek, apa kamu bodoh!?" Teriak pria asing itu dengan kesal, hal itu membuat orang-orang yang berlalu-lalang mengalihkan pandangannya ke arah mereka.

"Kalau berdiri itu jangan sembarangan! Ini area ramai pejalan kaki, tuh, lihat! Ada tempat duduk untuk area penjemputan!" Maki pria itu dengan kesal, melihat wanitanya yang kesakitan, pria itu kembali berkata. "Minta maaf!"

Nathan tercengang saat mendengar ucapan pria itu. 'Hah? Jelas-jelas wanita itu yang menabrakku, gak punya mata, apa?!'

Saat Nathan sedang bertanya-tanya hal yang membuatnya seakan-akan bersalah, dia mendengar orang-orang saling berbisik. "Bukankah pria itu ahli waris keluarga Forger, Marcel Forger?!"

"Benar, dia adalah Marcel Forger! Direktur dari Forger Company, perusahaan nomor satu di Northen Vale!"

Ketika Nathan sedang mendengarkan bisikan orang-orang, Marcel kembali berkata dengan penuh makian. "Brengsek! Beraninya kau tidak mendengarku?! Aku bilang, minta maaf!"

Wanita yang tersungkur itu mendengus dengan kesal saat melirik ke arah Nathan. "Dasar pria miskin! Sombong sekali, ya?"

Nathan menatap Marcel dengan datar, dia berkata. "Hah? Aku rasa kamu salah paham, jelas-jelas wanitamu yang menabrakku, untuk apa aku meminta maaf?" Dia kembali memalingkan wajahnya melihat mobil jemputannya, namun tidak juga datang. "Sial sekali hari ini!" gerutunya dengan kesal.

"A-apa? Apa kamu bilang!?" seru Marcel dengan nada tinggi.

Orang-orang yang mendengar ucapan Nathan kembali berseru. "Apa aku tidak salah dengar? Berani sekali dia berkata seperti itu kepada Tuan Muda Forger?! Apa otaknya terbentur barusan?"

"Aku baru melihat pria itu, dia terlihat sombong dan juga arogan!" Sahut seseorang. "Aku ingin melihatnya bersujud dan meminta maaf, hahaha …."

"Sayang, apa dia benar-benar bodoh? Beri saja dia pelajaran, agar dia tahu siapa kamu!" ujar Wanita itu dengan kesal.

Mendengar ucapan wanita itu, Marcel segera melambaikan tangannya, sekitar lima atau enam orang bergegas mendekatinya.

"Beri pemuda itu pelajaran! Aku ingin dia menyesal karena telah bersikap tidak sopan terhadapku!" Titah Marcel dengan lantang.

Ketika para pengawal Marcel mendengar perintah itu, mereka langsung bergegas mengepung Nathan.

"Apa kalian serius?" ucap Nathan dengan datar, tatapannya terlihat sangat dingin dan mematikan.

Sebelum mereka sempat mengepung Nathan, tiba-tiba para pengawal itu mematung kala pandangan mereka menatap netra hitam milik Nathan.

Marcel yang melihat para pengawalnya tiba-tiba berhenti, dia berteriak. "Brengsek! Kenapa kalian diam saja!? Dasar tidak berguna!" Makian itu membuat para pengawalnya kembali tersadar. "Siapapun yang mampu mematahkan lengannya, aku akan memberikan sepuluh juta!"

"Sepuluh juta!" Tiba-tiba seorang pengawal Marcel menerjang ke arah Nathan dengan ganas.

BUGH! BRAK! KRAK!

Dentuman pukulan yang begitu keras dapat terdengar, pengawal itu terpental beberapa meter dan menabrak sebuah kursi, diikuti suara retakan tulang punggung yang memilukan telinga.

"A-apa?!"

"Bagaimana mungkin?!"

Marcel yang melihat kejadian itu membelalakkan matanya, dia sama sekali tidak dapat melihat apa yang terjadi barusan. Kejadian itu berlangsung secepat kilat!

"Kalian, kenapa kalian diam saja? Cepat hajar pria itu!" Teriak Marcel penuh amarah.

Para pengawal itu saling memandang, mereka akhirnya melesat ke arah Nathan secara serentak.

BUGH! BRAK! KRAAK!

Kembali, dapat terdengar suara pukulan yang memilukan di area parkiran itu, para pengawal Marcel terpental beberapa meter sebelum akhirnya terkulai lemas di atas lantai.

"Hah? I-ini …." Marcel merasakan tubuhnya mati rasa. "K-kenapa bisa begini?!" serunya dengan tubuh gemetar.

BRUK!

Kala Nathan memalingkan kepalanya, pandangan mereka berdua saling beradu, yang membuat Marcel tiba-tiba terduduk dengan lemas. Aura membunuh tiba-tiba menguar dengan kuat dari dalam tubuh Nathan. Orang-orang disekitar yang merasakan itu mundur karena takut akan terseret dalam masalah ini.

'S-siapa orang ini?!'

Marcel menatap netra hitam nan dingin pria itu dengan gemetar.

"S-siapa kamu?" Marcel dengan sekuat tenaga bangkit berdiri. "Beraninya kamu melakukan ini kepada pengawalku!" Bentaknya dengan sedikit gemetar.

Mendengar bentakan dari Marcel, Nathan melangkahkan kakinya dengan kuat menuju ke arah Marcel. Melihat pria itu yang berjalan menghampirinya dengan mantap, tanpa sadar Marcel dan kekasihnya mundur satu langkah.

Nathan tersenyum dingin, saat jarak antara mereka tersisa beberapa meter, Nathan menjulurkan tangannya ke arah Marcel. Seakan-akan, tangan sang pencabut nyawa menghampiri merekanya. Namun, ketika jemarinya hampir mencengkram wajah tampan Marcel, terdengar suara yang memekakkan telinga.

"Ada apa ini?"

Nathan yang mendengar itu menghentikan tangannya di udara, pria itu memalingkan wajahnya ke arah suara tersebut. Terlihat, sosok pria yang tinggi besar dan gagah berjalan menghampiri mereka sembari membelah kerumunan orang-orang.

Marcel yang melihat sosok pria itu langsung berlari sembari matanya berbinar. 'Bukankah itu Tuan Paul?' Marcel tersenyum melihat sang dewa penyelamat datang menghampiri. "Tuan Paul," sapa Marcel dengan sopan. "Tolong, bantu aku!"

"Paul? Bukankah dia seorang Jendral tingkat tinggi Northen? Paul Cartney!"

"Untuk apa sosok Jendral setingkat Paul datang kemari?" bisik seseorang membicarakan Paul yang merupakan seorang Panglima perang negara Northen.

"Aku yakin Tuan Forger mengenalnya, dia pasti akan membantunya!" Sahut penonton lainnya. Dia melirik ke arah Nathan dan mendengus. "Hidup pemuda itu sudah habis!"

Marcel segera mendengus dengan kesal. "Tuan Paul! Beruntung sekali Anda datang, pria itu entah berasal dari planet mana, diatelah memukuli pengawalku, bahkan dia ingin memukulku!" Dia menunjuk ke arah Nathan dengan senyuman picik, tatapannya seakan penuh dengan kemenangan. "Kamu harus memberinya pelajaran! Dia—"

PLAK!

Tiba-tiba, sebuah tamparan yang sangat keras bergema di tempat itu, hal itu membuat Marcel terjatuh ke lantai dengan darah mengalir dari sudut bibirnya.

"Berani sekali kamu!" Bentak Paul dengan suara menggelegar. "Siapa kamu? Hanya seorang pewaris keluarga Forger, bukan?" sahutnya dengan tatapan mengintimidasi. "Berani sekali berbicara lancang terhadap Tuan Ace?!"

"Apa?!"

"Paul menampar Tuan Forger?!"

"Apa yang terjadi, siapa pria itu?!"

"Ace? Aku baru mendengarnya."

Orang-orang menatap Paul dengan tatapan terkejut, seiring keterkejutannya mereka mengalihkan pandangan terhadap Nathan. Tiba-tiba mereka melihat Paul membungkukkan kepalanya dengan sopan kepada Nathan, hal itu membuat orang-orang yang melihat kejadian itu terkejut bukan main.

"Tuan Ace! Maaf atas ketidaknyamanan ini, aku akan memberinya pelajaran kepadanya nanti," ujar Paul dengan sopan.

Nathan yang melihat Paul membungkukkan kepalanya kemudian berkata dengan dingin. "Berdiri dengan tegak, ini bukan dirimu."

Setelah mengatakan itu, Nathan mengalihkan pandangannya yang dingin ke arah Marcel. "Terlambat satu detik lagi, mungkin saja wajahnya sudah hancur. Atau, bisa saja pewaris keluarga Forger yang kalian sebut itu akan kehilangan sang pewarisnya!"

Mendengar ucapan itu, membuat Marcel yang terduduk di lantai gemetar hebat. Pria itu mengusap darah yang terus mengalir dari mulutnya. Bahkan, orang-orang termasuk Paul yang mendengar ucapan Nathan bergidik ketakutan.

Pria di hadapan mereka ini bukanlah sosok manusia biasa, dia tidak bisa dianggap remeh. Bahkan, sosok Paul yang merupakan panglima militer tingkat tinggi pun ketakutan mendengar ucapan Nathan.

"M-maaf, Tuan Ace, saya—"

Tidak mau mendengar basa-basi lagi, Nathan memotong ucapan Paul dengan suara yang dingin. "Cukup! Ayo pergi!"

Mendengar ucapan yang begitu mendominasi, Paul langsung tertunduk. "B-baik! Lewat sini, Tuan."

Mereka akhirnya meninggalkan area parkir menaiki sebuah mobil militer. Kepergian mereka membuat orang-orang yang masih terkejut itu terperangah.

'Siapa pria itu?!' gumam Marcel yang masih terkejut dengan kejadian ini. 'Bahkan, Paul yang merupakan seorang panglima militer tingkat tinggi begitu menghormatinya?!'

Komen (11)
goodnovel comment avatar
🌹isqia🌹
mungkin dia presiden haha
goodnovel comment avatar
Nyamuk Kecil
itu baru permulaan,belum seru
goodnovel comment avatar
Irvan Marshall
sangat menarik Skali alur cerita nya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 2

    "Tuan Ace …. Jika saya boleh bertanya, hal apa yang membuat Anda datang ke kota Northen Vale ini?"Nathan yang mendengar itu melirik ke arah Paul. Aura yang sangat mendominasi dapat terlihat dari manik matanya yang dingin.Hal itu membuat Paul gemetar. "M-maaf jika saya lancang, Tuan. Tapi, kota Northen Vale hanyalah sebuah kota kecil jika dibandingkan dengan ibukota Northen," ujarnya dengan kaku.Menyadari ketakutan Paul, Nathan kembali memalingkan wajahnya menatap pemandangan Kota Northen Vale dari jendela mobil dan mulai menjelaskan kedatangannya. "Northen Vale …. Ini adalah kampung halamanku," pria itu kembali mengalihkan pandangannya ke arah Paul, tatapan matanya bertabrakan dengan netra hitam milik Paul. "Sudah lima tahun, aku tidak bertemu dengan keluargaku."Mendengar penjelasan singkat sang dewa perang itu, Paul membelalakkan matanya. 'Apa? Tuan Ace berasal dari Northen Vale?!'"Tuan Ace … A-aku—""Cukup! Berhenti memanggilku Ace, aku bukan lagi seorang pejuang seperti dulu,"

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-01
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 3

    Selama Nathan dipenjara, keluarga Orton tidak berniat melepaskannya, dan bahkan menuntut keluarganya untuk mengganti rugi 2 milyar kepada mereka. Pada akhirnya, tidak ada jalan lain. Orang tua Nathan harus menjual rumah untuk mengganti rugi kepada keluarga Orton karena telah berani memukuli pewarisnya. Bahkan, mereka meminjam banyak uang, tetapi mereka tetap tidak dapat mencukupinya. Pada akhirnya, masih tersisa hutang yang masih terus ditagih oleh keluarga Orton, dan mereka hanya bisa mencicilnya secara perlahan. Karena alasan ini, pekerjaan ayah Nathan tidak lagi tersedia, dan dia hanya dapat mencari nafkah sebagai kuli bangunan. Sementara ibunya membasuh wajahnya dengan air mata sepanjang hari, dan matanya dibutakan oleh tangisan.Inilah sebabnya mengapa selama Nathan dipenjara, orang tuanya tidak pernah menjenguknya walau hanya sekali.Mendengarkan ucapan ibunya, Nathan perlahan mengepalkan tinjunya, dan niat membunuh yang besar menguar dari tatapan matanya. Dia tidak pernah berpi

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-02
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 4

    “Ma, siapa itu?”“Tidak usah kamu pedulikan, cepat masuk kedalam kamar, dan jangan keluar!” Maria mendorong Nathan masuk kedalam kamar, dan mengarah ke pintu dengan raut wajah yang gelisah.Terdengar derap kaki yang kuat dan besar, terlihat sosok pria kekar dan tinggi membawa 4 sampai 5 orang yang terlihat sangar melangkah masuk."Apa kamu tuli, hah?!" Maki pria itu. “Mana uangnya?” Kamil melihat Maria dan langsung bertanya.“Tuan Kamil, sudah saya siapkan,” Maria terus mengangguk, dan meraba-raba kantong hitam yang ada di saku celananya. "I-ini …."Saat ini banyak tetangga yang sedang berkumpul dan menyaksikan, melihat kejadian itu, tapi mereka tidak berani mendekat karena takut akan terseret oleh masalah.“Para bajingan itu kembali, mereka benar-benar membuat orang seakan-akan ingin mati!”“Benar, mereka sama sekali tidak berprikemanusiaan!”“Hei, kecilkan suara kalian, mereka itu orang-orang yang diutus Keluarga Orton untuk menagih ganti rugi.”Beberapa tetangga berkumpul dan berka

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-03
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 5

    "Ma, aku ada urusan sebentar, tetaplah di rumah," ucap Nathan dengan datar seraya berjalan meninggalkan kediamannya penuh amarah.Ciiit …. Brak!Terdengar suara rem mobil yang nyaring, saat Nathan hendak menyebrang jalan keluar dari komplek itu, tiba-tiba sebuah mobil melaju dengan kencang, tabrakan pun tidak dapat dihindari. Nathan akhirnya tertabrak hingga terpental beberapa meter."Ah!"Tubuh Nathan berguling-guling di atas aspal, jika saja saat di penjara dia tidak belajar seni bela diri, mungkin dia sudah kehilangan nyawanya."A-aduh …." Nathan berusaha berdiri dan menyeimbangkan tubuhnya. "Sial! Lagi buru-buru gini!" Gerutunya dengan kesal.Tepat saat Nathan memaki dan berusaha bangkit berdiri, suara makian dapat terdengar. “Eh bego? Punya mata, gak? Nyebrang tuh pake mata!"Seorang gadis terlihat turun dari dalam mobil BMW, dia mengenakan rok berwarna putih, dan mengenakan sepatu hak tinggi, dia terlihat sangat cantik, dan menatap Nathan dengan tatapan kesal.Nathan mengernyitk

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-04
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 6

    Sherly menatap Nathan tanpa ekspresi dan berkata. "Nathan, jangan menemuiku lagi, dan jangan datang mencariku lagi! A-aku …. Aku telah memutuskan untuk menikahi Rendy!"Mata Nathan menyipit dan tangannya mengepal dengan erat. Meskipun dia sudah mengetahuinya, tapi ketika Sherly mengatakannya sendiri, hati Nathan berkedut dengan kencang. Dia dipenjara karena pria itu, tapi sekarang pacarnya akan menikah dengannya?Sebuah cinta yang sangat ironis!"Hahaha …." Tiba-tiba Nathan menertawakan dirinya sendiri, dia merasa bahwa dia benar-benar terlalu bodoh.Tiba-tiba tawa Nathan berhenti, netra hitam dingin miliknya menatap ke arah Sherly, namun tidak ada kemarahan di wajahnya, dan tangannya perlahan mengendur. "Apakah itu yang kamu inginkan?"“Ya!” Sherly mengangguk. “Aku ingin memiliki kehidupan yang indah, dan kamu tidak akan pernah bisa memberikannya kepadaku!”"Dan kamu, sekarang kamu seorang mantan narapidana. Bahkan jika kamu keluar dari penjara, aku khawatir kamu akan sulit untuk men

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-28
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 7

    Hotel Northen.Sosok pria tua sedang berdiri dengan wajah yang pucat di depan pintu masuk Hotel, Kevin Wibowo, sang pemilik Hotel secara pribadi menunggu Nathan di pintu, dan penampilan Kevin membuat semua orang yang masuk ke Hotel Northen banyak berbisik."Bukankah dia Kevin Wibowo?”“Benar, untuk apa dia berdiri di depan pintu? Tidak seperti biasanya!”“Benar, seolah-olah dia sedang menunggu seseorang!"“Ah benar sekali, sungguh hebat orang yang mampu membuatnya menunggu di depan pintu secara khusus!”"Tunggu, aku mendengar bahwa putra tertua dari keluarga Orton akan menikah, dan pernikahan itu dilaksanakan di sini. Apakah dia sedang menunggu seseorang dari keluarga Orton?""Mungkin saja, lagipula, keluarga Orton juga keluarga kaya, jadi mereka harus memberi sedikit ucapan selamat datang."Semua orang berjalan ke Hotel Northen sambil berbisik, tetapi Kevin masih menunggu di pintu sambil melihat arlojinya yang sudah menunjukkan hampir pukul 9 malam, wajahnya menjadi sedikit tidak sab

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-30
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 8

    Dokter Paul, pria itu kembali menusukkan jarum akupunktur pada Kevin dengan hati-hati, keringat dingin semakin banyak membasahi keningnya. Dan saat jarum terakhir di tusukkan padanya, Kevin tersada dan perlahan-lahan membuka matanya.“Ayah! Syukurlah, ayah sudah sadar!” Melihat Kevin sudah kembali sadar, Sarah berteriak dengan semangat, kelopak matanya dipenuhi air mata.Sarah merasa sangat ketakutan, dia takut kalau ayahnya tidak akan pernah membuka matanya lagi.Dokter yang melihat Kevin sudah sadar juga menarik nafas panjang, dia juga sebenarnya tidak tahu harus berbuat apa. Tapi disaat Sarah dan Dokter itu merasa lega, Kevin yang sudah sadar tiba-tiba tubuhnya gemetaran hebat. Raut wajahnya terlihat sangat kesakitan, wajahnya tiba-tiba membiru.“A-ayah? A-apa yang terjadi?!” Sarah berteriak, dengan panik dia menatap Dokter itu. “Dokter, apa yang terjadi?”Seketika, Dokter itu juga menjadi panik, dia terlihat kebingungan. “A-aku …. Aku juga tidak tahu, kenapa ….”“Cepat lakukan ses

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-31
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 9

    “Nathan, maksudku …. Guru! Tolong angkat aku menjadi muridmu!” seru Paul penuh semangat dengan tatapan yang berbinar.Nathan membuka mulutnya tapi dia menyadari kalau dia bahkan sudah tidak punya tenaga untuk berbicara.Sedangkan Sarah yang terkejut menatap Dokter Paul. “Dokter Paul, apa yang sedang kamu lakukan? Ayahku saja belum bangun!” Sarah tidak mengerti, ayahnya jelas-jelas masih pingsan, kenapa Dokter Paul berlutut da meminta Nathan untuk menjadi gurunya?“Nona Sarah, mungkin anda tidak tahu, baru saja Nathan menggunakan Teknik Yin dan Yang!” suara Paul begitu bersemangat menjelaskan kepada Sarah. “Teknik ini saling berhubungan namun juga saling berlawanan! Dan yang paling penting, teknik ini bisa membangkitkan orang mati, Tuan Kevin pasti akan baik baik saja!”“A-apa? Benarkah itu?” Sarah menatap Nathan dengan tatapan tidak percaya, kalau apa yang dikatakan oleh Dokter Paul benar, maka Nathan benar-benar pantas disebut sang dewa penyelamat.“Tidak disangka kamu mengetahui ten

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01

Bab terbaru

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 779

    Sepanjang perjalanan, pria berjas itu berjalan lalu berhenti dan sesekali mengernyitkan keningnya seolah sedang memikirkan sesuatu.“Kak Herry, apa yang sedang dilakukan oleh orang ini? Dia begitu misterius dan mencurigakan, membentuk aliansi dengannya, tidak sedang membohongi kita kan? Dalam perjalanan ini kita masih belum mendapatkan apa-apa!” Harris melihat pria berjas bertingkah seperti itu dan berkata dengan nada tidak senang.Herry mengibaskan tangannya dan mendengus kepada Harris. “Apa yang kamu tahu, hah?! Kali ini mungkin kita akan mendapatkan kejutan besar!”Herry tahu kalau pria berjas pasti sedang mencari naga raksasa yang legendaris itu, kalau benar-benar bisa menemukan naga raksasa dan mendapatkan batu mata Naga, maka perjalanan ini akan sangat berharga. Banyak orang yang datang ke pulau Draken hanya untuk mencari bahan obat, darah hewan spiritual, tapi tidak banyak yang mencari batu mata Naga, karena itu hanya sebuah legenda, bisa bertemu dengan naga raksasa atau tidak

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 778

    “Tidak disangka, rubah sekecil ini juga memiliki darah hewan spiritual, tampaknya pulau Draken ini memang tempat yang bagus!” Pria berjas itu mengambil darah hewan spiritual dengan ekspresi terkejut di wajahnya.Namun, saat pria berjas itu bersiap menyimpan darah hewan spiritual, dia melihat Herry datang ke arahnya bersama dengan anak buahnya. Pria berjas itu mengernyitkan keningnya dan membuka mulutnya lalu memasukkan darah hewan spiritual ke dalam mulutnya, lalu mengambil posisi dan menatap Herry yang mendekat dengan waspada.“Nak, kamu tidak perlu waspada, kami tidak bermaksud jahat, entah bagaimana kami harus memanggilmu?” Herry melihat pihak lawan memasang sikap perlawanan, bergegas menjelaskan.Pria berjas itu melirik dua kali lalu mendapati hanya ada orang-orang dari Keluarga Holcy yang kemari, tidak ada orang lain, dan merasa sedikit lega dalam hatinya.“Apa yang kamu inginkan?” Pria berjas tidak memberi tahu Herry siapa namanya, tetapi malah bertanya balik kepada Herry.“Nak,

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 777

    Semakin diusap Sarah semakin menyukainya, pada akhirnya dia bahkan memeluk tubuh beruang kutub itu dengan erat, dan merasakan kehangatan di sekujur tubuhnya dalam sekejap.Roaarrr~~~Beruang kutub itu kemudian kembali berdiri dengan empat kaki, hewan itu menggosokkan kepalanya kepada Sarah dan Sarah langsung memahami apa yang dimaksud oleh beruang kutub itu. Dia perlahan membuka kakinya dan Sarah naik ke atas tubuh beruang kutub itu. Beruang kutub itu kemudian mengangkat Sarah dan mulai berlari melintasi salju.Suara angin bersiul, Sarah mencengkram bulu beruang kutub dengan erat dengan kedua tangannya, dia menjadi kegirangan dan mulai berteriak dengan bersemangat.​”Aaahhhh~ Lihat aku!”Beverly dan Prisly yang melihat itu segera mengejarnya.“Tunggu!”“Aku juga mau!”Beverly dan Prisly berteriak dengan penuh semangat.Tidak lama kemudian, Sarah sudah selesai berkeliling dan turun, lalu Beverly naik, dan kemudian berganti Prisly, tiga gadis itu bersenang-senang dengan seekor beruang k

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 776

    Melihat sikap Abel, Remy hanya bisa menghela nafas. “Baik, aku akan mempercayai anak ini untuk sementara demi menghormatimu. Tapi, kalau saat kembali dia tidak memberikan obat keseimbangan itu, maka aku tidak akan mengampuni dia!”“Terima kasih, Kak Remy!” setelah selesai bicara Abel menatap Jordan. “Kak Jordan, bagaimana denganmu?”“Remy sudah setuju, apalagi yang harus aku katakan!” Jordan tersenyum tidak berdaya lalu berkata. “Abel, aku beritahu padamu, jangan benar-benar menyukainya! Kalau tidak, kamu sendiri tidak akan tahu bagaimana kamu mati!”“Kak Jordan, aku punya perhitunganku sendiri, terima kasih banyak!” Abel menangkupkan tangannya ke arah Jordan.Remy dan Jordan membawa bawahannya pergi, Abel lalu menoleh ke arah Nathan. “Kak Nathan, sekarang beruang kutub ini sudah menjadi milikmu.”Bisa dibilang Abel, anak ini sepertinya mengidap sindrom tidak takut kepada siapapun, tidak peduli siapa Nathan, melihat Prisly memanggilnya Kak Nathan, dia juga langsung mengikutinya. Namun

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 775

    Perlu diketahui bahwa obat keseimbangan adalah benda yang harus dimiliki oleh para ahli bela diri untuk masuk ke dalam dunia kultivasi, tidak semua orang bisa melangkah masuk ke dunia kultivasi, dan tidak semua ahli bela diri bisa menjadi menumbuhkan keabadian. Obat keseimbangan dibutuhkan untuk membasuh diri lalu melihat apakah bisa merasakan energi spiritual di dunia, kalau bisa merasakan energi spiritual di bumi, maka bisa mempelajari teknik kijutsu dan menyerap energi spiritual untuk digunakan diri sendiri, ini adalah langkah penting bagi ahli bela diri untuk melangkah masuk ke dunia kultivasi.Meskipun tidak sulit untuk meramu obat keseimbangan, sayang sekali saat ini ahli alkimia semakin sedikit, terlebih lagi ahli alkimia yang bisa meramu obat keseimbangan juga semakin sedikit. Selain itu, obat keseimbangan merupakan sesuatu yang harus dimiliki oleh para keluarga kaya yang tersembunyi, yang membuat permintaan melebihi persediaan, dan membuat benda ini sangat berharga.“Kamu ben

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 774

    “Baik! Kami akan mengalah,” Herry menggertakkan giginya, raut wajahnya menjadi muram dan menakutkan, pada akhirnya dia berbalik dan membawa bawahannya pergi.“Kak, beberapa bocah ini benar-benar terlalu arogan! Kalau seperti ini terus, maka kita tidak akan bisa mendapatkan apapun di pulau ini, dan dendam kak Donovan juga tidak akan bisa dibalaskan!” Harris melihat kakak keduanya yang dimarahi dan melarikan diri, tidak bisa menahan kekesalannya.Herry tidak mengatakan apapun, dia menggertakkan giginya dan berkata. “Ayo pergi, kita cari kultivator hitam itu, asalkan kita bekerja sama, maka tidak perlu takut pada para bocah ingusan itu lagi!”Herry juga menyadari kalau pria berjas itu juga sudah mencapai tahap puncak penguasa Ingras, sekarang setelah identitasnya terungkap pasti akan bersembunyi. Jika bisa menemukan pria berjas itu dan bekerja sama, maka mereka akan memiliki dua orang puncak penguasa Ingras di sisi mereka, dan tidak perlu takut lagi pada Remy serta Jordan. Bahkan, walau

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 773

    Roarr~~Beruang kutub yang jatuh di samping kaki Nathan, sepasang matanya menatap Nathan dengan memelas seolah sedang memohon pada Nathan untuk tidak membunuhnya.Nathan dan beruang kutub itu saling bertatapan dan hatinya merasa sedikit tidak tega. Meskipun beruang kutub adalah hewan buas, tapi beruang kutub ini sudah memiliki kecerdasan, dia bisa memahami perkataan manusia dan berpikir sendiri.“Beruang kutub yang begitu besar, darah hewan spiritual-nya pasti sangat berharga,” Remy berjalan menghampiri, sambil mengayunkan pedang di tangannya dan bersiap untuk memenggalnya sambil berbicara.Beruang kutub itu sudah terluka parah dan sama sekali tidak memiliki kekuatan untuk melawan atau melarikan diri.Klang!Di saat Nathan sedang ragu-ragu apakah dia harus menyelamatkan beruang kutub itu atau tidak, suara dentingan tiba-tiba terdengar, pedang milik Remy ditahan oleh seseorang.“Remy, beruang kutub ini juga bukan milikmu, kamu malah ingin mendapatkan darah hewan spiritual itu untuk dir

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 772

    Pria berjas itu mengernyitkan keningnya, lalu berguling dengan cepat dan menghindari serangan beruang bersalju itu dengan menyedihkan. Perlu diingat, pria berjas itu sudah mencapai tahap puncak penguasa Ingras, sekarang dia malah menjadi sangat menyedihkan saat menghadapi seekor beruang kutub, bisa dilihat betapa kuatnya beruang kutub itu. Apalagi beruang kutub itu sudah memiliki kecerdasan, saat pria berjas itu lengah dia tiba-tiba menyerang dan membuat pria berjas itu kewalahan.Pria berjas itu bangkit dari tanah dengan menyedihkan namun belum sempat berdiri, beruang kutub itu sudah menerkamnya lagi. Pria berjas itu kaget, dalam sekejap otot-otot di tubuhnya menegang dan dia bergegas melayangkan tinjunya dengan ganas.BUGH!Tinju itu langsung mengenai perut dari beruang kutub, dan beruang kutub yang dihantam oleh pukulan pria berjas itu seketika terhempas.Roooaaaarrrrr!Beruang kutub itu meraung lalu tubuhnya mendarat dengan keras tepat di hadapan Nathan.“Ah!” Hal ini membuat Sara

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 771

    “Biarkan dia mengikuti dari belakang, tidak usah memperdulikannya,” melihat mereka tampak risih, akhirnya Nathan berbicara dengan datar.Dia sudah mengetahui walau Abel terlihat seperti seorang playboy, tapi dia tidak memiliki niat buruk. Sedangkan bawahan yang dibawa oleh Abel juga tidak terlalu kuat, jadi Nathan tidak perlu khawatir. Namun setelah berjalan selama beberapa saat, tiba-tiba terdengar suara gemuruh.Rooaarrr!Suara raungan yang terdengar begitu keras hingga tanah juga sedikit bergetar, dan salju pun berjatuhan dari sebagian pepohonan.Nathan sedikit tercengang, dan bergegas menuju ke arah suara gemuruh itu. Sarah dan yang lainnya juga mengikuti dari belakang.Abel terkejut setelah mendengar suara gemuruh itu, hanya saja, karena Nathan dan yang lainnya pergi untuk mencari asal suara gemuruh itu, dia juga memberanikan diri dan membawa bawahannya untuk mengikuti. Baru berjalan tidak jauh, Nathan melihat seekor beruang kutub yang amat besar muncul, tubuh beruang kutub itu d

DMCA.com Protection Status