Share

Bab 71. Pangeran Durjana Waspada

Penulis: Andy Lorenza
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-18 03:47:02

Tak biasanya Pangeran Durjana keluar dari ruangannya menuju teras depan bangunan padepokan dan duduk sendirian di salah satu deretan kursi yang terdapat di teras itu, deretan kursi yang ia duduki menghadap ke halaman dan pintu gerbang padepokan.

Tak beberapa lama Dipo Geni datang menghampiri, ia berjalan dari arah depan padepokan melakukan tugas rutinnya memantau dan mengawasi para murid dan seluruh anggota Padepokan Neraka dalam segala urusan termasuk mengetahui jumlah jatah bulanan yang dikirim Kerajaan-kerajaan.

Jika Padepokan Neraka itu berupa sebuah Kerajaan boleh dikatakan Dipo Geni sebagai Panglimanya dan Pangeran Durjana adalah Raja, itu melihat kepercayaan yang diberikan Pangeran Durjana kepadanya.

“Tumben Ketua keluar ruangan dan duduk seorang diri di sini?” tanya Dipo Geni.

“Terlalu lama di ruangan menimbulkan rasa bosan juga, kiriman dari Kerajaan-kerajaan tetap lancarkan Dipo?” Pangeran Durjana balik bertanya akan tetapi sikapnya tidak bersemangat.

“Lancar-lancar saja Ket
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 72. Mantili

    “Hemmm, ya benar Arya. Akan tetapi putra Prabu Swarna Dipa itu tidak pernah datang ke sini,” ujar Kiai Bimo tersenyum.“Saka Galuh memang tidak pernah menurut dan kerap membohongi Prabu Swarna Dipa sejak usianya masih remaja, dan begitu dewasa ia menjadi anak yang durhaka demi tahta ia rela membunuh Ayahnya sendiri.”“Itulah ujian hidup Arya, ambisi dan keserakahan kerap membuat orang gelap mata. Makanya dibutuhkan ilmu agama yang mendalam untuk mendidik manusia menjadi manusia yang memiliki akhlak yang baik,” tutur Kiai Bimo.“Benar Kiai, keserakahan memang kerap membuat orang berbuat kejahatan dan tak segan-segan membunuh.”“Manusia yang hidup di dunia ini tidak pernah puas dengan apa yang ia dapati dan miliki, bahkan kebanyakan dari mereka tidak pandai bersyukur atas semua yang telah dilimpahkan Gusti Allah. Harta yang dimiliki takan bisa menolong mereka jika tiba waktunya kembali menghadap yang kuasa, hanya amal dan perbuatan baiklah yang menjadi bekal penting saat kita akan mengh

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 73. Pendekar Sejati

    “Ya Eyang, tapi dia dikabarkan telah tewas saat berada di Pulau Andalas beberapa tahun yang lalu.”“Hemmm, aku juga mendengar kabar begitu. Akan tetapi kabar itu tidak benar, karena pendekar itu sekarang ada bersama kita di ruangan ini,” tutur Kiai Bimo, seketika Mantili terkejut dan langsung memberi hormat pada Arya.“Maaf Mas, jika aku tadi bersikap lancang,” ucap Mantili merasa malu dan segan.“Hemmm, Kiai Bimo terlalu berlebihan memuji. Aku pendekar biasa saja dan julukan itu terlalu dibesar-besar,” ujar Arya kembali diiringi senyumannya.“Kamu mendengar dan melihat sendiri kan Mantili? Pendekar sejati itu tidak akan pernah menyombongkan dirinya, meskipun nama dan julukannya disegani dan di agung-agungkan karena telah banyak berbuat kebaikan membela kebenaran.”“Apalah artinya sebuah nama dan julukan Kiai, kalaupun aku telah banyak berbuat baik membela kebenaran itu semua datangnya dari Gusti Allah, kita hanya sebagai perantara-Nya saja,” ulas Arya yang kembali membuat Kiai tersen

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 74. Siasat Membujuk Warga

    Di samping kiri bangunan pemondokan tempat para santri berlatih ilmu bela diri, Kiai Bimo mengajarkan gerakan-gerakan menangkis dan mengunci lawan. Para santri mengikuti gerakan-gerakan itu dengan berpasang-pasangan, satu menyerang satu lagi menangkis dan melakukan gerakan kuncian yang diajar pemilik pemondokan itu.Meskipun gerakan-gerakan silat yang diajarkan masih tahap dasar karena belum masuk ke tahap melakukan tangkisan dan serangan dengan tenaga dalam, namun semua yang telah dikuasai para santri saat ini sudah dapat dipergunakan untuk menjaga diri mereka masing-masing dari serangan yang tak terduga oleh orang lain.****Belasan obor di sekitaran bangunan Padepokan Gagak Hitam tampak menyala saat hari sudah mulai gelap, berbagai kegiatan anggota padepokan mulai dari membuat pagar di sekeliling kawasan padepokan hingga berlatih ilmu kanuragan.Sandaka meminta Sabo untuk mengumpulkan seluruh anggota padepokan itu di ruangan biasa mereka gunakan untuk pertemuan, mendapat perintah i

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 75. Arya Dan Mantili Berangkat

    “Bagaimana Samin, apakah ada laporan mencurigakan dari para warga yang ditugasi di seberang hutan?” tanya Mahfud membuka obrolan di pendopo itu.“Tidak ada Mas, mereka melaporkan beberapa hari bergiliran tugas di sana aman-aman saja tidak ada hal yang mencurigakan. Sepertinya memang tidak perlu juga kita meminta warga desa mengawasi hingga ke seberang hutan sana,” ujar Samin.“Bisa jadi memang para gerombolan yang datang menyerang tiba-tiba ke desa kami itu hanya sebatas ingin mengacau Desa Sampang saja, sebaiknya memang mulai besok tidak perlu lagi diadakan giliran mengawas di seberang hutan itu,” ulas Mahfud setuju dengan pendapat Samin.“Ya Mas, mulai besok aku akan beritahu para warga untuk tidak lagi berjaga-jaga di sana. Cukup waspada saja di kawasan desa ini,” ujar Samin setuju.Para wanita dan anak-anak yang suami mereka tewas akibat serangan anggota Padepokan Gagak Hitam, kini telah di tempatkan di berbagai rumah warga Desa Karapan. Terkecuali anak dan istri dari Mahfud kepal

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 76. Kisah Sedih Mantili

    “Jadi kamu baru dari Pulau Jawa? Bagaimana keadaan di sana?”“Sebagian kawasan yang pernah aku lalui terlihat aman-aman saja Mas, para warga hidup damai-damai saja. Termasuk desa tempat aku dilahirkan, tapi entah dibagian tengah hingga ke barat Pulau Jawa itu aku belum pernah sampai ke sana,” tutur Mantili.“Aku sempat terkejut saat kamu menyerang Kiai secara tiba-tiba dan aku tak pernah menyangka ternyata Kiai juga mengangkat seorang murid, karena beliau tidak bercerita tentang kamu sebelumnya.”“Eyang Guru tidak hanya mengangkat aku saja sebagai muridnya, tapi juga ada puluhan santri di pemondokan.”“Hemmm, kalau itu aku juga tahu Mantili. Tapi yang aku maksud mengangkat murid itu ya seperti kamu di warisi semua ilmu yang ia miliki, kalau para santri di pemondokan lebih diajarkan pada tentang ilmu agama, kemandirian dalam hidup dan sedikit ilmu bela diri,” ujar Arya sambil garuk-garuk kepala karena Mantili tidak mengerti yang ia maksud tadi.“Oh, kalau itu memang Eyang Guru sejak ak

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 77. Lenggo Lumut Panik

    “Sepertinya perjalanan kita sudah cukup jauh dari pemondokan Kiai, tapi kenapa belum ada 1 desa pun yang kita jumpai? Bukankah kamu tadi bilang pernah mengitari seluruh kawasan pulau ini, Mantili?”“Benar Mas, di sebelah selatan dan utara sana banyak desa-desa yang memang dekat dengan pemondokan Eyang. Para santri yang ada di pemondokan berasal dari desa-desa itu, akan tetapi bukankah Mas Arya berkata tujuan utama kita menemui para pengungsi Desa Sampang, jadi kita harus menuju desa-desa yang terdekat dengan Desa Sampang itu di arah barat sana,” tutur Mantili.“Hemmm, benar juga apa yang kamu katakan. Para pengungsi dari Desa Sampang tidak akan jauh mengungsi dari desa itu, mereka tentunya lebih memilih mengungsi ke desa-desa terdekat. Ayo sekarang kita lanjutkan perjalanan,” ujar Arya mengajak Mantili meneruskan perjalanan mereka.*****Seekor kuda yang ditunggangi sosok pria berpakaian serba merah terlihat tengah menaiki lereng bukit yang tidak begitu curam dan tinggi setelah keluar

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 78. Pengungsi Di Tengah Hutan

    “Ya, nanti juga aku akan ke selatan dengan Sima. Oh ya Padepokan Neraka sekarang diserahkan pada siapa? Karena Sobat Pangeran musti keluar beberapa hari menemui para sahabat kita,” ujar Lenggo Lumut sembari bertanya.“Dipo Geni yang aku amanahkan untuk menjaga padepokan, karena semuanya sudah jelas sekarang juga aku mohon diri ke arah utara.”“Baik Sobat Pangeran, jika ada berita terbaru dengan pemuda itu mohon sekiranya sobat berkenan mengirim utusan untuk memberi kabar ke padepokan kami nantinya.”“Tentu saja Lenggo, aku pamit sekarang,” Lenggo Lumut dan Ratu Lentik mengangguk dan mengantar Pangeran Durjana hingga halaman padepokan itu.Sepeninggalnya Pangeran Durjana yang mengarah ke kawasan utara Pulau Jawa, Lenggo Lumut dan Sima Ratu Lentik duduk kembali di ruang depan padepokan, di sana juga terlihat beberapa orang berpakaian hijau anggota Padepokan Lumut.“Ini berita buruk bagi kita semua tokoh golongan hitam, Arya ternyata masih hidup dan berada di Pulau Dewata. Sebentar lagi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 79. Desa Kidung

    “Kenapa kalian tidak mengungsi ke desa-desa terdekat saja dan memilih tinggal di hutan ini?” tanya Arya.“Kami takut akan terjadi kembali penyerangan gerombolan itu ke desa-desa yang lain, makanya kami memilih hutan ini untuk tempat berlindung,” jawab Kamra.“Apa di sini kalian bisa bertahan hidup untuk sementara waktu?” kembali Arya bertanya.“Di kawasan hutan ini banyak bahan makanan seperti hewan buruan dan buah-buahan hutan yang dapat kami makan, begitu pula sumber air dari anak-anak sungai yang jernih dapat kami pakai untuk minum dan mandi.”“Hemmm, jika menurut kalian lebih nyaman untuk tinggal di hutan ini untuk sementara waktu bertahanlah di sini. Mudah-mudahan tak beberapa lama lagi kalian akan dapat kembali ke Desa Sampang, mohon do’a kalian semua yang ada di sini agar Aku dan Mantili dapat memberantas para gerombolan pengacau di desa itu,” tutur Arya.“Tentu saja Mas Arya kami akan bantu dengan do’a demi kami dapat kembali ke Desa Sampang, tapi maaf sebelumnya Mas Arya dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04

Bab terbaru

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 186. Mencaritahu Lebih Jauh

    “Pangeran Durjana memang sosok yang kurang ajar dan selalu membuat keonaran di mana-mana, makanya kami datang ingin bertanya banyak tentangnya kepada Baginda yang tentu saja sangat mengenalnya,” tutur Arya.“Ya, saya tentu saja sangat mengenalnya karena Kerajaan ini di bawah kendalinya. Saya dan seluruh prajurit Kerajaan tak berdaya saat dia dan pasukannya menyerang secara tiba-tiba beberapa tahun yang lalu, memang dia tak mengambil alih tahta Kerajaan Mandalu ini tapi saya merasa sama saja karena saya dan seluruh rakyat Kerajaan Mandalu tersiksa dengan upeti yang sangat tinggi yang harus kami bayar setiap bulannya,” Satrio Mandalu hentikan sejenak ceritanya sambil menarik napas dalam-dalam.“Pangeran Durjana memiliki pasukan yang sangat besar saat ini mencapai 2.000 orang, dan dia juga memiliki sebuah padepokan yang besar setara dengan istana Kerajaan besar di Pulau Jawa ini. Padepokan itu bernama Padepokan Neraka yang bertempat tidak jauh dari Gunung Merapi tepat di sebelah timur le

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 185. Satrio Mandalu

    “Maafkan saya yang mulia, saya datang menghadap karena hendak menyampaikan sesuatu,” ucap penjaga itu setelah sebelumnya memberi sembah hormat.“Oh, silahkan penjaga apa yang hendak kau sampaikan,” ujar Sang Raja yang bernama Satrio Mandalu itu.“Di depan ada tiga orang ingin bertemu dengan yang mulia, mereka mengatakan dari istana Kerajaan Demak.”“Hah? Ada utusan dari Kanjeng Sultan Demak? Kenapa tidak dipersilahkan saja masuk?”“Maaf yang mulia, kami tentunya harus memberi laporan terlebih dahulu seperti yang mulia perintahkan,” jawab penjaga itu.“Hemmm, ya sekarang kau bawa mereka masuk menghadap saya di sini.”“Baik yang mulia,” penjaga itu memberi sembah hormat lalu meninggalkan ruangan itu.Beberapa saat kemudian penjaga itu datang kembali beserta ketiga orang yang mengaku dari istana Kerajaan Demak, setelah mengantar ketiga tamu itu penjaga itupun kembali ke depan pintu gerbang.“Sebuah kehormatan atas kedatangan kalian bertiga yang merupakan utusan dari Kanjeng Sultan Demak,

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 184. Persyaratan Bejad

    “Dasar bocah bejad, masih saja tak percaya..!”Habis berkata pria berpakaian coklat itu berubah menjadi sosok bertubuh besar empat kali lipat besar dan tingginya dari tubuh ia sebelumnya, sosok itu sangat menyeramkan memiliki satu mata di tengah-tengah wajahnya dan bertanduk di bagian belakang kepalanya.“Sudah Guru..! Cepat Guru menyamar kembali, nanti ada yang melihat,” seru Pangeran Durjana yang terkejut sekaligus yakin jika sosok itu memang Gurunya.Sosok bertubuh besar bertanduk di bagian belakang kepalanya yang tidak lain adalah Setan Tanduk Neraka kembali merubah wujudnya menjadi seorang pria berpakaian coklat, beberapa kali ia menyentil-nyentil kuping Pangeran Durjana karena dari awal muridnya itu tak percaya padanya.“Luar biasa..! Saya tak menyangka Guru juga memiliki ilmu bisa merubah bentuk tubuh seperti ini, makanya saya tadi tidak percaya karena memang Guru tidak pernah mengatakan dapat berubah wujud,” puji Pangeran Durjana.“Hemmm, tapi ilmu ini tak bisa diwariskan kepa

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 183. Pria Berpakaian Coklat

    Seorang pria berbadan kekar berparas cukup tampan mengenakan pakaian coklat berjalan santai menuju Lembah Neraka, pria itu datang dari arah selatan dan mulai memasuki kawasan yang saat ini diawasi oleh para mata-mata dan para anggota yang dipilih Padepokan Neraka yang di pimpin Pangeran Durjana itu.Baru saja menjejakan kaki masuk di kawasan itu, seorang mata-mata padepokan datang menghadang yang diikuti beberapa orang bersenjata golok dan tombak.“Berhenti..! Kau memasuki kawasan padepokan kami, kau siapa dan ada keperluan apa masuk ke sini?” tanya mata-mata padepokan.“Hemmm, saya hendak bertemu dengan Ketua kalian Pangeran Durjana,” jawab pria berpakaian coklat itu.“Katakan dulu kau siapa dan ada perlu apa menemui Ketua kami..!”“Kalau berkenaan dengan keperluan apanya saya menemui Ketua kalian itu rahasia dan tak perlu juga kalian ketahui, jika saya tidak diperbolehkan ke padepokan kalian tidak apa saya tunggu saja di sini. Yang pasti katakan pada Ketua kalian itu bahwa saya Seta

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 182. Menuju Kerajaan Mandalu

    Sembari menunggu matahari agak condong ke barat, tengah hari itu mereka manfaatkan untuk beristirahat dan makan siang bersama. Dari arah barat tampak pula 3 orang yang tengah berjalan santai meniti pematang sawah menuju dangau tempat beberapa petani sedang makan siang bersama itu, mereka terdiri dari satu orang wanita dan dua orang pria.Para petani di dangau sempat arahkan pandangan ke arah ketiga orang yang tengah meniti pematang itu, mereka saling pandang seperti bertanya apakah ada di antara mereka yang mengenal tiga orang yang berjalan di pematang sawah menuju ke arah dangau mereka itu.Keseluruh para petani itu menampakan raut wajah yang bingung pertanda tak ada satupun di antara mereka yang mengenali tiga orang yang saat itu telah dekat dengan dangau tempat mereka duduk makan siang bersama, dua orang di antara petani itu hentikan makan lalu berdiri dari duduknya berjalan menghampiri ketiga orang yang telah tiba di depan dangau itu.“Maaf, jika kehadiran kami telah mengganggu is

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 181. Raja Setan Segajad

    Bayangan hitam yang sangat besar tiba-tiba saja muncul tepat di depan Setan Tanduk Neraka duduk bersila melakukan semedi, saking besarnya puncak kepalanya menyentuh langit-langit goa padahal dia juga memposisikan tubuhnya duduk di atas batu besar di depan Guru Pangeran Durjana itu.Makin lama bayangan itu semakin jelas wujudnya yang tak kalah menyeramkan dengan wujud Setan Tanduk Neraka, kehadirannya di sana membuat dinding-dinding goa bergetar hebat seakan mau runtuh.“Ha.. ha.. ha..! Ada gerangan apa kau memanggilku ke sini, Setan Tanduk Neraka..?!” kembali dinding-dinding goa itu bergetar hebat, Setan Tanduk Neraka membuka matanya.“Terimalah sembahku yang mulia Raja Setan Sejagad,” ucap Setan Tanduk Neraka memberi sembah, sosok raksasa di depannya itu hanya anggukan kepala.“Maafkan saya yang mulia jika saya lancang memanggil yang mulia Raja datang ke sini, adapun tujuannya hendak meminta bantuan menyempurnakan ilmu tanduk neraka yang mulia sematkan di kepala saya. Yang mulia berk

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 180. Pangeran Durjana Cemas

    Para anggota atau anak buah Pangeran Durjana yang mendiami padepokan itu telah mencapai 2.000 orang, itu semua karena Padepokan Neraka memang memiliki daya tarik kuat untuk bergabung menjadi anggota sebab merasa terjamin kehidupan mereka di sana dengan berlimpah ruahnya upeti yang mereka terima dari berbagai Kerajaan dan padepokan yang telah mereka taklukan.Namun begitu Pangeran Durjana yang serakah itu masih belum puas dengan menguasai kawasan timur Pulau Jawa itu saja, ia ingin dapat menguasai seluruh Pulau Jawa dari timur hingga kawasan barat seperti yang dikehendaki Gurunya Si Setan Tanduk Neraka itu.Kedatangan Pangeran Durjana di halaman padepokan di sambut oleh Dipo Geni sebagai tangan kanannya atau di Kerajaan sebagai Panglima, melihat raut wajah junjungannya tidak terlihat gembira Dipo Geni tak berani bertanya selain mengiringi junjungannya itu hingga ke dalam ruangan kebesaran Padepokan Neraka itu.“Dipo Geni, selama saya pergi meninggalkan padepokan ini apakah ada Kerajaan

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 179. Roh Sura Brambang

    Tanpa menunggu waktu lama lagi Pangeran Durjana segera meninggalkan goa itu, ia menuju ke arah timur itu artinya di akan kembali ke padepokannya di Lembah Neraka di kawasan Gunung Merapi.Setan Tanduk Neraka sebenarnya sosok mahkluk astral sejenis jin yang sebelum dimasuki roh Sura Brambang sosok bertubuh empat kali lipat manusia biasa itu tidak pernah bisa dilihat dan dia pun tak bisa juga menunjukan dirinya setiap saat kepada manusia.Roh Sura Brambang yang selalu gentayangan berupa arwah penasaran itu, takan pernah merasa senang jika Tanah Jawa belum mengalami kehancuran karena memang semasa hidupnya dulu merupakan dedengkot tokoh golongan hitam. Melalui raga halus mahkluk astral yang mengerikan itulah, ia dapat berkomunikasi dan bisa dilihat oleh Pangeran Durjana sebagai murid sekaligus jalan mewujudkan keinginan jahatnya itu yang ingin melihat kehancuran di muka bumi terutama Pulau Jawa.Sosok Setan Tanduk Neraka bukan saja berwujud mengerikan tapi juga memiliki ilmu yang luar bia

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 178. Setan Tanduk Neraka

    Dari sisi kiri depan mulut goa tampak berkelebat sebuah bayangan merah, sosok itu seperti berlari-lari meniti dinding goa lalu salto di udara beberapa kali sebelum akhirnya ia duduk bersila pula di atas batu besar berhadap-hadapan dengan mahkluk aneh dan menyeramkan itu.“Ha.. ha.. ha..! Sudah lama kau tak datang mengunjungiku di sini bocah bejad..!” terdengar suara dan tawa dari makhluk mengerikan itu menggelegar memekakan telinga.“Maafkan saya Guru, saya baru sempat datang saat ini karena sebelumnya sibuk dengan rencana yang pernah saya sampaikan membuat sebuah padepokan dan sekarang semua itu telah terwujud. Bukan hanya itu saja Guru, saya juga telah berhasil menguasai kawasan timur Pulau Jawa ini,” tutur sosok yang baru masuk ke dalam goa itu, seorang pria berbadan kekar mengenakan pakaian serba merah.“Ha.. ha.. ha..! Ternyata selama ini kau hanya dapat menguasai kawasan timur saja, murid bodoh kenapa tidak seluruh Pulau Jawa ini?!” seru mahkluk aneh yang di panggil dengan sebut

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status