Share

Bab 77. Lenggo Lumut Panik

Author: Andy Lorenza
last update Last Updated: 2024-11-29 03:01:51

“Sepertinya perjalanan kita sudah cukup jauh dari pemondokan Kiai, tapi kenapa belum ada 1 desa pun yang kita jumpai? Bukankah kamu tadi bilang pernah mengitari seluruh kawasan pulau ini, Mantili?”

“Benar Mas, di sebelah selatan dan utara sana banyak desa-desa yang memang dekat dengan pemondokan Eyang. Para santri yang ada di pemondokan berasal dari desa-desa itu, akan tetapi bukankah Mas Arya berkata tujuan utama kita menemui para pengungsi Desa Sampang, jadi kita harus menuju desa-desa yang terdekat dengan Desa Sampang itu di arah barat sana,” tutur Mantili.

“Hemmm, benar juga apa yang kamu katakan. Para pengungsi dari Desa Sampang tidak akan jauh mengungsi dari desa itu, mereka tentunya lebih memilih mengungsi ke desa-desa terdekat. Ayo sekarang kita lanjutkan perjalanan,” ujar Arya mengajak Mantili meneruskan perjalanan mereka.

*****

Seekor kuda yang ditunggangi sosok pria berpakaian serba merah terlihat tengah menaiki lereng bukit yang tidak begitu curam dan tinggi setelah keluar
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 78. Pengungsi Di Tengah Hutan

    “Ya, nanti juga aku akan ke selatan dengan Sima. Oh ya Padepokan Neraka sekarang diserahkan pada siapa? Karena Sobat Pangeran musti keluar beberapa hari menemui para sahabat kita,” ujar Lenggo Lumut sembari bertanya.“Dipo Geni yang aku amanahkan untuk menjaga padepokan, karena semuanya sudah jelas sekarang juga aku mohon diri ke arah utara.”“Baik Sobat Pangeran, jika ada berita terbaru dengan pemuda itu mohon sekiranya sobat berkenan mengirim utusan untuk memberi kabar ke padepokan kami nantinya.”“Tentu saja Lenggo, aku pamit sekarang,” Lenggo Lumut dan Ratu Lentik mengangguk dan mengantar Pangeran Durjana hingga halaman padepokan itu.Sepeninggalnya Pangeran Durjana yang mengarah ke kawasan utara Pulau Jawa, Lenggo Lumut dan Sima Ratu Lentik duduk kembali di ruang depan padepokan, di sana juga terlihat beberapa orang berpakaian hijau anggota Padepokan Lumut.“Ini berita buruk bagi kita semua tokoh golongan hitam, Arya ternyata masih hidup dan berada di Pulau Dewata. Sebentar lagi

    Last Updated : 2024-12-03
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 79. Desa Kidung

    “Kenapa kalian tidak mengungsi ke desa-desa terdekat saja dan memilih tinggal di hutan ini?” tanya Arya.“Kami takut akan terjadi kembali penyerangan gerombolan itu ke desa-desa yang lain, makanya kami memilih hutan ini untuk tempat berlindung,” jawab Kamra.“Apa di sini kalian bisa bertahan hidup untuk sementara waktu?” kembali Arya bertanya.“Di kawasan hutan ini banyak bahan makanan seperti hewan buruan dan buah-buahan hutan yang dapat kami makan, begitu pula sumber air dari anak-anak sungai yang jernih dapat kami pakai untuk minum dan mandi.”“Hemmm, jika menurut kalian lebih nyaman untuk tinggal di hutan ini untuk sementara waktu bertahanlah di sini. Mudah-mudahan tak beberapa lama lagi kalian akan dapat kembali ke Desa Sampang, mohon do’a kalian semua yang ada di sini agar Aku dan Mantili dapat memberantas para gerombolan pengacau di desa itu,” tutur Arya.“Tentu saja Mas Arya kami akan bantu dengan do’a demi kami dapat kembali ke Desa Sampang, tapi maaf sebelumnya Mas Arya dan

    Last Updated : 2024-12-04
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 80. Desa Karapan

    Wanita cantik berpakaian ungu dan pria tampan berpakaian putih tampak menuruni lereng perbukitan di kawasan selatan Pulau Madura, seperti sebelumnya setelah melewati perbukitan selalu di temui anak sungai yang jernih berbatu-batu.Tak jauh setelah menyeberangi anak sungai itu terdapat hamparan persawahan yang sangat luas, mungkin karena hari sudah sore tidak ada seorang petani pun yang terlihat di kawasan persawahan itu.Wanita berpakaian ungu dan pria berpakaian putih terus berlari menelusuri pematang sawah, mereka terkejut setelah tiba di pinggiran sawah beberapa orang menghadang langkah mereka.“Berhenti..!” seru beberapa orang yang menghadang itu.“Maaf Kisanak, kenapa kalian menghadang kami?” tanya pria berpakaian putih.“Harusnya kami yang bertanya kalian dari mana dan hendak ke mana?” salah seorang dari penghadang itu balik bertanya.“Oh, kami baru saja datang dari kawasan paling ujung pulau ini.”“Kalian jangan berbohong, kalian pasti datang dari kawasan barat sana kan?!” tepi

    Last Updated : 2024-12-04
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 81. Ditawari Bermalam

    “Lalu mereka bicara apa pada Mas Arya?” tanya Mahfud memulai percakapan kembali.“Setelah aku membantu mereka menepi dan membawa mereka ke tempat para penumpang kapal menunggu waktu keberangkatan, aku bertanya kenapa mereka nekad menaiki perahu-perahu itu dengan penumpang penuh dan juga membawa para wanita dan anak-anak. Mereka menjawab desa mereka diserang segerombolan orang yang tak mereka kenal,” tutur Arya.“Hanya itu saja jawab mereka?”“Iya Mas Mahfud, kebetulan waktu itu aku di pelabuhan bersama Ratu Kerajaan Dharma melihat mereka yang telah berhari-hari tidak makan dengan baik dan kondisi lemas, kami tidak banyak bertanya dan segera memberi mereka makanan,” tambah Arya.“Terima kasih aku ucapkan sebagai kepala Desa Sampang, karena Mas Arya serta Ratu Kerajaan Dharma di Pulau Dewata itu telah menolong sebagian warga kami yang mengungsi ke sana.”“Sama-sama Mas Mahfud, kami senang dapat membantu mereka. Dan bersyukur seluruh penumpang di tiga perahu itu selamat,” ujar Arya diiri

    Last Updated : 2024-12-05
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 82. Dibuntuti Dewa Pengemis

    “Apa yang dikatakan Mas Arya benar adanya, sebagai seorang pendekar yang selalu mengembara aku pun tak jarang tidur di pinggiran hutan bahkan di atas pohon,” tambah Mantili, Mahfud dan Samin saling pandang agaknya mereka percaya dengan semua yang dikatakan Arya bukan bagian dari gurauannya.Malam di Desa Karapan hawa di sana memang dingin di tambah saat itu gerimis turun karena sedari tadi sore sudah mulai mendung, selepas makan malam bersama di ruangan tengah rumah kepala Desa Karapan itu, Arya duduk di pendopo dengan Mahfud dan Samin sementara beberapa pria yang biasa ikut bergabung di sana memilih pergi ke tempat para warga desa yang mendapat tugas ronda.Samin dan Mahfud membuat perapian di samping pendopo itu agar dapat meredam hawa dingin yang hadir, Arya hanya memperhatikan saja kedua kepala desa itu sembari tersenyum.Tak berselang lama istri Samin dan Mahfud datang ke pendopo membawa 3 cangkir kopi dan 2 piring singkong rebus, setelah menaruhnya di pendopo di hadapan Arya mer

    Last Updated : 2024-12-05
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 83. Mencari Keberadaan Arya

    Serta merta Ratu Lentik rebahkan tubuhnya menelungkup di tanah menghindari tadah butut yang melesat cepat berputar-putar seperti gasing itu hendak menghantam dirinya, sementara Lenggo Lumut salto kebelakang beberapa tombak menghindari serangan balik Dewa Pengemis itu.“Hiyaaaaaaaat..! Deeeeeeees..! Ziiiiiiiiiing...! Taaaaaaaaap..!” sebuah tendangan keras dilesatkan Lenggo Lumut menghajar tadah butut yang masing berputar-putar di udara itu, hingga berbalik kembali ke arah pemiliknya dan dengan santai pula Dewa Pengemis menangkap tadah butut itu.“Ha.. ha.. ha..! Baru dengan tadah butut ini saja kalian sudah kalang-kabut..!” Dewa Pengemis tertawa melihat Lenggo Lumut dan Ratu Lentik pontang-panting menghindar salah satu senjata miliknya itu.“Jangan banyak bacot kau pria dekil..! Terima ini...! Hiyaaaaaat..! Wuuuuuuuuus..! Wuuuuuuuuuus..! Huuuup..! Duaaaaaaaaar..! Duaaaaaaar..!” dua bilah pisau kecil berasal dari Ratu Lentik melesat cepat ke arah Dewa Pengemis, pria berpakaian compang-c

    Last Updated : 2024-12-06
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 84. Arya Dan Mantili Dihadang

    “Kami juga awalnya tidak percaya saat Pangeran Durjana memberitahu itu kepada kami di padepokan, akan tetapi setelah ia bercerita jika 5 orang yang dia utus ke Pulau Dewata itu untuk melakukan tugas telah tewas dan 2 di antaranya adalah Gento dan Lakas Geni oleh Arya kami langsung percaya,” tutur Lenggo Lumut.“Ini memang berita buruk bagi kita tokoh golongan hitam yang telah berhasil menguasai sebagian besar kawasan Pulau Jawa.”“Benar sobatku Welung Pati, sejauh ini gangguan dari para pendekar golongan putih selalu berhasil kita atasi. Yang kita kuatirkan bagaimana cara meredam Pendekar Rajawali Dari Andalas itu jika dia kembali ke Pulau Jawa ini,” Lenggo Lumut tak kalah gentarnya seperti yang dirasakan Welung Pati saat ini.“Apa para sobat kita yang lainnya telah kalian kabarkan mengenai berita ini?”“Bagian selatan Pulau Jawa baru Padepokan Gagak Selatan ini yang kami datangi, sementara di bagian utara sekarang tengah di datangi Pangeran Durjana,” jawab Lenggo Lumut.“Nanti aku ak

    Last Updated : 2024-12-06
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 85. Diterima Kepala Desa Kidung

    Arya kemudian melayangkan pandangannya ke sekeliling kawasan dari tempat ia dan Mantili berdiri dihadang beberapa pemuda Desa Kidung itu, hari sudah mulai gelap dan tak mungkin rasanya melanjutkan perjalanan.Sebenarnya bagi Arya bukan karena hari telah gelap dan di larang masuk ke pemukiman desa oleh beberapa pemuda itu yang menjadi pikirannya, melainkan Arya merasa aneh saja karena tak biasanya para warga sebuah desa termasuk pemuda di sana bersikap seperti itu.“Kenapa para pemuda ini melarang kami masuk ke pemukiman desa mereka? Ada rahasia apa yang mereka sembunyikan di dalam desa itu hingga orang dari luar desa ini tak di izinkan masuk?” pikir Arya rasa penasarannya pun semakin besar.Arya kembali berfikir bagaimana caranya melunakan hati para pemuda di depan mereka itu, agar berkenan mempersilahkan mereka masuk ke pemukiman warga serta di izinkan menginap di sana.“Sebenarnya jika aku sendiri saja tidak akan jadi masalah bagiku jika kalian memang tidak mengizinkan masuk ke pemu

    Last Updated : 2024-12-08

Latest chapter

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 94. Tewasnya Sandaka

    “Baiklah jika pilihanmu begitu, jangan salahkan aku jika nanti Gagak Hitam Dari Utara hanya tinggal nama..! He.. he.. he..!” seru Arya lalu cengengesan kembali.“Kau dalang dari semua ini hingga membuat padepokanku hancur dan seluruh anggotaku tewas..! Aku bersumpah akan membunuhmu saat ini juga..!” Sandaka tiba-tiba murka karena melihat para anak buahnya tewas bergelimpangan serta bangunan padepokannya ambruk di lalap api.Ia berdiri tegak lalu berkomat-kamit, kedua telapak tangannya ia rapatkan sejajar dengan kening. Asap berwana hitam bercampur dengan warna kuning muncul di sela-sela telapak tangan yang ia rapatkan itu, makin lama makin mengepul.“Ajian Gagak Meraga Sukma...! Hiyaaaaaaat...!” seketika tubuh Sandaka menjadi dua, dengan posisi yang sama. Keduanya kemudian bergerak dan sekarang berada di sisi kanan dan kiri tubuh Arya berdiri berjarak 5 tombak, salah satu telapak tangan dari kedua sosok tubuh kembar itu di rentangkan ke depan.“Wuuuuuuuus..! Wuuuuuuuuuus..! Blaaaaaaaa

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 93. Makin Sengit

    “He.. he.. he..! Baru disentil sedikit saja kau sudah kasak kusuk, benar-benar gagak lumpuh..!” Arya cengengesan membuat Sandaka makin gusar.“Jangan sombong kau bocah edan..! Hiyaaaaat...! Wuuuuuus..!” kedua kaki Sandaka melesat seperti hendak menggunting bagian pergelangan kaki Arya, dengan cepat pula Arya lambungkan tubuhnya ke udara hingga sapuan itu hanya menerpa udara kosong.“Wuuuuuuuuuuuuus..! Deeeeeees..! Bruuuuuk..!” tiba-tiba saja sebuah sinar hitam melesat cepat membuat Arya terkejut dan hanya menangkis dengan tangan kosong bertenaga dalam rendah, akibatnya sang pendekar yang masih berada di udara terpental bergulung-gulung lalu jatuh tertelungkup di tanah.“Sial..! Curang kau gagak jelek..!” umpat Arya sambil berdiri dan mengeletik-letik pergelangan tangannya yang terasa panas dan keram.“Ha.. ha.. ha..! Bagaimana ajian Gagak Menepuk Semut ku ampuh kan?” Sandaka tertawa senang karena telah berhasil membuat Arya terjatuh tertelungkup di tanah dengan melepaskan ajian yang i

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 92. Pertempuran Tak Terelakan

    Sementara beberapa santri yang ditunjuk Kiai Bimo mendampingi Mantili tentu saja para santri terbaik dari segi bela diri, mereka diperkirakan akan cukup berpengaruh bergabung dengan para warga menghadapi anggota Padepokan Gagak Hitam.“Saudara-saudaraku semuanya, terima kasih kalian telah berkumpul di sini. Aku sebagai kepala Desa Kidung mewakili seluruh warga desa juga menyampaikan permintaan maaf, karena tampa kami sadari telah terpengaruh oleh anggota Padepokan Gagak Hitam yang sesungguhnya mereka lah gerombolan penjahat telah membuat saudara-saudara kita di Desa Sampang terpaksa meninggalkan desa mereka itu akibat di serang dengan keji dan biadab,” ucap Suryo di depan ratusan orang gabungan dari 3 desa yang berkumpul di halaman itu.“Tidak apa-apa Paman Suryo, yang terpenting sekarang Paman dan seluruh warga di sini telah mengetahui tentang Padepokan Gagak Hitam itu,” ujar Mahfud.“Terima kasih, sekarang saudara dipersilahkan untuk memberi pengarahan sebagai pemimpin dalam rencana

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 91. Siap Bergerak

    “Wargaku semuanya, kalian aku minta hadir berkumpul di halaman ini menyambung dengan rencana Mas Arya yang aku katakan kemarin, beberapa di antara kalian akan aku pilih untuk ikut serta besok pagi ke Desa Kidung. Dari sana nantinya kita akan bersama-sama dengan para warga desa lainnya menyerang ke Padepokan Gagak Hitam yang kemarin pagi telah berusaha berbuat kekacauan di Desa Tengger ini, apa kalian bersedia?” tutur Karta Dimo.“Bersedia Mas Karta, orang-orang biadab seperti mereka harus ditumpas..!” seru para pria warga Desa Tengger yang berkumpul di halaman rumah kepala desa itu.“Baiklah sekarang aku akan memilih beberapa orang di antara kalian, karena sebagiannya musti tinggal dan menjaga desa kita ini selama kami nanti pergi bergabung dengan yang lainnya di Desa Kidung,” sambil berucap Karta Dimo memilih beberapa orang dari mereka untuk dibawa ikut serta besok pagi ke Desa Kidung.Sebelum gelap Mantili dan beberapa orang santri yang ditunjuk Kiai Bimo mendampingi muridnya itu ti

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 90. Rencana Penumpasan

    Sedangkan Arya yang saat ini menuju Desa Tengger tentu tidak akan merasa kesulitan pula dalam mewujudkan semua yang telah direncanakannya itu, sebab sebelumnya Karta selaku kepala desa itu juga berharap sesegera mungkin bergerak menumpas Padepokan Gagak Hitam yang telah membuat kekacauan di desanya.Kembali Kiai Bimo didatangi muridnya itu saat tengah melatih para santri ilmu bela diri di sebelah kiri bangunan-bangunan pemondokan, namun kali ini Mantili tidak melakukan serangan secara tiba-tiba seperti yang ia lakukan pada Gurunya itu saat Arya juga berada di sana, Mantili menghampiri Kiai Bimo dengan berjalan santai dan itu diketahui oleh pemilik pemondokan itu.“Hemmm, rupanya kamu telah kembali Mantili. Arya mana?” tanya Kiai Bimo.“Mas Arya tidak bisa ikut ke sini karena ada sesuatu yang musti ia rembukan dengan 3 orang kepala desa di Desa Karapan, ia memintaku untuk kembali sendiri menemui Eyang Guru di pemondokan ini.”“Merembukan sesuatu dengan 3 orang kepala desa? Kamu tahu pe

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 89. Di Desa Karapan

    “Jadi sekarang apa yang musti aku lakukan dengan para warga di desa ini?”“Aku rasa hari ini mereka tidak akan datang ke desa ini untuk kembali menyerang, mereka tentunya akan menunggu sampai besok pagi karena jarak Padepokan Gagak Hitam dari Desa Tengger ini cukup jauh. Jadi Mas Karta dan seluruh warga desa ini tidak perlu terlalu kuatir cukup berjaga-jaga saja, kami juga akan pamit dulu kembali ke Desa Karapan,” ujar Arya.“Mas Arya dan Mbak Mantili akan kembali ke Desa Karapan?”“Benar Mas Karta, ada yang harus kami rembukan dengan beberapa kepala desa menyangkut rencana yang akan kita lakukan selanjutnya menumpas Padepokan Gagak Hitam itu,” jawab Arya.“Apa perlu aku ikut serta juga ke sana Mas Arya?”“Aku rasa tidak usah Mas, karena Mas Karta sudah mengetahui akan rencana yang akan kami lakukan pada Padepokan Gagak Hitam itu.”“Tapi aku dan warga Desa Tengger juga ingin ikut serta dalam menumpas Padepokan Gagak Hitam yang biadab itu, terlebih sebagian anggota mereka telah menyera

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 88. Penyerangan Desa Tengger

    “Treeeeeeek... Teeekteeeeek! Tolooooooooooong...!” beberapa atap rumah mulai terbakar akibat lesatan obor-obor yang dilempar anggota Padepokan Gagak Hitam beriringan dengar pekikan para wanita warga desa itu.Bayangan putih dan ungu tiba-tiba bersamaan berkelebat cepat di udara, membuat para anggota Padepokan Gagak Hitam terkejut.“Blaaaaar..! Bruuuuuuuuuuuk..!” sebuah kilatan putih yang berasal dari telapak tangan salah satu sosok bayangan yang masih berkelebat di udara itu, menghantam para anggota Padepokan Gagak Hitam hingga belasan orang di barisan depan terpental dari tertelentang di tanah.Ternyata sosok bayangan yang melesatkan pukulan sewaktu masih berkelebat di udara itu adalah Arya, sementara Mantili saat ini tengah menghadang para anggota Padepokan Gagak Hitam yang lainnya.“Hiyaaaaaat..! Deeeeeees..! Deeeeeeees..! Bruuuuuuuk..!” tendangan memutar cepat dihantamkan wanita cantik berpakaian ungu itu pada beberapa anggota Padepokan Gagak Hitam yang hendak melakukan serangan b

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 87. Ke Sebelah Utara

    Sementara beberapa warga yang tadi dibawa dari desa-desa yang setuju bergabung dengan padepokan itu, sama sekali tidak mengetahui jika para anggota Padepokan Gagak Hitam yang membawa mereka ke padepokan itu akan menyerang desa mereka saat itu juga.Kedatangan Arya dan Mantili kembali ke Desa Karapan tentu memunculkan rasa penasaran pada Mahfud dan Samin, kedua kepala desa itu membawa Arya dan Mantili ke dalam rumah tepatnya di ruangan depan karena sebelumnya sang pendekar memberitahu jika ada hal yang sangat rahasia sifatnya yang akan disampaikan.“Hal apa yang hendak Mas Arya sampaikan hingga harus dirahasiakan?” tanya Samin.“Begini, di antara Mas berdua siapa yang kenal dengan Suryo kepala Desa Kidung?” Arya balik bertanya.“Paman Suryo? Aku kenal dengan beliau, dan sering berkunjung ke Desa Kidung itu,” jawab Samin.“Aku juga Mas Arya,” tambah Mahfud.“Memangnya ada apa dengan Paman Suryo itu?” sambung Samin penasaran.“Setelah kami berdua menyelidiki, ternyata gerombolan orang ya

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 86. Tak Mudah Dipengaruhi

    Pagi itu cuaca agak mendung, di beberapa kawasan terlihat awan hitam menyelimuti langit. Karena tak setetespun gerimis turun, Arya dan Mantili memutuskan untuk berpamitan pada Suryo dan keluarganya meninggalkan Desa Kidung.“Terima kasih Paman Suryo dan keluarga telah mengizinkan kami bermalam di sini, sekarang kami mohon diri untuk melanjutkan perjalanan kami,” ucap Arya.“Apa tidak sebaiknya nanti saja Arya, hari tampaknya mendung dan dikuatirkan akan turun hujan sebentar lagi.”“Tidak apa-apa Paman, mumpung hujan belum turun sebaiknya kami berangkat sekarang biar nanti dapat mencari tempat berteduh jika memang di perjalanan hujan turun.”“Baiklah jika memang begitu keinginan kalian kami pun tak dapat mencegah lagi, hati-hati di jalan.”“Baik Paman, Assalamu alaikum,” ucap Arya.“Waalaikum salam,” balas Suryo, Arya dan Mantili berjalan ke arah timur sesuai dengan yang mereka katakan pada kepala Desa Kidung itu.Setelah cukup jauh meninggalkan Desa Kidung itu, Arya mengajak Mantili u

DMCA.com Protection Status