Share

2 - Takdir Li Shan

Penulis: Moore
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-15 02:18:25

“Kita harus cepat, Li Shan, tidak ada waktu untuk bicara lagi. Tanah pijakan kita hampir longsor.” Mei Hua mengangkat Li Shan di pundaknya. Berat tubuh Li Shan tidak dia rasakan lagi. Energi yang terpusat di kaki, membuat Mei Hua lebih mudah menuruni tebing demi tebing sampai pada sebuah gua kecil.

Saat Li Shan terbaring dan merintih kesakitan, Mei Hua langsung sadar, gempa itu adalah reaksi Mustika Bangau Putih saat berada di dekat Batu Langit. Cepat-cepat gadis itu menyobek kain lengan kanan, mengambil dedaunan, lalu mengikat batu itu dalam kain bersama dedaunan yang dia ambil di pintu gua.

"Kau berada di pusat dari semua ini. Kau tahu lebih dari siapa pun tentang apa yang terjadi di puncak," Mei Hua mendekati Li Shan dengan langkah anggun. "Batu Langit... apa yang sebenarnya terjadi?"

Li Shan menghela napas panjang. "Aku tidak tahu pasti. Batu itu bereaksi, tapi... rasanya ada sesuatu yang lebih dari sekadar memilih seorang pendekar."

“Mustika Bangau Putih, ini adalah pemberian ibu. Mustika ini tiba-tiba bergetar saat Batu Langit bereaksi. Ibu bilang, Mustika ini…” Mei Hua menatapnya tajam, dia lupa kalau Zhuxin melarangnya memberitahu rahasia mustika tersebut.

“Ibu, bagaimana kabarnya?” Li Shan langsung memotong.

Mei Hua tersentak mendengar pertanyaan itu. Dia hanya menjawab singkat bahwa Zhuxin meninggal dua tahun setelah Li Shan pergi mengembara. “Ibu menitipkanku pada seorang pertapa tua penjaga gunung  Mingzhi dan aku dibawa menuju Perguruan Teratai Putih.”

“Lalu?”

“Cukup, jangan bahas soal ibu!” Mei Hua langsung menampar Li Shan. Sebenarnya, Zhuxin diam-diam bertemu dengan Zhao Ming dan dia terkejut mengetahui fakta bahwa Zhuxin adalah sosok pendekar wanita yang juga diramal akan menjadi pendamping Li Shan. “Aku tidak akan pernah memaafkanmu jika kau membahas lagi soal ibu kita!”

Ya, pendekar dalam ramalan sebenarnya ada dua, Li Shan sebagai Yin dan Mei Hua sebagai Yang.

Keadaan tiba-tiba hening. Mei Hua menyembuhkan luka Li Shan, cukup lama, sampai dia memecah keadaan dengan bertanya, "Kau sudah melihat kekuatan Batu Langit, kan? Kekuatan yang bisa meruntuhkan dinasti dan mengubah takdir dunia persilatan?"

"Aku melihatnya," jawab Li Shan, tatapannya penuh dengan kegelisahan. "Tapi yang kulihat bukanlah kekuatan semata. Batu itu... seperti menguji hatiku. Seolah bertanya apakah aku layak."

"Kau layak," Mei Hua meyakinkan, tapi nada suaranya terdengar ragu. "Tapi itu juga berarti kau sekarang menjadi sasaran utama. Semua pendekar dari sekte-sekte hitam tidak akan tinggal diam setelah apa yang terjadi di Gunung Tianzhu."

Li Shan memandang ke arah langit yang mulai gelap. "Aku tahu. Dan bukan hanya mereka... aku juga khawatir dengan Zhao Ming.”

Mendengar nama Zhao Ming, Mei Hua tampak terkejut. "Guru besar Zhao Ming? Apa maksudmu?"

Li Shan menggeleng pelan, "Ada sesuatu yang salah. Zhao Ming terluka parah saat pertarungan, tapi aku merasa dia menyembunyikan sesuatu. Sesuatu yang lebih besar dari sekadar perburuan Batu Langit."

Mei Hua mengerutkan kening, mencoba memahami maksud Li Shan. Namun sebelum ia sempat bertanya lebih lanjut, suara tawa nyaring terdengar dari kejauhan. Dari balik kabut depan gua, sosok berpakaian hitam muncul, disertai beberapa orang pengikutnya. Mereka adalah bagian dari Sekte Tiga Langit, yang masih mengincar kekuatan Batu Langit.

Wu Chang, pemimpin sekte, melangkah dengan penuh keyakinan. "Aku tidak menyangka kalian akan tetap di sini. Seharusnya kalian tahu bahwa Gunung Tianzhu bukan tempat yang aman bagi siapa pun, terutama bagi orang-orang seperti kalian."

Mei Hua langsung memasang kuda-kuda, siap melindungi Li Shan jika diperlukan. Namun, Wu Chang hanya tersenyum sinis, seakan meremehkan niat mereka.

"Jangan khawatir, aku tidak datang untuk bertarung kali ini," katanya, dengan nada penuh ironi. "Aku hanya ingin memberitahu sesuatu. Kau tahu, ada pengkhianat di antara sekte-sekte terhormat. Seseorang yang bekerja sama dengan kami."

Li Shan mempersempit pandangannya. "Apa maksudmu?"

Wu Chang melanjutkan, "Zhao Ming... gurumu, pendekar terhormat yang katanya berjuang untuk keadilan? Dia telah bersekutu dengan kami. Semua ini sudah direncanakan sejak lama."

Li Shan merasa darahnya mendidih. "Kau bohong!"

Wu Chang tertawa lebih keras. "Bohong? Kau akan tahu sendiri kebenarannya nanti. Zhao Ming sedang mempersiapkan langkah besar, dan Batu Langit hanyalah bagian dari permainannya. Jangan terlalu percaya pada orang yang kau anggap sebagai pahlawan, Li Shan. Dalam dunia persilatan, kebenaran dan keadilan tidak pernah sesederhana yang kau bayangkan."

Li Shan terdiam. Hatinya dipenuhi keraguan, namun ia mencoba menyingkirkan perasaan itu. "Zhao Ming tidak akan melakukan itu. Dia adalah legenda dunia persilatan, pelindung kita dari aliran hitam."

Wu Chang melangkah lebih dekat, suaranya berubah menjadi dingin. "Kau terlalu naif. Zhao Ming adalah seorang pendekar, dan setiap pendekar memiliki ambisinya sendiri. Dia bukan pengecualian."

Sebelum Li Shan sempat membalas, Wu Chang melambai tangan, memberi isyarat kepada pengikutnya untuk mundur. "Kami akan bertemu lagi, Li Shan. Dan saat itu, kau akan tahu siapa yang sebenarnya ada di pihak kebenaran."

Wu Chang dan anak buahnya menghilang di balik kabut, meninggalkan Li Shan dan Mei Hua yang masih tercengang. Keheningan yang mencekam menggantung di antara mereka.

Mei Hua meletakkan tangannya di bahu Li Shan. "Apa kau percaya pada apa yang dikatakan Wu Chang?"

Li Shan tidak langsung menjawab. Dalam pikirannya, keraguan mulai menggerogoti keyakinannya pada Zhao Ming. Namun, ia tahu bahwa tindakan gegabah hanya akan membuat situasi semakin buruk.

"Aku harus menemui Zhao Ming," kata Li Shan akhirnya. "Hanya dia yang bisa menjelaskan semuanya. Jika benar ada pengkhianatan, aku harus tahu kebenarannya."

Mei Hua mengangguk. "Aku akan ikut denganmu. Jika memang ada yang tidak beres, kita harus bersiap menghadapi yang terburuk."

Malam itu, mereka meninggalkan Gunung Tianzhu, dengan tujuan satu: mencari kebenaran yang tersembunyi di balik ambisi dan pengkhianatan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kembalinya Dewa Pedang Li Shan   3 - Misteri Menghilangnya Zhao Ming

    Li Shan dan Mei Hua menempuh perjalanan menuruni lereng Gunung Tianzhu, meninggalkan kabut yang masih menggantung di lereng. Malam mulai turun, menggelapkan jalan berbatu di depan mereka. Suara angin gunung berbisik pelan, seolah mengikuti mereka dengan kesan misterius yang sulit dijelaskan. "Aku belum pernah melihatmu setegas ini," kata Mei Hua sambil menatap Li Shan dengan pandangan menyelidik. Li Shan tetap diam beberapa saat, menimbang kata-katanya. "Ini lebih dari sekadar pertempuran atau perebutan Batu Langit. Ada sesuatu yang lebih besar terjadi di balik semua ini." Mei Hua tersenyum tipis. "Kau merasakan ada hal yang janggal, bukan? Sesuatu yang tidak pernah kau bayangkan dari dunia persilatan yang penuh dengan ambisi." Li Shan mengangguk pelan. "Semakin aku mempelajari seni bela diri, semakin aku sadar, kebenaran itu bukan hitam dan putih seperti yang dulu kupikirkan." Mereka terus berjalan melewati lembah gelap hingga tiba di kaki gunung, di mana terdapat desa kecil ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-15
  • Kembalinya Dewa Pedang Li Shan   4 - Klan Naga Merah

    Angin malam menyapu padang rumput saat Li Shan dan Mei Hua terus bergerak menuju barat, mengikuti kabar tentang Klan Naga Merah.Di kejauhan, cahaya dari perkampungan kecil mulai terlihat. Mereka berhenti di sebuah dataran tinggi yang menghadap ke desa tersebut, mengamati dari kejauhan. Desa itu tampak sepi, dengan hanya beberapa rumah yang masih terlihat terang. Namun, di pusat desa, ada sebuah bangunan besar dengan bendera merah berkibar di atasnya.“Itu pasti markas Klan Naga Merah,” kata Mei Hua, matanya tajam menatap ke arah bangunan.Li Shan mengangguk, tetapi ia merasa sedikit ragu. “Aku tidak tahu apakah kita bisa mempercayai mereka. Klan Naga Merah dikenal sebagai aliran yang keras dan tidak kenal ampun.”Mei Hua tersenyum samar. “Terkadang kita harus mengambil risiko. Mereka adalah satu-satunya sekutu yang mungkin kita temukan untuk melawan Sekte Tiga Langit. Lagipula, kita tidak punya pilihan lain.”Mereka turun menuju desa dengan hati-hati, memastikan tidak ada yang memper

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-15
  • Kembalinya Dewa Pedang Li Shan   5 - Pedang Terkutuk

    Li Shan dan Mei Hua tiba di kaki gunung di mana gua legendaris itu beradaDi hadapan mereka, sebuah mulut gua besar terbuka lebar, seperti monster raksasa yang menanti mangsanya. Angin dingin berhembus dari dalam gua, membawa aroma lembab dan misteri yang telah lama terkubur.“Ini dia,” Mei Hua bergumam pelan. “Gua tempat Pedang Naga Mendung berada.”Mereka memasuki gua dengan langkah hati-hati. Suara gemerincing air menetes terdengar dari dinding-dinding batu yang lembab, menciptakan suasana yang semakin mencekam. Cahaya lentera yang mereka bawa menerangi jalan sempit yang penuh bebatuan, namun bayangan-bayangan aneh tampak menari di sekitar mereka, seolah mengikuti setiap langkah.Semakin dalam mereka masuk, udara semakin dingin dan berat. Dinding-dinding gua terasa semakin rapat, membuat mereka merasa seolah-olah sedang dijepit oleh kekuatan tak terlihat. Suara langkah kaki mereka menggema, memantul kembali dari kedalaman yang tak terduga.Mei Hua, yang berada di depan, tiba-tiba be

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-15
  • Kembalinya Dewa Pedang Li Shan   6 - Penghianat Sebenarnya

    Langit yang cerah mulai meredup saat Li Shan dan Mei Hua kembali ke markas Klan Naga Merah. Rasa lega perlahan mulai meresap di hati mereka setelah berhasil membawa pulang Pedang Naga Mendung, tetapi suasana hati mereka tetap tegang.“Perasaanku tidak enak,” Li Shan berkata pelan, matanya melirik ke arah Li Shan yang memegang pedang tersebut. “Ada aura kegelapan yang sudah menanti kita di dekat perguruan. Aku tidak tahu, perasaan itu tiba-tiba muncul.”“Jangan terlalu percaya firasat,” Mei Hua mengingatkan.Sesampainya di gerbang markas Klan Naga Merah, penjaga menyambut mereka dengan tatapan penuh rasa hormat. “Tuan Xie Rong sudah menunggu,” kata salah satu penjaga, lalu mereka diantar menuju aula utama.Saat pintu aula besar terbuka, mereka melihat Luo Jian duduk di takhta kayu yang besar, dikelilingi oleh para tetua Klan Naga Merah. Xie Rong berdiri di sisi Luo Jian, tatapan matanya tajam menatap Li Shan dan Mei Hua. Suasana di aula itu berat dan penuh ketegangan.“Kau kembali deng

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Kembalinya Dewa Pedang Li Shan   7 - Latihan Bersama Chen Yi

    Semua pendekar tidak ada yang berani melawan Chen Yi mengingat kekuatan Chen Yi berada tiga tingkat lebih tinggi dari mereka.Dalam dunia persilatan, ada empat tingkatan kultivasi yang menjadi tolak ukur kekuatan seorang pendekar.Pendekar Naga adalah tingkat tertinggi, disusul Pendekar tingkat Langit, Bumi, dan Tanah. Masing-masing memiliki tiga tingkatan, yaitu awal, tengah, dan akhir.Chen Yi adalah Pendekar Naga Awal yang sangat disegani. Kekuatan seorang Chen Yi setara dengan sepuluh orang Pendekar Langit Akhir, yang mana, itu adalah tingkatan Xie Rong yang tadi ingin membunuh Li Shan.Pedang yang tadi dihunuskan, sekarang disarungkan lagi.Chen Yi menatap Xie Rong yang mulai mengumpulkan energi alam. Aura yang cukup panas menyelimuti ruangan.Namun, aura itu tidak berlangsung lama karena Chen Yi segera membalasnya dengan energi yang lebih kuat, membuat Xie Rong terpental hingga menabrak tiang penyangga perguruan. Mendekati Li Shan, Chen Yi berujar, “Mei Hua akan dirawat oleh ist

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Kembalinya Dewa Pedang Li Shan   8 - Eclipse

    Hari kedua latihan dimulai dengan suasana yang lebih tenang, namun tak kalah menantang.“Bolehkah aku mengajak Mei Hua ke tempat latihan?” tanya Li Shan.Pendekar dengan jubah hitam itu hanya tersenyum. “Tidak masalah jika itu bisa menambah semangat latihanmu. Setelah kita sampai di tempat, aku akan membawa Mei Hua ke sini.”Chen Yi lantas membawa Li Shan ke lembah terpencil di luar markas Klan Naga Merah, tempat di mana suara angin dan gemericik air sungai menjadi satu-satunya yang terdengar. Tidak ada gangguan, tidak ada pengalihan perhatian.Tempat ini dipilih khusus untuk melatih konsentrasi dan kecepatan batin.Li Shan mengamati lembah tersebut; tempat yang dipenuhi pepohonan rindang dan diapit dua tebing tinggi di sisi kiri-kanannya. Selang beberapa saat, Mei Hua datang dan langsung diperingati Chen Yi agar tidak menimbulkan suara apapun.“Hari ini, kita tidak hanya akan melatih tubuhmu, tetapi juga pikiranmu,” kata Chen Yi sambil meletakkan seikat pedang kayu di tanah. “Untuk m

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-12
  • Kembalinya Dewa Pedang Li Shan   1 - Pertempuran Legendaris Gunung Tianzhu

    Li Shan memutuskan untuk melangkah maju, berdiri di samping Zhao Ming, guru yang akan membimbingnya untuk mengendalikan Batu Langit sekaligus orang pertama yang dia temui saat memulai pengembaraan. "Aku mungkin masih muda, tetapi tidak akan membiarkan dunia persilatan jatuh ke tangan orang-orang sepertimu!" katanya dengan mantap. Mereka berdua sedang berada di Gunung Thianzu, menjadi saksi dari pertempuran dahsyat yang melibatkan berbagai perguruan terkemuka di Tiongkok. Li Shan adalah target semua perguruan yang mengincar kekuatan mutlak Batu Langit, Mustika terkuat di alam semesta. Pertempuran semakin berkecamuk. Zhao Ming dan Li Shan melawan Han Qing serta Sekte Tiga Langit, masing-masing memperlihatkan kemampuan bela diri mereka yang luar biasa. Setiap gerakan mereka tampak seperti tarian maut, dengan angin yang berputar mengikuti setiap serangan pedang dan tinju. Namun, di tengah pertarungan sengit, sebuah kilat tiba-tiba menyambar puncak gunung, menimbulkan ledakan besar y

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-15

Bab terbaru

  • Kembalinya Dewa Pedang Li Shan   8 - Eclipse

    Hari kedua latihan dimulai dengan suasana yang lebih tenang, namun tak kalah menantang.“Bolehkah aku mengajak Mei Hua ke tempat latihan?” tanya Li Shan.Pendekar dengan jubah hitam itu hanya tersenyum. “Tidak masalah jika itu bisa menambah semangat latihanmu. Setelah kita sampai di tempat, aku akan membawa Mei Hua ke sini.”Chen Yi lantas membawa Li Shan ke lembah terpencil di luar markas Klan Naga Merah, tempat di mana suara angin dan gemericik air sungai menjadi satu-satunya yang terdengar. Tidak ada gangguan, tidak ada pengalihan perhatian.Tempat ini dipilih khusus untuk melatih konsentrasi dan kecepatan batin.Li Shan mengamati lembah tersebut; tempat yang dipenuhi pepohonan rindang dan diapit dua tebing tinggi di sisi kiri-kanannya. Selang beberapa saat, Mei Hua datang dan langsung diperingati Chen Yi agar tidak menimbulkan suara apapun.“Hari ini, kita tidak hanya akan melatih tubuhmu, tetapi juga pikiranmu,” kata Chen Yi sambil meletakkan seikat pedang kayu di tanah. “Untuk m

  • Kembalinya Dewa Pedang Li Shan   7 - Latihan Bersama Chen Yi

    Semua pendekar tidak ada yang berani melawan Chen Yi mengingat kekuatan Chen Yi berada tiga tingkat lebih tinggi dari mereka.Dalam dunia persilatan, ada empat tingkatan kultivasi yang menjadi tolak ukur kekuatan seorang pendekar.Pendekar Naga adalah tingkat tertinggi, disusul Pendekar tingkat Langit, Bumi, dan Tanah. Masing-masing memiliki tiga tingkatan, yaitu awal, tengah, dan akhir.Chen Yi adalah Pendekar Naga Awal yang sangat disegani. Kekuatan seorang Chen Yi setara dengan sepuluh orang Pendekar Langit Akhir, yang mana, itu adalah tingkatan Xie Rong yang tadi ingin membunuh Li Shan.Pedang yang tadi dihunuskan, sekarang disarungkan lagi.Chen Yi menatap Xie Rong yang mulai mengumpulkan energi alam. Aura yang cukup panas menyelimuti ruangan.Namun, aura itu tidak berlangsung lama karena Chen Yi segera membalasnya dengan energi yang lebih kuat, membuat Xie Rong terpental hingga menabrak tiang penyangga perguruan. Mendekati Li Shan, Chen Yi berujar, “Mei Hua akan dirawat oleh ist

  • Kembalinya Dewa Pedang Li Shan   6 - Penghianat Sebenarnya

    Langit yang cerah mulai meredup saat Li Shan dan Mei Hua kembali ke markas Klan Naga Merah. Rasa lega perlahan mulai meresap di hati mereka setelah berhasil membawa pulang Pedang Naga Mendung, tetapi suasana hati mereka tetap tegang.“Perasaanku tidak enak,” Li Shan berkata pelan, matanya melirik ke arah Li Shan yang memegang pedang tersebut. “Ada aura kegelapan yang sudah menanti kita di dekat perguruan. Aku tidak tahu, perasaan itu tiba-tiba muncul.”“Jangan terlalu percaya firasat,” Mei Hua mengingatkan.Sesampainya di gerbang markas Klan Naga Merah, penjaga menyambut mereka dengan tatapan penuh rasa hormat. “Tuan Xie Rong sudah menunggu,” kata salah satu penjaga, lalu mereka diantar menuju aula utama.Saat pintu aula besar terbuka, mereka melihat Luo Jian duduk di takhta kayu yang besar, dikelilingi oleh para tetua Klan Naga Merah. Xie Rong berdiri di sisi Luo Jian, tatapan matanya tajam menatap Li Shan dan Mei Hua. Suasana di aula itu berat dan penuh ketegangan.“Kau kembali deng

  • Kembalinya Dewa Pedang Li Shan   5 - Pedang Terkutuk

    Li Shan dan Mei Hua tiba di kaki gunung di mana gua legendaris itu beradaDi hadapan mereka, sebuah mulut gua besar terbuka lebar, seperti monster raksasa yang menanti mangsanya. Angin dingin berhembus dari dalam gua, membawa aroma lembab dan misteri yang telah lama terkubur.“Ini dia,” Mei Hua bergumam pelan. “Gua tempat Pedang Naga Mendung berada.”Mereka memasuki gua dengan langkah hati-hati. Suara gemerincing air menetes terdengar dari dinding-dinding batu yang lembab, menciptakan suasana yang semakin mencekam. Cahaya lentera yang mereka bawa menerangi jalan sempit yang penuh bebatuan, namun bayangan-bayangan aneh tampak menari di sekitar mereka, seolah mengikuti setiap langkah.Semakin dalam mereka masuk, udara semakin dingin dan berat. Dinding-dinding gua terasa semakin rapat, membuat mereka merasa seolah-olah sedang dijepit oleh kekuatan tak terlihat. Suara langkah kaki mereka menggema, memantul kembali dari kedalaman yang tak terduga.Mei Hua, yang berada di depan, tiba-tiba be

  • Kembalinya Dewa Pedang Li Shan   4 - Klan Naga Merah

    Angin malam menyapu padang rumput saat Li Shan dan Mei Hua terus bergerak menuju barat, mengikuti kabar tentang Klan Naga Merah.Di kejauhan, cahaya dari perkampungan kecil mulai terlihat. Mereka berhenti di sebuah dataran tinggi yang menghadap ke desa tersebut, mengamati dari kejauhan. Desa itu tampak sepi, dengan hanya beberapa rumah yang masih terlihat terang. Namun, di pusat desa, ada sebuah bangunan besar dengan bendera merah berkibar di atasnya.“Itu pasti markas Klan Naga Merah,” kata Mei Hua, matanya tajam menatap ke arah bangunan.Li Shan mengangguk, tetapi ia merasa sedikit ragu. “Aku tidak tahu apakah kita bisa mempercayai mereka. Klan Naga Merah dikenal sebagai aliran yang keras dan tidak kenal ampun.”Mei Hua tersenyum samar. “Terkadang kita harus mengambil risiko. Mereka adalah satu-satunya sekutu yang mungkin kita temukan untuk melawan Sekte Tiga Langit. Lagipula, kita tidak punya pilihan lain.”Mereka turun menuju desa dengan hati-hati, memastikan tidak ada yang memper

  • Kembalinya Dewa Pedang Li Shan   3 - Misteri Menghilangnya Zhao Ming

    Li Shan dan Mei Hua menempuh perjalanan menuruni lereng Gunung Tianzhu, meninggalkan kabut yang masih menggantung di lereng. Malam mulai turun, menggelapkan jalan berbatu di depan mereka. Suara angin gunung berbisik pelan, seolah mengikuti mereka dengan kesan misterius yang sulit dijelaskan. "Aku belum pernah melihatmu setegas ini," kata Mei Hua sambil menatap Li Shan dengan pandangan menyelidik. Li Shan tetap diam beberapa saat, menimbang kata-katanya. "Ini lebih dari sekadar pertempuran atau perebutan Batu Langit. Ada sesuatu yang lebih besar terjadi di balik semua ini." Mei Hua tersenyum tipis. "Kau merasakan ada hal yang janggal, bukan? Sesuatu yang tidak pernah kau bayangkan dari dunia persilatan yang penuh dengan ambisi." Li Shan mengangguk pelan. "Semakin aku mempelajari seni bela diri, semakin aku sadar, kebenaran itu bukan hitam dan putih seperti yang dulu kupikirkan." Mereka terus berjalan melewati lembah gelap hingga tiba di kaki gunung, di mana terdapat desa kecil ber

  • Kembalinya Dewa Pedang Li Shan   2 - Takdir Li Shan

    “Kita harus cepat, Li Shan, tidak ada waktu untuk bicara lagi. Tanah pijakan kita hampir longsor.” Mei Hua mengangkat Li Shan di pundaknya. Berat tubuh Li Shan tidak dia rasakan lagi. Energi yang terpusat di kaki, membuat Mei Hua lebih mudah menuruni tebing demi tebing sampai pada sebuah gua kecil. Saat Li Shan terbaring dan merintih kesakitan, Mei Hua langsung sadar, gempa itu adalah reaksi Mustika Bangau Putih saat berada di dekat Batu Langit. Cepat-cepat gadis itu menyobek kain lengan kanan, mengambil dedaunan, lalu mengikat batu itu dalam kain bersama dedaunan yang dia ambil di pintu gua. "Kau berada di pusat dari semua ini. Kau tahu lebih dari siapa pun tentang apa yang terjadi di puncak," Mei Hua mendekati Li Shan dengan langkah anggun. "Batu Langit... apa yang sebenarnya terjadi?" Li Shan menghela napas panjang. "Aku tidak tahu pasti. Batu itu bereaksi, tapi... rasanya ada sesuatu yang lebih dari sekadar memilih seorang pendekar." “Mustika Bangau Putih, ini adalah pembe

  • Kembalinya Dewa Pedang Li Shan   1 - Pertempuran Legendaris Gunung Tianzhu

    Li Shan memutuskan untuk melangkah maju, berdiri di samping Zhao Ming, guru yang akan membimbingnya untuk mengendalikan Batu Langit sekaligus orang pertama yang dia temui saat memulai pengembaraan. "Aku mungkin masih muda, tetapi tidak akan membiarkan dunia persilatan jatuh ke tangan orang-orang sepertimu!" katanya dengan mantap. Mereka berdua sedang berada di Gunung Thianzu, menjadi saksi dari pertempuran dahsyat yang melibatkan berbagai perguruan terkemuka di Tiongkok. Li Shan adalah target semua perguruan yang mengincar kekuatan mutlak Batu Langit, Mustika terkuat di alam semesta. Pertempuran semakin berkecamuk. Zhao Ming dan Li Shan melawan Han Qing serta Sekte Tiga Langit, masing-masing memperlihatkan kemampuan bela diri mereka yang luar biasa. Setiap gerakan mereka tampak seperti tarian maut, dengan angin yang berputar mengikuti setiap serangan pedang dan tinju. Namun, di tengah pertarungan sengit, sebuah kilat tiba-tiba menyambar puncak gunung, menimbulkan ledakan besar y

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status