"Sampai kapan kau akan berselisih dengan keponakanmu karena seorang wanita? Putraku, darah lebih kental dari air." Ibu suri bicara dengan lembut pada putranya.Wanita ini tidak tahu bahwa di kehidupan sebelumnya Xarion lah yang tidak menghargai hubungan darah di antara mereka."Pangeran Xarion seharusnya menerima kenyataan, Bu. Dia masih datang menemui istriku hari ini.""Putraku, keponakanmu masih muda, ia masih belum bisa berpikir dengan benar.""Bu, diusia seusia Pangeran Xarion aku sudah mengambil banyak keputusan penting. Beberapa kali berperang dengan musuh dan pemberontak. Ini bukan tentang usia, tapi tentang adab dan kepribadian. Lysire adalah bibinya, ia seharusnya tidak menginginkan istri pamannya lagi.""Putraku, jika ada pria lain yang mengambil istrimu darimu apakah kau akan menerimanya begitu saja?"Kainer diam, tentu saja ia tidak akan menerimanya. Ia akan mengambil kembali miliknya."Pangeran Xarion juga seperti dirimu, dia belum bisa merelakan Lysire.""Bu, aku tidak
"Kau sudah kembali." Lysire mendekati Kainer.Namun, sikap Kainer terhadapnya agak dingin. Sepertinya ini karena yang terjadi pagi tadi."Yang Mulia, apakah kau sudah makan malam?"Kainer memilih untuk mengabaikan Lysire. Selama tiga bulan ini ia terus memaklumi sikap Lysire. Bukankah seharusnya ia lebih tegas agar Lysire bisa menjaga martabatnya sendiri.Akan sangat baik jika Lysire mengetahui batasannya, maka ia dan Xarion tidak perlu terus berselisih.Lysire memandangi Kainer yang melangkah melewatinya. Sepertinya Kainer marah padanya."Yang Mulia, apakah kau marah padaku?" Lysire mengejar Kainer lalu menghadang pria itu.Kainer menatap Lysire dengan tatapan acuh tak acuh.Lysire tahu bahwa suaminya marah, tidak perlu menunggu jawaban darinya. "Aku minta maaf jika aku membuatmu marah. Maukah Yang Mulia memaafkanku?" Ia bertanya dengan lembut.Tipe kecantikan yang dimiliki oleh Lysire bukan terletak pada kelembutan dan kehalusan, tapi ceria dengan watak yang kuat. Ia bukan tipe wani
"Yang Mulia, hari ini adalah jadwal Anda mengunjungi Ibu Suri." Riona mengingatkan ratunya."Ayo pergi ke kediaman Ibu suri." Lysire tidak hanya ingin memperbaiki hubungannya dengan Kainer, tapi juga ibu suri.Di kehidupan sebelumnya ia tidak memiliki hubungan yang baik dengan ibu suri. Ia membenci apapun yang berkaitan dengan Kainer. Ia tidak menunjukan kebenciannya terhadap ibu suri dengan makian atau sikap kasar, tapi ia hanya tidak bicara begitu banyak pada wanita itu dan sengan sengaja menjauhkan diri.Selama tiga tahun ia menikah dengan Kainer di kehidupan sebelumnya, ibu suri tidak pernah mempersulitnya di istana meski sikapnya kurang menghormati ibu suri.Dan di kehidupan ini, ia akan mengambil hati ibu suri. Ia akan menyayangi siapapun yang disayangi oleh Kainer.Juga, ia memiliki utang terhadap ibu suri. Wanita tua yang harusnya melewati masa tua dengan tenang malah harus tewas di tangan orang Xarion. Dan semua itu terjadi disebabkan oleh dirinya.Myrrah dan Riona mengikuti
"Yang Mulia, jika aku tidak bisa mengandung apakah kau akan mengambil selir?" Sebenarnya Lysire tahu jawabannya, di kehidupan sebelumnya setelah ia tiada Kainer tidak menikah lagi."Kenapa kau tiba-tiba bertanya seperti itu? Apakah kau senang aku mengambil selir?""Bukan seperti itu. Kakak ipar tadi mengatakan padaku jika aku tidak kunjung mengandung kau akan mengambil selir," balas Lysire. "Dia juga mengatakan bahwa ada masalah dengan kesehatanku.""Jangan dengarkan apa yang dia katakan. Dialah yang tidak sehat," seru Kainer."Jadi, apakah kau akan mengambil selir jika aku tidak bisa memberimu keturunan?""Tidak akan.""Bagaimana dengan tahta kerajaan? Apakah kau akan menyerahkannya pada Pangeran Xarion?"Kainer salah mengartikan pertanyaan Lysire. "Jadi maksud dari pertanyaanmu adalah kau ingin tahu jika kau tidak hamil apakah Xarion akan naik tahta menggantikanku? Ratuku, apakah setelah Pangeran Xarion naik tahta kau akan menikah dengannya! Jangan berharap, aku tidak akan pernah me
"Usiamu sudah delapan belas tahun, sudah waktunya bagimu untuk menikah, Pangeran Xarion," seru Xylia.Xarion sudah berpikir dengan jernih, ia tidak akan mengganggu Lysire lagi karena Lysire sudah berubah. Ia harus fokus pada masa depannya sendiri sekarang agar ia bisa merebut tahta dari Kainer.Dengan tahta berada di tangannya, ia bisa membuat Lysire menjadi selirnya. Wanita itu telah mencampakannya, jadi ia pasti akan membalas Lysire. Sementara Kainer, ia akan menginjak-injak pria itu."Aku menyerahkan urusan pernikahanku pada Ibu.""Ibu akan membicarakannya dengan kakekmu mengenai siapa wanita yang cocok denganmu.""Baik, Bu."Xarion tidak peduli tentang siapa wanita yang akan ia nikahi. Saat ini bukan lagi tentang perasaan, tapi tentang hubungan yang saling menguntungkan. Ia yakin ibu dan kakeknya pasti akan memilihkan wanita yang berasal dari keluarga berpengaruh."Sekarang fokus pada akademimu, kau harus menjadi lulusan terbaik tahun ini, dengan begitu kau akan dipandang sebagai
Lysire mengunjungi ruang pemerintahan, wanita itu mendekati Kainer yang saat ini sedang membaca laporan dari pejabat di daerah."Ratuku." Kainer meletakan gulungan yang ia baca. Lysire mengintip sedikit ke laporan yang dibaca oleh Kainer. "Apakah wabah di Utara berhasil di atasi?""Ya, pejabat daerah di Utara telah mengirimkan laporan bahwa penderita yang terjangkit wabah telah sembuh.""Syukurlah kalau begitu, aku lega mendengarnya.""Apa yang membawamu ke sini, Ratuku?""Aku ingin meminta izin untuk pergi ke pesta ulang tahun Nona Alexandra.""Kau bisa menghadiri pesta itu.""Terima kasih, Yang Mulia."Kainer tidak ingin Lysire merasa terkurung di istana, oleh karena itu ia mengizinkan Lysire menghadiri berbagai pesta.Kainer menarik Lysire ke atas pangkuannya, akhir-akhir ini perilaku Lysire sangat menyenangkan. Ia juga mengetahui bahwa Lysire benar-benar tidak mengkonsumsi ramuan pencegah kehamilan.Ia tidak terlalu memikirkan tentang keturunan. Jika Lysire sulit mengandung sepe
Pesta ulang tahun Alexandra diadakan di kediaman keluarganya. Ruangan besar telah didekorasi dengan indah. Para putra dan putri bangsawan yang diundang telah menghadiri acara itu. Lysire datang tepat waktu. Ia turun dari kereta kudanya lalu masuk dan segera disambut oleh Alexandra dengan ramah dan hormat."Silahkan menikmati pestanya, Yang Mulia Ratu." Alexandra perlu menyapa tamu yang lain, jadi ia meninggalkan Lysire seteah Lysire memberikan anggukan singkat.Lysire datang bersama dengan Myrrah dan Riona tadi, tapi keduanya tidak ikut masuk ke dalam ruangan pesta bersamanya."Yang Mulia Ratu." Amarise menyapa Lysire. Wanita itu mengenakan gaun berwarna merah muda yang membuatnya tampak begitu indah. Amarise adalah salah satu dari tiga wanita tercantik di Celestria, jadi akan ada begitu banyak anak laki-laki bangsawan yang menyukainya. Sebelumnya di setiap pesta, Lysire yang akan menjadi pusat perhatian. Banyak pria yang akan mengagumi dan mencoba mendekatinya, tapi saat ini mereka
Plak! sebuah tamparan keras mendarat di wajah Amarise, darah mengalir dari sudut bibir wanita itu."Bagaimana bisa aku memiliki anak menjijikan sepertimu!" murka Wayne. Ia telah mendengar apa yang terjadi di kediaman menteri kehakiman."Ayah, aku benar-benar tidak tahu yang terjadi. Gaunku basah, aku pergi ke kamar tamu di kediaman Alexandra untuk mengganti pakaian. Lalu semua itu terjadi.""Tutup mulutmu!" geram Wayne. "Apakah kau pikir aku akan percaya pada omong kosongmu! Amarise kau benar-benar tidak berguna!"Air mata terus mengalir di wajah Amarise, ia sudah kehilangan kesuciannya dan sekarang ia harus menghadapi kemarahan ayahnya. Seumur hidupnya ia tidak pernah dimarahi oleh ayahnya, meski tidak begitu dimanjakan, tapi ayahnya selalu bicara dengan lembut dan penuh kasih terhadapnya."Enyah dari hadapanku! Melihatmu hanya membuatku menyesal memiliki anak sepertimu!" bengis Wayne.Amarise menatap ayahnya sejenak sebelum akhirnya ia berbalik dan pergi. Ia berharap ayahnya akan me