Lysire mengunjungi ruang pemerintahan, wanita itu mendekati Kainer yang saat ini sedang membaca laporan dari pejabat di daerah."Ratuku." Kainer meletakan gulungan yang ia baca. Lysire mengintip sedikit ke laporan yang dibaca oleh Kainer. "Apakah wabah di Utara berhasil di atasi?""Ya, pejabat daerah di Utara telah mengirimkan laporan bahwa penderita yang terjangkit wabah telah sembuh.""Syukurlah kalau begitu, aku lega mendengarnya.""Apa yang membawamu ke sini, Ratuku?""Aku ingin meminta izin untuk pergi ke pesta ulang tahun Nona Alexandra.""Kau bisa menghadiri pesta itu.""Terima kasih, Yang Mulia."Kainer tidak ingin Lysire merasa terkurung di istana, oleh karena itu ia mengizinkan Lysire menghadiri berbagai pesta.Kainer menarik Lysire ke atas pangkuannya, akhir-akhir ini perilaku Lysire sangat menyenangkan. Ia juga mengetahui bahwa Lysire benar-benar tidak mengkonsumsi ramuan pencegah kehamilan.Ia tidak terlalu memikirkan tentang keturunan. Jika Lysire sulit mengandung sepe
Pesta ulang tahun Alexandra diadakan di kediaman keluarganya. Ruangan besar telah didekorasi dengan indah. Para putra dan putri bangsawan yang diundang telah menghadiri acara itu. Lysire datang tepat waktu. Ia turun dari kereta kudanya lalu masuk dan segera disambut oleh Alexandra dengan ramah dan hormat."Silahkan menikmati pestanya, Yang Mulia Ratu." Alexandra perlu menyapa tamu yang lain, jadi ia meninggalkan Lysire seteah Lysire memberikan anggukan singkat.Lysire datang bersama dengan Myrrah dan Riona tadi, tapi keduanya tidak ikut masuk ke dalam ruangan pesta bersamanya."Yang Mulia Ratu." Amarise menyapa Lysire. Wanita itu mengenakan gaun berwarna merah muda yang membuatnya tampak begitu indah. Amarise adalah salah satu dari tiga wanita tercantik di Celestria, jadi akan ada begitu banyak anak laki-laki bangsawan yang menyukainya. Sebelumnya di setiap pesta, Lysire yang akan menjadi pusat perhatian. Banyak pria yang akan mengagumi dan mencoba mendekatinya, tapi saat ini mereka
Plak! sebuah tamparan keras mendarat di wajah Amarise, darah mengalir dari sudut bibir wanita itu."Bagaimana bisa aku memiliki anak menjijikan sepertimu!" murka Wayne. Ia telah mendengar apa yang terjadi di kediaman menteri kehakiman."Ayah, aku benar-benar tidak tahu yang terjadi. Gaunku basah, aku pergi ke kamar tamu di kediaman Alexandra untuk mengganti pakaian. Lalu semua itu terjadi.""Tutup mulutmu!" geram Wayne. "Apakah kau pikir aku akan percaya pada omong kosongmu! Amarise kau benar-benar tidak berguna!"Air mata terus mengalir di wajah Amarise, ia sudah kehilangan kesuciannya dan sekarang ia harus menghadapi kemarahan ayahnya. Seumur hidupnya ia tidak pernah dimarahi oleh ayahnya, meski tidak begitu dimanjakan, tapi ayahnya selalu bicara dengan lembut dan penuh kasih terhadapnya."Enyah dari hadapanku! Melihatmu hanya membuatku menyesal memiliki anak sepertimu!" bengis Wayne.Amarise menatap ayahnya sejenak sebelum akhirnya ia berbalik dan pergi. Ia berharap ayahnya akan me
"Nona Amarise, dari tadi kau menuduhku seperti itu. Apakah kau memiliki bukti? Jika kau tidak memiliki bukti maka kau telah memfitnahku!" seru Lysire dingin."Lysire, kau benar-benar licik. Kau sudah merencanakan semuanya dengan rapi sehingga tidak ada bukti atas perbuatanmu! Apakah kau tidak takut jika Sang Pencipta akan menghukummu!"Lysire tertawa kecil. "Aku tidak melakukan apapun, kenapa aku harus takut?""Tuan Trystan, adikmu telah memfitnah istriku dan dia bersikap sangat lancang di kediamanku. Aku ingin tahu seperti apa Perdana Menteri mendisiplinkannya.""Yang Mulia, dia tidak hanya mengancamku, tapi juga ingin membunuhku," seru Lysire.Tatapan Kainer kini menajam. "Nona Amarise benar-benar memiliki nyali yang besar ingin membunuh Ratuku.""Yang Mulia ampuni adikku, dia mengalami depresi karena diperkosa oleh Tuan Louis.""Kakak, kau seharusnya meminta keadilan untukku, bukan meminta pengampunan seperti ini. Aku adalah korbannya di sini." Amarise berkata marah. Ia sangat putu
"Yang Mulia aku ingin menemui Amarise untuk terakhir kalinya. Bagaimanapun kami bersahabat sejak masih kecil." Lysire meminta izin pada Kainer."Pergilah.""Terima kasih, Yang Mulia." Lysire kemudian berpisah dengan Kainer.Kainer menatap punggung Lysire yang semakin jauh. Lysire bisa membohongi semua orang, tapi tidak dengannya. Ia tahu bahwa Lysire memang menjebak Amarise, tapi ia berpura-pura tidak tahu dan masuk ke dalam permainan Lysire.Untuk wanita yang ia cintai, ia bisa menutup matanya dan memutarbalikan fakta. Ini adalah kelemahannya. Selain itu wanita seperti Amarise memang akan lebih bagus disingkirkan dari hidup Lysire.Jadi, apakah benar Lysire menjebak Amarise karena tidak rela Amarise menikah dengan Xarion? Sekuat itukah cinta Lysire ke Xarion sehingga Lysire bahkan sampai menjebak sahabatnya sendiri?Kainer benar-benar tidak mengerti permainan seperti apa yang sedang dimainkan oleh Lysire dan Xarion saat ini. Di depannya Lysire seolah sudah tidak peduli dengan Xarion
Amarise ditemukan tewas di penjara, tubuh tak bernyawa wanita itu telah diserahkan ke kediaman Wayne.Wayne menolak untuk memakamkan putrinya yang telah menghancurkan keluarga mereka, jadi yang mengurus mayat wanita itu adalah ibu dan kakaknya.Meski Amarise telah melakukan kesalahan yang sangat besar, sebagai seorang ibu yang telah melahirkannya, Lilianna mana mungkin tidak sedih dan mengabaikan tubuh putrinya.Hatinya hancur melihat akhir tragis Amarise. Ia berpikir bahwa putrinya akan menjadi nyonya muda dari keluarga hebat, hidup dalam kenyamanan dan bahagia. Namun, yang terjadi adalah sebaliknya. Putrinya bunuh diri karena kesalahan besar yang sudah ia perbuat.Lilianna dan Trystan memakamkan Amarise, keduanya kini berdiri di depan gundukan tanah yang mengubur tubuh Amarise."Bu, ayo kita pulang." Trystan bersuara pelan. Ia memeluk ibunya yang menangis dalam diam."Trystan, apakah adikmu benar-benar melakukan hal menjijikan seperti itu?" Lilianna masih tidak percaya bahwa putriny
"Bu, apakah Ibu dan Ayah sudah memikirkan tentang calon istri Corvin?""Kenapa tiba-tiba menanyakan tentang hal itu?" tanya Caia. "Apakah kau memiliki kandidatnya?""Aku rasa Nona Ophira dari kediaman Perdana Menteri cocok untuk Corvin," jawab Lysire. "Dia bijaksana dan rendah hati seperti Perdana Menteri. Selain itu dia juga suka menolong orang lain. Kepribadiannya sangat baik.""Ah, rupanya dia telah memenangkan hatimu," seru Caia. "Ibu akan membicarakan tentang hal ini pada ayahmu dan Corvin.""Ya, Bu.""Di mana Corvin sekarang?""Sedang berlatih pedang.""Aku akan menemuinya dulu.""Ya, Putriku."Lysire segera melangkah menuju ke arena berlatih. Ia melihat adiknya saat ini sedang menggunakan pedang.Senyum tampak di wajah Lysire, ia mengambil pedang yang tersedia di sana lalu masuk ke arena latihan.Meski Corvin lebih muda dari Lysire, tapi perawakannya lebih besar dari Lysire. Tubuhnya tegap dan sedikit berisi dengan otot-otot yang mulai terbentuk.Denting pedang mulai beradu. Co
Usai makan malam, Lysire membawa Kainer untuk berkeliling kediaman orangtuanya lalu kemudian berhenti di taman yang diterangi oleh lampu dan cahaya rembulan."Kenapa Yang Mulia menyusulku?" Lysire memiringkan wajahnya, menatap pria tampan di sebelahnya."Apakah harus ada alasan menyusul istriku sendiri?"Lysire kini berdiri di depan Kainer. Ia menatap Kainer dengan tatapan menggoda. "Yang Mulia, kau tidak bisa tidur tanpaku didekatmu, kan?"Kainer sudah beberapa kali menghadapi Lysire yang menggoda seperti ini, dan ya, ia tetap saja tidak kuat menahannya. "Benar, aku tidak bisa tidur tanpamu di dekatku.""Yang Mulia, kau sangat mencintaiku ya sampai-sampai tidak bisa tidur tanpaku."Kainer tidak pernah mengutarakan perasaannya terhadap Lysire. Sejauh ini ia belum mengucapkan bahwa ia mencintai wanita ini. Egonya masih belum mengizinkan dirinya mengatakan itu saat di hati Lysire ada pria lain.Tidak menjawab, Kainer membungkam mulut Lysire dengan ciuman yang penuh gairah.Lysire hampir
"Apa yang terjadi pada Yang Mulia Ratu? Kenapa tiba-tiba bisa tidak sadarkan diri?" Kainer bertanya pada Myrrah dan Riona. Ia sangat terkejut ketika diberitahu bahwa istrinya tiba-tiba tidak sadarkan diri. "Ampuni kami, Yang Mulia. Kami tidak menjaga Yang Mulia Ratu dengan benar." Myrrah dan Riona segera berlutut. Mereka tidak tahu apa yang terjadi pada Lysire, karena tiba-tiba saja Lysire jatuh saat sedang minum teh."Tabib, bagaimana?" Kainer bertanya dengan khawatir.Tabib sedang meraba denyut nadi Lysire, dan ia akhirnya mengetahui apa yang membuat Lysire tiba-tiba saja tidak sadarkan diri."Yang Mulia selamat, Yang Mulia Ratu sedang mengandung." Tabib mengumumkan kabar bahagia pada Kainer. "Apa yang kau katakan tadi, Tabib?""Yang Mulia Ratu tiba-tiba tidak sadarkan diri karena saat ini Yang Mulia Ratu sedang mengandung. Hal seperti ini sering terjadi pada beberapa ibu hamil." Tabib menjelaskan tentang kondisi Lysire.Mata Kainer memerah, ia masih memproses apa yang dikatakan o
Keesokan paginya Kainer terjaga di kamar yang asing baginya. Ia melihat ke sebelahnya, seorang wanita berbaring di sana. Ia merasa wanita ini tidak asing lagi, itu seperti Lysire. Namun, Kainer segera mendengkus. Sepertinya efek minuman keras masih ada di dalam tubuhnya sampai sekarang.Kainer turun dari ranjang, ia segera memungut pakaiannya. Dari arah belakang, kedua tangan ramping memeluk perutnya dengan lembut. Kainer sangat marah, ia berbalik dan mencekik leher wanita itu dengan kuat."Yang Mulia." Wanita itu adalah Lysire. Tipu daya seperti apa yang dipakai oleh wanita di depannya, bahkan suaranya pun mirip dengan suara Lysire. "Jangan pernah menyentuhku tanpa izin dariku! Dan jangan pernah berpikir bahwa setelah menjadi selirku, aku akan menyukaimu! Satu-satunya wanita yang aku sukai di dunia ini hanya Ratu Lysire!" Kainer mencekik wanita di depannya sangat kuat seperti ia ingin mematahkan leher wanita itu. Kainer kemudian melepaskan tangannya dan menghempaskannya kasar hin
Tidak berhasil melewati Kainer, para tetua dan pejabat mengatur pertemuan dengan Lysire. Mereka ingin meminta Lysire untuk membujuk Kainer agar mengambil selir. "Apa yang ingin kalian bicarakan denganku?" tanya Lysire."Yang Mulia Ratu, Celestria membutuhkan pewaris tahta. Karena sampai saat ini Anda belum mengandung maka Yang Mulia Raja harus mengambil selir.""Kenapa kalian membicarakan ini denganku? Kalian seharusnya membicarakan ini dengan Yang Mulia Raja.""Kami sudah membicarakan ini dengan Yang Mulia Raja, tapi Yang Mulia Raja menolak," jawab seorang pejabat.Lysire tidak tahu tentang hal ini karena Kainer tidak membicarakan mengenai desakan para tetua dan beberapa pejabat terhadapnya. Kainer tidak ingin Lysire merasa tidak bahagia."Lalu, apakah kalian ingin menurunkanku dari tahta karena tidak bisa memberikan penerus bagi Yang Mulia Raja?" Lysire tidak senang meski ia tahu bahwa orang-orang di depannya hanya mengkhawatirkan Celestria."Bukan seperti itu maksud kami, Yang Mul
Hari ini Lysire kembali mengunjungi kediaman orangtuanya karena Ophira baru saja melahirkan seorang bayi mungil yang cantik."Dia terlihat seperti Corvin dalam bentuk wanita." Lysire memandangi keponakannya yang saat ini sedang ia gendong. "Tentu saja dia mirip denganku, aku adalah Ayahnya." Corvin berkata dengan bangga.Lysire hanya menatap adiknya geli. "Seharusnya dia mirip dengan Ophira, jadi dia akan tumbuh menjadi gadis yang manis dan penuh perhatian.""Apakah aku tidak manis?""Corvin, jika ada anak kecil yang melihatmu sekarang mereka pasti akan menangis. Kau tidak manis sama sekali. Kau jarang tersenyum dan wajahmu tampak bengis." Lysire mengatakannya dengan jujur. Ia tahu bahwa adiknya akan tampak seperti kucing yang manis jika berhadapan dengan Ophira. Ya, setiap pria bengis akan berubah menjadi jinak jika bertemu dengan pawang yang tepat. Seperti Kainer dan Corvin. "Jika aku sering tersenyum, aku takut para wanita akan jatuh cinta padaku. Ada hati yang harus aku jaga, s
Hari ini adalah hari ulangtahun pernikahan Kainer dan Lysire yang pertama kali. Keduanya mengadakan acara di istana yang dihadiri oleh para pejabat dan bangsawan. Selain merayakan ulangtahun di istana, Kainer dan Lysire juga memerintahkan para pemimpin di seluruh wilayah Celestria untuk membagikan koin emas ke setiap penduduk tanpa terkecuali. Kainer dan Lysire juga ingin seluruh rakyatnya merasakan kebahagiaan di hari perayaan pernikahan mereka. Setelah pesta berakhir, Kainer dan Lysire tidak langsung tidur. Keduanya saat ini berada di taman dengan Kainer yang memeluk Lysire dari belakang, pandangan keduanya sama-sama terarah ke ujung danau buatan di depan mereka.Keduanya mengingat kembali hari-hari yang telah mereka lalui dalam satu tahun ini. Kainer ingat bagaimana hari pertama ia menikah dengan Lysire, saat itu tidak ada senyuman di wajah Lysire sama sekali. Lysire bahkan tidak ingin melihat ke wajahnya. Kala itu Kainer berpikir bahwa mungkin sampai akhir pernikahan mereka, Lysi
Hari demi hari berlalu, perlahan-lahan ibu kota Celestria kembali seperti semula. Benteng ibukota yang rusak telah diperbaiki. Penduduk ibu kota juga telah kembali melakukan aktivitas mereka seperti biasa. Pemerintahan Celestria setelah pengkhianatan mengalami beberapa perubahan, terutama mengenai penjagaan di kota kelahiran Dizon. Biasanya prajurit Dizon yang berjaga di sana, tapi sekarang setelah semua prajuritnya tewas, Kainer mengirim pasukan pengganti ke sana.Para prajurit Celestria yang terluka, perlahan-lahan mulai membaik. Mereka dirawat dengan baik oleh pusat medis kerajaan.Sementara posisi Isaac di sekolah kerajaan diganti oleh pejabat lain yang dinilai oleh Kainer memiliki cukup kemampuan. Setelah dikhianati oleh sahabat dan keponakannya, Kainer tidak kehilangan kepercayaan terhadap orang terdekatnya yang lain. Ia tahu bahwa orang-orang mungkin akan berubah, tapi ia memilih untuk mempercayai mereka, tapi ia tetap waspada dalam segala hal. Di penjara, saat ini Xarion mu
"Putraku!" Ibu suri segera menghampiri Kainer saat putranya datang mengunjunginya masih dengan menggunakan zirah perang. Bau darah tercium di tubuh Kainer, ada banyak noda darah di zirah perang putranya.Kainer memberi salam pada ibunya. "Ibu kota berhasil dilindungi, Ibu."Ibu suri memeluk putranya, air mata haru jatuh di wajah wanita tua itu. "Ibu tahu itu, putra ibu pasti akan menjaga Celestria dengan baik."Setelah dari Kainer, ibu suri beralih pada Lysire. "Ratu, kau sudah melakukan tugasmu dengan sangat baik. Ibu benar-benar bangga padamu."Ibu suri telah mendengar apa saja yang dilakukan oleh Lysire kemarin, ia tidak menyangka bahwa wanita muda seperti Lysire memiliki banyak pengetahuan tentang perang padahal Lysire belum pernah terlibat dalam peperangan sekali pun."Terima kasih, Ibu.""Bu, aku mencabut gelar Pangeran Xarion dan juga mengirimnya ke penjara seumur hidup begitu juga dengan kakak ipar." Ibu suri tahu bahwa putranya sangat menghargai hubungan persaudaraannya deng
Serangan cepat para prajurit Kainer telah melumpuhkan ribuan pasukan Dizon. Itu seperti sebuah pembantaian tanpa perlawanan.Saat Xarion dan Dizon tersadar mereka telah melihat pasukan mereka dibantai oleh Kainer dan pasukannya. Rasa takut di dalam diri keduanya bergetar, tapi tidak ada kata mundur sekarang. Keduanya mulai menyerang lawan mereka secara membabi buta.Kainer meniupkan peluit sekali lagi. Dengingan kembali terjadi di kepala pasukan Dizon. Pasukan Kainer kembali menggunakan kesempatan ini untuk menebas dan menusuk para prajurit Dizon.Pasukan kuat yang dibuat oleh Isaac menjadi tidak berarti sama sekali. Pada akhirnya, pasukan kuat ini masih memiliki kekurangan.Waktu berlalu, tanah lapang itu kini sudah dipenuhi oleh mayat-mayat yang tergeletak dengan darah yang berada di sekitar mereka.Sekarang dari sepuluh ribu pasukan itu, hanya tersisa beberapa saja. Hal ini membuat nyali Dizon dan Xarion semakin ciut. Begitu juga dengan sisa pasukan mereka. Di pertempuran kali ini
Kainer meminta Lysire untuk istirahat, hari ini benar-benar melelahkan dan sangat panjang. Untungnya ia memiliki istri yang memiliki ide-ide yang cemerlang, jika tidak saat ini benteng kota pasti telah dihancurkan oleh Dizon.Sementara itu di dalam penjara, Isaac menantikan Dizon dan Xarion menyelamatkannya. Besok adalah hari eksekusinya, jika dua orang itu tidak datang, maka ia akan tewas.Akan tetapi yang datang bukanlah Dizon atau Xarion melainkan Kainer."Menunggu sekutumu menyelamatkanmu, Isaac?" Suara dingin Kainer menusuk indera pendengaran Isaac."Kainer, kenapa kau ada di sini jam seperti ini? Tidak bisa tidur?"Kainer mendengkus geli. "Bukan aku yang tidak bisa tidur, tapi dirimu. Tebak apa yang terjadi hari ini?"Isaac mengerutkan keningnya."Dizon dan Pangeran Xarion serta pasukannya yang telah meminum pil beracunmu berhasil aku pukul mundur.""Tidak mungkin!" Isaac tidak mempercayai apa yang dikatakan oleh Kainer."Isaaac kau tahu dengan jelas bahwa berbohong bukanlah kea