"Yang Mulia aku ingin menemui Amarise untuk terakhir kalinya. Bagaimanapun kami bersahabat sejak masih kecil." Lysire meminta izin pada Kainer."Pergilah.""Terima kasih, Yang Mulia." Lysire kemudian berpisah dengan Kainer.Kainer menatap punggung Lysire yang semakin jauh. Lysire bisa membohongi semua orang, tapi tidak dengannya. Ia tahu bahwa Lysire memang menjebak Amarise, tapi ia berpura-pura tidak tahu dan masuk ke dalam permainan Lysire.Untuk wanita yang ia cintai, ia bisa menutup matanya dan memutarbalikan fakta. Ini adalah kelemahannya. Selain itu wanita seperti Amarise memang akan lebih bagus disingkirkan dari hidup Lysire.Jadi, apakah benar Lysire menjebak Amarise karena tidak rela Amarise menikah dengan Xarion? Sekuat itukah cinta Lysire ke Xarion sehingga Lysire bahkan sampai menjebak sahabatnya sendiri?Kainer benar-benar tidak mengerti permainan seperti apa yang sedang dimainkan oleh Lysire dan Xarion saat ini. Di depannya Lysire seolah sudah tidak peduli dengan Xarion
Amarise ditemukan tewas di penjara, tubuh tak bernyawa wanita itu telah diserahkan ke kediaman Wayne.Wayne menolak untuk memakamkan putrinya yang telah menghancurkan keluarga mereka, jadi yang mengurus mayat wanita itu adalah ibu dan kakaknya.Meski Amarise telah melakukan kesalahan yang sangat besar, sebagai seorang ibu yang telah melahirkannya, Lilianna mana mungkin tidak sedih dan mengabaikan tubuh putrinya.Hatinya hancur melihat akhir tragis Amarise. Ia berpikir bahwa putrinya akan menjadi nyonya muda dari keluarga hebat, hidup dalam kenyamanan dan bahagia. Namun, yang terjadi adalah sebaliknya. Putrinya bunuh diri karena kesalahan besar yang sudah ia perbuat.Lilianna dan Trystan memakamkan Amarise, keduanya kini berdiri di depan gundukan tanah yang mengubur tubuh Amarise."Bu, ayo kita pulang." Trystan bersuara pelan. Ia memeluk ibunya yang menangis dalam diam."Trystan, apakah adikmu benar-benar melakukan hal menjijikan seperti itu?" Lilianna masih tidak percaya bahwa putriny
"Bu, apakah Ibu dan Ayah sudah memikirkan tentang calon istri Corvin?""Kenapa tiba-tiba menanyakan tentang hal itu?" tanya Caia. "Apakah kau memiliki kandidatnya?""Aku rasa Nona Ophira dari kediaman Perdana Menteri cocok untuk Corvin," jawab Lysire. "Dia bijaksana dan rendah hati seperti Perdana Menteri. Selain itu dia juga suka menolong orang lain. Kepribadiannya sangat baik.""Ah, rupanya dia telah memenangkan hatimu," seru Caia. "Ibu akan membicarakan tentang hal ini pada ayahmu dan Corvin.""Ya, Bu.""Di mana Corvin sekarang?""Sedang berlatih pedang.""Aku akan menemuinya dulu.""Ya, Putriku."Lysire segera melangkah menuju ke arena berlatih. Ia melihat adiknya saat ini sedang menggunakan pedang.Senyum tampak di wajah Lysire, ia mengambil pedang yang tersedia di sana lalu masuk ke arena latihan.Meski Corvin lebih muda dari Lysire, tapi perawakannya lebih besar dari Lysire. Tubuhnya tegap dan sedikit berisi dengan otot-otot yang mulai terbentuk.Denting pedang mulai beradu. Co
Usai makan malam, Lysire membawa Kainer untuk berkeliling kediaman orangtuanya lalu kemudian berhenti di taman yang diterangi oleh lampu dan cahaya rembulan."Kenapa Yang Mulia menyusulku?" Lysire memiringkan wajahnya, menatap pria tampan di sebelahnya."Apakah harus ada alasan menyusul istriku sendiri?"Lysire kini berdiri di depan Kainer. Ia menatap Kainer dengan tatapan menggoda. "Yang Mulia, kau tidak bisa tidur tanpaku didekatmu, kan?"Kainer sudah beberapa kali menghadapi Lysire yang menggoda seperti ini, dan ya, ia tetap saja tidak kuat menahannya. "Benar, aku tidak bisa tidur tanpamu di dekatku.""Yang Mulia, kau sangat mencintaiku ya sampai-sampai tidak bisa tidur tanpaku."Kainer tidak pernah mengutarakan perasaannya terhadap Lysire. Sejauh ini ia belum mengucapkan bahwa ia mencintai wanita ini. Egonya masih belum mengizinkan dirinya mengatakan itu saat di hati Lysire ada pria lain.Tidak menjawab, Kainer membungkam mulut Lysire dengan ciuman yang penuh gairah.Lysire hampir
"Ratuku." Kainer menyadari kedatangan istrinya.Lysire segera menyembunyikan keresahannya, ia menampilkan wajah tenangnya dan mendekati Kainer."Kebetulan sekali kau datang. Aku dan Isaac sedang membicarakan mengenai sekolah gratis," seru Kainer. "Kemarilah dan bergabunglah dengan kami.""Ya, Yang Mulia."Lysire kemudian terlibat dalam percakapan Kainer dan Isaac, tapi ia tidak begitu fokus. Saat ia melihat wajah Isaac ia benar-benar ingin meluruskan benang kusut yang ada di kepalanya. "Gedung sekolah gratis akan segera dibangun. Sarjana-sarjana muda yang bersedia mengajar akan dipekerjakan di sana." Kainer memberitahu Lysire."Itu bagus, Yang Mulia. Anak-anak Celestria pasti akan sangat senang mengetahui bahwa mereka juga bisa bersekolah." Lysire memberikan komentarnya. Setelah membahas mengenai sekolah gratis, kini Kainer dan Isaac membahas mengenai pertanian. Dari yang Lysire dengar, ia bisa menyimpulkan bahwa Isaac memiliki keahlian di berbagai bidang.Pembicaraan mereka bertig
Satu minggu berlalu, hari ini Lysire memulai latihan hari pertamanya dengan Valora. Sebelum berlatih ia telah melakukan pemanasan terlebih dahulu."Yang Mulia silahkan serang aku dengan semua kekuatan yang Anda miliki," seru Valora."Baik."Lysire mulai menyerang Valora. Kali ini senjata yang ia gunakan adalah pedang. Meski sudah sangat lama tidak berlatih, Lysire masih bisa memegang pedangnya dengan baik.Latihan hari pertama Lysire belum bisa mengalahkan Valora, gerakannya tidak setajam dulu.Setelah latihan selesai, Lysire kembali ke kediamannya. Ia merasa tubuhnya sakit di mana-mana.Karena terlalu lelah, ia tidur sampai matahari hendak terbenam. Tidak ada pelayan yang berani membangunkannya sebelum ia bangun sendiri.Beberapa saat setelah ia terjaga, Kainer kembali dari aula pemerintahan."Bagaimana dengan latihanmu hari ini?""Semuanya berjalan dengan lancar. Komandan Valora memberiku banyak arahan," jawab Lysire."Apakah tubuhmu sakit?"Lysire menggelengkan kepalanya. "Tidak sa
Pagi ini Lysire menerima surat dari ibunya bahwa perjodohan antara Corvin dan Ophira telah ditetapkan. Menteri Kehakiman dan Ophira menerima lamaran dari Corvin. Dan pertunangan akan diadakan dalam dua bulan lagi.Lysire merasa sangat lega. Adiknya yang berharga telah bersama dengan wanita yang tepat. Ia yakin bahwa Corvin pasti akan jatuh cinta pada Ophira dengan mudah. Kepribadian Ophira secantik parasnya.Hari ini Lysire libur berlatih, ia memutuskan untuk pergi ke dapur istana.Juru masak dan pelayan yang bertugas di sana terkejut ketika melihat Lysire memasuki dapur."Yang Mulia apakah Anda membutuhkan sesuatu?" tanya juru masak dengan hati-hati."Tidak, aku tidak membutuhkan apapun. Aku ke sini karena ingin membuatkan makan siang dan cemilan untuk Yang Mulia Raja.""Yang Mulia Ratu, biarkan saya saja yang memasaknya. Jenis makanan seperti apa yang Anda ingin buat?""Aku akan memasaknya sendiri. Jangan hiraukan aku, silahkan lanjutkan saja kegiatan kalian." Lysire sudah bertekad
"Yang Mulia maafkan aku karena aku menyebabkan Yang Mulia tidak bisa melihat bintang jatuh kemarin." Lysire mengatakannya dengan tulus. Sangat jarang ada bintang jatuh, mungkin Kainer ingin melihatnya dan karenanya pria itu tidak bisa melihat bintang jatuh."Tidak perlu meminta maaf, Ratuku. Aku tidak terlalu ingin melihat bintang jatuh. Aku mengajakmu pergi karena aku pikir kau mungkin akan menyukainya." Kainer mengatakan yang sebenarnya. "Hari ini istirahatlah dulu, kau bisa beraktivitas seperti biasa besok."Pagi ini kondisi tubuh Lysire jauh lebih, tapi Kainer masih mengkhawatirkan Lysire. Ia ingin istrinya istirahat lebih banyak."Baik, Yang Mulia."Kainer mengecup puncak kepala Lysire. "Aku akan pergi sekarang.""Ya, Yang Mulia."Setelah Kainer pergi, Lysire kembali membaringkan tubuhnya di atas ranjang, tapi ia tidak bisa memejamkan matanya karena ia takut jika ia memejamkan matanya mimpi buruk itu akan datang lagi. Pada akhirnya ia hanya berbaring tanpa melakukan apapun.**Ly