"Bu, apakah Ibu dan Ayah sudah memikirkan tentang calon istri Corvin?""Kenapa tiba-tiba menanyakan tentang hal itu?" tanya Caia. "Apakah kau memiliki kandidatnya?""Aku rasa Nona Ophira dari kediaman Perdana Menteri cocok untuk Corvin," jawab Lysire. "Dia bijaksana dan rendah hati seperti Perdana Menteri. Selain itu dia juga suka menolong orang lain. Kepribadiannya sangat baik.""Ah, rupanya dia telah memenangkan hatimu," seru Caia. "Ibu akan membicarakan tentang hal ini pada ayahmu dan Corvin.""Ya, Bu.""Di mana Corvin sekarang?""Sedang berlatih pedang.""Aku akan menemuinya dulu.""Ya, Putriku."Lysire segera melangkah menuju ke arena berlatih. Ia melihat adiknya saat ini sedang menggunakan pedang.Senyum tampak di wajah Lysire, ia mengambil pedang yang tersedia di sana lalu masuk ke arena latihan.Meski Corvin lebih muda dari Lysire, tapi perawakannya lebih besar dari Lysire. Tubuhnya tegap dan sedikit berisi dengan otot-otot yang mulai terbentuk.Denting pedang mulai beradu. Co
Usai makan malam, Lysire membawa Kainer untuk berkeliling kediaman orangtuanya lalu kemudian berhenti di taman yang diterangi oleh lampu dan cahaya rembulan."Kenapa Yang Mulia menyusulku?" Lysire memiringkan wajahnya, menatap pria tampan di sebelahnya."Apakah harus ada alasan menyusul istriku sendiri?"Lysire kini berdiri di depan Kainer. Ia menatap Kainer dengan tatapan menggoda. "Yang Mulia, kau tidak bisa tidur tanpaku didekatmu, kan?"Kainer sudah beberapa kali menghadapi Lysire yang menggoda seperti ini, dan ya, ia tetap saja tidak kuat menahannya. "Benar, aku tidak bisa tidur tanpamu di dekatku.""Yang Mulia, kau sangat mencintaiku ya sampai-sampai tidak bisa tidur tanpaku."Kainer tidak pernah mengutarakan perasaannya terhadap Lysire. Sejauh ini ia belum mengucapkan bahwa ia mencintai wanita ini. Egonya masih belum mengizinkan dirinya mengatakan itu saat di hati Lysire ada pria lain.Tidak menjawab, Kainer membungkam mulut Lysire dengan ciuman yang penuh gairah.Lysire hampir
"Ratuku." Kainer menyadari kedatangan istrinya.Lysire segera menyembunyikan keresahannya, ia menampilkan wajah tenangnya dan mendekati Kainer."Kebetulan sekali kau datang. Aku dan Isaac sedang membicarakan mengenai sekolah gratis," seru Kainer. "Kemarilah dan bergabunglah dengan kami.""Ya, Yang Mulia."Lysire kemudian terlibat dalam percakapan Kainer dan Isaac, tapi ia tidak begitu fokus. Saat ia melihat wajah Isaac ia benar-benar ingin meluruskan benang kusut yang ada di kepalanya. "Gedung sekolah gratis akan segera dibangun. Sarjana-sarjana muda yang bersedia mengajar akan dipekerjakan di sana." Kainer memberitahu Lysire."Itu bagus, Yang Mulia. Anak-anak Celestria pasti akan sangat senang mengetahui bahwa mereka juga bisa bersekolah." Lysire memberikan komentarnya. Setelah membahas mengenai sekolah gratis, kini Kainer dan Isaac membahas mengenai pertanian. Dari yang Lysire dengar, ia bisa menyimpulkan bahwa Isaac memiliki keahlian di berbagai bidang.Pembicaraan mereka bertig
Satu minggu berlalu, hari ini Lysire memulai latihan hari pertamanya dengan Valora. Sebelum berlatih ia telah melakukan pemanasan terlebih dahulu."Yang Mulia silahkan serang aku dengan semua kekuatan yang Anda miliki," seru Valora."Baik."Lysire mulai menyerang Valora. Kali ini senjata yang ia gunakan adalah pedang. Meski sudah sangat lama tidak berlatih, Lysire masih bisa memegang pedangnya dengan baik.Latihan hari pertama Lysire belum bisa mengalahkan Valora, gerakannya tidak setajam dulu.Setelah latihan selesai, Lysire kembali ke kediamannya. Ia merasa tubuhnya sakit di mana-mana.Karena terlalu lelah, ia tidur sampai matahari hendak terbenam. Tidak ada pelayan yang berani membangunkannya sebelum ia bangun sendiri.Beberapa saat setelah ia terjaga, Kainer kembali dari aula pemerintahan."Bagaimana dengan latihanmu hari ini?""Semuanya berjalan dengan lancar. Komandan Valora memberiku banyak arahan," jawab Lysire."Apakah tubuhmu sakit?"Lysire menggelengkan kepalanya. "Tidak sa
Pagi ini Lysire menerima surat dari ibunya bahwa perjodohan antara Corvin dan Ophira telah ditetapkan. Menteri Kehakiman dan Ophira menerima lamaran dari Corvin. Dan pertunangan akan diadakan dalam dua bulan lagi.Lysire merasa sangat lega. Adiknya yang berharga telah bersama dengan wanita yang tepat. Ia yakin bahwa Corvin pasti akan jatuh cinta pada Ophira dengan mudah. Kepribadian Ophira secantik parasnya.Hari ini Lysire libur berlatih, ia memutuskan untuk pergi ke dapur istana.Juru masak dan pelayan yang bertugas di sana terkejut ketika melihat Lysire memasuki dapur."Yang Mulia apakah Anda membutuhkan sesuatu?" tanya juru masak dengan hati-hati."Tidak, aku tidak membutuhkan apapun. Aku ke sini karena ingin membuatkan makan siang dan cemilan untuk Yang Mulia Raja.""Yang Mulia Ratu, biarkan saya saja yang memasaknya. Jenis makanan seperti apa yang Anda ingin buat?""Aku akan memasaknya sendiri. Jangan hiraukan aku, silahkan lanjutkan saja kegiatan kalian." Lysire sudah bertekad
"Yang Mulia maafkan aku karena aku menyebabkan Yang Mulia tidak bisa melihat bintang jatuh kemarin." Lysire mengatakannya dengan tulus. Sangat jarang ada bintang jatuh, mungkin Kainer ingin melihatnya dan karenanya pria itu tidak bisa melihat bintang jatuh."Tidak perlu meminta maaf, Ratuku. Aku tidak terlalu ingin melihat bintang jatuh. Aku mengajakmu pergi karena aku pikir kau mungkin akan menyukainya." Kainer mengatakan yang sebenarnya. "Hari ini istirahatlah dulu, kau bisa beraktivitas seperti biasa besok."Pagi ini kondisi tubuh Lysire jauh lebih, tapi Kainer masih mengkhawatirkan Lysire. Ia ingin istrinya istirahat lebih banyak."Baik, Yang Mulia."Kainer mengecup puncak kepala Lysire. "Aku akan pergi sekarang.""Ya, Yang Mulia."Setelah Kainer pergi, Lysire kembali membaringkan tubuhnya di atas ranjang, tapi ia tidak bisa memejamkan matanya karena ia takut jika ia memejamkan matanya mimpi buruk itu akan datang lagi. Pada akhirnya ia hanya berbaring tanpa melakukan apapun.**Ly
Waktu berlalu dalam sekejap mata. Hari ini Lysire akan pergi ke tempat suci bersama dengan ibu suri dan juga Xylia.Kainer merapikan jubah tebal yang dipakai oleh Lysire. "Jaga dirimu baik-baik, jangan sampai sakit.""Aku mengerti, Yang Mulia."Lysire memeluk Kainer. "Jika Yang Mulia merindukanku, susul aku.""Ini hanya satu minggu." Kainer sudah dewasa, satu minggu akan berlalu dengan cepat. Ia tidak akan menyusul Lysire meski ia sangat merindukan istrinya."Baiklah, sampai jumpa satu minggu lagi, Yang Mulia.""Sampai jumpa lagi."Lysire dan rombongan akhirnya pergi meninggalkan istana. Butuh dua hari perjalanan untuk sampai ke tempat suci.Saat ini cuaca sedang dingin, jadi Lysire menggunakan jubah yang tebal untuk menghangatkan tubuhnya. Di kotak barang-barangnya juga terdapat banyak baju hangat dan selimut tebal. Beberapa obat-obatan dan keperluan lainnya.Sebelumnya Kainer telah memerintahkan pelayan untuk memastikan bahwa semua yang dibutuhkan oleh Lysire ada di sana.Sepanjang
Hari ini Kainer tidak makan malam bersama Lysire karena pria itu harus menyambut raja-raja atau utusan dari kerajaan yang bersekutu dengan Kainer.Pertemuan seperti ini memang diadakan setiap satu tahun sekali untuk mempererat persekutuan mereka. Dan tahun ini Celestria yang menjadi tuan rumah.Kainer tidak membawa serta Lysire bersamanya untuk menyambut tamunya karena acara ini hanya dikhususkan untuk pria saja. Raja-raja atau utusan yang lain juga tidak membawa pasangan mereka.Aula megah istana Kainer telah dihias dengan indah dan nyaman. Pejabat dan pelayan yang bertanggung jawab untuk mengurus acara pertemun itu memastikan bahwa para tamu raja mereka akan puas dengan semua yang telah mereka atur.Ada empat raja dan dua perdana menteri di sana. Juga ada beberapa jenderal perang yang ikut bersama para raja dan utusan itu.Hidangan lezat telah disajikan bersama dengan minuman khas Celestria. Di tengah-tengah ada penari yang berasal dari rumah bordil terkenal di bu kota.Lima penari
"Apa yang terjadi pada Yang Mulia Ratu? Kenapa tiba-tiba bisa tidak sadarkan diri?" Kainer bertanya pada Myrrah dan Riona. Ia sangat terkejut ketika diberitahu bahwa istrinya tiba-tiba tidak sadarkan diri. "Ampuni kami, Yang Mulia. Kami tidak menjaga Yang Mulia Ratu dengan benar." Myrrah dan Riona segera berlutut. Mereka tidak tahu apa yang terjadi pada Lysire, karena tiba-tiba saja Lysire jatuh saat sedang minum teh."Tabib, bagaimana?" Kainer bertanya dengan khawatir.Tabib sedang meraba denyut nadi Lysire, dan ia akhirnya mengetahui apa yang membuat Lysire tiba-tiba saja tidak sadarkan diri."Yang Mulia selamat, Yang Mulia Ratu sedang mengandung." Tabib mengumumkan kabar bahagia pada Kainer. "Apa yang kau katakan tadi, Tabib?""Yang Mulia Ratu tiba-tiba tidak sadarkan diri karena saat ini Yang Mulia Ratu sedang mengandung. Hal seperti ini sering terjadi pada beberapa ibu hamil." Tabib menjelaskan tentang kondisi Lysire.Mata Kainer memerah, ia masih memproses apa yang dikatakan o
Keesokan paginya Kainer terjaga di kamar yang asing baginya. Ia melihat ke sebelahnya, seorang wanita berbaring di sana. Ia merasa wanita ini tidak asing lagi, itu seperti Lysire. Namun, Kainer segera mendengkus. Sepertinya efek minuman keras masih ada di dalam tubuhnya sampai sekarang.Kainer turun dari ranjang, ia segera memungut pakaiannya. Dari arah belakang, kedua tangan ramping memeluk perutnya dengan lembut. Kainer sangat marah, ia berbalik dan mencekik leher wanita itu dengan kuat."Yang Mulia." Wanita itu adalah Lysire. Tipu daya seperti apa yang dipakai oleh wanita di depannya, bahkan suaranya pun mirip dengan suara Lysire. "Jangan pernah menyentuhku tanpa izin dariku! Dan jangan pernah berpikir bahwa setelah menjadi selirku, aku akan menyukaimu! Satu-satunya wanita yang aku sukai di dunia ini hanya Ratu Lysire!" Kainer mencekik wanita di depannya sangat kuat seperti ia ingin mematahkan leher wanita itu. Kainer kemudian melepaskan tangannya dan menghempaskannya kasar hin
Tidak berhasil melewati Kainer, para tetua dan pejabat mengatur pertemuan dengan Lysire. Mereka ingin meminta Lysire untuk membujuk Kainer agar mengambil selir. "Apa yang ingin kalian bicarakan denganku?" tanya Lysire."Yang Mulia Ratu, Celestria membutuhkan pewaris tahta. Karena sampai saat ini Anda belum mengandung maka Yang Mulia Raja harus mengambil selir.""Kenapa kalian membicarakan ini denganku? Kalian seharusnya membicarakan ini dengan Yang Mulia Raja.""Kami sudah membicarakan ini dengan Yang Mulia Raja, tapi Yang Mulia Raja menolak," jawab seorang pejabat.Lysire tidak tahu tentang hal ini karena Kainer tidak membicarakan mengenai desakan para tetua dan beberapa pejabat terhadapnya. Kainer tidak ingin Lysire merasa tidak bahagia."Lalu, apakah kalian ingin menurunkanku dari tahta karena tidak bisa memberikan penerus bagi Yang Mulia Raja?" Lysire tidak senang meski ia tahu bahwa orang-orang di depannya hanya mengkhawatirkan Celestria."Bukan seperti itu maksud kami, Yang Mul
Hari ini Lysire kembali mengunjungi kediaman orangtuanya karena Ophira baru saja melahirkan seorang bayi mungil yang cantik."Dia terlihat seperti Corvin dalam bentuk wanita." Lysire memandangi keponakannya yang saat ini sedang ia gendong. "Tentu saja dia mirip denganku, aku adalah Ayahnya." Corvin berkata dengan bangga.Lysire hanya menatap adiknya geli. "Seharusnya dia mirip dengan Ophira, jadi dia akan tumbuh menjadi gadis yang manis dan penuh perhatian.""Apakah aku tidak manis?""Corvin, jika ada anak kecil yang melihatmu sekarang mereka pasti akan menangis. Kau tidak manis sama sekali. Kau jarang tersenyum dan wajahmu tampak bengis." Lysire mengatakannya dengan jujur. Ia tahu bahwa adiknya akan tampak seperti kucing yang manis jika berhadapan dengan Ophira. Ya, setiap pria bengis akan berubah menjadi jinak jika bertemu dengan pawang yang tepat. Seperti Kainer dan Corvin. "Jika aku sering tersenyum, aku takut para wanita akan jatuh cinta padaku. Ada hati yang harus aku jaga, s
Hari ini adalah hari ulangtahun pernikahan Kainer dan Lysire yang pertama kali. Keduanya mengadakan acara di istana yang dihadiri oleh para pejabat dan bangsawan. Selain merayakan ulangtahun di istana, Kainer dan Lysire juga memerintahkan para pemimpin di seluruh wilayah Celestria untuk membagikan koin emas ke setiap penduduk tanpa terkecuali. Kainer dan Lysire juga ingin seluruh rakyatnya merasakan kebahagiaan di hari perayaan pernikahan mereka. Setelah pesta berakhir, Kainer dan Lysire tidak langsung tidur. Keduanya saat ini berada di taman dengan Kainer yang memeluk Lysire dari belakang, pandangan keduanya sama-sama terarah ke ujung danau buatan di depan mereka.Keduanya mengingat kembali hari-hari yang telah mereka lalui dalam satu tahun ini. Kainer ingat bagaimana hari pertama ia menikah dengan Lysire, saat itu tidak ada senyuman di wajah Lysire sama sekali. Lysire bahkan tidak ingin melihat ke wajahnya. Kala itu Kainer berpikir bahwa mungkin sampai akhir pernikahan mereka, Lysi
Hari demi hari berlalu, perlahan-lahan ibu kota Celestria kembali seperti semula. Benteng ibukota yang rusak telah diperbaiki. Penduduk ibu kota juga telah kembali melakukan aktivitas mereka seperti biasa. Pemerintahan Celestria setelah pengkhianatan mengalami beberapa perubahan, terutama mengenai penjagaan di kota kelahiran Dizon. Biasanya prajurit Dizon yang berjaga di sana, tapi sekarang setelah semua prajuritnya tewas, Kainer mengirim pasukan pengganti ke sana.Para prajurit Celestria yang terluka, perlahan-lahan mulai membaik. Mereka dirawat dengan baik oleh pusat medis kerajaan.Sementara posisi Isaac di sekolah kerajaan diganti oleh pejabat lain yang dinilai oleh Kainer memiliki cukup kemampuan. Setelah dikhianati oleh sahabat dan keponakannya, Kainer tidak kehilangan kepercayaan terhadap orang terdekatnya yang lain. Ia tahu bahwa orang-orang mungkin akan berubah, tapi ia memilih untuk mempercayai mereka, tapi ia tetap waspada dalam segala hal. Di penjara, saat ini Xarion mu
"Putraku!" Ibu suri segera menghampiri Kainer saat putranya datang mengunjunginya masih dengan menggunakan zirah perang. Bau darah tercium di tubuh Kainer, ada banyak noda darah di zirah perang putranya.Kainer memberi salam pada ibunya. "Ibu kota berhasil dilindungi, Ibu."Ibu suri memeluk putranya, air mata haru jatuh di wajah wanita tua itu. "Ibu tahu itu, putra ibu pasti akan menjaga Celestria dengan baik."Setelah dari Kainer, ibu suri beralih pada Lysire. "Ratu, kau sudah melakukan tugasmu dengan sangat baik. Ibu benar-benar bangga padamu."Ibu suri telah mendengar apa saja yang dilakukan oleh Lysire kemarin, ia tidak menyangka bahwa wanita muda seperti Lysire memiliki banyak pengetahuan tentang perang padahal Lysire belum pernah terlibat dalam peperangan sekali pun."Terima kasih, Ibu.""Bu, aku mencabut gelar Pangeran Xarion dan juga mengirimnya ke penjara seumur hidup begitu juga dengan kakak ipar." Ibu suri tahu bahwa putranya sangat menghargai hubungan persaudaraannya deng
Serangan cepat para prajurit Kainer telah melumpuhkan ribuan pasukan Dizon. Itu seperti sebuah pembantaian tanpa perlawanan.Saat Xarion dan Dizon tersadar mereka telah melihat pasukan mereka dibantai oleh Kainer dan pasukannya. Rasa takut di dalam diri keduanya bergetar, tapi tidak ada kata mundur sekarang. Keduanya mulai menyerang lawan mereka secara membabi buta.Kainer meniupkan peluit sekali lagi. Dengingan kembali terjadi di kepala pasukan Dizon. Pasukan Kainer kembali menggunakan kesempatan ini untuk menebas dan menusuk para prajurit Dizon.Pasukan kuat yang dibuat oleh Isaac menjadi tidak berarti sama sekali. Pada akhirnya, pasukan kuat ini masih memiliki kekurangan.Waktu berlalu, tanah lapang itu kini sudah dipenuhi oleh mayat-mayat yang tergeletak dengan darah yang berada di sekitar mereka.Sekarang dari sepuluh ribu pasukan itu, hanya tersisa beberapa saja. Hal ini membuat nyali Dizon dan Xarion semakin ciut. Begitu juga dengan sisa pasukan mereka. Di pertempuran kali ini
Kainer meminta Lysire untuk istirahat, hari ini benar-benar melelahkan dan sangat panjang. Untungnya ia memiliki istri yang memiliki ide-ide yang cemerlang, jika tidak saat ini benteng kota pasti telah dihancurkan oleh Dizon.Sementara itu di dalam penjara, Isaac menantikan Dizon dan Xarion menyelamatkannya. Besok adalah hari eksekusinya, jika dua orang itu tidak datang, maka ia akan tewas.Akan tetapi yang datang bukanlah Dizon atau Xarion melainkan Kainer."Menunggu sekutumu menyelamatkanmu, Isaac?" Suara dingin Kainer menusuk indera pendengaran Isaac."Kainer, kenapa kau ada di sini jam seperti ini? Tidak bisa tidur?"Kainer mendengkus geli. "Bukan aku yang tidak bisa tidur, tapi dirimu. Tebak apa yang terjadi hari ini?"Isaac mengerutkan keningnya."Dizon dan Pangeran Xarion serta pasukannya yang telah meminum pil beracunmu berhasil aku pukul mundur.""Tidak mungkin!" Isaac tidak mempercayai apa yang dikatakan oleh Kainer."Isaaac kau tahu dengan jelas bahwa berbohong bukanlah kea