Hari ini Kainer tidak makan malam bersama Lysire karena pria itu harus menyambut raja-raja atau utusan dari kerajaan yang bersekutu dengan Kainer.Pertemuan seperti ini memang diadakan setiap satu tahun sekali untuk mempererat persekutuan mereka. Dan tahun ini Celestria yang menjadi tuan rumah.Kainer tidak membawa serta Lysire bersamanya untuk menyambut tamunya karena acara ini hanya dikhususkan untuk pria saja. Raja-raja atau utusan yang lain juga tidak membawa pasangan mereka.Aula megah istana Kainer telah dihias dengan indah dan nyaman. Pejabat dan pelayan yang bertanggung jawab untuk mengurus acara pertemun itu memastikan bahwa para tamu raja mereka akan puas dengan semua yang telah mereka atur.Ada empat raja dan dua perdana menteri di sana. Juga ada beberapa jenderal perang yang ikut bersama para raja dan utusan itu.Hidangan lezat telah disajikan bersama dengan minuman khas Celestria. Di tengah-tengah ada penari yang berasal dari rumah bordil terkenal di bu kota.Lima penari
Kakek Xarion telah menemukan kandidat yang cocok untuk cucunya. Ia adalah Ophira, putri kedua Perdana Menteri. Pria tua itu tidak tahu bahwa Ophira sudah dijodohkan dengan Corvin.Perdana Menteri adalah pria yang bijaksana, jujur dan adil, tapi saat putrinya tersandera pria itu pasti akan lebih memihak pada darah dagingnya sendiri. Selain itu putri pertama perdana menteri juga akan segera menikah dengan salah satu pejabat yang memiliki hubungan dekat dengan keluarganya, jadi akan lebih menguntungkan jika Xarion menikah dengan Ophira.Setelah membicarakannya dengan Xylia. Dizon segera pergi ke kediaman perdana menteri untuk membicarakan tentang Xarion dan Ophira.Dizon disambut baik oleh Abraham, sekarang keduanya sedang berada di ruang kerja Abraham di kediamannya."Perdana Menteri, Nona Ophira sudah berusia lima belas tahun dan akan segera memasuki usia di boleh melakukan pertunangan. Saya datang ke sini bermaksud untuk menjodohkan Nona Ophira dengan Pangeran Xarion.""Tuan Dizon maa
Saat Xarion hendak membuka dalaman atas Ophira, pintu segera terbuka dengan kasar. Berikutnya Corvin melesat menerjang Xarion dengan ganas. Ia adalah putra seorang mantan jenderal perang, tentu saja kemampuannya dalam beladiri sangat baik.Ophira merasa lega melihat Corvin datang. Air matanya jatuh semakin deras. Corvin menutupi tubuh Ophira dengan selimut, lalu kemudian ia beralih pada pria yang berbuat jahat pada Ophira."Pangeran Xarion?" Corvin terkejut saat ia melihat siapa sebenarnya pria yang hampir saja memperkosa Ophira.Xarion tidak berpikir bahwa ia akan tertangkap basah seperti ini. Tidak akan jadi masalah jika Corvin menangkapnya setelah ia bercinta dengan Ophira. Kedatangan Corvin malah akan semakin bagus. Namun, ini jelas bukan waktu yang tepat. Rencananya gagal.Xarion mencoba untuk melarikan diri, tapi Corvin tidak membiarkan Xarion pergi begitu saja. Ia tidak peduli siapa Xarion, pria itu harus membayar mahal atas apa yang sudah ia lakukan terhadap Ophira.Corvin dan
Semua saksi yang terdiri dari pelayan penginapan, gadis kecil yang memberitahu keberadaan Ophira, Ivana dan pejabat yang memisahkan Corvin dan Xarion telah dimintai keterangan oleh Kainer.Dari keterangan mereka, Torian sekarang mencari anak laki-laki yang dimaksud oleh si gadis kecil dan juga pelayan Ophira.Satu jam kemudian Torian mendapatkan anak kecil itu. Kainer tidak memiliki kelembutan terhadap anak-anak, jadi wajahnya yang dingin membuat anak itu ketakutan.Dari anak kecil itu Kainer mendapatkan kebenaran bahwa Ophira memang dijebak. Anak kecil itu diberi sejumlah uang agak membawa Ophira ke tempat sepi.Namun, saat Kainer menunjukan lukisan wajah Xarion pada anak itu, ia menggeleng. Bukan pria di lukisan yang memberikannya uang.Keterangan anak kecil itu sama dengan keterangan pelayan penginapan. Di mana bukan Xarion yang memesan kamar penginapan.Setelah penyelidikan selesai, Kainer kembali ke kediamannya."Yang Mulia, bagaimana hasil penyelidikannya?" tanya Lysire.Kainer
"Ophira." Lysire memanggil Ophira dengan lembut. Hari ini ia mengunjungi Ophira untuk mengetahui kondisi Ophira."Yang Mulia Ratu." Ophria menatap Lysire dengan tatapan sedih. Masih ada jejak trauma di sana."Tetap saja di ranjangmu." Lysire menahan Ophira yang hendak turun dari ranjang. Ia segera mendekati Ophira. "Bagaimana perasaanmu?"Ophira diam sejenak. Ia sangat ingin menangis sekarang. Meski kejadiannya sudah berlalu, tapi ia masih merasakan jejak sentuhan Xarion di tubuhnya. Ia masih mengingat bagaimana wajah jahat Xarion kemarin."Yang Mulia Ratu, aku ingin tangan Pangeran Xarion dipotong. Aku ingin matanya dibutakan. Aku ingin dia menghilang untuk selama-lamanya!" Ophira sangat membenci Xarion. Jika saja bisa ia ingin mencabik-cabik tubuh Xarion dengan tangannya sendiri untuk meredam kemarahannya."Ophira, Yang Mulia Raja pasti akan memberikan keadilan untukmu.""Dia adalah paman, Pangeran Xarion. Dia tidak akan bisa memberikan keadilan untukku." Ophira merasa pesimis. Dara
"Ayah, ada apa?" Alexandra bertanya pada ayahnya setelah ia sampai di ruang kerja ayahnya.Abraham menceritakan apa yang baru saja terjadi. Wajah Alexandra menjadi dingin. Calon ayah mertuanya benar-benar menjijikan. Bagaimana mungkin pria itu mengancam calon besannya sendiri seperti ini."Ayah, aku baik-baik saja jika pernikahanku dengan Jerome dibatalkan. Keluarga Jerome tidak cocok dengan keluarga kita. Aku belum resmi menjadi bagian dari keluarga mereka, tapi mereka sudah berani bertingkah seperti ini. Lantas bagaimana nasibku setelah aku menikah dengan Jerome?" Alexandra berpikir rasional. Ia telah menerima lamaran Jerome sebelumnya karena ia menyukai kepribadian Jerome, tapi jika keluarga Jerome saja berani menginjak-injak keluarganya seperti sekarang ia tidak akan sudi masuk ke dalam keluarga itu."Putriku, jika pernikahanmu gagal maka kau mungkin akan kesulitan mendapatkan pelamar." Abraham sangat tahu bahwa putri tertuanya begitu perhatian pada keluarga, hanya saja sekarang i
Hari ini adalah hari di mana Xarion akan dikirim ke tempat pengasingan. Pria itu masih belum benar-benar sembuh, jadi ada tabib yang pergi bersamanya. Meski Xarion sudah melakukan kejahatan, ia tetaplah seorang pangeran. Status Xarion sebagai pangeran tidak dicabut, jadi meski ia dikirim ke pengasingan ia masih mendapatkan beberapa hal.Lysire sengaja datang untuk melihat kekalahan Xarion. Ia tahu ini bukanlah akhir Xarion karena baginya yang pantas untun Xarion adalah kematian."Apa yang kau inginkan, Lysire?" Xarion sudah sadar sepenuhnya bahwa Lysire tidak akan datang karena mengkhawatirkannya, wanita itu mungkin datang untuk mengejeknya."Aku hanya ingin melihat kehancuranmu secara langsung." Lysire bersuara dingin."Lysire, kau benar-benar kejam. Bahkan jika aku telah menipumu, tapi selama beberapa tahun ini aku selalu memperlakukanmu dengan baik.""Pangeran Xarion, apakah kau masih menganggapku bodoh sampai sekarang? Apakah kau pikir aku tidak tahu kenapa kau memperlakukanku den
Satu minggu berlalu, seorang prajurit datang dan menghadap ke Kainer dengan tergesa-gesa. "Yang Mulia, saya datang untuk melapor!" seru prajurit itu dengan napas tidak teratur. Ia terlihat begitu kelelahan."Ada apa?""Saya adalah salah satu prajurit yang mengantar Pangeran Xarion menuju ke tempat pengasingan. Kami diserang oleh kaum bar-bar. Semua prajurit tewas, Pangeran Xarion dibawa oleh mereka. Saya adalah satu-satunya yang bisa melarikan diri." Prajurit itu menjelaskan pada Kainer. "Di mana kalian diserang?" "Gunung Taven.""Segera pergi bersama pasukan untuk pergi ke Gunung Taven!" Kainer memberi perintah pada Torian."Baik, Yang Mulia."Membutuhkan waktu lebih dari empat hari untuk sampai ke gunung Taven, tapi dengan perjalanan tanpa istirahat, perjalanan bisa menjadi lebih cepat. Itu hanya akan memakan waktu sekitar dua hari. "Kau bisa pergi!" Kainer memerintahkan prajurit yang datang melapor padanya tadi. "Baik, Yang Mulia." Prajurit itu segera berdiri lalu kemudian und