Hari ini Lysire kembali mengunjungi kediaman orangtuanya karena Ophira baru saja melahirkan seorang bayi mungil yang cantik."Dia terlihat seperti Corvin dalam bentuk wanita." Lysire memandangi keponakannya yang saat ini sedang ia gendong. "Tentu saja dia mirip denganku, aku adalah Ayahnya." Corvin berkata dengan bangga.Lysire hanya menatap adiknya geli. "Seharusnya dia mirip dengan Ophira, jadi dia akan tumbuh menjadi gadis yang manis dan penuh perhatian.""Apakah aku tidak manis?""Corvin, jika ada anak kecil yang melihatmu sekarang mereka pasti akan menangis. Kau tidak manis sama sekali. Kau jarang tersenyum dan wajahmu tampak bengis." Lysire mengatakannya dengan jujur. Ia tahu bahwa adiknya akan tampak seperti kucing yang manis jika berhadapan dengan Ophira. Ya, setiap pria bengis akan berubah menjadi jinak jika bertemu dengan pawang yang tepat. Seperti Kainer dan Corvin. "Jika aku sering tersenyum, aku takut para wanita akan jatuh cinta padaku. Ada hati yang harus aku jaga, s
Tidak berhasil melewati Kainer, para tetua dan pejabat mengatur pertemuan dengan Lysire. Mereka ingin meminta Lysire untuk membujuk Kainer agar mengambil selir. "Apa yang ingin kalian bicarakan denganku?" tanya Lysire."Yang Mulia Ratu, Celestria membutuhkan pewaris tahta. Karena sampai saat ini Anda belum mengandung maka Yang Mulia Raja harus mengambil selir.""Kenapa kalian membicarakan ini denganku? Kalian seharusnya membicarakan ini dengan Yang Mulia Raja.""Kami sudah membicarakan ini dengan Yang Mulia Raja, tapi Yang Mulia Raja menolak," jawab seorang pejabat.Lysire tidak tahu tentang hal ini karena Kainer tidak membicarakan mengenai desakan para tetua dan beberapa pejabat terhadapnya. Kainer tidak ingin Lysire merasa tidak bahagia."Lalu, apakah kalian ingin menurunkanku dari tahta karena tidak bisa memberikan penerus bagi Yang Mulia Raja?" Lysire tidak senang meski ia tahu bahwa orang-orang di depannya hanya mengkhawatirkan Celestria."Bukan seperti itu maksud kami, Yang Mul
Keesokan paginya Kainer terjaga di kamar yang asing baginya. Ia melihat ke sebelahnya, seorang wanita berbaring di sana. Ia merasa wanita ini tidak asing lagi, itu seperti Lysire. Namun, Kainer segera mendengkus. Sepertinya efek minuman keras masih ada di dalam tubuhnya sampai sekarang.Kainer turun dari ranjang, ia segera memungut pakaiannya. Dari arah belakang, kedua tangan ramping memeluk perutnya dengan lembut. Kainer sangat marah, ia berbalik dan mencekik leher wanita itu dengan kuat."Yang Mulia." Wanita itu adalah Lysire. Tipu daya seperti apa yang dipakai oleh wanita di depannya, bahkan suaranya pun mirip dengan suara Lysire. "Jangan pernah menyentuhku tanpa izin dariku! Dan jangan pernah berpikir bahwa setelah menjadi selirku, aku akan menyukaimu! Satu-satunya wanita yang aku sukai di dunia ini hanya Ratu Lysire!" Kainer mencekik wanita di depannya sangat kuat seperti ia ingin mematahkan leher wanita itu. Kainer kemudian melepaskan tangannya dan menghempaskannya kasar hin
"Apa yang terjadi pada Yang Mulia Ratu? Kenapa tiba-tiba bisa tidak sadarkan diri?" Kainer bertanya pada Myrrah dan Riona. Ia sangat terkejut ketika diberitahu bahwa istrinya tiba-tiba tidak sadarkan diri. "Ampuni kami, Yang Mulia. Kami tidak menjaga Yang Mulia Ratu dengan benar." Myrrah dan Riona segera berlutut. Mereka tidak tahu apa yang terjadi pada Lysire, karena tiba-tiba saja Lysire jatuh saat sedang minum teh."Tabib, bagaimana?" Kainer bertanya dengan khawatir.Tabib sedang meraba denyut nadi Lysire, dan ia akhirnya mengetahui apa yang membuat Lysire tiba-tiba saja tidak sadarkan diri."Yang Mulia selamat, Yang Mulia Ratu sedang mengandung." Tabib mengumumkan kabar bahagia pada Kainer. "Apa yang kau katakan tadi, Tabib?""Yang Mulia Ratu tiba-tiba tidak sadarkan diri karena saat ini Yang Mulia Ratu sedang mengandung. Hal seperti ini sering terjadi pada beberapa ibu hamil." Tabib menjelaskan tentang kondisi Lysire.Mata Kainer memerah, ia masih memproses apa yang dikatakan o
"Aku sangat membencimu, Yang Mulia Raja!" Lysire menusukan pisau belati yang ia simpan selama dua tahun terakhir ini ke perut Kainer. Wajah lembut wanita itu kini berubah dingin. Ada kebencian disorot matanya. Kebencian yang telah lama ia simpan untuk mengelabui Kainer."Ratuku, kau lebih memilih membunuh suamimu sendiri demi pria lain." Kainer tahu bahwa istri dan keponakannya saling menyukai sejak lama, tapi ia tidak menduga bahwa wanita yang telah ia nikahi selama hampir tiga tahun ini akan benar-benar menusukan pisau ke perutnya.Ia kira beberapa waktu terakhir ini Lysire bersikap baik padanya karena wanita itu telah melepaskan masa lalunya, tapi ternyata ia telah merencanakan hal seperti ini padanya."Ya, jangan menyalahkan aku karena kejam terhadapmu. Kaulah yang membuatku sampai seperti ini, Yang Mulia!" Lysire tidak merasa bersalah sama sekali pada suaminya.Selama ini bahkan suaminya tahu bahwa ia menyukai pria lain, tapi suaminya masih tetap memaksakan pernikahan mereka.Sa
Kursi raja yang biasanya diduduki oleh Kainer malam ini sudah berpindah tangan. Xarion duduk di sana dengan wajah penuh kepuasan. Beberapa langkah di depan Xarion, berdiri para pendukung Kainer. Mereka semua mulai memanggil Xarion dengan panggilan 'Yang Mulia Raja'. Setelah pembantaian yang mengerikan, mereka mengadakan perayaan untuk kemenangan mereka. Lysire datang tepat waktu, wanita itu melangkah dengan anggun menuju ke Xarion yang menduduki tahta. Ada senyuman bangga di wajah Lysire. Ia senang karena pria yang ia cintai berhasil mendapatkan apa yang ia inginkan. Dengan Xarion menjadi raja, maka tidak akan ada yang bisa memisahkan mereka. Xavion mengangkat tangannya ketika Lysire sudah ada beberapa langkah di depannya. Aula megah yang tadi dipenuhi oleh sorakan kemenangan kini menjadi sunyi. Lysire berpikir ini adalah cara Xarion menyambutnya, jadi ia merasa tersanjung dan bahagia."Tetap di sana, Ratu Lysire." Xarion tidak membiarkan Lysire untuk melanjutkan langkahnya. Beriku
Jiwa Lysire masih terus berputar-putar di dunia. Wanita itu berkali-kali mengutuk Xarion karena telah membantai seluruh keluarganya yang tidak bersalah. Hari ini tepat satu bulan kematiannya, dan pada hari yang sama ini Xarion menikah dengan Amarise yang merupakan sahabat Lysire. Amarise merupakan putri Perdana Menteri yang juga ikut berkolusi mengkhianati Kainer. Selama satu bulan ini Lysire telah mengikuti Xarion, ia terus berusaha untuk membunuh Xarion berkali-kali. Dan karena itu juga ia mengetahui bahwa hubungan Xarion dan Amarise telah berlangsung lebih dari dua tahun.Amarise adalah wanita bermuka dua, di depannya wanita itu terlihat mendukungnya dengan Xarion. Amarise akan menyemangatinya ketika ia merasa menderita karena menikah dengan pria yang tidak ia cintai. Dan Amarise juga orang yang ikut meyakinkannya untuk membunuh Kainer.Jadi, inilah yang diinginkan oleh Amarise. Bukan hanya Xarion yang memanfaatkannya, tapi Amarise juga. Wanita itu men
"Yang Mulai, sebentar lagi waktunya makan siang. Ayo makan siang bersama." Lysire bicara setelah tidak ada siapapun di ruangan itu, yang tersisa hanya dirinya dan Kainer."Ratuku, apa yang sedang coba kau lakukan sekarang?""Yang Mulia, aku menyadari semua kesalahanku. Aku telah menikah denganmu, jadi seharusnya aku tidak memikirkan pria lain lagi. Aku benar-benar telah sadar dan meminta maaf padamu." Lysire mengucapkan permintaan maaf dengan mudah, ia telah melakukan ini ribuan kali dahulu, tapi sayangnya Kainer tidak bisa mendengarnya sama sekali.Kening Kainer berkerut, pria itu menatap Lysire seksama. Apakah istrinya benar-benar menyadari kesalahannya, atau wanita ini sedang bersandiwara agar ia tidak menghukum Xarion lagi."Ratuku, apakah maksudmu kau tidak akan bertemu dengan Pangeran Xarion lagi?""Aku tidak akan pernah bertemu dengannya lagi. Bahkan jika aku berada di jalan yang sama dengannya, aku akan memutar.""Jadi, kau rela menjauh dari Pa