Share

Bab 4

Author: Jose Alatas
Gerakan wanita cantik itu sangat cepat dan presisi. Di saat Rio masih belum mengerti bagaimana dia melakukan semua itu, keempat lengan kedua penjahat itu telah mengalami dislokasi karenanya. Kedua penjahat itu hampir saja pingsan karena kesakitan.

Sementara itu, Rio juga bergidik melihatnya. Tetangga cantiknya ini benar-benar kejam!

"Anu, itu ... perlu lapor polisi nggak?" tanya Rio dengan hati-hati.

Wanita itu langsung tertawa, "Nggak usah, nanti ada yang urus mereka." Setelah itu, dia kembali bertanya dengan jahil, "Kamar mandi rumahmu bocor?"

"Ng ... nggak."

"Lalu kenapa kamu bisa tahu rumahku ada penjahat?" tanya tetangga wanita itu dengan penasaran.

"Aku ... aku ... cuma kebetulan melihatnya. Aku lihat mereka naik ke lantai atas dengan gerak-gerik yang mencurigakan. Terus, aku lihat mereka masuk ke rumahmu."

"Oh." Wanita itu tampak setengah percaya. Namun, saat melihat reaksi Rio yang gugup, dia kembali tertawa, "Nggak usah gugup, semuanya sudah baik-baik saja. Terima kasih atas bantuanmu tadi. Kalau nggak ada kamu, aku memang nggak bisa mengalahkan mereka berdua."

"Sa ... sama-sama."

Rio agak menghindari tatapan wanita itu. Dia tidak berani menatap wajah wanita itu terlalu lama. Sebab, wajah wanita itu terlalu cantik. Sorot matanya saat memandang orang lain juga tampak selalu tersenyum menggoda orang. Ini membuat jantung Rio berdegup kencang.

Saat itu, wanita tersebut malah kembali ke sofa untuk duduk santai dan menyilangkan kaki. Begitu kakinya terangkat, kain jubah tidurnya sedikit tersingkap dan memperlihatkan celana dalam tipis berwarna merah muda yang dikenakannya.

Tentu saja, melihat pakaian dalam bukan hal mengejutkan lagi bagi Rio. Karena sebelumnya, dia sudah melihat hampir seluruh tubuh wanita itu dari atas sampai bawah.

Wanita itu tidak berkata apa-apa lagi. Dia hanya memainkan pisaunya dan memutar-mutar bilahnya dengan gerakan halus. Gerakannya itu sangat indah. Di tangannya, pisau itu tampak seperti sebuah karya seni.

Rio membelalakkan mata melihatnya. Jangan-jangan, wanita ini dulunya adalah ahli bermain pisau?

Waktu berlalu sangat cepat. Sekitar 20-an menit kemudian, terdengar suara ketukan pintu dari luar. Rio kembali merasa gugup.

"Bantu aku buka pintu," pinta wanita itu dengan tenang.

"O ... oke." Rio buru-buru membukakan pintu.

Begitu pintu terbuka, terlihat enam sampai tujuh orang dokter berjubah putih yang masuk. Lebih tepatnya, enam dokter pria dan satu dokter wanita. Begitu masuk dan melihat pemandangan di dalam rumah, salah seorangnya bertanya dengan gugup, "Kak Aulia, kamu nggak terluka?"

"Menurutmu?" Tetangga wanita itu melanjutkan dengan nada dingin, "Bawa mereka, bersihkan darah di dalam rumah."

"Baik, bawa pergi semuanya." Orang itu melambaikan tangannya, lalu terlihat keempat dokter pria itu masing-masing mengangkat kedua penjahat itu keluar secepatnya.

Tiga orang itu tetap tinggal, sementara wanita itu malah berlari ke kamar mandi, mengambil ember pel dan mulai mengepel lantai. Sedari awal, Rio hanya berdiri dan orang-orang itu bahkan tidak melirik ke arahnya sedikit pun.

Saat itulah Rio menyadari bahwa orang-orang ini bukan dokter. Mana ada petugas ambulans yang datang ke rumah untuk menjemput pasien, lalu bantu-bantu bersih-bersih rumah juga? Mimpi kali. Jelas mereka cuma menyamar. Menyamar jadi dokter untuk "menangani sesuatu".

Tak lama kemudian, setelah seluruh lantai dibersihkan dengan rapi, tiga orang itu pun keluar dari kamar dan meninggalkan rumah. Rio buru-buru berkata, "Aku juga mau pulang."

Wanita itu tidak menjawab, malah melambai padanya sambil berkata, "Ayo duduk dulu. Aku belum tahu namamu. Terus ... kenapa kepalamu sampai terluka begitu?"

"Aku baik-baik saja. Aku harus pulang untuk istirahat ...."

Rio menghindari tatapan wanita itu. Pakaian wanita itu terlalu terbuka, sehingga membuat tenggorokan Rio terasa kering dan ingin buru-buru melarikan diri.

Oleh karena itu, tanpa menunggu reaksi wanita itu, dia langsung berbalik membuka pintu dan berlari keluar. Wanita itu tidak mengejarnya. Di dalam rumah pun tak terdengar suara apa pun.

Rio menepuk dadanya, mengusap keringat di kening, lalu buru-buru turun kembali ke lantai bawah.

....

Setelah kembali ke unitnya sendiri, Rio langsung mengobati luka di kepala dan wajahnya. Namun, dia langsung terkejut saat menyadari bahwa luka-luka di dahinya ternyata sudah sembuh.

Penemuan ini membuatnya bingung. Perlu diketahui, lukanya ini baru terjadi sekitar sejam lebih yang lalu. Hanya dalam waktu sejam, luka akibat benda tajam sudah bisa sembuh?

Rio segera mencuci darah di wajah dan rambutnya. Setelah selesai dan melihat wajahnya di cermin, dia merasa sangat tidak nyata. Tidak ada bekas luka sama sekali, seperti tidak pernah terluka.

"Penglihatan tembus pandang, kemampuan penyembuhan diri, apa aku mengalami mutasi?" Mata Rio mulai berbinar.

Tuhan mungkin baru saja menutup satu jendela untuknya, tapi ... Dia juga membukakan sebuah pintu yang tak pernah dibayangkannya.

Sebuah pintu menuju langit!

Dengan penuh semangat, Rio menarik napas dalam-dalam dan memaksa dirinya untuk tetap tenang.

Pada saat bersamaan, matanya kembali terangkat menatap ke arah lantai atas. Seolah kecanduan, perasaan ingin mengintip itu membuatnya tanpa sadar menoleh ke atas.

Sementara itu di lantai atas, tetangga cantiknya sedang mandi. Kabut uap yang memenuhi ruangan membuat suasana terlihat samar dan membuat bagian bawah perut Rio seakan terbakar.

Rio dan Medelyn memang telah tinggal bersama selama tiga tahun, tetapi selama ini, Rio hanya menjadi pesuruh baginya. Dia sama sekali tidak pernah menyentuh Medelyn selama ini! Selain bergandengan tangan, jumlah ciuman mereka bisa dihitung dengan jari. Apalagi soal hubungan lebih intim, sama sekali tidak ada.

Sebab itulah ....

Selama tiga tahun, Medelyn hanya menjadikan rumah itu sebagai semacam penginapan sementara. Selain dari waktu kerja lembur, pulang kampung saat hari raya, atau kadang pergi dinas, sisanya dia hampir tidak pernah benar-benar berada di rumah itu.

Pernah suatu kali, Medelyn bahkan tidak pernah pulang selama enam bulan penuh.

Karena itulah, setiap kali Medelyn pulang, Rio selalu melayani dan menyanjungnya bak seorang ratu. Sebagai balasan, Medelyn kadang memberinya ciuman atau sekadar bermain-main menggenggam tangannya dengan sedikit rayuan.

Belakangan, Rio memperhatikan lutut Medelyn sering terluka. Dia selalu bilang karena terjatuh. Namun, selama dua bulan terakhir, sudah tiga atau empat kali hal itu terjadi dan lukanya selalu berada di lutut.

Saat itu Rio tidak curiga. Namun sekarang, dia mulai menyadari, kemungkinan besar itu bukan karena terjatuh. Jika seseorang terlalu lama berlutut atau bergesekan dengan lantai, itu juga bisa menyebabkan luka serupa.

Rio tidak ingin terus mengingat masa lalu yang memalukan itu. Dia berjalan ke bawah pancuran, memutar keran air dingin, dan membiarkan air membasahi kepalanya.

Dipermainkan selama empat tahun oleh seorang wanita. Entah sudah berapa kali dia diselingkuhi selama itu. Saat memikirkan hal itu, amarah Rio langsung membuncah. Jadi, dia hanya ingin menenangkan diri sekarang.

Tepat di atas kepalanya, wanita cantik itu juga masih mandi.

Rio kembali tak bisa menahan diri, kepalanya perlahan terangkat menatap ke atas. Dari sudut dan posisi itu, saat dia menatap ke atas, pandangannya langsung menembus langit-langit dan melihat dengan jelas kedua kaki wanita itu, serta ....

Namun tepat saat itu, wanita tersebut tiba-tiba menggerakkan kaki kirinya dan melangkah ke arah sebatang sabun warna-warni yang ada di lantai.

Rio terkejut. Mungkin karena terlalu fokus, dia sampai refleks berteriak, "Hati-hati!" Secara refleks, dia juga mengangkat kakinya, seolah hendak menendang sabun itu menjauh.

Di saat yang sama, di kamar mandi lantai atas, sabun warna-warni yang tergeletak di lantai tiba-tiba melayang dan terlempar ke dinding.

Rio tertegun tak percaya melihat apa yang baru saja terjadi. Dia pun menunduk menatap kakinya sendiri. Gerakannya barusan ... benar-benar seperti gerakan menendang sabun.

Namun, dia ada di lantai bawah. Bagaimana bisa sabun di kamar mandi lantai atas terlempar begitu saja?

"Jangan-jangan ... aku yang menendang sabun itu tadi?"

Wajah Rio dipenuhi ekspresi tidak percaya.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Kekuatan Super Si Satpam Biasa   Bab 5

    Sebuah sikat gigi kini melayang di depan Rio, bergerak ke kiri dan ke kanan di udara. Tubuh Rio bergetar karena terlalu bersemangat.Saat tetangganya hampir menginjak sabun tadi, entah mengapa gerakan refleksnya bisa menendang sabun itu dari jarak jauh. Karena itulah, setelah mengalihkan pandangannya dari lantai atas, Rio langsung mulai bereksperimen.Begitu dicoba, ternyata dia benar-benar bisa mengendalikan benda dari jarak jauh. Dengan memusatkan perhatiannya saat menatap benda tersebut, sikat gigi itu bisa melayang mengikuti arah pandangan matanya.Dalam radius 20 meter, dia bisa membuat sikat gigi melayang dan bergerak ke mana pun yang diinginkannya.Namun kekuatan ini tetap memiliki batasan. Misalnya, dia bisa mengendalikan gelas kosong, tapi ketika gelas itu berisi air, maka benda tersebut tidak bisa bergerak. Terlalu berat dan energinya cepat terkuras.Meski begitu, Rio tetap merasa sangat bersemangat dan tidak bisa berhenti bereksperimen. Dia mencoba berbagai benda kecil satu

  • Kekuatan Super Si Satpam Biasa   Bab 6

    Rio baru saja menyalakan mesin mobil. Namun, seketika dia melihat Medelyn muncul di depan kap mobil bagaikan hantu.Rio mengatakannya mirip hantu karena Medelyn mengenakan riasan tebal sebelumnya. Namun, setelah disiksa semalaman, riasannya jadi luntur dan di bawah matanya tampak garis-garis hitam yang mengerikan.Sejujurnya saja, Medelyn memang menarik secara fisik. Tinggi badannya 168 cm, tubuhnya ramping, dan dengan sepatu hak tinggi, dia terlihat seperti wanita berkaki jenjang. Namun ketika Rio melihatnya lagi, yang muncul di dalam hatinya hanyalah rasa jijik dan muak.Aulia juga melihat gadis yang berdiri di depan mobil itu. Saat hendak menurunkan kaca jendela untuk berbicara, gadis itu lebih dulu meletakkan tangan di pinggang dan menunjuk Rio sambil berteriak, "Rio! Turun kamu!"Nada bicaranya begitu arogan, seakan-akan menangkap basah pasangan yang berselingkuh di tempat kejadian. Tatapannya menusuk, terutama saat melirik ke arah Aulia dengan penuh kebencian dan penghinaan.Auli

  • Kekuatan Super Si Satpam Biasa   Bab 7

    "Fathian, coba saja sentuh dia kalau berani?"Begitu Aulia selesai menelepon dan membalikkan badan, dia langsung melihat Fathian berlari ke arah mereka.Namun saat Aulia buka suara, langkah Fathian yang tadinya garang langsung terhenti. Dua orang anak buahnya yang mengikuti dari belakang pun ikut terdiam di tempat. Dua tongkat bisbol yang mereka bawa, terlepas begitu saja dan terjatuh ke tanah.Sementara itu, Medelyn yang tadi sepertinya tidak mendengar perkataan Aulia, langsung bangkit dan berlari ke pelukan Fathian.Air matanya mengalir deras saat dia mengadu, "Pak Fathian, perempuan jalang itu yang menamparku. Lihat ... lihat wajahku sampai bengkak begini.""Pak Fathian, kamu harus balas dendam untukaku. Jangan biarkan pasangan berengsek ini lolos begitu saja."Mendengar hal itu, Fathian seperti baru tersadar. Seketika, dia mengangkat tangannya dan menampar wajah Medelyn sekeras-kerasnya dengan segenap kekuatannya. Tamparan itu membuat Medelyn berputar, lalu jatuh terjerembap ke tan

  • Kekuatan Super Si Satpam Biasa   Bab 8

    "Kak Aulia, penjahat semalam ... apa mereka dikirim sama pria tua tadi?" tanya Rio di dalam mobil.Saat itu Aulia sedang menyetir dan Rio duduk di kursi penumpang depan. Dia masih memikirkan ucapan Aulia saat di restoran, lalu memberanikan diri menebak, mungkin penjahat semalam memang ada hubungannya dengan Pak Tambun tadi.Aulia tersenyum. "Eh, lumayan juga otaknya.""Tapi si Tambun itu cuma pion kecil." Aulia tertawa ringan."Kalau begitu ... kenapa dia mau membunuhmu?" tanya Rio tak paham."Urusan bisnis," jawab Aulia singkat.Sambil bicara, dia memarkirkan mobil di pinggir jalan. Matanya sesekali melirik ke kaca spion dalam."Aku tadinya mau ajak kamu jalan-jalan ke pemandian air panas, naik gunung, dan semacamnya .... Tapi sepertinya hari ini nggak bisa. Besok saja ya. Besok pagi, tunggu aku di rumahmu.""Oke ...." Rio menggaruk kepala, sepertinya Aulia sedang menyuruhnya turun.Namun, saat dia sudah membuka pintu mobil dan satu kakinya keluar, dia tiba-tiba berpikir sejenak, lalu

  • Kekuatan Super Si Satpam Biasa   Bab 9

    Sebenarnya, saat itu Rio sudah tidak mendengar apa yang dikatakan Aulia lagi. Karena kedekatan Aulia yang begitu berani telah membuat pikirannya kacau balau. Harus diakui, pesona Aulia benar-benar tidak bisa dibandingkan dengan Medelyn. Dari sisi tubuh dan aura yang dimilikinya, Aulia jelas jauh di atas Medelyn.Selain itu, Aulia memancarkan aura yang sangat dewasa. Apalagi saat ini mereka sedang berendam bersama di kolam air panas. Aulia tidak perlu menunduk sekalipun, Rio sudah bisa melihat jelas lekuk tubuhnya yang menggoda.Ditambah aroma parfum yang samar dari tubuh Aulia, bercampur dengan harum kelopak mawar di air.Jangankan Rio, bahkan pertapa pun mungkin akan goyah!Rio merasa panas di bagian perut semakin membara, kepalanya pun berdenyut tak karuan. Aulia masih berbicara, tapi Rio sudah tidak mendengar sepatah kata pun.Namun, tepat saat dia larut dalam momen yang penuh godaan itu, tiba-tiba pintu Paviliun Foniks didobrak keras dari luar. Belum sempat Rio bereaksi, Aulia lang

  • Kekuatan Super Si Satpam Biasa   Bab 10

    Malam pun tiba. Setelah pulang ke rumah dan mengganti seragam satpam, Rio langsung menuju ke Bar TOP. Dia tidak makan siang dan untuk makan malam pun dia hanya menyantap mie instan.Bar TOP memiliki sepuluh orang satpam. Namun, di zaman sekarang, pekerjaan satpam sangat berbeda dengan dua atau tiga dekade lalu. Kalau dulu, satpam di tempat hiburan malam itu identik dengan tukang jaga preman yang suka berkelahi, bahkan tak jarang terlibat dalam kegiatan ilegal.Sekarang, tugas satpam di tempat hiburan hanya sebatas menjaga ketertiban. Kalaupun ada tamu mabuk yang berbuat onar, barulah mereka turun tangan.Faktanya, ada banyak bar berskala besar yang menyerahkan urusan keamanannya kepada perusahaan jasa keamanan. Jadi, di kota-kota besar, perusahaan jasa keamanan dan manajemen properti sangat marak.Namun, Rio tidak begitu disukai di tim keamanan. Alasannya karena kakak sepupunya. Kakak sepupunya pernah berkelahi dengan kepala tim keamanan, kabarnya karena rebutan seorang wanita.Sejak s

  • Kekuatan Super Si Satpam Biasa   Bab 11

    Rio melihat berbagai macam orang di tempat ini. Hal ini benar-benar membuka wawasannya.Pukul sebelas malam, saat Rio sedang semangat-semangatnya menggunakan kemampuan tembus pandangnya untuk mengintip para tamu wanita, tiba-tiba pundaknya ditepuk dari belakang. "Rio!""Kak Joran, bikin kaget saja!" Rio langsung terperanjat. Dia sempat mengira bahwa aksi mengintipnya ketahuan.Joran adalah seorang pesulap yang sering tampil di bar ini, jadi dia cukup akrab dengan Rio yang bertugas menjaga pintu belakang. Joran adalah salah satu dari segelintir teman Rio."Lihat apa yang kubawakan?" Joran mengeluarkan sebuah paha ayam yang dibungkus kertas cokelat, seperti sedang memainkan trik sulap."Terima kasih, Kak Joran! Kenapa kamu tahu aku belum makan malam?"Rio memang tidak berbasa-basi karena memang perutnya sudah keroncongan. Dia hanya makan beberapa bungkus mie instan tadi, sehingga perutnya kelaparan. Dia pun langsung menyantapnya dengan lahap.Joran tersenyum. "Pelan-pelan makannya, aku j

  • Kekuatan Super Si Satpam Biasa   Bab 12

    Pukul empat pagi, Rio akhirnya selesai bekerja dan naik ke mobil milik Joran. Joran juga seorang perantau, sudah bertahun-tahun dia bekerja keras di Kota Jouston. Namun, sekarang dia sudah punya rumah kecil dan mobil sendiri. Mobilnya memang bukan mobil mewah, tapi tetap saja harganya sekitar ratusan juta dan jenisnya SUV pula.Joran mengajak Rio ke sebuah warung camilan. Meski sudah lewat jam empat subuh, tempat itu masih ramai oleh orang-orang yang makan. Ada nasi goreng, mie goreng, sate bakar, dan makanan lainnya."Kenapa kamu nggak nanya alasan aku nyuruh kamu menjauhi perempuan itu?" Joran memang sudah lama akrab dengan Rio, jadi dia selalu berbicara terus terang dengannya."Kamu nggak mungkin nyakitin aku. Kalau kamu suruh aku menjauh darinya, berarti dia yang bisa nyakitin aku. Aku 'kan nggak bego," kata Rio.Joran tertawa, "Tapi kamu nggak penasaran gimana cara dia bisa nyakitin kamu?" katanya sambil mengunyah."Gimana cara dia nyakitin aku?" Akhirnya Rio bertanya juga.Joran

Latest chapter

  • Kekuatan Super Si Satpam Biasa   Bab 50

    Pada pukul 13.30, Rio dan Cheryl bertemu di hotel yang terletak di luar pusat pameran. Cheryl memakai masker dan kacamata hitam besar saat datang. Dia terlihat seperti hendak berselingkuh dengan Rio. Sebenarnya, Cheryl keluar tanpa sepengetahuan Zafir. Pada sore hari, Zafir tidak berada di platform pameran. Jadi, Cheryl menyuruh bawahan untuk mengawasi dan dia keluar untuk bertemu dengan Rio.Terdengar suara berderit saat pintu kamar hotel dibuka. Cheryl langsung mengunci pintu setelah masuk. Dia juga menepuk dadanya.Cheryl merasa sangat antusias bisa bertemu dengan Rio. Namun, dia juga takut diketahui Zafir.Kala ini, Rio sedang duduk di tempat tidur. Dia mengisap rokok sambil sambil memandangi Cheryl. Rio tersenyum lebar.Cheryl tersenyum dan berucap, "Nanti kita baru bicara. Kamu tunggu aku mandi dulu. Pusat pameran sangat panas, seperti sauna."Cheryl melepaskan sepatu hak tingginya sembari bicara. Dia menarik ritsleting gaunnya, lalu gaunnya jatuh ke lantai.Jantung Rio berdegup

  • Kekuatan Super Si Satpam Biasa   Bab 49

    Mereka tidak mempunyai keahlian dan tidak bisa berbisnis. Mereka menghabiskan masa muda pada karier yang tidak menjanjikan seperti ini.Tentu saja, mereka juga merasa tidak rela. Namun, apa yang bisa mereka lakukan? Mereka hanya orang biasa.Tiba-tiba, Fleko bertanya, "Rio, apa kamu punya cara untuk menghasilkan banyak uang?"Mata Devon berbinar-binar. Dia memang tidak ingin menjadi satpam lagi. Hal ini karena menjadi satpam di Kelab Emperor terlalu sulit. Jadi, dia memandangi Rio dengan penuh penantian.Rio berpikir sejenak, lalu mengangguk dan menjawab, "Apa kalian pernah mendengar tentang judi batu? Batu giok mentah?"Sewaktu Rio mengantar Cheryl dan Zafir kemarin malam, Zafir menceritakan banyak hal tentang pergi ke Moramar untuk mengikuti judi batu. Dia juga menceritakan pengalaman mendebarkan saat 2 truk batu-batunya itu dikirim ke dalam negeri.Rio sangat menikmati cerita Zafir. Pengalaman itu sangat seru dan berbahaya, tetapi juga menghasilkan banyak keuntungan.Waktu itu, Rio

  • Kekuatan Super Si Satpam Biasa   Bab 48

    Devon dan Fleko merasa ada yang tidak beres. Rio sangat aneh. Dia pasti merasakan sakit hati yang berlebihan, lalu menjadi gila. Hal ini karena sekarang mata Rio berbinar-binar.Biasanya, mata orang yang mengalami gangguan jiwa selalu berbinar-binar. Mata mereka berbeda dengan orang biasa. Sekarang mata Rio sama persis dengan orang gila."Rio, ayo kita bicara di luar," ujar Devon. Dia dan Fleko bertatapan, lalu hendak membawa Rio keluar.Sudah jelas Rio menjadi gila. Kalau mereka membiarkan Rio memesan banyak makanan dan 3 botol wiski di restoran ini, mereka pasti celaka. Mereka bertiga tidak sanggup membayarnya.Namun, Rio langsung melempar kunci mobil BMW ke atas meja saat mereka berdua baru merangkul lengannya. Keduanya tertegun begitu melihat logo mobil BMW.Ada apa ini? Kenapa Rio mempunyai kunci mobil BMW? Rio berdiri, lalu mendorong mereka berdua kembali ke tempat duduk dan mendesak, "Cepat pesan makanan. Kita mengobrol sambil makan."Rio mengeluarkan setumpuk uang dari bawah ka

  • Kekuatan Super Si Satpam Biasa   Bab 47

    Fenny langsung berdiri dan buru-buru naik ke lantai atas dari pintu belakang. Sekitar 5 menit kemudian, terdengar suara langkah kaki dari lantai atas. Kemudian, kepala cabang membawa Fenny dan seorang wanita paruh baya datang.Seperti biasa, kepala cabang dan wakilnya menyapa Rio, lalu Rio menjelaskan tujuan kedatangannya. Dia juga mengatakan Fenny yang membuatnya tertarik untuk membuka rekening di bank ini.Satu jam kemudian, Rio sudah menyelesaikan prosedur pembukaan rekening. Fenny langsung naik pangkat menjadi manajer yang khusus melayani Rio.Sementara itu, Rio juga meminta cuti untuk Fenny kepada kepala cabang. Dia mengatakan ingin membawa Fenny berobat.Biarpun Fenny memakai kacamata dan masker, kepala cabang sangat jeli. Mana mungkin dia tidak menyadari Fenny dipukul?Jadi, kepala cabang melambaikan tangannya dan mengizinkan Fenny beristirahat beberapa hari. Dia baru kerja setelah sembuh.Fenny sudah menarik nasabah dengan simpanan hampir mencapai 1 triliun. Dia memberikan kont

  • Kekuatan Super Si Satpam Biasa   Bab 46

    Tempat tidur kamar suite hotel bintang lima memang nyaman, tetapi malam ini Rio malah tidak bisa tidur dengan tenang. Dia sangat gelisah dan sulit terlelap.Bagaimanapun, Rio adalah orang yang sangat miskin. Jadi, dia masih sangat antusias karena mendadak beruntung dan menjadi kaya.Selain itu, Rio mengalami banyak perubahan dalam hidupnya. Dia diselingkuhi pacarnya, melakukan pembunuhan, digoda janda, dan lainnya. Sepertinya Rio menjadi dewasa dalam waktu singkat.Dulu, Rio tidak pernah serius menjalani hidupnya. Bahkan, bisa dibilang dia sangat picik. Sekarang Rio mendapatkan pencerahan dan melihat harapan yang berbeda dalam hidupnya.Rio sudah bersemangat pagi-pagi. Dia bangun, lalu mencuci muka dan menggosok gigi. Rio yang membeli 4 set pakaian sekaligus semalam tidak memakai setelan jas atau sepatu kulit.Sebenarnya semalam Rio belanja karena kesal. Meskipun pakaian mewah bisa meningkatkan karisma seseorang, Rio ingin memakai baju kasual.Jadi, Rio hanya memakai sepatu sport mahal

  • Kekuatan Super Si Satpam Biasa   Bab 45

    Sekarang, kenapa pria ini tiba-tiba jadi bermuka tebal?Namun, Aulia sudah berpengalaman. Sudah banyak hal yang dia alami. Julukan Janda Maut bukan hanya julukan kosong."Rio, kamu anggap aku ini wanita seperti apa?" Dari seberang telepon, suara Aulia terdengar bergetar, penuh kemarahan dan kesedihan."Aku kira kamu pria yang baik, tapi kamu ... kamu mengecewakanku. Ternyata kamu sama saja seperti mereka ... cuma mau menindasku!"Usai mengatakan itu, Aulia langsung menutup telepon. Kemudian, dia menarik napas dalam-dalam dan malah tersenyum.Aulia melirik jam tangannya dan mulai menghitung mundur. Dalam waktu semenit, Rio pasti akan menelepon balik.'Bocah ingusan! Mau main sama aku? Kamu masih kurang pengalaman!' batin Aulia.Di dalam kamar suite, Rio terbengong. Dia sama sekali tidak menyangka Aulia akan bereaksi seperti ini. Wanita itu seperti sangat kecewa dan sedih!Rio bisa membayangkan wajah Aulia yang penuh kesedihan. Aulia menganggapnya sama seperti pria lain yang hanya mengin

  • Kekuatan Super Si Satpam Biasa   Bab 44

    Di kamar suite Grand Victus, Rio terus membasuh wajahnya dengan air dingin. Di usia 20-an tahun, dia sedang berada di puncak gairahnya.Terlebih lagi setelah otaknya mengalami perkembangan misterius, terutama sejak mendapatkan kekuatan banteng, fisiknya benar-benar berubah.Tak ada sedikit pun lemak yang tersisa, garis ototnya jelas, sosoknya penuh dengan aura maskulin yang luar biasa kuat.Alasan Rio berkali-kali membasuh wajahnya dengan air dingin karena dia harus menenangkan diri. Jika tidak, dia benar-benar ingin memanggil dua wanita ke kamarnya dan melampiaskan semuanya!Seakan-akan ingin membalas semua penderitaannya di masa lalu, Rio ingin membebaskan diri dan bersenang-senang sepuasnya!Namun, dia juga ragu karena dia masih perjaka. Kalau dia benar-benar memberikan kesuciannya pada wanita penghibur, bukankah itu terlalu disayangkan?Jadi, satu-satunya cara adalah menahan diri dengan cara ini.Tepat pada saat itu, ponselnya kembali berdering. Rio tidak langsung mengangkatnya. Di

  • Kekuatan Super Si Satpam Biasa   Bab 43

    Bram adalah salah satu orang kepercayaan bos Bar TOP, Sugi. Selain itu, Bram juga adalah manajer bar ini.Dulu, Bram adalah sosok yang ditakuti. Tiga puluh tahun lalu, hanya dengan sebuah sekop besi, dia menghajar 20 orang sekaligus. Pertarungan itu membuat namanya melambung tinggi. Tentu saja, sekarang dia sudah pensiun dan punya saham di bar ini."Kenapa? Bocah itu nggak balik?" Di sofa, Fathian duduk santai sambil menyilangkan kakinya. Dia tertawa sinis, lalu mengejek, "Pak Bram, kamu lemah sekali. Satpam saja berani membantahmu.""Bajingan itu bilang dia mengundurkan diri. Sialan, buat naik darah!" maki Bram."Oh? Mengundurkan diri?" Fathian memang berjanji pada Medelyn untuk membuat Rio dipecat dari Bar TOP.Siapa sangka, sebelum dia sempat bertindak, Rio sudah mengundurkan diri. "Ya sudah, biarin saja."Fathian tidak mengusut masalah ini lagi. Toh dia sudah meniduri wanita Rio dan sekarang Rio juga berinisiatif mengundurkan diri dari bar ini. Jadi, tidak ada lagi hal menarik untu

  • Kekuatan Super Si Satpam Biasa   Bab 42

    Saat Delon dan Fenny bertengkar di rumah, Aulia terbangun dari tidurnya. Sejak siang tadi setelah menelepon Rio, dia langsung tidur.Semalam, dia tidak bisa beristirahat dengan baik. Jadi, ketika dia bangun sekarang, hari sudah hampir gelap.Namun, Aulia merasa aneh, kenapa Rio belum datang menemuinya? Dia melihat ponselnya, tidak ada panggilan tak terjawab, juga tidak ada pesan di WhatsApp."Apa mungkin tadi dia sempat mengetuk pintu, tapi aku nggak dengar?" Aulia menepuk dahinya. Kalau dia tidur begitu lelap, mungkin Rio sudah kesal setengah mati sekarang."Ya, ya, cowok dewasa yang gampang ngambek." Aulia meregangkan tubuh, lalu mengambil kunci dan turun ke bawah.Tak lama kemudian, dia mengetuk pintu apartemen Rio. Setelah mengetuk cukup lama, tidak ada respons dari dalam."Apa mungkin dia lagi kerja? Oh ya, hari ini dia sif malam!" Aulia menepuk dahinya lagi, lalu buru-buru kembali ke kamarnya untuk menelepon Rio. Namun, tidak ada yang mengangkat."Ya sudahlah, aku ke bar saja bua

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status