Share

Bab 23

Karena dia merasa bersalah.

Ketika dia melihat pemandangan itu, dia tidak berteriak atau berbalik dan segera pergi. Sebaliknya, dia menatap dengan mata terbelalak untuk waktu yang lama.

Setiap kali dia memikirkannya, dia merasa malu.

Dia takut aku akan menyebutkan hal ini, jadi dia segera menyela.

"Kak Lina, apakah kamu sudah memaafkanku?" tanyaku hati-hati.

Lina mendengus pelan, "Kejadian itu termasuk tindakanmu yang nggak disengaja, tapi bagaimana saat kamu berada di supermarket?"

"Kenapa kamu mengatakan itu padaku? Apakah aku wanita yang sangat sembarangan?"

Hal inilah yang membuat Lina marah.

Lina dan aku baru saja bertemu, aku ternyata mengatakan itu padanya. Dia merasa bahwa di hatiku, dia dianggap wanita sembarangan.

Semuanya dimulai dengan pijat pagi.

Di pagi hari, saat aku memijatnya, dia merasa tanganku agak nakal, tapi dia tidak menghentikannya tepat waktu.

Dia merasa sudah memberiku sinyal yang salah terlebih dahulu, itulah sebabnya aku mengatakan itu.

Oleh karena itu, dia
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status