Share

Bab 507

Penulis: Yuki
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-21 18:00:01
Keesokan harinya.

Alya mengantarkan kedua anaknya ke sekolah seorang diri.

Tadinya beberapa hari ini, yang mengantar mereka adalah Irfan. Namun, setelah perbincangan mereka semalam, Alya tidak membiarkan Irfan mengantar mereka.

"Kalau kamu benar-benar ingin memberiku waktu untuk berpikir, maka selama aku berpikir, jangan lakukan apa pun untuk memengaruhi pikiranku."

Irfan benar-benar menurut dan tidak muncul.

Melihat pria itu tidak muncul, Alya menghela napas lega dan mengantar kedua anaknya sendiri. Karena mereka berangkat lebih awal dan Alya memiliki termos di tangannya, di perjalanan kedua anak itu pun menanyakan beberapa pertanyaan dengan penasaran

"Hm, teman kerja Mama sakit, jadi Mama membawakannya makanan."

Maya bermulut manis, dia tidak hanya tidak bertanya lebih jauh, tetapi juga memuji-muji Alya.

"Mama sangat baik hati dan cantik, siapa pun yang menikahi mama kami akan menjadi pria paling beruntung di dunia."

Mendengar kalimat ini, sudut bibir Alya berkedut.

Kata-kata ini dia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Boru Sianturi
mantap ceritanya,tapi kok gak bisa dibuka babnya lagi....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 508

    "Nggak, nggak, aku hanya ingin lihat apakah kamu sudah datang atau belum."Alya masuk ke kamar sambil berbicara. Dia dengan tenang meletakkan termos itu di meja, lalu menggulung lengan bajunya dan membuka tutup termos tersebut.Begitu tutupnya dibuka, aroma makanan seketika memenuhi ruangan.Cahya yang sudah sarapan, tiba-tiba menjadi lapar begitu mencium aromanya.Awalnya, dia kira Alya akan membelikan makanan dari luar untuk Rizki. Namun, ketika dia mendekat untuk melihat, ternyata Alya membuatnya sendiri.Rizki memandang wanita itu dari samping. Alya bergerak dengan sangat ahli, seolah-olah dia sudah melakukan hal ini ribuan kali.Makin lama, Rizki makin mengerutkan keningnya.Alya membawakan semangkuk makanan itu ke hadapannya. "Makanlah, semuanya makanan cair. Aku sudah bertanya pada Dokter, makanan seperti ini paling bagus untuk kondisimu sekarang."Setelah terdiam sejenak, Rizki mengambil mangkuk itu.Aromanya sangat enak. Rizki yang sudah lama tidak memiliki nafsu makan pun mer

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-22
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 509

    Setelah meninggalkan rumah sakit, Alya langsung pergi menuju perusahaannya.Jalanan agak macet, sehingga dia pun sedikit terlambat. Namun, tanpa disangka, dia bertemu dengan pemuda yang kemarin.Begitu melihat Alya, pemuda berkacamata itu segera tersenyum malu. Dia bahkan mengulurkan tangannya pada Alya."Hai, mulai sekarang kita rekan kerja."Alya berjabat tangan dengannya."Kemarin aku kira kamu ke sini untuk melamar kerja, tapi ternyata kamu sudah bekerja di sini. Hei, bagaimana kamu bisa tertarik dengan perusahaan kecil ini? Apa kamu sudah tahu lebih dulu kalau Perusahaan Saputra akan berinvestasi di sini?"Tahu lebih dulu?Alya terkekeh dan berkata, "Bukannya aku tahu lebih dulu, tapi aku memang tahu lebih dulu daripada kalian.""Tentu saja, kamu 'kan sudah bekerja di sini. Sementara itu, kami hanya bisa melihatnya di brosur rekrutmen."Di dalam lift juga ada orang lain, tetapi semuanya tampak tidak ingin berinteraksi. Selain pemuda berkacamata ini, Alya tidak melihat wajah famili

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-22
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 510

    "Ayo, aku akan mengantar kalian."Setelah berpamitan dengan Alya, Angga memimpin mereka semua pergi.Pemuda berkacamata itu berjalan di belakang Angga. "Pak Angga, apakah dia benar-benar bos kita?"Meskipun tadi sudah dijelaskan, ternyata saat ini pemuda itu masih bertanya lagi.Angga adalah seorang veteran, dia dapat melihat isi pikiran pemuda ini dengan mudah."Kenapa? Kalau dia bukan bos, kamu masih mau mendekatinya?"Begitu dia mengatakan ini, wajah pemuda itu seketika memerah."Pak Angga, jangan bicara omong kosong.""Hahaha!"Angga tertawa terbahak-bahak. "Nak, apa yang kamu takutkan? Kalau kamu suka ya kejarlah dia. Setahuku, bos kita masih lajang."Pemuda berkacamata itu tertegun, matanya berbinar lagi. Namun, setelah berpikir, dia menghela napas dan menundukkan kepalanya dengan sedih."Lupakan saja, dia sangat cantik. Bahkan kalaupun dia bukan bos, aku nggak pantas untuknya. Apalagi dia juga kaya."Mendengar ini, Angga menepuk-nepuk bahunya. "Hm, ternyata kamu tahu diri. Kamu

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-23
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 511

    Tiga kata yang singkat dan jelas itu mendinginkan Rizki sepanjang hari.Alya baru datang ketika langit sudah benar-benar gelap.Rizki duduk di tempat tidur dengan kesal. Ketika melihat Alya yang duduk di depannya, dia bertanya dengan suaranya yang berat, "Kenapa kamu lama sekali?"Alya merespons pertanyaannya dengan tak acuh. Dia hanya melirik Rizki, lalu berkata, "Bukankah aku butuh waktu untuk ke sini? Bukankah aku butuh waktu untuk memasak?"Dua pertanyaan ini langsung membungkam Rizki, dia tidak berbicara lagi.Ketika Alya menaruh makan malam di tangannya, Rizki berkata, "Sebenarnya kamu ke sini saja sudah cukup, kamu nggak usah sampai memasak untukku segala.""Memangnya kamu pikir aku mau?" balas Alya.Raut wajah Rizki berubah."Kalau begitu kenapa?"Namun, Alya tidak menjawab pertanyaannya dan hanya berdiri untuk beres-beres. Meskipun memunggunginya, punggung Alya seolah-olah memiliki mata. Alya mengingatkannya, "Sebaiknya kamu cepat makan, aku sudah menghabiskan banyak waktu unt

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-23
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 512

    Rizki mengerutkan keningnya. "Transaksi apa?"Karena sudah mengatakannya, Alya tidak lagi berniat untuk menyembunyikannya. Lagi pula, beberapa hari sudah berlalu.Dia berjalan ke depan Rizki. "Selama beberapa hari ini, penyakitmu sudah membaik, 'kan?"Rizki mengatupkan bibirnya dan tidak berbicara, menunggu Alya untuk melanjutkan.Setelah beberapa saat, Alya berkata, "Aku ingin bertemu Nenek."Mendengar ini, Rizki menyipitkan matanya."Jadi?""Jadi selama beberapa hari ini, aku sudah membawakanmu makanan dan secara nggak langsung membantumu untuk sembuh. Sebagai gantinya, kamu akan membawaku menemui Nenek."Rizki menatapnya untuk sesaat, lalu terkekeh.Pantas saja setelah menangis dan keluar dari toilet pada hari itu, Alya terlihat seperti orang lain. Dia bahkan tidak hanya bersedia datang menjenguknya, tetapi juga membuatkan dan membawakannya makanan.Setelah bertahan sekian lama, Rizki kira wanita ini tiba-tiba telah berubah pikiran. Ternyata, Alya sudah lama merencanakan tujuannya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-24
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 513

    Cahya tetap berdiri di tempatnya dan tidak bergerak. Setelah beberapa waktu, barulah dia bertanya dengan suara kecil, "Pak Rizki, apakah kamu benar-benar mau keluar dari rumah sakit? Kesehatanmu masih belum sepenuhnya pulih."Mendengar ini, raut wajah Rizki menjadi sangat buruk."Apa kamu nggak lihat kalau dia nggak peduli? Sekarang, dia bahkan menyuruhku untuk keluar dari rumah sakit."Cahya mengedipkan matanya lagi dan lagi. "Bukan begitu, kamulah yang bilang ingin keluar dari rumah sakit karena kesal, sementara Nona Alya nggak bilang begitu."Rizki terdiam."Selain itu, kalau kamu nggak menanyakan Nona Alya kenapa dia membawakanmu makanan, Nona Alya sama sekali nggak berencana untuk mengaku padamu hari ini."Makin lama, raut wajah Rizki makin memburuk."Kalau begitu bagaimana dengan besok? Lusa?""Pak Rizki, menurutku kalau kamu ingin terus melihat Nona Alya, seharusnya kamu jangan memprovokasinya. Terkadang, seseorang nggak perlu memperjelas sesuatu. Awalnya, kamulah yang mengejar

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-24
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 514

    "Begitukah?"Kalau hanya ganti baju, kenapa Cahya harus sepanik itu?Alya mengerutkan keningnya, mungkinkah Rizki muntah darah lagi?Seharusnya tidak, beberapa hari ini kondisi pria itu terlihat cukup baik.Meskipun Rizki sudah cukup lama dirawat di rumah sakit, seharusnya dia tidak keluar hari ini. Alya juga tidak memintanya keluar, Rizki sendiri yang bilang mau keluar karena kesal.Jadi dia pun malas untuk membujuknya.Akan tetapi, bila Rizki muntah darah lagi ....Alya sekarang sedikit menyesal. Kalau saja dia tahu, dia akan menunggu beberapa hari lagi sebelum mengatakannya.Mungkin perkataannya pagi ini telah memprovokasinya.Alya langsung berjalan ke arah kamar tidur, dengan Cahya yang masih terus mencoba menghentikannya dari belakang.Alya mengernyit, dia hendak meraih kenop pintu ketika pintu tersebut terbuka sendiri.Rizki yang sudah selesai ganti baju muncul di hadapan Alya, pria itu menghalanginya masuk kamar.Alya meliriknya.Rizki berdiri di sana, wajah tampannya sedingin e

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-25
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 515

    Jika Rizki tidak sepucat itu dan tidak melawannya sampai seperti ini, mungkin dia tidak akan curiga.Namun, saat ini, setiap gerakan Rizki tampak aneh, begitu juga dengan asistennya.Memikirkan hal ini, Alya pun merapatkan bibirnya. Kemudian dia berkata, "Kenapa kamu yang menentukan di mana aku duduk? Jangan lupa, ini transaksi. Aku ingin duduk di belakang."Setelah mengatakan itu, Alya mengabaikan penolakan Rizki dan langsung naik ke mobil.Hening.Setelah Alya naik ke mobil, Cahya diam-diam melirik Rizki dan mengangkat alisnya, berbisik, "Pak Rizki, bagaimana kalau begini saja?"RIzki tidak berbicara, tetapi ekspresinya tampak masam.Alya langsung berbicara mendahuluinya, "Pak Cahya, ayo kita jalan.""Oke."Setelah mobil mereka jalan, Alya mengamati gerakan Rizki. Akan tetapi, Rizki malah langsung menjauh darinya dan bersandar ke jendela, hanya menunjukkan bagian belakang kepalanya pada Alya.Sekarang, Alya tidak bisa melihat ekspresi apa pun pada wajah pria itu.Tadinya Alya ingin m

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-25

Bab terbaru

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 750

    Biasanya dalam situasi seperti ini, Hana akan berbalik dan pergi.Namun, sekarang Hana tidak punya apa-apa lagi. Dia maju beberapa langkah, lalu menggigit bibirnya dan berkata, "Apa maksudmu dengan bercanda menggunakan perasaanmu? Kamu nggak berpikir kalau perasaanmu padanya tulus, 'kan? Begitu tulus sampai-sampai kamu nggak peduli kalau dia jatuh ke dalam pelukan pria lain?"Irfan melihat ke arah asistennya. "Bawa dia keluar.""Irfan, Alya akan bersama dengan Rizki. Apa kamu akan membiarkan mereka bersama begitu saja? Aku tahu bahwa selama 5 tahun ini kamu terus menemani Alya, kamu telah menunggunya selama 5 tahun. Bukankah kamu ingin bersama dengannya? Apa kamu bersedia kalau hari ini dia diambil oleh orang lain?"Hana berteriak seperti orang gila dan hampir histeris, tetapi orang di depannya masih tetap tenang."Sudah cukup bicaranya?"Hana tercengang.Apa maksudnya? Dia sudah berbicara panjang lebar, tetapi Irfan bahkan tidak peduli sedikit pun?Ini tidak masuk akal. Bukankah pria

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 749

    Setelah ibunya pergi, Hana jatuh ke tempat tidur rumah sakit, menutupi pipinya yang memar dan menangis kesakitan.Jangankan ibunya, dia bahkan ingin menampar dirinya sendiri.Baru sekaranglah dia sadar, bahwa dia harusnya berhenti sejak dulu ....Namun, tampaknya, sekarang sudah terlambat untuk melakukan apa pun.Apakah ada seseorang yang bisa menolongnya?Mungkin ... ada seseorang yang bisa menolongnya.Hana terpikirkan seseorang dan melompat turun dari tempat tidur. "Nanda, cepat, bawa aku mencari taksi."Malam ini adalah malam yang sibuk.Di teras yang hening.Hasan menuangkan secangkir teh panas untuk Irfan, uap teh mengepul di udara yang dingin. Hana berdiri di hadapannya, dengan Nanda yang menopangnya di samping.Dia sudah cukup lama berdiri sana, tetapi Irfan sama sekali tidak berbicara ataupun mempersilakannya duduk.Bahkan Hasan yang berada di sisinya hanya menuangkan secangkir teh panas.Dia berlari keluar dengan terburu-buru, sehingga dia masih mengenakan gaun rumah sakit da

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 748

    "Sebenarnya apa yang terjadi?"Nanda secara singkat menjelaskan apa yang dia tahu."Apa? Rizki datang?" Kegembiraan melintas di mata Tesa, dia maju dan menggenggam tangan Hana. "Hana, kenapa kamu nggak memberitahuku kalau Rizki datang? Dia datang menjengukmu, 'kan?"Sayangnya, mata Hana penuh dengan keputusasaan. Dia terlihat seperti pecundang. Tesa memanggilnya berkali-kali, tetapi dia tidak merespons."Hana? Cepat bicara!"Melihatnya yang seperti ini membuat Tesa kesal.Kemudian barulah Hana mendongak, matanya penuh dengan air mata."Ibu, dia tahu, dia sudah tahu. Selanjutnya dia nggak akan membiarkanku, dia juga nggak akan membiarkan Keluarga Adelia."Tesa mengerutkan keningnya."Tahu apa? Bicaralah yang jelas.""Alya, Alya Kartika, ingatan dia sudah kembali. Dia memberi tahu Rizki kebenarannya. Sekarang Rizki sudah tahu bahwa bukan aku yang menyelamatkannya. Dia akan membereskanku, selanjutnya dia pasti akan membereskan kita. Ibu, kita harus bagaimana?"Meskipun perkataan Hana agak

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 747

    Sekarang Hana pun gelisah.Namun, sekarang dia sudah menenangkan dirinya. Malam ini Rizki datang untuk mempermainkannya.Selama dia menolak untuk mengakuinya, tidak ada yang bisa melakukan apa pun padanya.Memikirkan hal ini, Hana menatap Rizki dan berkata, "Bukankah kamu nggak tahu terima kasih? Apa kamu ke sini untuk mempermainkanku dan memberikan bukti pada Alya? Rizki, biar kuberi tahu kamu, aku nggak akan memberimu apa yang kamu mau. Kamu diselamatkan olehku yang telah mempertaruhkan nyawa. Waktu itu, aku hampir tenggelam di sungai demi menyelamatkanmu. Sementara mengenai Alya, dia bukan urusanku. Tapi, nggak ada satu pun orang yang bisa merebut jasaku. Kalau kamu mau menjadi orang yang nggak tahu terima kasih, silakan. Tapi jangan harap kamu bisa memaksa atau menyogokku untuk mendapatkan bukti apa pun."Setelah mengatakan itu, Hana langsung berbalik dan berjalan ke tepi tempat tidur, dia melepaskan sepatunya, lalu naik ke tempat tidur."Selama belasan tahun ini, akulah yang telah

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 746

    Jawaban ini membuat Hana benar-benar panik.Tadinya, dia kira Rizki menanyakan hal ini karena ingin mendengarnya menceritakan ulang kejadiannya. Namun, ternyata ....Begitu menyadari betapa buruknya nasib yang harus dia hadapi bila Rizki sampai mengetahui kebenarannya, Hana pun seketika menjadi panik dan mulai berbicara dengan tidak jelas."Rizki, waktu itu benar-benar aku yang menyelamatkanmu. Jangan dengarkan omong kosong Alya, dia hanya ingin membohongimu dan membuatmu membuangku."Dari ucapannya ini, Rizki akhirnya mendapatkan kata kunci yang dia cari-cari. Matanya menyipit dengan mengancam, suaranya juga menjadi sangat dingin."Memangnya aku sudah bilang siapa yang mengatakannya?"Hana pun tercengang."Waktu itu, bukankah hanya ada aku dan kamu di tepi sungai? Kenapa kamu mengira Alya yang mengatakan sesuatu padaku? Kalau dia nggak di sana, apa perkataannya itu penting?"Sampai di sini, nada bicara Rizki seketika berubah menjadi tajam."Atau maksudmu, waktu itu bukan hanya ada kit

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 745

    Hana tertegun oleh pertanyaannya dan membeku di tempat, dia menatap Rizki dengan bingung.Setelah waktu yang lama, barulah dia menyadari sesuatu.Mungkinkah Rizki sudah mengetahui kebohongannya?Tidak, itu tidak mungkin.Saat diselamatkan, Rizki masih tidak sadarkan diri. Alya juga telah kehilangan ingatannya. Rizki tidak mungkin mengetahuinya, kecuali Alya mendapatkan ingatannya kembali.Namun, bertahun-tahun telah berlalu, jika Alya ingin mendapatkan kembali ingatannya dia pasti sudah lama melakukannya, kenapa harus menunggu sampai sekarang?Apalagi, jika Alya benar-benar telah mendapatkan kembali ingatannya, apakah dia bisa menahan diri untuk tidak segera datang ke sini dan menemuinya? Dia mungkin sudah memberi tahu seluruh dunia bahwa dialah yang menyelamatkan Rizki.Setelah memikirkan hal ini, Hana merasa bahwa dirinya mungkin hanya terlalu sensitif dan curiga karena mimpinya.Rizki yang sekarang menanyakan hal-hal ini, sebenarnya memberikan kesempatan yang sangat bagus untuknya.

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 744

    Karena di depan Rizki, dia selalu tampil ramah dan lembut, tidak pernah bertingkah seperti perempuan jahat seperti sekarang.Hana panik, dia segera menyibakkan selimutnya dan turun dari tempat tidur."Rizki, kenapa kamu ke sini?"Sebelum Hana selesai bicara, air mata sudah mengalir di pipinya. Dia menangis dan bergegas menghampiri Rizki."Aku kira kamu nggak mau berbicara denganku lagi."Rizki menurunkan matanya, memandang pergelangan tangan Hana."Kenapa kamu marah sekali?"Mendengar ini, Hana buru-buru menjelaskan, "A ... aku kira kamu mengabaikanku, jadi suasana hatiku sangat jelek. Maaf ... aku nggak bermaksud begitu. Nanda, apa kamu baik-baik saja?"Nanda menggeleng. Sambil melangkah mundur, dia membenci Hana yang bermuka dua ini di dalam hatinya. "Kalau begitu aku keluar dulu, kalian berdua silakan mengobrol."Dia segera pergi, bahkan menutup pintu kamar tersebut untuk Hana.Hana tidak tahu sekarang pukul berapa, tetapi seharusnya sudah malam sekali. Dia tidak menyangka Rizki aka

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 743

    Setelah Rizki pergi, Alya berdiri seorang diri di depan pintu, berusaha menenangkan napas dan perasaannya.Beberapa waktu kemudian, dia mengangkat tangan dan menyentuh pipinya.Masih hangat ....Jelas-jelas tadi hanya sebuah pelukan.Akan tetapi, dia tidak menyangka Rizki benar-benar memercayainya dan sama sekali tidak mempertanyakannya.Bukankah ini artinya, hati Rizki selalu lebih condong kepadanya?"Mama?"Tiba-tiba, terdengar suara anak kecil dari belakangnya.Alya kaget dan berbalik, menemukan bahwa Satya sudah bangun entah sejak kapan dan sedang berdiri di sana menatapnya.Melihat putranya, Alya pun terkejut."Satya, kenapa kamu bangun?"Bukankah dia sudah tidur?Mata Alya menghindari putranya. Sudah berapa lama Satya berdiri di sana? Barusan dia tidak melihatnya, 'kan?Sambil memikirkan hal itu, Alya berjalan menghampiri Satya, lalu berjongkok di depannya dan menggendongnya. "Kamu keluar tanpa pakai baju tebal, bagaimana kalau nanti kamu sakit?"Setelah digendong, Satya memeluk

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 742

    "Ya sudahlah." Alya berbalik. "Lagi pula kejadian itu sudah sangat lama berlalu. Kalau aku nggak mengingatnya, siapa pun pasti akan mengira dia yang menyelamatkanmu."Melihat punggungnya, Rizki merapatkan bibir."Kamu tenang saja, aku nggak akan membiarkan pencapaianmu dicuri oleh orang lain tanpa alasan."Alya tertawa dengan dingin."Apa gunanya kamu mengatakan itu sekarang? Semua orang sudah mengira dia yang menyelamatkanmu, kejadiannya juga terjadi bertahun-tahun yang lalu. Apa sekarang kamu akan keluar dan berkata bahwa yang menyelamatkanmu adalah aku dan bukan dia? Apa kamu punya bukti?""Nggak.""Jadi ...."Bahunya terasa berat, Rizki tiba-tiba memegang bahunya dan menariknya, membuatnya bertatap muka dengan pria itu."Bukti adalah sesuatu yang, selama aku inginkan, pasti ada."Alya tertegun. "Apa?"Rizki berkata, "Tadinya, aku hanya ingin memutus hubungan dengannya, lagi pula dia telah menyelamatkanku. Tapi sekarang karena dia nggak menyelamatkanku, ini bukan lagi hanya tentang

DMCA.com Protection Status