Di tengah kerumunan yang menggoda mereka, Rizki melirik ke bawah dan membalas pesan Alya."Aku nggak butuh payungnya, kamu pulang saja."Ketika menerima pesan itu, Alya merasa bingung dan membalas: "Apa terjadi sesuatu?"Dia menundukkan kepalanya dan menunggu sejenak, tetapi Rizki tidak membalas pesannya.Mungkin saat ini suaminya benar-benar sibuk.Alya pun memutuskan untuk pulang."Tunggu."Seseorang memanggilnya dari belakang. Alya menoleh dan melihat dua wanita berpenampilan penuh gaya datang menghampirinya.Wanita yang tinggi menatapnya dengan curiga, lalu bertanya dengan angkuh, "Apa kamu Alya?"Dari wajahnya, jelas wanita itu tidak menyukainya. Alya pun tidak bersopan santun dan menjawab dengan datar, "Kamu siapa?""Nggak penting aku siapa, yang penting Hana sudah kembali. Jadi, tahu dirilah dan menjauh dari Rizki."Seketika pupil mata Alya mengecil.Sudah berapa lama dia tidak mendengar nama itu? Cukup lama .... Bahkan dia hampir lupa keberadaan orang itu.Wanita itu menyadari
Rizki hanya membawanya ke kamar mandi lalu pergi.Alya terus menundukkan kepalanya di depan Rizki. Setelah Rizki pergi, barulah dia mengangkat kepalanya dan mengelap air mata di wajahnya dengan tangan.Beberapa saat kemudian.Alya mengunci pintu kamar mandi, lalu mengeluarkan laporan kehamilan yang diberikan rumah sakit dari sakunya.Laporan tersebut sudah basah terkena hujan, tulisan di atasnya pun sudah menjadi kabur.Awalnya dia berencana mengejutkan suaminya dengan ini, tetapi sekarang tampaknya itu tidak perlu.Sebagai wanita yang telah menjadi pasangan Rizki selama 2 tahun, mana mungkin dia tidak tahu kalau Rizki adalah seseorang yang selalu memegang ponselnya.Namun, Rizki sendiri tidak mungkin sengaja mengiriminya pesan yang menyuruhnya datang hanya untuk menyuruhnya pulang kembali. Rizki tidak sekanak-kanakan itu.Pasti ada seseorang yang mengambil ponsel Rizki. Orang itu menggunakannya untuk mengirim pesan tersebut dan menjadikan Alya bahan lelucon.Saat dia menunggu di lanta
Banyak pria yang mengejar Alya sebelum kejatuhan Keluarga Kartika, tetapi tidak ada yang membuatnya tertarik. Lama-kelamaan, orang-orang menyebut dirinya munafik dan sombong.Ketika keluarganya jatuh, sekelompok pria memiliki niat jahat dan diam-diam mulai menawarnya.Di saat-saatnya yang paling putus asa dan memalukan, Rizki kembali.Rizki menangani semua orang yang mengejek dan menawarnya dengan kejam, membuat mereka membayar perbuatan mereka dengan menyakitkan. Pria itu melunasi utang Keluarga Kartika, lalu berkata padanya, "Bertunanganlah denganku."Alya memandangnya dengan terkejut.Melihat ekspresi terkejutnya, Rizki mengelus wajahnya dengan lembut."Kenapa kaget? Kamu takut aku akan memanfaatkanmu? Tenang saja, ini hanya pertunangan palsu. Nenekku sakit dan dia sangat menyukaimu. Kalau kamu pura-pura bertunangan denganku, Nenek akan senang. Aku akan membantumu membangkitkan kembali Keluarga Kartika."Oh, ternyata ini pertunangan palsu.Ternyata ini hanya untuk membuat Nenek sena
Keesokan harinya.Ketika bangun tidur, Alya merasa agak pilek. Dia pun mengambil obat pilek dari laci dan menuangkan segelas air hangat untuk dirinya.Ketika dia hendak menelan obat tersebut, sesuatu terlintas di pikirannya. Seketika raut wajahnya berubah. Dia buru-buru ke kamar mandi untuk memuntahkan obat di mulutnya.Dia membungkuk di depan wastafel, membersihkan mulutnya dari rasa pahit obat yang hampir dia telan."Kenapa kamu panik? Kamu nggak enak badan?"Suara serak pria itu tiba-tiba terdengar dari pintu, membuat Alya kaget dan segera menatapnya.Rizki mengerutkan keningnya sambil memandang Alya.Begitu mata mereka bertemu, Alya buru-buru mengalihkan pandangannya. Dia ragu sejenak sebelum berkata, "Bukan apa-apa, aku cuma salah minum obat."Dia pun mengelap bekas air di bibirnya dan pergi meninggalkan kamar mandi.Rizki berbalik, menatap sosok Alya sambil merenung.Dia merasa bahwa ada yang aneh dengan wanita itu sejak kembali semalam.Setelah sarapan, pasangan suami istri ini
"Aku sungguh nggak apa-apa. Apa kamu sudah meringkas pekerjaan kemarin?"Alya langsung membicarakan pekerjaan, Tiara tidak punya pilihan selain membawakannya dokumen yang tertata rapi itu. Lalu, Tiara juga menuangkannya segelas air hangat."Karena nggak mau ke rumah sakit, Kak Alya harus minum air hangat yang banyak."Tiara adalah asisten yang Alya pekerjakan sendiri. Wanita ini biasanya bekerja dengan rajin, tetapi mereka berdua tidak mempunyai hubungan apa pun di luar kerja.Oleh karena itu, Alya cukup terkejut dengan kekhawatiran yang ditunjukkan asistennya.Hatinya pun menghangat. Kemudian, dia meminum air hangat itu beberapa teguk.Sebelumnya dia merasa agak dingin, tetapi setelah minum air hangat tersebut, akhirnya Alya mulai merasa lebih baik.Namun, Tiara masih menatapnya dengan khawatir."Kak Alya, bagaimana kalau aku saja yang melakukan presentasi hari ini? Kamu istirahat dulu saja di kantor, ya?"Alya menggelengkan kepalanya. "Nggak usah, aku bisa kok."Dia hanya merasa agak
Alya merasa tidak berdaya. "Aku hanya kehujanan, ini bukan hal serius."Kemudian, dia meletakkan laporan pekerjaan kemarin di atas meja Rizky."Ini ringkasan pekerjaan kemarin, aku sudah merapikannya. Masih ada hal lain yang harus aku kerjakan, jadi aku nggak akan mengganggu reuni kalian."Alya menatap Hana, wanita itu pun segera tersenyum.Ketika Alya sudah pergi, Rizki mengerutkan keningnya."Rizki?"Dia baru tersadar kembali ketika Hana memanggilnya.Melihat ekspresi Rizki saat ini, Hana merasa heran. Namun, dia masih berkata dengan suara yang lembut, "Menurutku kondisi Alya memang nggak terlalu baik. Walaupun dia sekretarismu, sebelum keluarganya bangkrut dia adalah nona besar dari Keluarga Kartika. Tolong jangan terlalu keras padanya."Keras?Rizki tertawa di dalam hatinya, siapa yang bisa bersikap keras pada nenek moyang itu?Namun, dia tidak mengatakan isi hatinya dan hanya menjawab, "Ya."Alya kembali ke ruang kantornya dengan langkah berat.Begitu dia duduk, dia tidak bisa men
Alya tidak begitu mengetahui kejadian tersebut.Tahun itu, sepertinya dia terjatuh ke dalam air. Dia menderita demam tinggi dan sakit parah. Ketika dia terbangun, dia tidak bisa mengingat banyak hal, termasuk bagaimana dia jatuh ke dalam air.Beberapa teman sekelasnya berkata, dia terjatuh ketika sedang bermain.Alya selalu merasa dirinya telah melupakan sesuatu, tetapi bagaimanapun juga dia tidak dapat mengingatnya. Setelah bertahun-tahun, akhirnya dia melupakan kejadian itu.Ternyata, Rizki tidak bisa melupakan orang yang telah menyelamatkan nyawanya.Seandainya Alya yang melompat dan menyelamatkan Rizki waktu itu, maka semua akan baik-baik saja.Di mimpinya, emosinya tampak bercampur dengan Alya yang sekarang.Hatinya sesak, seolah-olah dijatuhi sebuah batu besar. Sakit kepalanya makin parah. Kenapa waktu itu bukan dia yang melompat untuk menyelamatkan Rizki?Jika ... jika ....Tiba-tiba, wajah Rizki muncul di depan matanya. Mata pria itu dingin dan kejam. "Alya, aborsi anak itu."T
Dia tidak bisa ke rumah sakit.Jika dia ke rumah sakit, kehamilannya pasti akan ketahuan.Mungkin kedengarannya konyol, tetapi dia tidak ingin siapa pun tahu tentang anak ini. Dia ingin mempertahankan sedikit dari harga dirinya yang tersisa.Meskipun Alya tahu bahwa sejak dia menyetujui pernikahan palsu ini dengan Rizki, harga dirinya sudah menghilang.Sekarang di hadapan Rizki, juga di hadapan wanita yang dicintai pria itu, harga diri apa yang tersisa pada dirinya?Meskipun begitu ....Alya menurunkan pandangannya. Meskipun begitu, dia masih belum bisa mengungkapkan semua hal yang mungkin akan dicemooh oleh orang-orang.Setelah Rizki mendengar perkataannya, pria itu makin mengerutkan keningnya. Lalu, dia mengemudikan mobilnya ke arah lain dan berhenti di tepi jalan.Melihat reaksinya, Alya mengira Rizki menyuruhnya untuk keluar, jadi dia mengulurkan tangannya untuk membuka pintu.Klik.Seketika, pintu mobilnya dikunci.Rizki menatapnya melalui spion tengah, tidak diketahui apa makna d