Share

Kecantikan Tujuh Kakak Perempuan yang Memikat
Kecantikan Tujuh Kakak Perempuan yang Memikat
Author: Gara Halim

Bab 1

Agustus, puncak musim panas!

Kota Zayan, di tempat tertinggi yang berada di pegunungan Kota Zayan, seorang pemuda tampan sedang memandang ke seluruh penjuru kota!

Pemuda itu menghirup udara segar dalam-dalam. Dia tanpa sadar memejamkan mata dan merentangkan kedua tangannya!

“Setelah sepuluh tahun, akhirnya aku kembali lagi. Tujuh kakakku tersayang, bagaimana kabar kalian sekarang?”

Pemuda itu bernama Tristan, anak yatim piatu, tanpa orang tua. Dia hidup bersama tujuh kakak perempuan yang tidak memiliki hubungan darah dari panti asuhan!

Tujuh kakak perempuan itu sangat menyayanginya dan memperlakukannya seperti adik kandung mereka sendiri.

Tristan awalnya mengira bahwa dia akan tumbuh bersama tujuh kakak yang menyayanginya. Namun, kebakaran sepuluh tahun yang lalu benar-benar mengubah sudut pandangnya!

Kebakaran besar di malam itu melahap seluruh panti asuhan. Saat pertama kali melihat api, ketujuh kakaknya tidak berpikir untuk menyelamatkan diri mereka sendiri, melainkan membentuk dinding pertahanan untuk melindungi Tristan!

Tristan melihat sendiri api berkobar dan membakar pakaian kakak perempuan yang berdiri paling luar!

Tristan membenci dirinya saat masih kecil karena ketidakberdayaannya. Selain berteriak meminta tolong, dia hanya bisa menyaksikan kobaran api, tanpa melakukan tindakan untuk menyelamatkan yang lain sama sekali!

Perasaan frustasi di hatinya, ditambah dengan asap yang tebal itu membuatnya sesak, dan pada akhirnya dia pingsan ….

Ketika Tristan sadar, dia masih melihat kobaran api bahkan lebih besar dari sebelumnya. Api itu telah mengelilingi mereka berdelapan. Pada saat itu, Tristan melihat tujuh kakak perempuannya pingsan di tengah kobaran api!

Tristan mengira dia dan ketujuh kakak perempuannya akan meninggal dunia saat itu. Namun, tidak disangka, saat itu seorang pria tua berambut putih keluar dari kobaran api, memukul mundur kobaran api!

Pria tua itu sangat misterius. Dia memadamkan kobaran api yang mengelilingi mereka dengan satu gerakan tangan!

Dia malaikat!

Setelah mengalami kebakaran hebat itu, Tristan yang masih kecil menyadari betapa lemahnya dirinya. Dia tidak ingin selamanya menjadi orang yang dilindungi. Melihat ketujuh kakak perempuannya selamat, akhirnya dia membuat keputusan pertama dalam hidupnya!

Tristan berlutut di depan pria tua berambut putih itu, memohon agar dia dijadikan muridnya!

Mungkin ketulusan Tristan bisa membuat hati pria tua berambut putih itu luluh, sehingga dia bersedia untuk membantu dan membawanya pergi dari Kota Zayan!

Sudah sepuluh tahun berlalu sejak Tristan pergi!

Selama sepuluh tahun, dia telah mengikuti pria tua berambut putih itu ke seluruh penjuru negeri, dan pria tua berambut putih itu mengajarinya berbagai keterampilan bertahan hidup!

Ilmu medis, strategi, seni bela diri, ilmu spiritual … bahkan, selama waktu ini, Tristan juga mempelajari jurus ‘Tapak Bumi’ dalam bela diri.

Tristan memiliki pikiran untuk menguasai dunia karena memiliki banyak kekuatan.

Hanya dalam waktu satu tahun, dia sudah mendirikan sebuah organisasi yang membuat banyak orang ketakutan hanya dengan menyebutkan namanya!

Naga Emas!

Naga Emas, organisasi yang tidak akan pernah runtuh!

Tristan sebagai guru besar, di bawahnya terdapat dua panglima, tiga dewan guru, empat pendekar ….

Orang-orang dengan gelar tersebut adalah sosok yang ditakuti oleh musuh!

Perkembangan Naga Emas sudah stabil, sementara pria tua berambut putih itu sudah berkelana. Akhirnya, Tristan memutuskan untuk kembali ke tempat yang penuh dengan kenangan masa kecilnya.

Melihat kembali pengalaman hidupnya selama sepuluh tahun terakhir, Tristan merenungkan tentang dunia yang penuh ketidakpastian dan perubahan tak terduga!

Namun, ketika Tristan berpikir bahwa dirinya akan segera bertemu dengan ketujuh kakaknya yang telah berpisah selama sepuluh tahun, dia sangat bahagia saat ini!

Setelah menenangkan diri, Tristan melangkah menuju Kota Zayan.

Panti Asuhan Pelita Kasih!

Namanya terlihat asing baginya, tapi juga familiar. Tristan tersenyum, langsung melangkah menuju pintu gerbang.

Tapi begitu dia masuk, seorang wanita tua berkacamata berdiri di depan Tristan.

Dia memperhatikan Tristan dengan seksama, kemudian berbicara dengan ragu-ragu.

“Siapa kamu? Kamu mencari siapa?”

Sepuluh tahun berlalu dan banyak hal berubah!

Tristan tersenyum kepada perempuan tua itu dan berkata, “Saya mencari Kepala Panti, Pak Wahyu!”

“Pak Wahyu?”

Perempuan tua itu mengulangi sebutan yang diucapkan Tristan, lalu berkata, “Kamu datang untuk mencari Kepala Panti, Wahyu Artanto, kan!”

Tristan bahkan tidak mengetahui nama dari Pak Wahyu, pria tua yang ramah dan baik hati yang merawatnya, tapi seharusnya itu adalah Wahyu Artanto yang disebutkan oleh perempuan tua itu!

“Iya!”

Tristan mengangguk!

Setelah mendengar Tristan mencari mantan kepala panti, perempuan tua itu langsung menjadi ramah!

“Dia sudah tidak di sini, dia tinggal di tempat lain ….”

Bukankah Panti Pelita Kasih dibangun oleh Pak Wahyu? Meskipun dia pensiun, seharusnya dia tetap tinggal di sini. Mengapa dia tinggal di tempat lain?

Meskipun Tristan merasa sedikit bingung, dia tetap berkata, “Nenek, bisakah Anda memberitahu saya di mana Pak Wahyu tinggal?”

Perempuan tua itu tersenyum, lalu mengeluarkan selembar catatan dan berkata, “Nah, ini dia tempatnya. Banyak orang yang datang untuk mencari kepala panti, jadi aku menyuruh seseorang untuk menuliskannya sampai beberapa lembar.”

Tristan melihat alamat Pak Wahyu di tangannya, kemudian berterima kasih kepada perempuan tua itu, dan dia pergi menuju ke tempat kediaman Pak Wahyu.

Tidak lama kemudian, Tristan tiba di sebuah bangunan kecil.

Melihat rumah seperti garasi ini, Tristan langsung mengerutkan kening!

Bagaimana mungkin ada orang tinggal di tempat seperti itu?

Terlebih untuk orang yang sudah tua!

Usia Pak Wahyu setidaknya sudah tujuh puluh tahun sekarang. Di usianya yang sekarang, dia tinggal di rumah kecil yang lembab dan tidak banyak terkena cahaya matahari, bukankah itu akan membuatnya sakit?

Ketika Tristan hendak melangkah maju, seorang pria tua yang bungkuk dan beruban keluar dari rumah kecil itu!

Meskipun sudah sepuluh tahun tidak bertemu, Tristan tetap mengenali bahwa pria tua ini adalah Pak Wahyu yang dia cari.

Sepuluh tahun tidak bertemu, Pak Wahyu bahkan terlihat lebih tua dari sebelumnya, dan sudah tidak bisa berjalan dengan stabil lagi!

Uhuk …

Pak Wahyu dengan susah payah menopang dirinya di dinding, dan akhirnya duduk!

Melihat hal tersebut, hati Tristan merasa pedih, lalu mempercepat langkah untuk berjalan menuju ke arahnya.

Namun pada saat itu juga, tiba-tiba terdengar teriakan seorang perempuan dari dalam rumah kecil itu.

“Kamu sudah sangat tua. Mengapa kamu tidak mati saja?”

“Dasar beban, melihatmu saja membuatku marah ….”

“Aku peringatkan kau, orang tua, besok kamu harus pergi dan membawa semua sampah ini dari sini. Jika tidak, aku akan membuang semua barang rongsokanmu ini!”

Setelah suara itu sedikit mereda, seorang perempuan berumur tiga puluhan dengan wajah yang terlihat kejam, serta seorang pria paruh baya keluar dari rumah kecil itu sambil memaki!

Tristan langsung mengerutkan keningnya.

Melihat Pak Wahyu tinggal di tempat seperti ini sudah membuat orang merasa kasihan, dan kedua orang ini malah ingin mengusirnya. Apakah mereka masih bisa dianggap manusia?

“Apa yang kalian lakukan?”

Tristan berteriak marah, kemudian maju beberapa langkah menuju ke depan rumah kecil dan membantu Pak Wahyu yang duduk di atas lantai untuk berdiri.

Melihat Tristan berjalan mendekat, perempuan dan pria itu memelototinya dan berkata, “Siapa bocah ini? Ini urusan keluarga kami, apa hubungannya denganmu.”

Urusan keluarga?

Tristan terdiam dan menatap ke arah pria itu. Dia baru menyadari bahwa pria itu sebenarnya adalah Hendri, putra Pak Wahyu.

Tristan semakin marah saat mengetahui bahwa pria paruh baya itu adalah putra Pak Wahyu.

Pak Wahyu adalah ayah kandung Hendri, tetapi Hendri tidak hanya tidak berbakti padanya, tetapi juga bersekongkol dengan orang lain ingin mengusir Pak Wahyu. Apakah begitu cara berbakti pada orang tua?

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status