Share

Bab 8

“Pria yang bersama Monica tidak lain adalah aku sendiri.”

“Apa?”

Ekspresi Toni tiba-tiba berubah menjadi tidak menyenangkan, dan dia menatap Tristan dengan dingin.

Sonya di sebelahnya terkejut saat mendengar ucapan Tristan.

Tristan tidak tahu betapa menakutkannya Toni, tetapi dirinya tahu betul tentang hal itu.

Orang ini adalah orang yang sangat kejam. Melawannya sama saja dengan kehilangan nyawa!

Meskipun dia tidak memiliki kesan yang baik pada Tristan, tetapi hubungannya dengan Monica sangat baik.

Sonya tidak ingin melihat Monica sedih karena Tristan.

Selain itu, ucapan Tristan bisa membuat Toni tidak nyaman, dan jika Toni tidak senang, itu akan berpengaruh pada Starlight Grup.

Jadi, dia berinisiatif untuk berkata, “Tristan, apa yang kamu bicarakan? Lihatlah dirimu, bagaimana mungkin Presdir Monica bersamamu?”

Sembari mengucapkan kalimat itu, Sonya dengan panik memberi kode pada Tristan.

Namun dalam hal ini, Tristan seolah-olah tidak memahaminya, dan dia berkata dengan nada datar, “Aku tidak hanya jalan dengan Kak Monica, tetapi kami juga berpelukan dengan erat.”

Boom!

Kata-kata Tristan seolah menyulut kemarahan besar. Setelah dia mengucapkan kata-kata itu, ekspresi Toni menjadi sangat marah, bahkan ekspresinya dipenuhi dengan niat membunuh Tristan.

Monica adalah perempuan yang dia incar. Jadi tidak ada pria lain yang boleh menyentuhnya. Namun sekarang, pria yang tiba-tiba muncul ini memprovokasi dirinya dengan memeluk Monica.

Untuk pria seperti itu, Toni tidak akan pernah membiarkannya hidup dengan tenang!

Setelah mendengar ucapan itu, Sonya yang berada di sebelahnya langsung pucat.

Berakhir sudah!

Berakhir sudah!

Tristan, si brengsek ini, apakah dia ingin melihat Starlight Grup bangkrut?

Apa yang dia katakan barusan pasti akan menyinggung perasaan Toni. Toni sebagai orang berpengaruh di Kota Zayan, jangankan masuk ke bursa saham, bahkan kemungkinan besar Starlight Grup akan bangkrut hanya dalam hitungan menit!

Sonya berpikir dalam benaknya bagaimana cara menenangkan Toni. Namun pada saat yang sama, Toni sudah berbicara dingin kepada Tristan.

“Apa kamu berani mengulangi perkataanmu tadi?”

Tristan mengangkat bahu dan berkata dengan acuh tak acuh, “Aku tidak hanya memeluk Monica, tetapi aku juga melepas celanaku untuk menunjukkan kepadanya ….”

Tristan mengetahui dari ekspresi Sonya di sebelahnya bahwa Toni adalah orang yang mengejar Monica.

Mereka yang mengejar Monica harus pria yang sangat luar biasa!

Tidak hanya tampan, tetapi juga bijaksana dan memiliki sikap baik.

Tapi bagaimana dengan Toni?

Dia tidak bisa menerima jika Monica jalan bersama pria asing, hal ini menunjukkan bahwa dia adalah orang yang berpikiran sempit.

Bagaimana Monica bisa bahagia dengan orang seperti itu?

Jadi, Tristan tidak keberatan untuk memisahkan mereka.

Setelah Tristan selesai berbicara, tidak hanya Toni yang bereaksi, tetapi Sonya di sebelahnya juga berteriak dengan keras!

“Kamu … kamu brengsek, omong kosong apa yang kamu bicarakan?”

Setelah mengucapkan kalimat itu, dia mengangkat tangannya untuk menampar wajah Tristan.

Saat ini Sonya tidak peduli tentang hubungan antara Tristan dengan Monica. Dia hanya ingin Tristan segera tutup mulut!

Ketika melihat Sonya mengangkat tangan untuk menampar dirinya, Tristan langsung menyipitkan matanya.

Perempuan ini tidak pernah puas!

Baru saja, dia sudah mengucapkan kata-kata kasar seperti itu. Tidak memberinya pelajaran saja sudah bisa dikatakan memberi toleransi. Namun sekarang dia bahkan berani bertindak lebih jauh.

Apakah dia benar-benar mengira dirinya orang penting?

Tristan mengulurkan tangan untuk menggenggam pergelangan tangan Sonya dan berkata dengan dingin, “Kesabaranku ada batasnya. Jangan kira karena kamu adalah teman Kak Monica, jadi bisa membuatmu bertindak sembarangan!”

“Jika kamu masih berani sombong, aku tidak akan bersikap sopan kepadamu!”

Pada saat ini Tristan tampak seperti hewan buas yang turun dari gunung, dan nada bicaranya sangat dingin.

Berhadapan dengan Tristan yang seperti itu, rasanya seperti berhadapan dengan hewan buas yang bersiap untuk menyerang!

Sonya sangat takut, sehingga pada saat ini dia tidak mengucapkan sepatah kata pun.

Toni awalnya juga ingin mengambil tindakan terhadap Tristan, tetapi aura Tristan sekarang terlalu menakutkan, sehingga membuat Toni sedikit ragu.

Jadi, setelah berpikir sambil mengerutkan kening untuk beberapa saat, Toni berkata, “Bocah, apakah kamu tahu konsekuensi yang akan kamu hadapi akibat dari ucapanmu?”

Apa yang ditakutkan Tristan di kota kecil seperti Zayan?

Tristan berkata dengan acuh tak acuh, “Aku tidak tahu.”

Toni melanjutkan, “Biar aku beritahu padamu, namaku Toni Mahendra, putra sulung dari Keluarga Mahendra di Kota Zayan!”

“Lalu bagaimana?”

“Lalu bagaimana?”

Toni mengira dirinya salah dengar.

Di Kota Zayan, begitu dia mengatakan nama itu, siapa yang tidak akan langsung pucat karena takut?

Namun orang ini sepertinya tidak tahu. Ketidaktahuan benar-benar membuatnya tidak merasa takut.

Karena Tristan tidak tahu betapa menakutkannya Toni, dia dengan senang hati akan sedikit pamer pada saat seperti ini.

“Izinkan aku memberitahu padamu, Keluarga Mahendra adalah pemasok terbesar Starlight Grup, dan semua koneksi pasokan Starlight Grup melibatkan Keluarga Mahendra. Jika orang-orang dari Starlight Grup membuatku tidak senang, apa yang akan terjadi pada Starlight Grup?”

Wajah Toni dipenuhi dengan ekspresi sombong!

Dia memang memiliki modal untuk membanggakan diri!

Jika Mahendra Grup memutus pasokan untuk Starlight Grup, maka Starlight Grup akan langsung bangkrut.

Wajah Sonya langsung menjadi pucat setelah mendengar ucapan Toni!

Dia takut ucapan Tristan akan membuat Toni memutus semua pasokan ke Starlight Grup.

Tidak disangka, apa yang dia takutkan benar-benar terjadi.

Toni benar-benar menggunakan itu sebagai ancaman.

Jika Toni benar-benar memutus semua pasokan, Starlight Grup benar-benar akan bangkrut.

Tristan, si brengsek ini!

Semua ini karena dia!

Semua ini salahnya!

Jika dia tidak memprovokasi Toni dengan mengatakan sesuatu yang membuatnya tidak senang, bagaimana mungkin situasinya menjadi seburuk ini?

Ketika Sonya menyipitkan mata dan bersiap untuk menegur Tristan lagi, sebuah kalimat yang mengejutkan terdengar!

“Benarkah? Kedengarannya Keluarga Mahendra cukup mengesankan.”

“Tapi kenyataannya, tidak lebih dari itu!”

“Keluarga Mahendra hanya bisa menyombongkan diri di Kota Zayan yang kecil ini.”

“Aku beritahu padamu, aku adalah orang yang tidak bisa kamu anggap remeh. Tidak peduli jika Keluarga Mahendra berkuasa di Kota Zayan, bahkan jika kalian berkuasa di ibukota, apa artinya bagiku?”

“Ketika kamu bertemu dengan seseorang yang berkuasa, kamu harus menyesuaikan sikapmu sesuai dengan tingkat kekuasaannya.”

Tristan tidak membual dengan kata-katanya, dia memiliki kemampuan untuk mengatakannya.

Sumber daya yang dimiliki oleh Naga Emas sangat besar. Selama dia menghubungi, pasti banyak perusahaan besar yang akan datang untuk bekerja sama dengan Starlight Grup.

Tristan mengatakan yang sebenarnya. Namun, ketika itu terdengar oleh Sonya, dia mengira Tristan gila!

Selain itu, tidak masalah jika dia gila sendiri, tetapi kenapa dia harus menyeret Starlight Grup dalam kegilaannya?

Bukankah hal ini hanya akan membuat Starlight Grup bangkrut?

Sonya tidak akan pernah membiarkan hal seperti itu terjadi.

Setelah mengambil napas dalam-dalam, Sonya langsung berkata kepada Tristan dengan nada memerintah, “Tristan, kamu segera berlutut di depan Tuan Muda Toni, dan bersujud untuk meminta maaf padanya!”
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Zubairi Djoerban
bagus menarik
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status