Share

Bab 59. Dia Harus Membayarnya

Penulis: El Hawra
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-04 23:52:12

“Sejak sekarang!” sahut Raul, tiba-tiba lelaki itu sudah berdiri di samping Carmen, sontak Beatriz terkesiap.

“Buenos días, Raul.” Wajah Beatriz yang semula ketus berubah menjadi manis di depan Raul.

Sayangnya, Raul tidak menanggapi sapaan manis Beatriz, alih-alih menjawab lelaki itu malah bicara pada Carmen.

“Kamu memanggil apa tadi, Carmen?” tanya Raul sambil menoleh pada Carmen. Kepala pelayan itu sedikit gugup, ia takut salah memanggil, takut Raul menyuruhnya memanggil nyonya. Sedangkan Beatriz nampak senyum-senyum, merasa kalau Raul akan meminta pelayan itu memanggilnya dengan panggilan nyonya.

“Maaf tadi saya panggil nona Beatriz, tuan. Tapi nanti akan saya panggil….”

“Cukup kamu panggil sebagaimana dulu selama tiga tahun kamu memanggil seseorang di sini. Kamu paham maksudku Carmen?” potong Raul sambil berkata tegas.

Tentu saja Carmen paham apa yang dimaksud Raul, dia harus memanggil sebagaimana Carmen dulu memanggil Elena.

“Baik tuan, saya mengerti,” sahut Carmen. Wanita itu p
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 60. Kecolongan

    “Itu tidak akan terjadi,” tegas Raul. “Tapi, Nak. Bukankah sebelumnya Beatriz melakukan itu, menjebakmu dan menyebarkan foto-foto itu, bukan tidak mungkin dia melakukan hal yang sama.”Raul menghela napas sambil menatap wajah ibunya yang terlihat cemas.“Ma, mama tenang aja ya, aku sudah memperhitungkan semuanya. Perempuan itu tidak akan berani lagi melakukannya, karena kartu matinya ada di tanganku.”“Kartu mati? Maksudnya bagaimana, Raul?” tanya nyonya Victoria bingung.Raul tersenyum, akhirnya ia menceritakan perjanjiannya dengan Beatriz sebelum memutuskan menikah, dan juga ancaman Raul pada Beatriz terkait foto-foto mesum perempuan itu.“Ya Tuhan, Raul. Darimana kamu mendapatkan foto-foto ini?”Suara nyonya Victoria bergetar manakala melihat foto-foto Beatriz yang diberikan Raul. Ia sama sekali tidak menyangka keponakan jauhnya yang terlihat polos dan lugu, bisa melakukan perbuatan memalukan seperti itu.“Itu mudah saja, Ma. Lagipula aku sudah lama tahu sepak terjang perempuan itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 61. Di Mana Elena?

    “Kabar apa, Miguel?” tanya Chavela penasaran yang melihat Miguel datang tergesa-gesa, dengan wajah gembira.“Aku baru saja menemukan butik tempat Elena dulu bekerja,” jawab Miguel.“Oh benarkah?” Chavela bereaksi senang, Miguel mengangguk, ia segera mengajak Chavela ke salah satu butik ternama dimana dulu Elena pernah bekerja.Sebelumnya, Miguel mencari informasi dengan mendatangi beberapa butik dan menanyakan apakah ada karyawan yang bernama Elena Torres, yang aktif bekerja pada 3 tahun lalu. Miguel tidak sendiri melakukannya, ia mengeluarkan sejumlah uang dan membayar beberapa orang-orang untuk membantunya, termasuk teman-temannya.Miguel dan Chavela diterima sang manajer dengan ramah, namun wanita paruh baya itu tertegun saat melihat Chavela, ia merasa sangat familier dengan wajah itu.“Selamat siang tuan dan nona, apa ada yang bisa saya bantu?” tanya sang manajer menyambut ramah.Miguel pun memperkenalkan dirinya dan Chavela yang membuat perempuan itu kembali tertegun, Isabella To

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 62. Jangan Menyerah

    “Nyonya, kenapa Anda menangis?” tanya Chavela bingung, begitupun dengan Miguel.“Benar nyonya, maafkan jika pertanyaan Vela terlalu menggebu-gebu, dia sudah lama sekali tidak bertemu kakaknya, sekitar tiga tahun lebih, jadi wajar kalau Vela kurang bisa menahan diri.”“Tidak-tidak, kalian tidak perlu meminta maaf, tante yang seharusnya meminta maaf, terutama pada kamu Chavela.”Nyonya Victroia berkata di sela isaknya, membuat Chavela dan Miguel bertambah bingung. Namun akhirnya keduanya terdiam, menunggu apa yang akan dikatakan nyonya besar Mendez.Akhirnya nyonya Victroia menghela napas panjang, ia bisa menguasai diri kembali. Belakangan, semenjak ia menyadari kekeliruan dan kesalahannya pada Elena, ditambah melihat keadaan putranya yang mengenaskan, membuat wanita itu banyak menangis dihimpit penyesalan dan rasa bersalah.Dengan suara bergetar, nyonya Victoria pun menceritakan semuanya, mulai pernikahan Elena dan Raul yang terjadi karena keinginan nyonya Maria, nenek Raul. Lalu perlak

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 63. Menyusuri Jejak Elena

    “Rencana? Rencana apa itu, Migu?” tanya Chavela penasaran, ia segera mengangkat kepalanya dari dada pemuda itu.Miguel pun menjelaskan rencana kelanjutannya dalam mencari Elena. Chavela hanya mengangguk pelan, ia hanya akan mengikuti rencana kekasihnya itu, karena ia sendiri benar-benar bingung dan nyaris frustasi, tidak tahu lagi apa yang harus di lakukannya.Miguel segera mengajak Chavela untuk makan siang, karena gadis itu mulai kehilangan semangat dan selera makannya. Bahkan gadis itu kembali menangis sedih manakala sang paman menghubunginya.“Vela, dengarkan paman sayang. Kamu harus sabar dan tetap tenang, jangan sampai hal itu mempengaruhi kesehatanmu dan juga mengganggu belajarmu.”“Baik, paman. Aku dan Miguel akan melakukan berbagai cara untuk menemukan Elena, mohon doa dari paman dan bibi. Oya, Vela sudah mendaftar dan mengikuti seleksi untuk program beasiswa yang diadakan di kampus, minggu ini akan keluar hasilnya.”Chavela kembali bersemangat ketika ia menceritakan kegiatan

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 64. Yayasan Rodriguez

    “Besok, nyonya Rodriguez sendiri yang akan menyerahkan.” Chavela berkata antusias, namun kemudian ia termangu memperhatikan Miguel yang terdiam, seolah sedang mengingat sesuatu.“Kenapa Migu? Apa kamu tahu tentang yayasan Rodriguez?” tanya Chavela penasaran.“Tidak terlalu banyak tahu sih, cuma aku pernah dengar yayasan Rodriguez ini yayasan sosial yang cukup ternama yang bergerak dibidang kesehatan dan pendidikan. Pemiliknya adalah keluarga Rodriguez, salah satu keluarga paling terpandang dan disegani di kota ini.”“Wah, kamu banyak tahu ya?” puji Chavela kagum.“Aku juga tahu dari papa, kata papa bisnis Rodriguez ini sangat besar, hampir di berbagai lini, dari rumah sakit, mall, cafe dan bar, juga resto. Dan mereka adalah salah satu pelanggan utama cava kami.”“Oh, jadi ada kerjasama bisnis antara papa kamu dan perusahaan Rodriguez?”“Yeah begitulah,” sahut Miguel santai.“Hebat ya mereka, meskipun kaya raya tapi tidak sombong, tidak seperti perempuan yang di rumah Mendez itu,” gumam

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-07
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 65. Aku Terlambat

    “Sayang, ada apa?” tanya Diego bingung, begitu pun Mario. Tadi nyonya Rodriguez ini sangat bersemangat, namun tiba-tiba ia menjadi sedih ketika membicarakan Bellen.“Tidak apa-apa Diego, aku hanya sedikit emosional, sebab jika melihat Bellen, aku selalu teringan Chavela,” jawab Elena sambil menghela napas. Seketika kerinduan pada keluarganya terutama pada sang adik menyeruak kembali.“Oh, iya. Aku hampir lupa, aku berjanji akan menemanimu menemui keluargamu. Apa adikmu sekarang sudah selesai sekolah menengah?”“Harusnya sudah Diego, Chavela seumuran dengan Bellen. Cuma aku tidak tahu apakah dia melanjutkan studinya atau tidak.” Elena bergumam lirih, ingin sekali ia pulang ke desanya menemui paman dan bibi serta adiknya, namun dia tidak tega meninggalkan Diego, khawatir hal yang buruk tiba-tiba terjadi saat dia tidak ada di sisi lelaki itu.“Kamu tenang sayang, lusa kita akan menjemput Chavela, bawa Chavela ke mari, kita carikan dia universitas terbaik di kota ini, supaya adikmu selal

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-08
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 66. Tamu Istimewa

    ‘Suara itu…’ Bellen membathin, kata-kata yang diucapkan Chavela barusan terdengar sangat familier di telinga Bellen. Baik kalimat, intonasi dan juga warna suaranya.Masih segar dalam ingatan Bellen, ketika nyonya Emma memarahinya karena mengerjai Dona, saat itu Mia dan nyonya Rodriguez yang menolongnya sehingga ia tidak jadi dihukum. Selang beberapa jam kemudian Mia memanggilnya karena nyonya mau bicara.Bellen merasa sedikit takut kalau-kalau dia akan dihukum, namun ternyata yang terjadi sebaliknya. Nyonya Rodriguez meminta Bellen menceritakan tentang dirinya, dan setelahnya, ia ditawarkan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Semula ia menolak, namun sang nyonya membujuknya hingga mengucapkan sama persis yang diucapkan Chavela tadi setelah ia mengiyakan.‘Kenapa bisa sama persis, apa halusinasiku saja ya…’ gumam Bellen sambil menatap wajah Chavela yang sedang sibuk dengan makanannya. Semakin lama ia memperhatikan setiap detail wajah Chavela, maka semakin terlihat jelas bayang

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-08
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 67. Pertemuan

    “Apa? Tamu istimewa?” tanya paman Zavier tertegun, sontak ia menatap sang istri yang berada tidak jauh darinya. “Maksud kamu siapa?”“Entah tuan, sepertinya datang dari kota, mobilnya bukan mobil biasa tapi mobil mewah, dan wanita yang turun dari mobil itu sangat cantik.”“Wanita?” gumam paman Zavier, sontak sang istri menatap suaminya dengan penuh tanya. “Ada berapa orang?”“Yang turun hanya satu, tapi sepertinya di dalam ada lagi, semua ada dua mobil,” lapor si laki-laki tadi, ia adalah salah satu pekerja di kebun itu.“Ya sudah, ayo Inez kita lihat, siapa mereka,” ucap paman Zavier sambil mengajak istrinya. Namun baru saja hendak melangkah, tiba-tiba mereka dikejutkan dengan kedatangan dua orang yang mendekati mereka.“Nah itu tuan, itu nyonya cantik yang tadi mengetuk pintu rumah tuan, tapi tadi sendiri,” lapor si pekerja tadi. Sontak semuanya menatap ke arah dua wanita yang sedang berjalan mendekat.Tuan Zavier dan istrinya tertegun, mereka diam mematung menatap salah satu wanit

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-09

Bab terbaru

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 159. Akhir

    “Apa? Ke kantor polisi? Tapi ada pak?”“Nanti akan kami jelaskan di kantor, kami menunggu kedatangan Anda segera, nyonya.”Raul terbangun mendengar suara percakapan Elena dengan polisi.“Ada apa, sayang?” tanya Raul pelan dengan suara yang serak.“Polisi meminta untuk datang, tapi tidak menjelaskan masalah apa,” jawab Elena dengan suara rendah.Raul mengangguk seraya mengelus tangan Elena lembut, “kita akan segera ke sana.”“Baiklah, pak. Kami akan segera ke sana,” ucap Elena kembali berbicara di telepon.“Siap nyonya, terima kasih atas kerjasamanya.”Setelah panggilan berakhir Elena menghela napas, ada kekhawatiran di wajahnya.“Kira-kira ada masalah apa ya, Raul?”“Entahlah, sayang. Nanti kita akan tahu setelah di kantor polisi. Kamu tenang saja, aku akan menemanimu. Sekarang kamu bersiap-siap dulu, aku akan menghubungi Mario dan tim pengacara agar mereka datang terlebih dahulu ke kantor polisi.”Raul berkata lembut sambil membelai rambut Elena, wanita itu mengangguk. Raul menghadia

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 158. Malam Yang Menggelora

    “Tuan muda…” Raul dan Elena menghentikan langkah mereka, keduanya saling menatap lalu membalikan tubuh mereka.Seorang lelaki paruh baya berjalan tergopoh-gopoh menghampiri Raul dan Elena. Wajah lelaki itu ditumbuhi janggut dan jambang lebat, ia mengenakan mantel hitam dan penutup kepala rajut serta syal abu-abu membelit lehernya. Tatapan lelaki itu lurus pada Raul dengan tatapan penuh tanya.“Ah, paman. Senang bertemu denganmu kembali,” sambut Raul sambil tersenyum, ia menyalami pria itu dengan ramah.“Saya juga senang bisa melihat tuan muda lagi, dan…” Pria itu terdiam sejenak, ia melihat pada Elena, seulas senyum menghiasi wajahnya, “sepertinya, tuan telah menemukan apa yang Anda cari.”“Haha, itu benar paman,” sahut Raul bahagia dan bangga, “Oya, ini Elena, cintaku yang selama ini aku cari.” Raul mengenalkan Elena pada lelaki itu, “Sayang, ini paman penjaga makam, beliau tinggal di sekitar sini. Dulu disaat masa-masa suram dan kehancuran hatiku, paman ini yang menemaniku dan mem

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 157. Lupakan Yang Sudah Terjadi

    “Mia, ada apa?” tanya Elena bingung melihat perubahan ekspresi Mia yang seperti ketakutan. Begitu pun Raul dan Mario serta Chavela dan Miguel, mereka semua yang ada di tempat itu kebingungan.“Mia, apa yang membuatmu terlihat cemas dan ketakutan begini? Kamu sekarang sudah aman bersama kami,” ujar Raul yang ditimpali dengan anggukan yang lain.“Tuan, nyonya… Bagaimana dengan Emma? Sa-saya khawatir dia akan kembali melakukan hal-hal yang buruk.” Mia mengungkapkan kekhawatirannya dengan suara terbata-bata. Masih segar dalam ingatannya bagaimana Emma melakukan berbagai manipulasi. Sewaktu Diego masih hidup saja Emma sangat berani, apalagi sekarang. Dan semua itu sudah terbukti, bahkan ia sendiri sudah menjadi korban kekejaman Emma.“Kamu tenang saja, Mia. Dalam insiden terakhir, orang-orang kita berhasil melumpuhkan orang-orangnya Emma. Tidak lama kemudian polisi pun datang membekuk mereka.”Kali ini Mario angkat bicara, karena dia ada dikejadian terakhir dalam baku hantam dengan orang-o

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 156. Jangan Pergi Lagi

    Keesokan harinya Elena membuka mata dan mendapati dirinya masih dalam pelukan hangat Raul. Lelaki itu memeluknya erat seolah takut kehilangan lagi. Elena tersenyum, ditatapnya pria tampan di sampingnya yang tertidur nyenyak itu. Perlahan Elena mengangkat tangan Raul, namun tangan kekar itu tidak bergerak, malah memeluknya semakin erat.Elena hanya menghela napas panjang. “Raul…” Lelaki itu hanya menggeliat sebentar, namun tidak melepaskan tangannya dari pinggang Elena.“Raul… Sudah pagi, aku lapar…” gumam Elena pelan.“Selamat pagi, sayang,” sahut Raul sambil tersenyum, ia membuka matanya, lalu mencium kening Elena lembut. “Ya sudah kamu mandi dulu, aku akan siapkan sarapan kita.”“Apa? Kamu mau menyiapkan sarapan?” tanya Elena heran.“Loh memangnya kenapa?”“Sudahlah Raul, tunjukan saja dapurnya di mana biar aku siapkan sarapannya.”“Tidak-tidak, sayang. Kamu adalah ratuku, maka kewajibanku untuk melayanimu. Kamu bersih-bersih diri dulu, di lemari itu ada pakaianmu, aku pikir masih f

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 155. Menikahlah Denganku

    “Elena? Ada apa?” tanya Raul cemas.“Raul, Mia… tolong selamatkan Mia, Emma sudah menyiksanya, dia bahkan nyaris membunuh Mia jika aku tidak mau menandatangani berkas-berkas itu.”Elena menjadi sangat syock, tubuhnya bergetar ketakutan, air matanya tidak terbendung lagi, seketika dia teringat kembali bagaimana kejamnya orang-orang itu menyiksa Mia.Raul segera merengkuh Elena ke pelukannya, ia berusaha menenangkan wanita itu.“Tenang Elena, semua baik-baik saja. Mia sudah berada di tempat yang aman,” ucap Raul sambil mengelus punggung Elena.“Maksudmu? Mia?”“Ketika kami tiba di tempat itu, kami menemukan Mia tergeletak tak sadarkan diri dengan tubuh penuh luka, tidak jauh dari tempat kamu disekap. Aku memerintahkan Miguel dan beberapa orang untuk membawa Mia ke rumah sakit.”“Migu? Berarti Vela…?”“Ya Elena, sebenarnya Vela juga ikut dalam misi penyelamatan dirimu, tapi aku meminta Vela untuk menunggu di mobil.”“Oh, aku harus menemui adikku, dia pasti cemas…” Elena hendak bangun, na

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 154. Semua Sudah Jelas

    Perlahan Elena membuka matanya, lalu berkedip-kedip sambil memperhatikan sekeliling. Ia menyadari dirinya terbaring di atas sebuah tempat tidur di dalam sebuah kamar yang nyaman. Elena mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi padanya, terakhir yang ingat ketika ia akan menandatangani berkas yang disodorkan Emma, tiba-tiba datang serangan dari sekelompok orang bertopeng, mereka menyerang Emma dan orang-orangnya, lalu salah satu dari mereka menangkap tubuh Elena yang dilemparkan oleh orangnya Emma, kemudian membawanya pergi, setelah itu Elena tidak ingat apa-apa lagi.“Siapa sebenarnya mereka? Dan, di mana aku sekarang?” gumam Elena, ia mencoba bangun namun tubuhnya terasa lemas. Elena ingat, sejak pagi perutnya belum terisi apa pun. Tanpa sengaja Elea menoleh ke samping tempatnya terbaring, sebuah meja penuh dengan makanan dan minuman. Elena menelan ludah, seketika rasa lapar menyergapnya. Ingin rasanya ia menyantap makanan-makanan itu agar tubuhnya mempunyai energi. Tapi tidak, Elena

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 153. Siapa Mereka?

    “Tidak…! Hentikan!!” Elena berteriak histeris, ia tak tahan melihat Mia disiksa seperti itu. Tubuh Elena bergetar ketakutan. “Hentikan Emma, lepaskan Mia, dia tidak ada hubungannya dengan masalah ini. Urusanmu adalah denganku.”“Hmm, bagus. Sekarang cepat tanda tangani berkas-berkas itu, atau kau akan melihat perempuan tua itu mati.”“Baiklah Emma, aku akan turuti keinginanmu, tapi lepaskan Mia, biarkan dia pergi.” Elena mencoba mengajukan persyaratan.“Apa?” Emma bertanya sambil mendekati Elena, “kamu mau mencoba mengelabuiku hah? Setelah dilepas perempuan tua itu akan mencari bantuan, itu kan rencanamu, kamu pikir aku bodoh!”“Tidak, Emma. Aku sungguh-sungguh akan memenuhi keinginanmu, aku akan menandatangani berkas-berkas ini. Aku hanya tidak ingin ada korban dalam masalah ini.” Elena berkata dengan kesungguhan pada kata-katanya, perlahan ia melihat pada Mia yang sudah tidak berdaya.“Lihatlah, Mia sudah terluka dan tidak berdaya begitu, dia tidak akan bisa berbuat apa-apa, mau car

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 152. Cepat Tanda Tangani!

    “Apa maksudmu, Emma? Dan apa yang kamu inginkan?” Elena bertanya dengan tenang, meskipun dia sudah bisa meraba apa yang diinginkan Emma.Demi melihat ketenangan sikap Elena, Emma menjadi gusar, ia mendekati Elena lalu dengan geram menarik rambut wanita itu hingga Elena merasa kesakitan, ia memejamkan mata dan mengigit bibirnya menahan rasa sakit. Namun ia tidak berteriak, sebisa mungkin ia menahannya dan berusaha untuk tenang.“Jangan pura-pura lugu, aku tahu meskipun kamu perempuan kampung tapi kalau soal harta kamu tidak bodoh. Itu sebabnya kamu mau menikahi lelaki lumpuh yang sudah mau mati, sehingga bisa menguasai seluruh harta Rodriguez.” Emma berkata berang.“Bukan begitu, Emma. Sedikitpun aku tidak ada keinginan menguasai harta Rodriguez.” Elena berkata pelan, ia terdiam sesaat lalu menatap Emma dengan kesungguhan di matanya. “Begini saja Emma, aku akan memberikan bagianku padamu. Aku hanya akan mendampingi putraku hingga dewasa, setelah itu aku akan mengelola milik keluargaku

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 151. Apa Yang Kau Inginkan

    Malam terus merangkak hingga kegelapan menyelimuti sekeliling, hanya lampu-lampu jalan dan juga lampu-lampu dari celah jendela setiap bangunan yang menjadi pemandangan malam itu. Raul dan rombongannya mengambil jalan pintas sehingga tidak melalui jalan utama kota. Untungnya, Raul dulu aktif melakukan kegiatan outdoor, sehingga dia hapal setiap sudut wilayah kota itu.Setelah menempuh perjalanan sekitar tiga puluh menit, mereka pun tiba di daerah yang di tuju. Raul menghentikan mobilnya diikuti mobil-mobil lain di belakangnya. Raul segera turun, begitu pun Mario dan Miguel. Mereka mengamati sekeliling tempat itu.Miguel kembali melihat map di ponselnya, dan memang titiknya sangat tepat. “Di arah sana lokasinya, tuan.” Migu menunjuk arah sesuai petunjuk peta. Raul dan Mario mengamati arah yang ditunjuk Miguel.“Yah benar, di sana ada bangunan yang terpisah dengan bangunan lainnya, tempatnya terpencil, kalau tidak salah dulu dipakai sebagai istal untuk menyimpan kuda, tapi sepertinya sud

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status